1.Proklamasi kemerdekaan
Menjelang akhir tahun 1944, posisi jepang dalam perang Asia Pasifik semakin
terdesak. Satu demi satu daerah jajahannya jatuh ke tangan pasukan sekutu. Untuk
menghadapi sekutu, jepang mencari dukungan kepada bangsa-bangsa yang di
duduki dengan memberikan janji kemerdekaan. Pada tanggal 7 September 1944
perdana Mentri Jendral Kurniaki Koiso menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia.
Janji ini dikemukakan di depan Parlemen Jepang, dengan tujuan untuk menarik
simpati Indonesia. Sebagai pembuktianya, ia mengizinkan pengibaran bendera
merah putih di kantor-kantor, terapi harus berdampingan dengan bendera Jepang.
Berkaitan dengan janji yang telah dikemukakan oleh pihak Jepang pada, pada
1 Maret 1945, diumumkan pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan BPUPKI. BPUPKI terdiri atas 63 orang yang diketuai Dr. K.R.T
Radjiman Wedyodiningrat. Dalam aktivitasnya, BPUPKI mengadakan sidang
sebanyak 2 kali sidang pertama diadakan pada 29 Mei-1Juni 1945 dan sidang
kedua kedua dilaksanakan pada 10-17 Juli 1945.
Hal pertama yang dibahas dalam sidang pertama BPUPKI adalah tentang
rumusan Dasar Negara Indonesia yaitu Pancasila.Seperti yang sudah diketahui
BPUPKI adalah organisasi yang didirikan oleh Jepang yang berdiri pada tanggal 1
Maret 1945. BPUPKI adalah Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (Dokuritsu Junbi Cosakai). Organisasi ini beranggotakan 64 orang di
bawah pimpinan dr. KRT Radjiman Wediodiningrat. BPUPKI mengadakan dua kali
pertemuan. Pada sidang pertama tanggal 29 Mei-1 Juni 1945. Pada sidang pertama
ini, BPUPKI membahas tentang rumusan dasar negara Indonesia. Dalam sesi
tersebut terdapat gagasan yang disampaikan oleh tiga tokoh nasional yaitu Bapak
1
Mohammad Yamin, Prof. dr. Soepomo, Instansi Ir Soekarno.Untuk melanjutkan
persidangan yang belum selesai, dibentuklah Panitia Sembilan yang beranggotakan
sembilan orang di bawah pimpinan Ir. Soekarno, Panitia Sembilan akan bertanding
pada masa reses, yaitu 2 Juni – 9 Juni 1945. Pada masa reses, terjadi perdebatan
antara kelompok nasionalis dan kelompok pembela syariat Islam. Akhirnya,
rumusan dasar negara Indonesia disepakati. Hasil kesepakatan itu disebut Piagam
Jakarta atau Piagam Piagam. Dalam pertemuan kedua tanggal 10 Juli - 16 Juli,
BPUPKI membahas konsep dasar hukum yang terdiri dari pembukaan dan batang
tubuh (pasal). Panitia kecil BPUPKI yang membahas rancangan Pembukaan UUD
1945 dengan suara bulat menyetujui rancangan yang dibuat oleh Panitia Sembilan.
Sidang kedua membahas rencana Undang-Undang Dasar (UUD). Sidang ini juga
membicarakan bentuk negara.Mengenai bentuk negara, mayoritas peserta sidang
setuju dengan bentuk Republik. Selanjutnya BPUPKI membentuk panitia kecil yang
beranggotakan 19 orang untuk mempercepat kerja sidang. Panitia ini bernama
panitia perancang UUD yang diketuai Ir. Soekarno. Panitia ini menyepakati piagam
Jakarta dijadikan sebagai inti pembukaan UUD. Panitia perancang UUD juga
membentuk panitia lebih kecil beranggotakan 7 orang yang diketuai oleh Soepomo
untuk merumuskan batang tubuh UUD.
