Anda di halaman 1dari 8

Nama : Elma Juliana Putri

Kelas : XI – IPS 3
Absen : 06

Persiapan Kemerdekaan Indonesia


A. Latar belakang

Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima Jepang
oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang di seluruh
dunia.

Sehari kemudian Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI,


atau “Dokuritsu Junbi Cosakai”, berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia) atau disebut juga Dokuritu Junbi Inkai dalam bahasa Jepang,
untuk lebih menegaskan keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia.

Pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagasaki sehingga
menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun
dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaan nya

Soekarno, Hatta selaku pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan
ketua BPUPKI diterbangkan ke Dalat, 250 km di sebelah timur laut Saigon, Vietnam
untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang di
ambang kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.

Sementara itu di Indonesia, pada tanggal 14 Agustus 1945, Sutan Syahrir telah
mendengar berita lewat radio bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang
bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk
kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang.

Pada dasarnya rakyat Indonesia hampir tidak mengetahui bahwa Jepang menyerah. Hal
itu dikarenakan pada masa itu semua radio disegel.

Kejatuhan Jepang kepada sekutu ini lah menjadi latar belakang sejarah peristiwa
proklamasi kemerdekaan Indonesia 1945.
B. Pembahasan

1. Pembentukan BPUPKI

Tepatnya pada tanggal 1 maret 1945 pada saat itu di bentuk BPUPKI (Badan penyelidik
usaha usaha persiapan kemerdekaan Indonesia) atau dalam bahasa Jepang di sebut dengan
Dokuritsu Junbi Cosakai , badan ini di resmikan pada tanggal 29 April dan di ketuai oleh
Radjiman Wedyodiningrat. Tujuan di bentuknya BPUPKI adalah untuk mempelajari dan
menyelidiki hal hal penting yang berkaitan dengan pembentukan negara Indonesia
merdeka.

Sebagai persiapan, BPUPKI melakukan dua kali sidang. Sidang pertama dilakukan pada
29 Mei-1 Juni 1945. Sidang ini bertujuan untuk menentukan rumusan dasar negara. Pada
kesempatan itu, Soepomo, Mohammad Yamin, dan Soekarno, masing-masing
mengajukan konsep yang telah mereka buat. Pada 1 Juni 1945, terpilihlah rumusan dasar
negara yang diajukan oleh Soekarno, yang kelak kita kenal sebagai Pancasila. Itulah
mengapa tiap 1 Juni, kita peringati sebagai Hari Lahirnya Pancasila.

Sebagai tindak lanjut, pada 22 Juni 1945, dibentuklah panitia kecil beranggotakan
sembilan orang yang disebut dengan Panitia Sembilan. Panitia sembilan bertugas untuk
mematangkan rumusan dasar negara. Panitia ini kemudian menghasilkan Piagam
Jakarta (Jakarta Charter). Pada piagam ini, termuat rumusan dasar negara yang setelah
beberapa perubahan menjadi Pancasila, seperti yang kita kenal hari ini. Adapun sidang
kedua dilakukan pada 10-14 Juli 1945 dan menghasilkan rumusan Undang-Undang Dasar
lengkap dengan pembukaannya (preambule).

Pada 7 Agustus 1945, BPUPKI dibubarkan oleh pemerintah Jepang karena dianggap telah
menyelesaikan tugasnya. Kemudian, pada 12 Agustus 1945, dibentuklah PPKI (Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritsu Junbi Inkai dalam bahasa Jepang.
Panitia ini diketuai oleh Soekarno dan beranggotakan 21 orang. Tugas PPKI adalah
untuk melanjutkan tugas-tugas organisasi sebelumnya, yaitu BPUPKI dalam
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
2. Berita Kekalahan Jepang

Di penghujung Perang Dunia II, terjadi suatu peristiwa yang sangat memukul Jepang.
Salah satunya adalah peristiwa pengeboman kota Hiroshima dan Nagasaki pada 6 dan
9 Agustus 1945. Peristiwa tersebut mendorong Jepang untuk menyerah tanpa syarat
kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945. Berita tentang kekalahan Jepang menyebar
dengan cepat lewat radio dan didengar oleh tokoh-tokoh muda Indonesia. Bersama
dengan Moh. Hatta, golongan muda ini mengadakan rapat di Pegangsaan Timur.

Rapat dipimpin oleh Chaerul Saleh untuk membicarakan pelaksanaan proklamasi


kemerdekaan. Salah satu hasilnya, mereka mendesak Soekarno dan Moh. Hatta untuk
mendeklarasikan kemerdekaan saat itu juga, atau paling lambat pada 16 Agustus 1945.
Hasil rapat ini disampaikan oleh Wikana dan Darwis kepada Soekarno, namun terjadi
perbedaan pendapat. 

