PENDAHULUAN
1
M.c. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, (Jakarta: Serambi,
2008), p. 444.
2
Kansil, Sejarah Perjuangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia, (Jakarta:
Erlangga, 1986), p. 45.
1
2
3
Soejitno Hardjo Sodiro, Proklamasi 17 Agustus 1945, (Depok: Paguyuban
Keluarga Besar Soejitno Hardjosoediro, 2006), p. 102-103.
4
Nugroho Notosusanto, Peluang dan Prajurit, (Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan, 1991),p. 33-35.
3
5
Nina Lubis, Banten Dalam Pergumulan Sejarah, (Jakarta: Pustaka LP3ES
Indonesia, 2003) ,p. 167-168.
6
Nina Lubis, Banten Dalam Pergumulan…, p.164.
7
M.C.Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern… ,p. 462.
4
8
Andi Wasis, Leksikon Sejarah Nasional-Umum-Islam, (Jakarta: PT. Raksa
Samasta, 2004),p. 6.
9
Sri Indra Gayati, Sejarah Pemikiran Indonesia, (Jakarta: Gramedia,
1966),p. 202.
10
Andi Wasis, Leksikon Sejarah Nasional…, p.7.
5
11
Nina Lubis, Banten Dalam Pergumulan…, p. 178.
12
Andi Wasis, Leksikon Sejarah Nasional…, p.8
13
Adjat Soedrajat, Sejarah Perjuangan Brigade Tirtayasa Daerah Banten
1945-1950, (Serang: Legiun Veteran Republik Indonesia Prov. Banten, 1980),p. 38.
6
banyak hal pola-pola itu semakin terdesak dengan pola-pola yang baru
yang sedang membentuk diri. Pola-pola masyarakat tradisional itu
terdapat pada masyarakat kota maupun pada masyarakat pedesaan.14
Menurut keterangan dari H. Muhdi bahwa di kampung Cibetung
Desa Pereng terdapat Markas yang dikenal dengan Markas Macan
Loreng, tetapi masyarakat setempat mengatakan Tugu Phatron. Markas
tersebut merupakan salah satu tempat yang bersejarah di desa Cibetung
karena markas tersebut tempat persembunyian, tempat istirahat
kelompok pejuang dan Tentara Macan Loreng. Untuk mengenang
kejadian dimasa lalu dibuatlah tugu Macan Loreng oleh pemerintah
setempat yang berlokasi di tengah-tengah hutan gunung Gedor,
Cibetung.15
B. Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang di atas maka penulis merumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana Terjadinya Agresi Militer Belanda Di Indonesia?
2. Bagaimana Terjadinya Agresi Militer Belanda Di Banten?
3. Bagaimana Terjadinya Jalanya Peristiwa Macan Loreng Tahun
1948-1949?
C. Tujuan Penelitian
Dengan bertitik tolak pada perumusan masalah di atas, maka
tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
14
Boedihartono, Sejarah Kebudayaan Indonesia Sistem Sosial, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2009),p. 295.
15
Wawancara dengan bpk H Muhdi selaku tokoh masyarakat Gunungsari
(Serang, Gunungsari) tanggal 21 November 2016, pukul 15.30 Wib.
7
D. Kajian Terdahulu
Kajian ilmiah yang secara khusus dan detail membahas tentang
Agresi Militer Belanda II adalah buku Agresi Militer Belanda
Memperebutkan pending zamrud Sepanjang Khatulistiwa 1945/1949.
Buku ini ditulis oleh Pieere Heijboer diterbitkan Gramedia pada tahun
1998, Jakarta. Buku ini menjelaskan tentang perjalanan peristiwa agresi
militer Belanda I sampai kedua dengan secara terperinci mulai dari
Yogyakarta sampai daerah-daerah yang terpencil.
Selaian buku tersebut, buku Perjuangan Politik Bangsa
Indonesia Renville. Buku ini ditulis oleh K.M.L Tobing terbit pada
tahun 1948 dengan penerbit PT Gunung Agung, Jakarta. buku ini yaitu
buku yang menjelaskan tentang perjanjian Renville mulai dari
pembuatan naskah persetujuan Renville sampai Aksi Militer Belanda
ke dua.
Buku Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia. Buku ini adalah
hasil kajian tentang proses terjadinya Agresi Militer Belanda II. Buku
ini ditulis oleh A.H. Nasution terbitan tahun 1988, dalam proses
pencetakan buku ini penulis bekerjasama dengan percetakan Angkasa,
Bandung.
Buku Sejarah Pemikiran Indonesia. Buku ini ditulis oleh Sri
Indra Gayati diterbitkan pada awal tahun 1966 yang bekerja sama
dengan percetakan Gramedia, Jakarta. Kesimpulan dari buku ini adalah
8
E. Kerangka Pemikiran
Dalam kamus Bahasa Indonesia Peristiwa merupakan suatu
kejadian yang berlangsung di tengah-tengah masyarakat dan
mempunyai pengaruh besar terhadap masyarakat. 16 Adapun menurut
pendapat Ibnu Khaldun seluruh peristiwa dalam panggung sejarah
kemanusiaan itu adalah suatu garis yang menarik dan meningkat ke
arah kemajuan dan kesempurnaan. Pencetus teori Progresif ini
memandang bahwa peristiwa sejarah berlangsung dalam satu garis
linier, garis lurus yang merujuk ke progres dan perfeksi, dengan
16
Yenri Salim, Kamus Bahasa Indoneisa Kontenporer, (Jakarta: 1991), p.
1141.
9
17
Rustam. E. Tambumka, Pengantar Ilmu Sejarah Teori Filsafat Sejarah,
Sejarah Filsafat dan IPTEK (Jakarta: Rineka Cipta, 1999),p. 1.
18
Wiendu Nuryanti, Indonesia Dalam Arus Sejarah Kolonialisasi dan
Perlawanan (Jakarta, PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 2010),p. 259.
19
http://kbbi.web.id/peristiwa
10
F. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yakni
metode yang bertujuan untuk membuat rekontruksi sejarah yang
sistematis dan objektif dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi,
11
20
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, (Yogyakarta; Tiara Wacana,
2013), p.73-80.
21
Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah, (Jakarta: Logos
Wacana Ilmu, 1999) ,p.55.
12
G. Sistematika Pembahasan
Skripsi ini disusun menjadi lima bab, yaitu:
22
Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah…, p. 58.
23
Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah…, p. 64.
24
Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah…, p.67.
14