Pada tanggal 14 Juli 1945 panitia perancang UUD yang diketuai Soekarno
melaporkan hasil kerja panitia yaitu:
2
menambahkan 6 orang anggota lagi. PPKI diresmikan pada tanggal 9 Agustus 1945
di Kota Ho CHi Minh, Vietnam oleh Jenderal Terauchi. Peresmian tersebut dihadiri
oleh Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta dan Dr. radjiman Wedyodiningrat.PPKI
dibentuk untuk menarik simpati golongan atau tokoh-tokoh di Indonesia supaya
bersedia untuk membantu Jepang dalam perang Pasifik pada tahun 1943. Pada
saat itu Jepang menjanjikan untuk memberi kemerdekaan kepada Indonesia
melalui Perjanjian Kyoto.
b. Peristiwa Rengadesbengklok
3
proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia akan diumumkan pada Jumat, 17
Agustus 1945, di Lapangan Ikada (kini Monas), atau di rumah Bung Karno di Jalan
Pegangsaan Timur No. 56 Namun, akhirnya diputuskan untuk membacakan
proklamasi di rumah Bung Karno. Keputusan ini diambil karena ada pengumuman
acara lain di Lapangan Ikada, dan tentara Jepang berjaga-jaga untuk mencegah
potensi kericuhan di sana, termasuk saat pembacaan naskah proklamasi. Oleh
karena itu, rumah Bung Karno menjadi lokasi yang lebih aman dan sesuai.
Sebelumnya, Bung Karno dan Bung Hatta bersama-sama menyusun teks
proklamasi di Rengasdengklok. Teks tersebut disusun di rumah seorang Tionghoa,
yaitu Djiaw Kie Siong. Pada tanggal 16 Agustus 1945, bendera merah putih, sebagai
bendera pusaka Indonesia, sudah dikibarkan oleh para pejuang Indonesia di
Rengasdengklok sebagai persiapan menjelang proklamasi kemerdekaan Republik
Indonesia. Sementara itu para pemuda di Jakarta belum mendapatkan kabar terkini
dari Rengasdengklok. Jusuf Kunto dikirim untuk berunding dengan para pemuda di
Jakarta, tetapi ia hanya berhasil bertemu dengan Wikana dan Mr. Achmad
Soebardjo. Mereka berdua berangkat ke Rengasdengklok untuk menjemput
Soekarno, Mohammad Hatta, Fatmawati, dan Guntur. Sesampainya di
Rengasdengklok, Achmad Soebardjo mengajak Bung Karno dan Bung Hatta untuk
segera kembali ke Jakarta guna membacakan proklamasi kemerdekaan Republik
Indonesia. Pembacaan proklamasi tersebut kemudian dilakukan di Jalan
Pegangsaan Timur No. 56, yaitu di rumah Bung Karno. Pada tengah malam tanggal
16 Agustus, rombongan dari Rengasdengklok tiba di Jakarta untuk melanjutkan
peristiwa penting berikutnya. Hasil Peristiwa Rengasdengklok Pada tanggal 17
Agustus 1945 pukul 10.00 WIB.
4
Soekarno membacakan teks proklamasi dengan pidato singkat dan tidak
menggunakan naskah tertulis. Acara ini dihadiri oleh beberapa tokoh penting
seperti Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani, dan Trimurti. Setelah pidato
singkat dan pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia oleh
Soekarno selesai, bendera merah putih yang dijahit oleh Fatmawati mulai dikibarkan.
Sambutan juga disampaikan oleh Soewirjo, yang saat itu menjabat sebagai wakil
walikota Jakarta, serta sambutan dari Moewardi selaku pemimpin Barisan Pelopor.
Bendera pusaka yang dikibarkan pada saat itu, kini disimpan di Museum Tugu
Monumen Nasional. Bendera merah putih tersebut tetap menjadi bendera bangsa
Indonesia hingga saat ini, untuk mewakili semangat dan kemerdekaan negara
Indonesia. Peristiwa ini menjadi tonggak sejarah yang mengukuhkan kemerdekaan
Republik Indonesia, sebuah momen bersejarah yang diabadikan dan dirayakan
setiap tahun pada tanggal 17 Agustus.