Soekarno menolak permintaan tersebut karena masih menunggu keputusan dari pihak
Jepang. Selain itu, Soekarno juga tidak bisa memutuskannya sendiri. Ia harus berunding
dengan tokoh golongan tua lainnya. Golongan tua merupakan orang-orang yang
kooperatif kepada Jepang. Mereka tidak ingin terlalu buru-buru dalam
memproklamasikan kemerdekaan karena Jepang sebenarnya telah berjanji untuk
memerdekakan Indonesia pada 27 Agustus 1945. Golongan tua tidak ingin ada
pertumpahan darah kembali.

Sementara itu, golongan muda menganggap Indonesia sudah cukup kuat untuk
menyatakan kemerdekaannya. Setelah beberapa rapat dilakukan, dan golongan tua tetap
memutuskan untuk menunda proklamasi, akhirnya golongan muda mengamankan
Soekarno ke Rengasdengklok agar tidak mendapat pengaruh dari Jepang.
3. Peristiwa Rengasdengklok

Karena Soekarno dan Moh. Hatta meminta para pemuda untuk sabar dalam
mengumumkan proklamasi, Soekarno dan Moh. Hatta pun diamankan ke
Rengasdengklok, Jawa Barat oleh para pemuda. Mereka dijemput pada 16 Agustus
1945 pukul 4.30 WIB oleh rombongan golongan muda. Sementara itu, di Jakarta akan
dilaksanakan rapat anggota PPKI di gedung Chuo Sangi In.

Ahmad Soebardjo yang saat itu mencari keberadaan Soekarno dan Moh. Hatta pun
diberangkatkan ke Rengasdengklok untuk bertemu dan berunding dengan mereka.
Akhirnya Soebardjo berjanji dengan jaminan nyawa kepada golongan muda bahwa
proklamasi kemerdekaan akan diumumkan pada keesokan harinya selambat-lambatnya
pukul 12.00 WIB. Dengan jaminan itu, akhirnya Soekarno dan Moh. Hatta dibawa
kembali ke Jakarta.

4. Perumusan Naskah Proklamasi

Dari Rengasdengklok, rombongan tiba kembali di Jakarta pukul 23.30 WIB. Mereka
memutuskan untuk istirahat sebentar di rumah masing-masing. Sebelum merumuskan
naskah proklamasi, Soekarno dan Moh. Hatta menemui Mayor Jenderal
Nishimura untuk menanyakan sikapnya mengenai proklamasi kemerdekaan.
Sayangnya, tidak ada kesepakatan dalam pertemuan tersebut karena Jepang sudah
menyerah kepada Sekutu, sehingga mereka tidak dibolehkan untuk mengubah keadaan
politik di Indonesia sampai kedatangan Sekutu. Akhirnya, Soekarno dan Moh. Hatta
memutuskan untuk melanjutkan pembuatan naskah proklamasi.

Setelah itu, Soekarno dan Moh. Hatta pergi ke rumah Laksamana Tadashi


Maeda bersama Ahmad Soebardjo. Walaupun orang Jepang, laksamana ini memiliki
kedekatan dengan tokoh-tokoh Indonesia dan beliau memberi jaminan keselamatan.

Kata “Proklamasi” adalah sumbangan pemikiran Soekarno, kalimat pertama adalah


sumbangan pemikiran Ahmad Soebardjo, dan kalimat terakhir merupakan sumbangan
pemikiran Hatta. Teks itu kemudian diberi saran dan sedikit perubahan oleh Sukarni,
lalu diketik oleh Sayuti Melik. Terakhir, Sukarni memberi usulan bahwa naskah ini
sebaiknya ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia. Pada
pukul 04.30 WIB konsep naskah proklamasi selesai disusun. 

Naskah proklamasi ditulis di atas secarik kertas bergaris biru. Singkat dan padat.
Begitulah naskah proklamasi Tapi, dengan rangkaian kata kata di selembar kertas itu
penjajahan Belanda yang berlangsung 350 tahun berakhir plus penjajahan Jepang
selama tiga setengah tahun, hapus secara parmanen. Teks proklamasi itu, konon, ditulis
Soekarno. Kertas bergaris biru yang ditulisi naskah proklamasi itu, disobek dari sebuah
notes. Selesai ditulis tangan oleh Soekarno, lembaran itu diketik oleh sayuti Melik.

