1944. Perdana menteri Koiso menyatakan akan memberi kemerdekaan kepada Indonesia
selambatnya 24 Agustus.
Sebagai realisasi janji tersebut, pada tanggal 28 Maret 1945 dibentuk sebuah badan yang
dikenal dengan nama Dokuritsu Junbi Cosakai (BPUPKI). Yang diketuai oleh Radjiman
Widyodiningrat.
Tugas BPUPKI : Mempelajari dan menyelidiki hal hal yang berhubungan dengan
kemerdekaan.
Untuk menjalankan tugasnya, BPUPKI mengadakan sidang (29 Mei - 1 Juni 1945) yang
membentuk rumusan dasar negara.
Tertulis
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kebangsaan Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusiaan yang Adil dan beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Rumusan diatas tidak disetujui dalam sidang hingga diadakan reses (masa istirahat).
Selama reses dibentuk panitia kecil yaitu panitia 9 dan menghasilkan Piagam Jakarta (Jakarta
Charter).
Pada poin pertama diubah karena khawatir akan terjadi perpecahan, tidak semua masyarakat
Indonesia memeluk agama islam.
Karena tugasnya dianggap tugasnya selesai, Pada tanggal 7 Agustus BPUPKI dibubarkan
dan dibentuk Dokuritsu Jyunbi Inkai (PPKI) diketuai oleh Ir. Soekarno.
Tanggal 9 Agustus 1945, ketiga tokoh Indonesia (Ir. Soekarno, Moh. Hatta, Radjiman
Widyadiningrat) dipanggil oleh Jenderal Terauchi ke Dalat (Vietnam Selatan).
Inti dari pertemuan di Dalat Jepang akan memberikan kemerdekaan selambat lambatnya 24
Agustus dengan wilayah kekuasaan meliputi seluruh bekas jajahan Hindia Belanda.
Tanggal 14 Agustus 1945 tiba di Jakarta. Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu yang
ditandai dengan adanya pengeboman Hiroshima dan Nagasaki. Dengan adanya perisitiwa ini,
kekuasaan Jepang di Indonesia berakhir.
Indonesia dalam kondisi kekuasaan kosong (vacum of power), golongan muda mendesak
golongan tua untuk kemerdekaan Indonesia dan terjadilah peristiwa rengasdengklok.
* Tanggal 6 Agustus terjadi pengeboman nagasaki dan hiroshima dan berita ini dirahasiakan
oleh jepang. Saat itu ada orang indonesia yang cerdas mendengarkan berita luar negeri
sehingga mendesak golongan tua.
Peristiwa Rengasdengklok
Pengertian :
Peristiwa Rengasdengklok merupakan aksi yang dilakukan oleh golongan muda pimpinan
Chairul Saleh dengan menculik Soekarno dan Hatta sebelum proklamasi kemerdekaan
dibacakan. Penculikan tersebut dimaksudkan untuk menjauhkan Soekarno dan Hatta dari
pengaruh Jepang. Terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 03.00.
Mengapa rengasdengklok ?
Jauh dari jalur jakarta sehingga tidak terpantau dari Jepang dan pusat PETA.
Latar belakang :
Peristiwa Rengasdengklok terjadi akibat adanya perbedaan antara golongan tua dan
golongan muda dalam pendapat waktu pelaksanaan proklamasi.
Pada dasarnya, perbedaan antara golongan tua dengan golongan muda menjelang
proklamasi kemerdekaan Indonesia terkait waktu yang tepat untuk melaksanakan proklamasi.
Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945. Awalnya, hal
ini coba dirahasiakan dari Indonesia, tetapi gagal dilakukan.
Adapun orang yang pertama kali mendengar atau mengetahui berita kekalahan Jepang dalam
Perang Dunia II ialah Sutan Syahrir.
Tindakan pertama yang dilakukan para pemuda Indonesia setelah mendengar berita
kekalahan Jepang adalah menemui Bung Karno dan Bung Hatta untuk segera
menyelenggarakan proklamasi kemerdekaan.
Golongan muda, yang dipimpin oleh Chairul Saleh, menginginkan Soekarno dan Mohammad
Hatta segera mengumumkan kemerdekaan Indonesia melalui proklamasi.
Akan tetapi, keinginan dari golongan muda mendapat tentangan dari golongan tua, yang
dipimpin oleh Soekarno. Golongan tua berpendapat bahwa proklamasi akan diputuskan
melalui sidang Panitia Persiapan Kemerdekan Indonesia (PPKI). Peran PPKI dalam
Kemerdekaan Indonesia Sebelum Peristiwa Rengasdengklok terjadi, pada 15 Agustus 1945,
golongan muda yang dipimpin Chairul Saleh mengadakan rapat di Pegangsaan Timur,
Jakarta, terkait kapan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dikumandangkan. Dalam rapat,
disepakati bahwa kemerdekaan Indonesia adalah keputusan rakyat Indonesia, bukan Jepang.