5
di Jakarta, bermarkas di Jalan Menteng 31. Lapangan Ikada (Ikatan Atletik Djakarta)
sekarang menjadi lokasi berdirinya Monumen Nasional (Monas). Dalam rapat itu,
untuk pertama kalinya, terjadi pertemuan antara rakyat dengan pemerintah
Indonesia yang diwakili oleh Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta,
dan sejumlah menteri. Meski pertemuan tersebut berjalan sangat singkat, Rapat
Raksasa di Lapangan Ikada mampu menggerakkan roda revolusi di awal
kemerdekaan Indonesia yang sangat tidak terasa di ibu kota. Penggagas Rapat
Raksasa di Lapangan Ikada Rapat Raksasa di Lapangan Ikada dipelopori oleh para
pemuda yang tergabung dalam Komite Van Aksi. Komite Van Aksi, yang juga
memotori berbagai gerakan pemuda di Jakarta, bermarkas di Jalan Menteng 31.
Para pemuda inilah yang menggalang kekuatan rakyat dan menginisiasi Rapat
Raksasa Ikada. Mereka meyakinkan para pemimpin negara, seperti Presiden
Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta, dan para menteri, yang
memperhitungkan berbagai kemungkinan tidak terduga. Kemungkinan yang
dimaksud adalah reaksi pihak Jepang yang dapat merugikan perjuangan Indonesia.
Oleh karena itu, perwakilan pemerintah mengadakan rapat kabinet pada 19
September di rumah Soekarno. Namun, karena tidak kunjung mencapai
kesepakatan, sidang kabinet dilanjutkan di Jalan Lapangan Banteng Barat, yang
dihadiri juga oleh perwakilan Komite Van Aksi. Berkat perjuangan Komite Van Aksi,
rapat raksasa disetujui untuk diselenggarakan.
6
penting sebagai berikut.
Soekarno dan Hatta ditetapkan sebagai presiden dan wakil presiden pertama
Republik Indonesia secara aklamasi dalam musyawarah untuk mufakat. Lagu
kebangsaan Indonesia Raya mengiringi penetapan presiden dan wakil presiden
terpilih.
D. Pembentukan kementerian
Mr. Ahmad Subarjo melaporkan hasil rapat panitia kecil yang di pimpin olehnya.
Hasil rapat panitia kecil mengajukan adanya 13 kementrian. Pada 2 September
1945, dibentuk susunan kabinet RI yang pertama. Kabinet ini merupakan kabinet
presidensial yang bertanggung jawab kepada presiden. Anggotanya diangkat dan
diberhentikan oleh presiden. Tugasnya membantu presiden dalam menjalankan
roda pemerintahan sesuai amanat UUD 1945. Selain itu, diangkat pula empat
pejabat negara yang mengepalai beberapa lembaga negara, antara lain:
Kusumahatmaja (mahkamah agung), Gatot tarunamiharja ( jaksa agung), A.G
Pringgodigdo (sekretaris negara), dan Sukarjo wiryopranoto (juru bicara negara).
7
e. Pembentukan Komite nasional pusat (KNIP)
8
melakukan berbagai upaya. Bangasa Indonesia dalam mempertahankan
kemerdekaannya dilakukan dengan 2 cara, yaitu cara diplomasi dan cara perjuangan
fisik (perjuangan bersenjata).
a. Perjuangan fisik
9
mengerahkan santri-santri mereka dan masyarakat sipil sebagai milisi
perlawanan (pada waktu itu masyarakat tidak begitu patuh kepada
pemerintahan tetapi mereka lebih patuh dan taat kepada para kyai/ulama)
sehingga perlawanan pihak Indonesia berlangsung alot, dari hari ke hari, hingga
dari minggu ke minggu lainnya. Perlawanan rakyat yang pada awalnya
dilakukan secara spontan dan tidak terkoordinasi, makin hari makin teratur.
Pertempuran ini mencapai waktu sekitar tiga minggu.
Bung Tomo bernama asli Soetomo. Ia lahir di Surabaya pada 3 Oktober 1920.
Bung Tomo dikenal sebagai orator yang mampu membangkitkan semangat
rakyat Surabaya untuk berjuang melawan sekutu. Bung Tomo merupakan
pemimpin BPRI pada pertempuran 10 November 1945. Bung Tomo memiliki
pikiran dan pandangan-pandangan yang kritis sehingga dianggap
membahayakan stabilitas nasional. Bung Tomo ditangkap pada 1978 dan
meninggal pada 7 Oktober 1981. Bung Tomo dimakamkan di Ngagel,
Surabaya.
