Anda di halaman 1dari 7

Kelompok 6 Kelas A (Ganjil)

1. Pratiwi Ajeng Safitri (K3519067)

2. Putranto Argya Kuncara Jati (K3519069)

3. Ricky Rahma Syahputra (K3519071)

4. Rizky Putu Ananda (K3519073)

5. Salik Manahijassu'ada' (K3519075)

6. Wildan Mu'tashim (K3519077)

7. Jevon Ariel Gama Da Costa Lobo (K3519079)

PENGESAHAN PANCASILA
Pancasila Dasar Negara dan Pembukaan UUD 1945 tidak dapat terpisahkan baik
dalam proses perumusan dan pengesahan.

A. Kronologi Perumusan Dan Pengesahan Pembukaan UUD 1945 (Pancasila) Dan


UUD 1945:
Tanggal 7 September 1944

Jepang mengumumkan bahwa Indonesia akan dimerdekakan kelak, yang diumumkan


oleh Perdana Menteri Jepang, Jendral Kuniaki Koiso, yang memperlihatkan kekalahan
Jepang dalam perang Pasifik semakin jelas. Dengan cara itu, Jepang berharap tentara
Sekutu akan disambut oleh rakyat Indonesia sebagai penyerbu negara mereka.

Tanggal 1 Maret 1945

Pimpinan pemerintah militer Jepang di Jawa - Gunseikan, Jenderal Kumakichi Humada,


mengumumkan dibentuknya suatu badan khusus yang bertugas menyelidiki usaha-usaha
persiapan kemerdekaan Indonesia, yang disingkat BPUPKI.

Tanggal 29 April 1945

Dibentuk secara resmi BPUPKI.

Tanggal 28 Mei 1945

BPUPKI dilantik oleh Gunseikan yang diketuai oleh Dr. Radjiman Widjodiningrat.

Tanggal 29 Mei s.d. 1 Juni 1945

Berlangsungnya sidang I. Mempersiapkan Rancangan Dasar Negara Indonesia Merdeka.


Prof. Mr. Moh Yamin mengajukan usul yang berjudul “Asas Dasar Negara Kebangsaan
Republik Indonesia” yang terdiri dari ;

• Peri kebangsaan

• Peri kemanusiaan

• Peri ketuhanan

• Peri kerakyatan, dan

• Kesejahteraan rakyat.

Dan terdapat tokoh-tokoh lain yang turut andil dalam menyumbangkan ide, seperti Prof. Dr.
Mr. R. Soepomo, P.F. Dahlan, Drs.Moh. Hatta.

Tanggal 1 Juni 1945

Ir. Soekarno berpidato dan mengajukan usul tentang Konsepsi Dasar Filsafat Negara
Indonesia yang diberi nama Pancasila dengan urutan sebagai berikut ;

• Nasionalisme atau kebangsaan Indonesia

• Internasionalisme atau perikemanusiaan

• Mufakat atau demokrasi

• Kesejahteraan sosial

• Ketuhanan yang berkebudayaan

Kemudian dibentuk panitia kecil yang diketuai oleh Ir. Soekarno sebagai pengganti
BPUPKI.

Tanggal 22 Juni 1945

Hasil Rapat gabungan Himpunan Kebaktian Rakyat Jawa;

• Supaya selekas-lekasnya Indonesia merdeka.

• Undang - Undang Dasar diberi semacam kata pengantar.

• BPUPKI terus bekerja sampai terbentuknya Undang - Undang Dasar.

• Membentuk panitia kecil penyelidik usul-usul/perumus Negara.

Panitia Sembilan mengadakan pertemuan untuk menyusun konsep rancangan


mukadimah hukum dasar yang kemudian dinamakan piagam Jakarta.
Tanggal 10 s.d. 16 Juli 1945

a. Pada tanggal 10 juli 1945

Ir. Soekarno selaku ketua panitia memberikan laporan:

• Telah diusulkan 32 macam usul atau 9 kelompok usul dari 40 anggota.

• Tanggal 22 Juni 1945 diputuskan membentuk panitia kecil (panitia sembilan)

• Telah berhasil menyusun konsep rancangan preambule hukum dasar (piagam jakarta)

b. Pada tanggal 11 juli 1945

Sidang panitia perancang Undang – Undang Dasar, telah memutuskan;

• Membentuk panitia perancang “Declaration Of Human Right” dibawahnya khusus


merancang isi dari Undang – Undang Dasar

• Segenap anggota setuju unitarisme

• Isi preambule bukan hanya sekedar kata-kata

• Negara dipimpin 1 orang

c. Tanggal 13 Juli 1945

Panitia Kecil dibawahnya panitia Perancang Undang - Undang Dasar berhasil


menghimpun usulan penting.