Kemudian, malam harinya, anggota dari golongan muda, Wikana dan Darwis, diutus menemui
Soekarno dan Hatta untuk mendesak agar proklamasikan kemerdekaan Indonesia dilakukan
pada 16 Agustus 1945.
Golongan Muda
Tokoh-tokoh yang terlibat dalam Peristiwa Rengasdengklok terdiri dari dua golongan yang
berbeda, yaitu golongan tua dan golongan muda. Para tokoh golongan muda, seperti Chaerul
Saleh, Wikana, dan Sukarni, mempelopori Peristiwa Rengasdengklok. Berikut ini para tokoh
Peristiwa Rengasdengklok yang berasal dari Golongan Muda beserta perannya. Chaerul
Saleh Sehari sebelum Peristiwa Rengasdengklok, Chaerul Saleh memimpin rapat di
Pegangsaan Timur, Jakarta, terkait kapan pengumuman proklamasi kemerdekaan Indonesia
dilakukan. Chaerul Saleh kemudian mendesak Soekarno untuk segera memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia. Wikana dan Darwis Wikana dan Darwis dikirim oleh para anggota
golongan muda lainnya untuk bertemu dengan Soekarno dan Hatta. Wikana menuntut
Soekarno-Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 16 Agustus
1945.
Suroto dan Subadio bersama dengan para anggota golongan muda lainnya ikut menyusun
perencanaan penculikan Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok.
Sukarni dan Kusnandar adalah tokoh yang membawa Soekarno ke Rengasdengklok bersama
Bung Hatta.
Djohar Nur
Sebelum Peristiwa Rengasdengklok, Djohar Nur mengadakan rapat di Gedung Bakteriologi
pada 15 Agustus 1945 pukul 20.00, terkait pengumuman proklamasi kemerdekaan Indonesia
Setelah itu, ia mengadakan rapat di Jalan Cikini 71 pada 16 Agustus 1945 pukul 01.30 WIB
dan ikut menyusun rencana penculikan Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok. Selain itu,
Djohar Nur juga menghubungi kantor berita Domei dan Radio Hosokioku.
Golongan Tua
Achmad Soebardjo Tokoh yang memediasi antara golongan tua dan golongan muda dalam
Peristiwa Rengasdengklok adalah Achmad Soebardjo. Hasil kesepakatan pada Peristiwa
Rengasdengklok adalah proklamasi kemerdekaan Indonesia harus dilakukan di Jakarta pada
17 Agustus 1945.
Oleh karena itu, Achmad Soebardjo berusaha meyakinkan para golongan muda untuk
mengizinkan Soekarno-Hatta kembali ke Jakarta. Achmad Soebardjo kemudian membawa
Soekarno-Hatta kembali ke Jakarta dan ikut menyusun naskah proklamasi.
Ahmad subarjo meminta izin untuk menjemput Soekarno Hatta berani menjamin nyawanya
sendiri sehingga golongan tua percaya.
Hatta lgsg ke Laksamana Maeda, Soekarno mampir ke rumah Nishimura untuk mencari tahu
sikap jepang jika tahu besok akan memproklamasikan kemerdekaan.
Karena Jepang ditugaskan untuk menjaga status KUO (Indonesia tidak boleh ada perubahan
sedikit pun). Jepang tidak mengizinkan untuk melaksanakan proklamasi.
Golongan Tua memanggil 4 orang dari golongan tua sebagai saksi, yaitu Sayuti Melik,
Sukarni, B.M. Dia, Yusuf Kunto
Alasan minta diketikin lagi oleh sayuti melik supaya menghindari terjadinya salah tafsir.
ASLI
● Wakil wakil bangsa Indonesia
● Tidak ada TTD
● Waktu : Djakarta, 17-08-1945
● Hal2
● Tempoh
SETELAH DIKETIK
● Atas nama bangsa Indonesia
● Ada TTD
● Waktu : Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 45
● Hal-hal
● Tempo
Disepakati bendera merah putih. Putih diambil dari sprei sukarno, merah diambil dari tutup
tukang soto.
Proklamasi dilaksanakan 17 Agustus 1945 depan rumah sukarno jam 10 jl. Pegangsaan Timur
no. 50.
Rencananya di lapangan ikada (monas) karena takut memicu keributan dengan pasukan
Jepang.