10
3). Pertempuran lima hari disemarang
Kronologi
Pada 1 Maret 1942, tentara Jepang mendarat di Pulau Jawa, dan tujuh hari
kemudian, tepatnya, 8 Maret, pemerintah kolonial Belanda menyerah tanpa
syarat kepada Jepang. Sejak itu, Indonesia diduduki oleh Jepang Tiga tahun
kemudian, Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu setelah dijatuhkannya
bom atom (oleh Amerika Serikat) di Hiroshima dan Nagasaki. Peristiwa itu
terjadi pada 6 dan 9 Agustus 1945 Mengisi kekosongan tersebut, Indonesia
kemudian memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Hal
pertama yang menyulut kemarahan para pemuda Indonesia adalah ketika
pemuda Indonesia memindahkan tawanan Jepang dari Cepiring ke Bulu, dan di
tengah jalan mereka kabur dan bergabung dengan pasukan Kidō Butai dibawah
pimpinan Jendral Nakamura dan Mayor Kido. Pada saat itu pasukan Kidō Butai
berjumlah 2000 orang. Selain itu, pasukan ini terkenal karena keberaniannya,
dan untuk maksud mencari perlindungan mereka bergabung bersama pasukan
Kidō Butai di Jatingaleh. Setelah kaburnya tawanan Jepang, pada Minggu, 14
Oktober 1945, pukul 6.30 WIB, pemuda-pemuda rumah sakit mendapat
instruksi untuk mencegat dan memeriksa mobil Jepang yang lewat di depan RS
Purusara. Mereka menyita sedan milik Kempetai dan merampas senjata
mereka. Sore harinya, para pemuda ikut aktif mencari tentara Jepang dan
kemudian menjebloskannya ke Penjara Bulu. Sekitar pukul 18.00 WIB, pasukan
Jepang bersenjata lengkap melancarkan serangan mendadak sekaligus
melucuti delapan anggota polisi istimewa yang waktu itu sedang menjaga
sumber air minum bagi warga Kota Semarang Reservoir Siranda di Candilama.
Kedelapan anggota Polisi Istimewa itu disiksa dan dibawa ke markas Kidō Butai
di Jatingaleh. Sore itu tersiar kabar tentara Jepang menebarkan racun ke dalam
11
reservoir itu. Rakyat pun menjadi gelisah. Cadangan air di Candi, desa Wungkal,
waktu itu adalah satu-satunya sumber mata air di kota Semarang. Sebagai
kepala RS Purusara (sekarang RSUP Dr. Kariadi) Dokter Kariadi berniat
memastikan kabar tersebut. Selepas Magrib, ada telepon dari pimpinan Rumah
Sakit Purusara, yang memberitahukan agar dr. Kariadi, Kepala Laboratorium
Purusara segera memeriksa Reservoir Siranda karena berita Jepang
menebarkan racun itu.Dokter Kariadi kemudian dengan cepat memutuskan
harus segera pergi ke sana. Suasana sangat berbahaya karena tentara Jepang
telah melakukan serangan di beberapa tempat termasuk di jalan menuju ke
Reservoir Siranda. Isteri dr. Kariadi, drg. Soenarti mencoba mencegah suaminya
pergi mengingat keadaan yang sangat genting itu. Namun dr. Kariadi
berpendapat lain, ia harus menyelidiki kebenaran desas-desus itu karena
menyangkut nyawa ribuan warga Semarang. Akhirnya drg. Soenarti tidak bisa
berbuat apa-apa. Ternyata dalam perjalanan menuju Reservoir Siranda itu,
mobil yang ditumpangi dr. Kariadi dicegat tentara Jepang di Jalan Pandanaran.
Bersama tentara pelajar yang menyopiri mobil yang ditumpanginya, dr. Kariadi
ditembak secara keji. Ia sempat dibawa ke rumah sakit sekitar pukul 23.30 WIB.
Ketika tiba di kamar bedah, keadaan dr. Kariadi sudah sangat gawat. Nyawa
dokter muda itu tidak dapat diselamatkan. Ia gugur dalam usia 40 tahun satu
bulan.