d. Tanggal 14 Juli 1945

Sidang pleno BPUPKI mendengarkan laporan hasil kerja Panitia Perancang Undang -
Undang Dasar.

e. Tanggal 15 Juli 1945

Ir. Soekarno menyampaikan konsep Rancangan Undang - Undang Dasar beserta


penjelasannya dan usul Drs. Moh. Hatta tentang Hak-hak asasi manusia.

f. Tanggal 16 Juli 1945

Menyetujui dan menerima Rancangan Undang - Undang Dasar yang diajukan oleh
Panitia Perancang Undang - Undang Dasar. Dengan ditutupnya sidang BPUPKI yang kedua
maka tugas BPUPKI dianggap selesai kemudian dibubarkan. Untuk melanjutkan tugas
BPUPKI maka dibentuk lah PPKI.
Tanggal 9 Agustus 1945

1. PPKI dibentuk tanggal 9 Agustus 1945. PPKI adalah badan bentukan pemerintahan Jepang
tetapi bukan alat pemerintahan Jepang, sebab :

• PPKI bekerja sesudah Jepang tidak berkuasa lagi.

• PPKI bekerja atas dasar keyakinan, pemikiran dan caranya sendiri untuk mencapai
kemerdekaan Indonesia Merdeka.

• PPKI merupakan suatu badan perwujudan/perwakilan rakyat Indonesia.

Tanggal 17 Agustus 1945

Proklamasi kemerdekaan Indonesia

Tanggal 18 Agustus 1945

Sidang pleno membahas naskah rancangan Undang - Undang Dasar dan pengesahan UUD

B. Pengesahan Pembukaan UUD 1945/Pancasila Dasar Negara Republik


Indonesia :

Sidang Pleno pada tanggal 18 agustus 1945 dengan acara pokok membahas Rancangan
Undang – Undang Dasar (termasuk Rancangan Pembukaan Undang - Undang Dasar) untuk
ditetapkan menjadi UUD (termasuk Pembukaan Undang-undang Dasar) suatu Negara yang
telah merdeka ada tanggal 17 Agustus 1945.

Beberapa keputusan dalam sidang pleno :

1. Mengesahkan UUD Negara Republik Indonesia dengan jalan;

• Menetapkan Piagam Jakarta dengan beberapa perubahan menjadi pembukaan UUD


Negara Republik Indonesia.

• Menetapkan Rancangan Undang - Undang Dasar dengan beberapa perubahan menjadi


UUD Negara Republik Indonesia, yang kemudian dikenal sebagai UUD’45.

2. Memilih Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.

3. Membentuk Komite Nasional Indonesia yang dikemudian dikenal sebagai Badan


Musyawarah Darurat.
Pada tanggal 17 Juli 1945, Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) menyelesaikan sidangnya dan menerima Rancangan Undang-Undang
Dasar. Pada titik inilah untuk pertama kalinya bangsa Indonesia memiliki dasar negara dan
rancangan Undang - Undang Dasar tertulis.

Selang satu bulan setelahnya, badan lain yang bernama Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dibentuk untuk melanjutkan tugas BPUPKI. Adapun tugas
utama PPKI ialah membahas kembali dan mengesahkan rancangan UU Dasar dari BPUPKI.

Layaknya BPUPKI, PPKI merupakan badan yang dibentuk Jepang untuk menjawab
janji kemerdekaan Indonesia. Badan ini dirancang oleh Komando Militer Tertinggi Jepang
dalam sebuah pertemuan rahasia di Saigon, Vietnam Selatan, pada 7 Agustus 1945.
Alasannya, Jepang ingin agar persiapan pembentukan pemerintahan Indonesia merdeka dapat
dipercepat.

Di balik usaha tersebut, Jepang menghendaki jaminan imbalan atas kemerdekaan


yang diberikan. Negeri yang mengaku saudara tua ini ingin supaya Indonesia mau
mendukung negara induk yang tengah dirundung kekalahan pasca peristiwa pengeboman
atom Kota Hiroshima pada 6 Agustus 1945.

Oleh karena itu, Jepang berusaha mendekati kaum nasionalis dari golongan tua,
khususnya Sukarno. Marsekal Terauchi, Panglima Tertinggi Pasukan Jepang di Asia
Tenggara, secara sembunyi-sembunyi menerbangkan Bung Karno ke Saigon untuk dilantik
sebagai ketua PPKI.

Turut hadir Mohammad Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat dalam lawatan


mencekam bersama puluhan pembesar militer Jepang itu. Secara berurutan, mereka kemudian
turut dilantik sebagai wakil ketua dan perwakilan anggota PPKI.

