Daftar isi
1Latar belakang
2Peristiwa Rengasdengklok
o 2.1Pertemuan Soekarno/Hatta dengan Jenderal Mayor Nishimura dan Laksamana Muda Maeda
3Detik-detik pembacaan naskah proklamasi
4Isi teks proklamasi
o 4.1Naskah Proklamasi Klad
o 4.2Naskah baru setelah mengalami perubahan
o 4.3Perbedaan teks naskah Proklamasi Klad dan Otentik
o 4.4Klip suara naskah yang dibacakan oleh Ir. Soekarno di studio RRI
5Teks pidato proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia
6Penyebaran teks proklamasi
7Peringatan Hari Kemerdekaan
o 7.1Peringatan detik-detik proklamasi
o 7.2Kewajiban mengibarkan bendera
8Lihat pula
9Referensi
10Bacaan lebih lanjut
11Pranala luar
Latar belakang
Bagian dari seri artikel mengenai
Sejarah Indonesia
Garis waktu
Prasejarah[tampilkan]
Kerajaan Hindu-Buddha[tampilkan]
Kerajaan Islam[tampilkan]
Kerajaan Kristen[tampilkan]
Kolonialisme Eropa[tampilkan]
Kemunculan Indonesia[tampilkan]
Kemerdekaan[tampilkan]
Menurut topik[tampilkan]
Portal Indonesia
Rumah Djiaw Kie Siong di Rengasdengklok, Karawang dijadikan sebagai lokasi "penculikan" Sukarno-
Hatta.
Kediaman Laksamana Tadashi Maeda, lokasi perumusan naskah proklamasi. Sejak 1992, gedung ini
dijadikan sebagai museum.[25]
Setelah dari rumah Nishimura, Sukarno-Hatta menuju rumah Laksamana Maeda (kini Jalan
Imam Bonjol No. 1) diiringi oleh Shunkichiro Miyoshi guna melakukan rapat untuk menyiapkan
teks Proklamasi.[26] Setelah menyapa Sukarno-Hatta yang ditinggalkan berdebat dengan
Nishimura, Maeda mengundurkan diri menuju kamar tidurnya. Penyusunan teks Proklamasi
dilakukan oleh Soekarno, Mohammad Hatta, dan Achmad Soebardjo serta disaksikan
oleh Soekarni, B.M. Diah, Sudiro (Mbah) dan Sayuti Melik.[27] Miyoshi yang setengah mabuk
duduk di kursi belakang mendengarkan penyusunan teks tersebut tetapi kemudian ada kalimat
dari Shigetada Nishijima seolah-olah dia ikut mencampuri penyusunan teks proklamasi dan
menyarankan agar pemindahan kekuasaan itu hanya berarti kekuasaan administratif.[28] Tentang
hal ini Bung Karno menegaskan bahwa pemindahan kekuasaan itu berarti "transfer of power".[29]
[30]
Bung Hatta, Subardjo, B.M Diah, Sukarni, Sudiro dan Sayuti Malik tidak ada yang
membenarkan klaim Nishijima tetapi di beberapa kalangan klaim Nishijima masih didengungkan.
[31]
Setelah konsep selesai disepakati, Sayuti menyalin dan mengetik naskah tersebut[32]
[33]
menggunakan mesin ketik yang diambil dari kantor perwakilan Angkatan Laut Jerman, milik
Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler.[34] Pada awalnya pembacaan proklamasi akan dilakukan
di Lapangan Ikada, namun berhubung alasan keamanan dipindahkan ke kediaman
Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56[35] (sekarang Jalan Proklamasi no. 1).
Tugu Proklamasi di Jalan Proklamasi (dulu Jalan Pegangsaan Timur) tempat dibacakannya Naskah
Proklamasi Otentik pada tanggal 17 Agustus 1945
Perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 - 04.00 dini hari.[36] Teks proklamasi ditulis di
ruang makan laksamana Tadashi Maeda Jalan Imam Bonjol No 1. Para penyusun teks
proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Achmad Soebarjo. Konsep teks
proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B. M. Diah, Sayuti Melik,
Sukarni, dan Soediro.[37] Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu
adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia.[38] Teks Proklamasi
Indonesia itu diketik oleh Sayuti Melik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman
Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar
Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul 10.00 dengan pembacaan
proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah
Putih, yang telah dijahit oleh Ibu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo,
wakil wali kota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.
Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengambil
keputusan, mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai dasar negara
Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai UUD 45. Dengan demikian terbentuklah
Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk Republik (NKRI) dengan kedaulatan
di tangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang
akan dibentuk kemudian.
Setelah itu Soekarno dan Mohammad Hatta terpilih atas usul dari Otto Iskandardinata dan
persetujuan dari PPKI sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang pertama.
Presiden dan wakil presiden akan dibantu oleh sebuah Komite Nasional.[40][41][42]
Isi teks proklamasi
MENU
0:00
“
Saudara-saudara sekalian,
Saya telah minta
saudara-saudara
hadir disini untuk
menyaksikan
satu peristiwa
mahapenting
dalam sejarah
kita.
Berpuluh-puluh
tahun kita bangsa
Indonesia telah
berjoang, untuk
kemerdekaan
tanah air kita
bahkan telah
beratus-ratus
tahun!
Gelombang aksi
kita untuk
mencapai
kemerdekaan
kita itu ada
naiknya dan ada
turunnya, tetapi
jiwa kita tetap
menuju ke arah
cita-cita.
Juga di dalam
jaman Jepang,
usaha kita untuk
mencapai
kemerdekaan
nasional tidak
berhenti-
hentinya. Di
dalam jaman
Jepang ini,
tampaknya saja
kita
menyandarkan
diri kepada
mereka, tetapi
pada hakekatnya,
tetap kita
menyusun tenaga
sendiri, tetapi
kita percaya
kepada kekuatan
sendiri.
Sekarang tibalah
saatnya kita
benar-benar
mengambil sikap
nasib bangsa dan
nasib tanah air
kita di dalam
tangan kita
sendiri. Hanya
bangsa yang
berani
mengambil nasib
dalam tangan
sendiri akan
dapat berdiri
dengan kuatnya.
Maka kami, tadi
malam telah
mengadakan
musyawarat
dengan pemuka-
pemuka rakyat
Indonesia dari
seluruh
Indonesia.
Permusyawarata
n itu seia sekata
berpendapat
bahwa
sekaranglah
datang saatnya
untuk
menyatakan
kemerdekaan
kita.
Saudara-saudara!
Dengan ini kami
menyatakan
kebulatan tekad
itu.
Dengarkanlah
proklamasi kami:
PROKLAM
ASI
Kami bangsa
Indonesia
dengan ini
menyatakan
kemerdekaan
Indonesia.
Hal-hal yang
mengenai
pemindahan
kekuasaan dan
lain-lain
diselenggarakan
dengan cara
saksama dan
dalam tempo
yang sesingkat-
singkatnya.
Djakarta, 17
Agustus 1945
Atas nama
bangsa
Indonesia.
Soekarno/Hatta.
Demikianlah
saudara-saudara!
Kita sekarang
telah merdeka!
Tidak ada suatu
ikatan lagi yang
mengikat tanah
air kita dan
bangsa kita!
Mulai saat ini
kita menyusun
negara kita!
Negara merdeka,
negara Republik
Indonesia!
Merdeka, kekal,
abadi! Insya
Allah Tuhan
memberkati
kemerdekaan
kita ini.
[47]