Mengenai pertempuran lima hari di Semarang ini, ada beberapa tokoh yang
terlibat adalah sbb: dr. Kariadi, dokter yang akan mengecek cadangan air
minum di daerah Candi yang kabarnya telah diracuni oleh Jepang. Ia juga
merupakan Kepala Laboratorium Dinas Pusat Purusara. Mr. Wongsonegoro,
Gubernur Jawa Tengah yang sempat ditahan oleh Jepang. Dr. Sukaryo dan
Sudanco Mirza Sidharta, tokoh Indonesia yang ditangkap oleh Jepang bersama
Mr. Wongsonegoro. Mayor Kido (Pemimpin Kidō Butai), pimpinan Batalion Kidō
Butai yang berpusat di Jatingaleh. drg. Soenarti, Istri dr. Kariadi Kasman
Singodimejo, perwakilan .perundingan gencatan senjata dari Indonesia.
12
dapat menggunakan kota Bandung sebagai markas strategis militer dalam
Perang Kemerdekaan Indonesia. Pembumi-hangusan Bandung tersebut
dianggap merupakan strategi yang tepat dalam Perang Kemerdekaan Indonesia
karena kekuatan TRI dan milisi rakyat tidak sebanding dengan kekuatan pihak
Sekutu dan NICA yang berjumlah besar. Setelah peristiwa tersebut, TRI
bersama milisi rakyat melakukan perlawanan secara gerilya dari luar Bandung.
Peristiwa ini menginspirasi Ismail Marzuki beserta para pejuang Indonesia saat
itu untuk mengubah dua baris terakhir dari lirik lagu Halo, Halo Bandung
menjadi lebih patriotis dan membakar semangat perjuangan. Beberapa tahun
kemudian, lagu Halo, Halo Bandung menjadi kenangan akan emosi yang para
pejuang kemerdekaan Republik Indonesia alami saat itu, menunggu untuk
kembali ke kota tercinta mereka yang telah menjadi lautan api.
13
Ambarawa terbuka bagi lalu lintas Indonesia dan Inggris. Inggris tidak akan
mengakui aktivitas NICA dalam badan-badan yang berada di bawah
kekuasaannya. Sayangnya, pihak Inggris mengingkari perjanjian
tersebut.Kesempatan dan kelemahan yang ada dalam pasal tersebut
dipergunakan Inggris untuk menambah jumlah pasukannya yang berada di
Magelang. Puncak Pertempuran Pada 20 November 1945, di Ambarawa pecah
pertempuran antara TKR di bawah pimpinan Mayor Sumarto dan pasukan
Inggris.
14
menyerang gedung pemerintahan yang dikuasai Sekutu. Pertempuran ini
kemudian menjalar ke beberapa kota lainnya, seperti Pematang Siantar dan
Brastagi. Banyaknya insiden yang terjadi membuat Sekutu pada 18 Oktober
1945 mengultimatum rakyat agar menyerahkan senjata kepada Sekutu. Pada 1
Desember 1945, Tentara Sekutu memasang papan bertuliskan Fixed
Boundaries Medan Areas di pinggiran Medan untuk menunjukkan daerah
kekuasaan mereka. Sejak itulah istilah Medan Area menjadi terkenal.
Selanjutnya pada 10 Desember 1945, Sekutu melancarkan operasi militer besar
-besaran terhadap para pejuang Indonesia dengan mengikutsertakan pesawat
tempurnya. Pada April 1946, Sekutu berhasil menguasai Kota Medan, Tentara
Inggris kemudian mendesak pemerintah Indonesia di Medan untuk keluar dari
Medan. Kemudian pada 10 Agustus 1946 di Tebing Tinggi, diadakan pertemuan
para komandan pasukan yang berjuang di Medan Area. Dalam pertemuan
tersebut, terbentuklah Komando Resimen Laskar Rakyat untuk memperkuat
perlawanan di Kota Medan. Di bawah komando ini, Perjuangan di Medan Area
kembali bangkit. Komando ini terus memberikan perlawanan kepada pihak
Sekutu di wilayah Kota Medan. Pertempuran Medan Area berakhir tepatnya
pada 15 Februari 1947 pukul 24.00 setelah diperintahkan oleh Komite Teknik
Gencatan Senjata untuk penghentian kontak senjata. Kemudian, para Panitia
Teknik gencatan senjata juga melakukan perundingan untuk menetapkan garis-
garis demarkasi yang definitif untuk Medan Area. Dalam perundingan yang
kemudian berakhir pada tanggal 10 Maret 1947 itu, ditetapkanlah garis
demarkasi yang melingkari kota Medan serta daerah koridor Medan Belawan.
