04 WIB
Sejarah Singkat Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 1945.Ada berbagai peristiwa penting yang terjadi
sebelum Prokl /Kemdikbud
Moh. Fahrus Shadikin - Tepat pada tanggal 17 Agustus 2022 adalah Hari Kemerdekaan Bangsa
Indonesia yang ke-77. Hal ini tak lepas dari Perjuangan Bangsa Indonesia untuk
Memproklamirkan Kemerdekaan Bangsa.
Latar belakang pembacaan teks proklamasi, dimulai atas penyerahan Jepang terhadap Sekutu.
Dimana sebelumnya Jepang pada tahun 1944 telah mengumumkan bahwa Hindia Timur yakni
Indonesia, diperbolehkan merdeka di kemudian hari.
Tujuan dari pembentukan dua badan tersebut adalah untuk menarik simpati dari rakyat
Indonesia, agar melawan sekutu untuk mau membantu Jepang.
Namun saat perang Pasifik terjadi, Hirosima dibom pada tanggal 6 Agustus 1945 dan disusul
pengeboman Nagasaki tanggal 9 Agustus 1945. Peristiwa tersebut membuat sekitar 14.000
penduduk Jepang menjadi korban dan akhirnya mereka mengaku kalah dari sekutu.
Buntut dari peristiwa ini yaitu Jepang berjanji memberikan kemerdekaan pada tanggal 24
Agustus 1945 untuk Indonesia.
Sejarah kemerdekaan Indonesia juga mengalami pro kontra menjelang pembacaan proklamasi
tersebut. Pro kontra ini terjadi antara golongan muda dan golongan tua.
Dimana golongan tua merupakan para anggota PPKI seperti Soekarno dan Hatta. Sementara
golongan muda diwakili para anggota PETA dan para mahasiswa.
Pro kontra ini terjadi karena golongan muda menganggap bahwa golongan tua terlalu
konservatif, sebab mereka menghendaki pembacaan proklamasi harus melalui PPKI dan sesuai
dengan prosedur yang telah dijanjikan oleh Jepang yakni pada tanggal 24 Agustus 1945.
Di sisi lain golongan muda menolak jika proklamasi harus dilaksanakan melalui PPKI. Pasalnya
golongan muda menganggap bahwa PPKI merupakan bentukan Jepang, dan mereka
menginginkan kemerdekaan dengan kekuatan sendiri.
Sutan Syahrir yang termasuk dalam golongan muda merupakan tokoh pertama yang mendesak
Soekarno-Hatta untuk segera melakukan proklamasi.
Selanjutnya rapat resmi dilangsungkan di Pegangsaan Timur Jakarta pada 15 Agustus 1945.
Yang dihadiri oleh Djohar Nur, Subianto, Armansyah, Chairul Saleh, Kusnandar, Wikana, Margono,
dan Subadio.
Hasil rapat yang dipimpin oleh Chairul Saleh tersebut memutuskan bahwa kemerdekaan
Indonesia tidak harus menggantungkan pada pihak lain, dan merupakan hak rakyat.
Meski keputusan rapat yang menjadi bagian sejarah kemerdekaan Indonesia itu telah
disampaikan kepada Soekarno-Hatta, mereka tetap bersikeras dengan pendiriannya yaitu
proklamasi harus dilangsungkan melalui PPKI.
Pilihan membawa Soekarno-Hatta ke luar Jakarta adalah untuk menjauhkan mereka dari
pengaruh Jepang. Pengamanan Soekarno Hatta ke Rengasdengklok dibantu dengan
perlengkapan tentara PETA.
Rengasdengklok sendiri dipilih karena letaknya strategis dan terpencil, sehingga tentara PETA
bisa mengawasi setiap langkah tentara Jepang.
Setelah dirumuskan dan disahkan, pembacaan proklamasi dilakukan pada tanggal 17 Agustus
1945. Mulanya rakyat dan para tentara Jepang mengira bahwa pembacaan teks tersebut akan
dilakukan di lapangan Ikada.
Bahkan atas dasar prasangka ini, tentara Jepang sudah memblokade lapangan Ikada terlebih
dahulu. Pemimpin barisan pelopor Sudiro yang hadir di lapangan Ikada pada saat itu, kemudian
menyampaikan situasi yang terjadi di sana kepada Muwardi yakni kepala keamanan Soekarno.
Para pemimpin bangsa dan tokoh pemuda sepakat untuk memproklamasikan kemerdekaan
bangsa Indonesia.