Isi Naskah Teks proklamasi


Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan Kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara
seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno/Hatta

Sayuti melik mengubah beberapa kata ketika mengetik naskah proklamasi. Kata kata
yang di ubah adalah “tempoh” menjadi “tempo” kalimat “wakil -wakil bangsa
Indonesia menjadi “Atas nama bangsa Indonesia “ serta menambah nama “Soekarno-
Hatta” serta “ Djakarta 17-08-05 “ menjadi “Djakarta hari 17 boelan 8 tahoen 05” .
Tahun 05 adalah singkatan dari 2605 merupakan tahun showa Jepang , sama dengan
tahun 1945.
5. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Detik-detik menuju proklamasi kemerdekaan Indonesia semakin dekat. Setelah


disepakati, proklamasi akan dibacakan pada pukul 10.00 WIB di rumah Soekarno.
Sementara itu, Moh. Hatta berpesan kepada para pemuda yang bekerja di kantor
pers, B.M. Diah untuk memperbanyak naskah teks proklamasi dan menyiarkan ke
seluruh dunia.

Pagi harinya, rumah Soekarno sudah dipadati oleh banyak orang. Shodanco Latief
Hendraningrat menugaskan anak buahnya untuk berjaga-jaga di sekitar rumah
Soekarno. Ia menunggu kedatangan Moh. Hatta untuk membacakan naskah tersebut.
Setelah Bung Hatta datang, upacara dimulai.

Pada awalnya, S.K. Trimurti diminta untuk mengibarkan bendera, namun ia menolak.
Menurutnya, pengibaran bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Akhirnya,
ditunjuklah Shodanco Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh S.
Suhud. Sementara itu, bendera merah putih dijahit oleh Fatmawati, istri Soekarno.
Upacara berlangsung syahdu dan para hadirin spontan menyanyikan Indonesia Raya
ketika bendera dikibarkan.
6. Penyebarluasan Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
penyebaran berita proklamasi kemerdekaan di wilayah Jakarta dapat dilakukan
secara cepat dan meluas. Pada 17 Agustus 1945, teks proklamasi telah sampai di tangan
Waidan B. Palenewen yang merupakan Kepala Bagian Radio Kantor Domei.
Ia mendapatkan teks proklamasi dari wartawan bernama Syahruddin yang
selanjutnya disiarkan tiga kali berturut-turut oleh F. Wuz. Baru dua kali berita
proklamasi disiarkan, tentara Jepang memasuki ruang radio dan memerintahkan agar
siaran tersebut dihentikan.
Namun, Waidan tetap mengimbau kepada F. Wuz agar tetap menyiarkannya
hingga pukul 16.00. Pada tanggal 20 Agustus 1945, pemancar tersebut mengalami
penyegelan oleh tentara Jepang.
Selanjutnya,Jusuf Ronodipuro bersama para pemuda lain membuat pemancar
baru yang didirikan di Menteng. Dari pemancar radio tersebut, berita
proklamasi kemerdekaan kembali disiarkan.
Selain melalui radio, penyebaran informasi kemerdekaan juga melalui media pers
dan surat selebaran. Hampir seluruh surat kabar di Jawa menerbitkan berita proklamasi
kemerdekaan dan UUD 1945. Beberapa tokoh yang turut andil dalam penyebaran berita
proklamasi melalui pers yaitu Sayuti Melik, B.M. Diah, dan Sumanang.
Proses penyebaran berita proklamasi kemerdekaan Indonesia juga dilakukan
mellaui plakat, poster, coretan di dinding, gerbong kereta api dan lain-lain. Dari
perjuangan tersebut, akhirnya berita tentang kemerdekaan Indonesia telah tersebar
hingga ke luar negeri.

C. Penutup
Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa pengamanan Soekarno-Hatta dari pengaruh
Jepang dengan cara menyembunyikan kedua tokoh tersebut ke daerah Rengasdengklok,
Jawa Barat. Perumusan teks proklamasi ditulis oleh Soekarno dibantu oleh Ahmad
Soebardjo dan Hatta. Pada dasarnya konsep proklamasi kemerdekaan mengandung dua
pokok pikiran.

Berita proklamasi disebarkan melalui media komunikasi, seperti pamflet, radio dan surat
kabar. Pamflet dipasang oleh para pemuda di tempat yang mudah dilihat publik. Bangsa
Indonesia benar-benar telah siap untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah
diproklamasikannya itu, demikian juga siap untuk mempertahankan negara yang baru
didirikan tersebut. Hal itu ditunjukkan oleh kalimat pertama pada naskah proklamasi
Daftar Pustaka

Latar belakang : sumber https://m.kumparan.com/berita-update/sejarah-dan-latar-belakang-


peristiwa-proklamasi-kemerdekaan-republik-indonesia-1wR8EaKL1ek/2

Pembahasan : Irene Swastiwi Viandari kharti. Agu 16, 2021..


https://www.ruangguru.com/blog/detik-detik-menuju-proklamasi-kemerdekaan-ri

Anda mungkin juga menyukai