Dampak Pertempuran Medan Area Pertempuran yang berlangsung sengit
selama hampir dua tahun ini mengakibatkan sejumlah korban berjatuhan. Para
pejuang membalas serangan tersebut sehingga mengakibatkan bentrokan di
seluruh kota. Insiden Pertempuran Medan Area yang terjadi sejak 13 Oktober
1945 hingga April 1946 telah memakan banyak korban jiwa. Terdapat tujuh
orang pemuda gugur, tujuh orang NICA tewas, dan 96 orang NICA lainnya
mengalami luka-luka. Selain itu, beberapa daerah Kota Medan juga hancur
karena menjadi area pertempuran antara pihak Indonesia dengan Sekutu dan
NICA.
15
di Bali. Kedatangan Belanda ke Bali bertujuan untuk membantu pendirian
sebuah negara boneka yang diberi nama Negara Indonesia Timur. Belanda
kemudian membujuk Letkol I Gusti Rai untuk bergabung. Namun, bujukan
tersebut di tolak. Pada 18 November 194, I Gusti Ngurah Rai menyerang
kedudukan Belanda di daerah Tabanan. Satu detasemen polisi lengkap dengan
senjatanya berhasil dilumpuhkan. Untuk mengahadapi pasukan Ngurah Rai,
Belanda mengerahkan seluruh pasukan yang berada di Bali dan Lombok .
Dalam pertempuran ini, pasukan Ngurah Rai melakukan "Puputan" atau perang
habis-habisan. Mereka bertekad tidak akan mundur sampai titik darah
penghabisan. Pertempuran berakhir dengan gugurnya Letkol I Gusti Ngurah Rai
bersama 96 orang anggota pasukan nya. Adapun dipihak Belanda, diperkirakan
sebanyak 400 tentara Belanda tewas dalam pertempuran ini. Untuk mengenang
peristiwa ini, didirikan Tugu pahlawan taman Pujaan Bangsa di daerah bekas
medan pertempuran.
16
keadaan tetap tenteram. Pada hari Selasa siang pukul 12.00 Jenderal Meier
(Komandan teritorial merangkap komandan pasukan di Jawa Tengah), Dr.
Angent (Teritoriaal Bestuurs-Adviseur), Kolonel van Langen (komandan
pasukan di Yogyakarta) dan Residen Stock (Bestuurs-Adviseur untuk
Yogyakarta) telah mengunjungi kraton guna membicarakan keadaan dengan Sri
Sultan. Dalam serangan terhadap Yogyakarta, pihak Indonesia mencatat korban
sebagai berikut: 300 prajurit tewas (Sebagian besar para pejuang berani mati),
53 anggota polisi tewas, rakyat yang tewas tidak dapat dihitung dengan pasti.
b. Perjuangan diplomasi
Delegasi
Kesepakatan
17
• Republik Indonesia dan Belanda sepakat membentuk negara Republik Indonesia
Serikat (RIS), dimana salah satu negara bagianya adalah Republik Indonesia.
Pada Agresi militer ini, Belanda berhasil menguasai Jawa Barat, sebagian Jawa
tengah sebelah Utara, sebagian Jawa timur, Madura, dan sebagian Sumatra timur.
Untuk menghadapi Belanda, pasukan TNI melancarkan taktik gerilya. Dengan
taktik gerilya, ruang gerak pasukan Belanda berhasil dibatasi. Gerakan pasukan
Belanda hanya berada di kota-kota besar jalan-jalan raya, sedangkan diluar kota
kekuasaan berada di tangan pasukan TNI
18
Belanda) diwakili oleh Paul Van Zeeland, Amerika Serikat (pilihan Indonesia dan
Belanda) diwakili oleh Frank porter Graham. KTN kemudian mengusulkan sebuah
perundingan yang diselenggarakan di atas kapal Angkatan laut Amerika Serikat
yang bernama USS Renville yang berlabuh di teluk Jakarta. Perundingan ini
dikenal dengan nama perundingan Renville.
