Anda di halaman 1dari 10

Akhir Masa Negara

Kolonial Belanda
Sejarah

By
- Kelompok 3 -
Anggota Kelompok
Mario Carmelito G.A
Ni Wayan Riyanti
Rasya Islamy Pasya
Latar Belakang
Negara Hindia Belanda menjadi salah satu wilayah jajahan paling penting bagi
Kerajaan Belanda sejak abad ke-19 sampai ke-20. Negara ini meliputi wilayah
Indonesia saat ini, serta sebagian Malaysia dan Papua Nugini. Selama lebih dari
tiga abad, Belanda menguasai dan mengeksploitasi sumber daya alam dan
manusia di Hindia Belanda, terutama rempah-rempah, kopi, teh, karet, minyak
bumi, dan timah

Namun, negara ini runtuh pada tahun 1942 setelah diserang oleh Jepang dalam
Perang Dunia II. Serangan Jepang merupakan pukulan telak bagi Belanda, yang
sebelumnya menganggap Hindia Belanda sebagai “permata mahkota”
kerajaannya. Bagaimana proses berakhirnya kolonialisme Belanda di Indonesia?
Apa dampaknya bagi bangsa Indonesia? Artikel ini akan membahas hal-hal
tersebut secara kronologis dan analitis.
Serangan Jepang &
Penyerahan Belanda
Serangan Jepang terhadap Hindia Belanda dimulai pada bulan Desember 1941, bersamaan
dengan serangan terhadap Pearl Harbor di Hawaii. Jepang ingin menguasai sumber daya
alam di Asia Tenggara untuk mendukung perangnya melawan Sekutu (Amerika Serikat,
Inggris, Prancis, dan lain-lain). Jepang juga ingin membebaskan Asia dari penjajahan Barat
dengan slogan “Asia untuk Asia”
Belanda tidak siap menghadapi serangan Jepang, yang memiliki keunggulan militer dan
strategi. Selain itu, Belanda juga terisolasi dari negara induknya, yang telah diduduki oleh
Jerman Nazi sejak Mei 1940. Meskipun mendapat bantuan dari Sekutu, Belanda tidak
mampu mempertahankan Hindia Belandanya. Salah satu pertempuran penting adalah
Pertempuran Laut Jawa pada 27 Februari 1942, yang berakhir dengan kekalahan besar
armada Sekutu oleh armada Jepang
Setelah itu, Jepang berhasil menguasai berbagai wilayah di Hindia Belanda, seperti Sumatra,
Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Bali, dan Papua. Pada 8 Maret 1942, Gubernur Jenderal Hindia
Belanda Tjarda van Starkenborgh Stachouwer menandatangani perjanjian penyerahan tanpa
syarat kepada Jenderal Jepang Hitoshi Imamura di Kalijati, Subang. Dengan demikian, kuasa
Belanda secara resmi berakhir di bumi Nusantara.
Kondisi Bangsa Indonesia Di
bawah Penjajahan Jepang
Meskipun Jepang mengklaim sebagai pembebas Asia dari penjajahan Barat, nyatanya
mereka juga melakukan penindasan dan eksploitasi terhadap bangsa Indonesia. Jepang
menerapkan sistem pemerintahan militer yang otoriter dan represif. Mereka melarang
penggunaan bahasa Belanda dan simbol-simbol nasionalisme Indonesia. Mereka juga
melakukan penyensoran media massa dan pendidikan6.
Jepang juga memaksa rakyat Indonesia untuk bekerja keras demi kepentingan
perangnya. Salah satu bentuk kerja paksa yang paling terkenal adalah romusha, yaitu
pekerjaan berat seperti membangun jalan raya, jembatan, rel kereta api, bandara, dan
benteng pertahanan. Banyak romusha yang meninggal karena kelelahan, kelaparan,
penyakit, atau kekerasan7.
Di sisi lain, Jepang juga memberikan beberapa konsesi politik kepada bangsa Indonesia.
Misalnya, mereka mengizinkan penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
dan mengadakan latihan militer bagi pemuda-pemudi Indonesia. Mereka juga
mendirikan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada
29 April 1945, yang bertugas menyusun rancangan dasar negara Indonesia.
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Dan Perang Kemerdekaan
Pada 6 Agustus 1945, Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Hiroshima, Jepang. Tiga hari kemudian,
bom atom kedua dijatuhkan di Nagasaki. Bom atom ini menewaskan ratusan ribu orang dan
menghancurkan dua kota besar Jepang. Akibatnya, Jepang menyerah kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945.
Hal ini membuka peluang bagi bangsa Indonesia untuk merebut kemerdekaannya.
Pada 16 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta, yang merupakan tokoh nasionalis Indonesia, dibawa oleh
pemuda-pemuda ke Rengasdengklok, Karawang. Di sana, mereka dipaksa untuk menyatakan kemerdekaan
Indonesia sebelum Belanda kembali menguasai Indonesia. Setelah berunding dengan para pemimpin
Jepang, Soekarno dan Hatta akhirnya menyetujui tuntutan pemuda-pemuda tersebut.
Pada 17 Agustus 1945, Soekarno membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan
Timur No. 56, Jakarta. Teks proklamasi tersebut ditulis oleh Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebardjo dengan
bantuan Sayuti Melik. Teks proklamasi tersebut berbunyi:
“Kami, bangsa Indonesia, dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara saksama dan
dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Jakarta, hari 17 bulan 8 tahun 05
Atas nama bangsa Indonesia,
Soekarno/Hatta.”
Pembentukan Negara
Kesatuan Republik Indonesia
Meskipun telah merdeka secara de facto dan de jure, bangsa Indonesia masih menghadapi
tantangan untuk mempertahankan dan memperjuangkan bentuk negaranya. Banyak pihak
yang tidak puas dengan konsep RIS, yang dianggap sebagai hasil kompromi dengan Belanda
dan tidak sesuai dengan cita-cita proklamasi. Mereka menginginkan kembali ke bentuk negara
kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yang lebih sederhana dan efektif.
Salah satu tokoh yang paling vokal menentang RIS adalah Mohammad Hatta, yang
mengundurkan diri sebagai wakil presiden pada 26 Juli 1950. Ia menyatakan bahwa RIS adalah
“negara boneka” yang dibuat oleh Belanda untuk memecah belah bangsa Indonesia. Ia juga
mengkritik sistem federalisme yang menimbulkan birokrasi, korupsi, dan inefisiensi.
Gerakan untuk kembali ke NKRI mendapat dukungan dari berbagai kalangan, seperti militer,
politisi, intelektual, dan rakyat. Beberapa negara bagian dan daerah istimewa juga menyatakan
diri bergabung dengan NKRI secara sukarela, seperti Sumatra Timur, Sumatra Selatan,
Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Yogyakarta. Pada 17 Agustus 1950, Presiden Soekarno
secara resmi membubarkan RIS dan membentuk NKRI dengan UUD 1945 sebagai dasar
hukumnya
Dengan demikian, bangsa Indonesia berhasil
menyelesaikan perjuangan kemerdekaannya
dengan membentuk negara kesatuan yang
sesuai dengan aspirasinya. Namun,
perjuangan ini tidak berhenti di situ. Bangsa
Indonesia masih harus menghadapi berbagai
masalah dan tantangan di masa depan, seperti
integrasi nasional, pembangunan ekonomi,
demokratisasi politik, dan penyelesaian konflik.
Kesimpulan
Setelah berabad-abad menjajah,Belanda
akhirnya mengalami penurunan kekuasaan
dan harus menyerahkan kendali atas wilayah
jajahannya, Termasuk Indonesia
"JIKA ANDA BINGUNG
MAU TANYA APA, KAMI
JUGA BINGUNG MAU
JAWAB APA"

-Thank You -

Anda mungkin juga menyukai