Menurut ingatan Bung Karno, sebelum diberi tahu bahwa salah satu kota terpenting di
Jepang telah rata akibat bom atom, baik dirinya maupun Hatta tidak mengerti apa yang
sedang direncanakan oleh Jepang. Terauchi hanya memberi tahu bahwa Tenno Heika (Kaisar
Jepang) menyerahkan proses kemerdekaan sepenuhnya kepada bangsa Indonesia. Untuk itu,
Terauchi setuju untuk tidak melibatkan orang-orang Jepang dalam PPKI.

Soekarno mencerna perkataan Terauchi dengan sikap hati-hati. Menurutnya rencana


memproklamasikan kemerdekaan dan mengesahkan rancangan UU Dasar yang menjadi tugas
PPKI harus dilakukan secara perlahan tanpa pertumpahan darah.

Rencana dan niatan Sukarno untuk berhati-hati dalam merencanakan kemerdekaan


mendapat tantangan keras dari para pemuda revolusioner. Golongan muda seperti Sutan
Sjahrir, Wikana, dan Chairul Saleh terang-terangan menentang sikap lunak yang ditujukan
Dwitunggal Soekarno-Hatta. Bahkan, mereka mulai menuduh Sukarno berada di pihak
Jepang.
Akhirnya pengesahan pancasila sebagai dasar negara dilakukan pada tanggal 18
Agustus 1945. Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau PPKI yang
pertama. Sejak saat itu, pancasila menjadi dasar negara.

Pertimbangan bahwa Indonesia merupakan sebuah gugusan kepulauan dari Sabang


sampai Merauke itu juga yang menyebabkan muncul usulan agar dasar negara tidak
berdasarkan agama tertentu sebagai bentuk diskusi sila pertama pada piagam Jakarta. Alasan
perubahan sila kesatu rumusan dasar negara dalam Piagam Jakarta dengan pembukaan UUD
Negara Republik Indonesia tahun 1945 adalah karena adanya keberatan dari utusan warga
Indonesia yang beragama non-Islam, dan untuk menjaga kesatuan bangsa.

Oleh karena itu, dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia pada 18
Agustus 1945, diputuskan untuk menghapus "dengan kewajiban menjalankan syariat Islam
bagi pemeluknya", pada sila pertama.

Rumusan Pancasila versi 18 Agustus 1945 itu menjadi seperti yang dikenal saat ini, yaitu:

1. Ketuhanan yang Maha Esa

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan


Perwakilan

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

C. Perkembangan Pancasila sebagai Dasar Negara

Perkembangan pancasila sebagai Dasar Negara, menurut Koento Wibisono: tahap 1945-
1968 sebagai tahap politis, tahap 1969-1994 sebagai tahap pembagunan ekonomi, tahap
1995-2020  sebagai tahap respositioning pancasila.
Penahapan perkembangan pancasila menurut para ahli hukum ketatanegaraan: 1945-1949
masa UUD 1945 pertama, 1949-1950 masa konstitusi RIS, 1950-1959 masa UUDS 1950,
1959-1965 masa orde lama, 1966-1998 masa orde baru, dan 1998- sekarang masa
reformasi(Soegito A.T,2001).
Dimensi Pancasila:
 Realitas
Bermakna bahwa nilai yang terkandung di dalam ideologi Pancasila memang mengakar
dalam kehidupan nyata (real) masyarakat.
 Idealitas
Bermakna bahwa di dalam Pancasila terkandung nilai-nilai dasar sebagai ideologi dan
cita-cita ideal yang hendak diwujudkan dalam semua bidang kehidupan.
 Fleksibilitas
Bermakna bahwa Pancasila sebagai sebuah ideologi memiliki keluwesan sehingga
mampu berjalan serta berkembang dengan pemikiran baru namun tidak kehilangan
hakikatnya.
 Normatif
Bermakna bahwa dimensi idealitas yang terkandung oleh Pancasila kemudian diajarkan
dalam bentuk norma yang merupakan bagian dari norma kenegaraan.

Kesimpulan
Proses perumusan Pancasila melewati proses yang Panjang dan rumit, karena
perumusan Pancasila benar-benar digagas dan dirancang sedemikian rupa oleh para
pemimpin bangsa sampai akhirnya menjadi ideologi bangsa sampai saat ini. Pancasila
disahkan dalam sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945.
Rumusan Pancasila versi 18 Agustus 1945 itu menjadi seperti yang dikenal saat ini,
yaitu :

1. Ketuhanan yang Maha Esa

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan


Perwakilan

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Pertanyaan

1. Philip Purwoko Adi Panuntun (K3519066)


Apa saja contoh ancaman yang berkaitan dengan sila lain selain sila 1?
2. Rizky Putu Ananda (K3519073)
- Apa yang dimaksud dimensi idealitas, fleksibilitas, realitas?
- Siapa saja yang ikut dalam rapat perumusan Pancasila ?
3. Pratiwi Ajeng Safitri (K3519067)
Mengapa tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila, sedangkan
Pancasila disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945?

Anda mungkin juga menyukai