Delegasi
Kesepakatan
• penggentin tembak-menembak
• Belanda hanya mengakui Jawa tengah, Yogyakarta, dan Sumatra sebagai bagian
wilayah Republik Indonesia
Wilayah Indonesia menjadi sempit dan dikelilingi oleh wilayah wilayah yang
dikuasai Belanda.
19
yang sebelumnya ditarik dari daerah pendudukan Belanda diinstruksikan kembali
ke daerah masing-masing untuk melaksanakan perang secara gerilya. Selama
Agresi Militer II, Belanda selalu mempropagandakan bahwa setelah ditangkapnya
pemimpin-pemimpin RI, maka pemerintah RI sudah tidak ada. Akan tetapi,
propaganda Belanda tersebut dapat digagalkan oleh PDRI. PDRI menunjukan
kepada dunia internasional bahwa pemerintah Indonesia masih berlangsung.
Delegasi
Kesepakatan
20
• Tidak akan mendirikan negara-negara yang ada di daerah yang dikuasai oleh
Republik Indonesia sebelum 19 Desember 1948
Delegasi
BFO (Bijeenkomst Voor Federaal Overleg) BFO adalah suatu badan yang
merupakan kumpulan-kumpulan negara-negara bagian bentukan Belanda.
Kesepakatan
• Masalah irian Barat akan diadakan perundingan lagi dalam 1 tahun setelah
pengakuan kedaulatan RIS.
• Antara RIS dan kerajaan Belanda akan diadakan hubungan uni Indonesia-
Belanda yang diketuai Belanda
21
Dampak bagi Indonesia
• Negara Indonesia berubah bentuk menjadi negara serikat yang tidak sesuai
dengan cita-cita proklamasi
Setelah pengakuan kedaulatan RIS, tuntutan bergabung dengan negara RIS semakin
luas. Tuntutan semacam ini memang dibenarkan oleh konstitusi RIS pada pasal 43
22
dan 44. Penggabungan antara negara atau daerah dimungkinkan karena kehendak
rakyat. Maka, pada 8 Maret 1950 pemerintah RIS dengan persetujuan DPR dan
Senat RIS mengeluarkan Undang-undang Darurat No. 11 Tahun 1950 tentang Tata
Cara Perubahan Susunan Kenegaraan RIS. Setelah dikeluarkan UU Darurat No. 11
itu, maka negara-negara bagian atau daerah otonom seperti Jawa Timur, Jawa
Tengah dan Madura bergabung dengan RI di Yogayakarta. Karena semakin banyak
negara-negara bagian atau daerah yang bergabung dengan RI, maka sejak 22 April
1950, negara RIS hanya tinggal tiga yaitu Republik Indonesia, Negara Sumatera
Timur dan Negara Indonesia Timur. Perdana Menteri Republik Indonesia RIS, Moh
Hatta mengadakan pertemuan dengan Sukawati (NIT) dan Mansur (Negara
Sumatera Timur). Mereka sepakat membentuk Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
c. Gangguan keamanan
Pemberontakan PKI Madiun terjadi pada 18 September 1948 yang bertujuan untuk
menggulingkan pemerintahan Indonesia dan mengganti landasan negara. Tokoh
yang ada dibelakang gerakan pemberontakan PKI Madiun adalah Amir Sjarifuddin
dan Muso. Tujuan Pemberontakan PKI Madiun ini adalah selain berusaha
menggulingkan pemerintah Indonesia, pemberontakan PKI di Madiun juga memiliki
tujuan-tujuan lain. Berikut tujuan pemberontakan PKI Madiun.
23
memiliki cita-cita mendirikan Negara Islam Indonesia. Cita-citanya membentuk
Negara Islam Indonesia (NII) diwujudkan melalui proklamasi yang di kumandangkan
pada tanggal 7 Agustus 1949 di Desa Cisayong, Jawa Barat. Untuk mengatasi
pemberontakan yang di lakukan oleh Kartosuwiryo, Pasukan TNI dan rakyat
menggunakan Operasi Pagar Betis di Gunung Geber.
c). Aceh
24
di tunjuk sebagai panglima tertinggi Tll (tentara islam indonesia) pada tahun 1963,
pemerintah indonesia berhasil menumpas pemberontakan ini, Ibnu Hajar dan anaka
buahnya berhasil ditangkap.
