PENGESAHAN PANCASILA
Pancasila Dasar Negara dan Pembukaan UUD 1945 tidak dapat terpisahkan baik
dalam proses perumusan dan pengesahan.
BPUPKI dilantik oleh Gunseikan yang diketuai oleh Dr. Radjiman Widjodiningrat.
• Peri kebangsaan
• Peri kemanusiaan
• Peri ketuhanan
• Kesejahteraan rakyat.
Dan terdapat tokoh-tokoh lain yang turut andil dalam menyumbangkan ide, seperti Prof. Dr.
Mr. R. Soepomo, P.F. Dahlan, Drs.Moh. Hatta.
Ir. Soekarno berpidato dan mengajukan usul tentang Konsepsi Dasar Filsafat Negara
Indonesia yang diberi nama Pancasila dengan urutan sebagai berikut ;
• Kesejahteraan sosial
Kemudian dibentuk panitia kecil yang diketuai oleh Ir. Soekarno sebagai pengganti
BPUPKI.
• Telah berhasil menyusun konsep rancangan preambule hukum dasar (piagam jakarta)
Sidang pleno BPUPKI mendengarkan laporan hasil kerja Panitia Perancang Undang -
Undang Dasar.
Menyetujui dan menerima Rancangan Undang - Undang Dasar yang diajukan oleh
Panitia Perancang Undang - Undang Dasar. Dengan ditutupnya sidang BPUPKI yang kedua
maka tugas BPUPKI dianggap selesai kemudian dibubarkan. Untuk melanjutkan tugas
BPUPKI maka dibentuk lah PPKI.
Tanggal 9 Agustus 1945
1. PPKI dibentuk tanggal 9 Agustus 1945. PPKI adalah badan bentukan pemerintahan Jepang
tetapi bukan alat pemerintahan Jepang, sebab :
• PPKI bekerja atas dasar keyakinan, pemikiran dan caranya sendiri untuk mencapai
kemerdekaan Indonesia Merdeka.
Sidang pleno membahas naskah rancangan Undang - Undang Dasar dan pengesahan UUD
Sidang Pleno pada tanggal 18 agustus 1945 dengan acara pokok membahas Rancangan
Undang – Undang Dasar (termasuk Rancangan Pembukaan Undang - Undang Dasar) untuk
ditetapkan menjadi UUD (termasuk Pembukaan Undang-undang Dasar) suatu Negara yang
telah merdeka ada tanggal 17 Agustus 1945.
Selang satu bulan setelahnya, badan lain yang bernama Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dibentuk untuk melanjutkan tugas BPUPKI. Adapun tugas
utama PPKI ialah membahas kembali dan mengesahkan rancangan UU Dasar dari BPUPKI.
Layaknya BPUPKI, PPKI merupakan badan yang dibentuk Jepang untuk menjawab
janji kemerdekaan Indonesia. Badan ini dirancang oleh Komando Militer Tertinggi Jepang
dalam sebuah pertemuan rahasia di Saigon, Vietnam Selatan, pada 7 Agustus 1945.
Alasannya, Jepang ingin agar persiapan pembentukan pemerintahan Indonesia merdeka dapat
dipercepat.
Oleh karena itu, Jepang berusaha mendekati kaum nasionalis dari golongan tua,
khususnya Sukarno. Marsekal Terauchi, Panglima Tertinggi Pasukan Jepang di Asia
Tenggara, secara sembunyi-sembunyi menerbangkan Bung Karno ke Saigon untuk dilantik
sebagai ketua PPKI.
Menurut ingatan Bung Karno, sebelum diberi tahu bahwa salah satu kota terpenting di
Jepang telah rata akibat bom atom, baik dirinya maupun Hatta tidak mengerti apa yang
sedang direncanakan oleh Jepang. Terauchi hanya memberi tahu bahwa Tenno Heika (Kaisar
Jepang) menyerahkan proses kemerdekaan sepenuhnya kepada bangsa Indonesia. Untuk itu,
Terauchi setuju untuk tidak melibatkan orang-orang Jepang dalam PPKI.
Oleh karena itu, dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia pada 18
Agustus 1945, diputuskan untuk menghapus "dengan kewajiban menjalankan syariat Islam
bagi pemeluknya", pada sila pertama.
Rumusan Pancasila versi 18 Agustus 1945 itu menjadi seperti yang dikenal saat ini, yaitu:
3. Persatuan Indonesia
Perkembangan pancasila sebagai Dasar Negara, menurut Koento Wibisono: tahap 1945-
1968 sebagai tahap politis, tahap 1969-1994 sebagai tahap pembagunan ekonomi, tahap
1995-2020 sebagai tahap respositioning pancasila.
Penahapan perkembangan pancasila menurut para ahli hukum ketatanegaraan: 1945-1949
masa UUD 1945 pertama, 1949-1950 masa konstitusi RIS, 1950-1959 masa UUDS 1950,
1959-1965 masa orde lama, 1966-1998 masa orde baru, dan 1998- sekarang masa
reformasi(Soegito A.T,2001).
Dimensi Pancasila:
Realitas
Bermakna bahwa nilai yang terkandung di dalam ideologi Pancasila memang mengakar
dalam kehidupan nyata (real) masyarakat.
Idealitas
Bermakna bahwa di dalam Pancasila terkandung nilai-nilai dasar sebagai ideologi dan
cita-cita ideal yang hendak diwujudkan dalam semua bidang kehidupan.
Fleksibilitas
Bermakna bahwa Pancasila sebagai sebuah ideologi memiliki keluwesan sehingga
mampu berjalan serta berkembang dengan pemikiran baru namun tidak kehilangan
hakikatnya.
Normatif
Bermakna bahwa dimensi idealitas yang terkandung oleh Pancasila kemudian diajarkan
dalam bentuk norma yang merupakan bagian dari norma kenegaraan.
Kesimpulan
Proses perumusan Pancasila melewati proses yang Panjang dan rumit, karena
perumusan Pancasila benar-benar digagas dan dirancang sedemikian rupa oleh para
pemimpin bangsa sampai akhirnya menjadi ideologi bangsa sampai saat ini. Pancasila
disahkan dalam sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945.
Rumusan Pancasila versi 18 Agustus 1945 itu menjadi seperti yang dikenal saat ini,
yaitu :
3. Persatuan Indonesia
Pertanyaan