Proklamasi kemerdekaan dilakukan di sebuah rumah yang berlokasi di Jalan Pegangsaan Timur
No. 56, Jakarta Timur pada pukul 10.00 WIB.
Saat itu ia mengetahui bahwa pembacaan proklamasi ternyata akan diikrarkan di kediaman
Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta.
Pada saat itu, halaman rumah Soekarno telah dipadati oleh massa menjelang detik detik
proklamasi. Semua sibuk mempersiapkan pembacaan teks, bahkan Fatmawati (istri Soekarno)
tengah menjahit bendera dengan tangan yang ukurannya tidak standar Setelah proklamasi
dirumuskan, teks proklamasi diketik di Ruang Pengetikan Teks Proklamasi oleh
Sayuti Melik.
Di ruang ini, naskah proklamasi ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta atas nama
bangsa Indonesia.
Setelah persiapan lengkap, teks proklamasi dibacakan oleh Soekarno yang menjadi
sejarah kemerdekaan Indonesia.
Indonesia merdeka tidak begitu saja, akan tetapi melalui proses yang membutuhkan
keberanian dari para pahlawan untuk mewujudkannya dalam proklamasi
kemerdekaan.
Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima
Jepang oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara
Jepang di seluruh dunia.
Pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagasaki
sehingga menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya.
Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan
kemerdekaannya.
Pada tanggal 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio
bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-
siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang
diberikan sebagai hadiah Jepang.
Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam,
mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan
segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dan proklamasi kemerdekaan
dapat dilaksanakan dalam beberapa hari, tergantung cara kerja PPKI. Meskipun
demikian Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus.
Dua hari kemudian, saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari
Dalat, Sutan Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan
kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat
Jepang, Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan
proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang
besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap.
Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan
Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji
akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Sekutu. Setelah mendengar
desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, golongan muda mendesak golongan tua
untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua
tidak ingin terburu-buru. Mereka tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah
pada saat proklamasi. Konsultasi pun dilakukan dalam bentuk rapat PPKI. Golongan
muda tidak menyetujui rapat itu, mengingat PPKI adalah sebuah badan yang
dibentuk oleh Jepang. Mereka menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa kita
sendiri, bukan pemberian Jepang.
Pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945, Para pemuda pejuang termasuk Chaerul
saleh, Sukarni, Wikana, Shodanco Singgih dan pemuda lainnya membawa soekarno,
beserta fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9 bulan dan hatta ke
rengasdengklok yang kemudian dikenal dengan peristiwa rengasdengklok.
Tujuannya adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh
jepang. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah
dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya.
Di Jakarta, golongan muda, Wikana, dan golongan tua, yaitu Mr. Ahmad Soebardjo
melakukan perundingan. Mr. Ahmad Soebardjo menyetujui untuk
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. maka diutuslah Yusuf Kunto
untuk mengantar Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok. Mereka menjemput Ir.
Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali ke Jakarta. Dan Mr. Ahmad Soebardjo
berhasil meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu – buru memproklamasikan
kemerdekaan.
Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta, Lalu bertemu dengan Mayor
Jenderal Otoshi Nishimura, Kepala Departemen Urusan Umum pemerintahan militer
Jepang. Nishimura mengemukakan bahwa sejak siang hari tanggal 16 Agustus 1945
telah diterima perintah dari Tokio bahwa Jepang harus menjaga status quo, tidak
dapat memberi ijin untuk mempersiapkan proklamasi Kemerdekaan Indonesia
sebagaimana telah dijanjikan oleh Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam. Soekarno
dan Hatta menyesali keputusan itu dan menyindir Nishimura apakah itu sikap
seorang perwira yang bersemangat Bushido, ingkar janji agar dikasihani oleh Sekutu.
Setelah dari rumah Nishimura, Sukarno-Hatta menuju rumah Laksamana Maeda
diiringi oleh Myoshi guna melakukan rapat untuk menyiapkan teks Proklamasi.
Setelah konsep selesai disepakati, Sajuti menyalin dan mengetik naskah tersebut
menggunakan mesin ketik milik Mayor Dr. Hermann Kandeler (dari kantor perwakilan
AL Jerman). Dan pembacaan proklamasi dilakukan dikediaman Soekarno, Jalan
Pegangsaan Timur 56 (sekarang Jl. Proklamasi No.1).
SEKIAN TERIMAKASIH