Pada masa kemerdekaan keadaan ekonomi bangsa Indonesia masih belum stabil.
Hal ini disebabkan oleh masalah-masalah ekonomi yang terjadi saat itu. Masalah-
masalah tersebut antara lain sbg berikut
a. Permasalahan inflasi
b. Blokade laut
Blokade laut yang dilakukan oleh Belanda dimulai pada bulan November 1945.
Blokade ini menutup pintu keluar masuk perdagangan Indonesia. Akibatnya, barang-
barang dagangan milik Indonesia tidak dapat diekspor, dan Indonesia tidak dapat
memperoleh barang-barang impor yang sangat di butuhkan. Tujuan Belanda
melakukan blokade ini adalah untuk meruntuhkan perekonomian Indonesia. Dalam
rangka menghadapi blokade laut ini, pemerintah melakukan berbagai upaya,
diantaranya sebagai berikut.
25
dipastikan negara akan mengalami kebangkrutan.
Usaha mengadakan hubungan dagang ke luar negeri itu dirintis olehBanking and
Tranding Coperation BTC), suatu badan perdagangan semi pemerintah. BTC
berhasil mengadakan kontak dengan perusahaan swasta Amerika Serikat. Dalam
transaksi pertama, pihak Amerika Serikat bersedia membeli barang-barang ekspor
seperti gula, teh , dan karet.
Usaha lain untuk mengadakan hubungan dagang langsung ke luar negeri juga
dilakukan melalui sumatra. Tujuan utamanya adalah Singapura dan Malaya. Usaha
ini dilakukan dengan perahu layar dan kapal motor cepat. Pelaksanan penembusan
blokade dilakukan oleh angkatan laut Republik Indonesia dengan bantuan dari
pemerintah daerah penghasil barang-barang ekspor. Melalui upaya ini, Indonesi
berhasil menjual barang-barang ekspor dan memperoleh barang-barang impor yang
di butuhkan.
Diplomasi Beras
Sebagai bangsa yang pernah mengalami penjajahan bangsa asing, antara India dan
Indonesia terjalin rasa senasib dan sependeritaan. Perasaan ini makin diperkuat lagi
karena keduanya sama-sama anti penjajahan. Pada masa-masa sulit, pemerintah
Indonesia pernah mengirim bantuan berupa 500.000 ton padi pada India yang sedang
mengalami bahaya kelaparan. Hal ini merupakan hasil kesepakatan antara PM. Syahrir
dengan wakil pemerintah India, K.L.. Punjabi tanggal 18 Mei 1946. Sebaliknya India
kemudian mengirim bantuan obat-obatan untuk Indonesia. Penyerahan beras
dilaksanakan pada tanggal 20Agustus 1946 di Probolinggo, Jawa Timur. Sedangkan
pengangkutannya ke India dilakukan oleh kapal laut yang disediakan pemerintah India
26
sendiri. "Diplomasi Beras" ini menjadikan Indonesia makin mendapat simpat dunia.
a. Kehidupan Sosial
Sebelum kemerdekaan, telah terjadi diskriminasi rasial dengan membagi- bagi kelas
-kelas masyarakat. Saat itu, masyarakat Indonesia didominasi oleh warga Eropa
dan Jepang, sebagian besar warga pribumi hanyalah masyarakat rendahan yang
menjadi pekerja bagi para bangsawan dan penguasa. Setelah Indonesia merdeka,
segala bentuk diskriminasi rasial dihapuskan dan semua warga Indonesia
dinyatakan memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam segala bidang.
b. Pendidikan
27
di beberapa kota seperti Jakarta, Klaten, Surakarta dan Yogyakarta. Selain itu, ada
pula universitas seperti Universitas Gadjah Mada.
c. Kebudayaan
Dalam bidang kesenian, banyak muncul lagu yang bertemakan nasionalisme yang
diciptakan oleh para komponis seperti Cornel Simajuntak, Kusbini, dan Ismail
Marzuki. Lagu-lagu tersebut antara lain, Bagimu negeri, Halo-Halo Bandung,
Selendang Sutra, dan Maju Tak Gentar.
28