NAMA
FIRJA ABIDIN
KELAS
XI IPS 3
PELAJARAN
SEJARAH PEMINATAN
A. PENGERTIAN PPKI
B. SEJARAH PPKI
Sejarah PPKI dimulai saat kekalahan Jepang dalam Perang pasifik yang sudah mulai
terlihat jelas. Pada 7 September 1944, perdana Menteri Jepang, Jenderal Kuniaki Koiso
mengumumkan bahwa Indonesia akan diberikan kemerdekaan jika Jepang mencapai
kemenangan dalam perang Asia Timur Raya.
Jepang mengharapkan, dengan memberikan kesempatan kemerdekaan, tentara sekutu
akan disambut oleh negara Indonesia sebagai penyerbu negara mereka. Akhirnya pada
tanggal 1 maret 1945 Jendral Kumakichi harada, pimpinan pemerintah pendudukan militer
Jepang di Jawa mengumumkan pembentukan badan khusus untuk menyelidiki usaha-usaha
dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia yang bernama BPUPKI.
Pada hari ulang tahun kaisar Jepang, Kaisar Hirohito, tanggal 29 April 1945, BPUPKI
diresmikan. DR. KRT Radjiman Wedyodiningrat ditunjuk sebagai ketua BPUPKI yang
didampingi oleh Raden Pandji Soeroso dan Ichibangase Yosio sebagai wakil ketua.
Pada saat itu Raden Pandji Soeroso juga diangkat sebagai kepala kantor tata Usaha
BPUPKI yang dibantu oleh Masuda Toyohiko dan Mr. Abdoel Gafar Pringgodigdo. BPUPKI
beranggotakan 67 orang. Tujuh anggota dari BPUPKI adalah anggota istimewa, mereka
adalah perwakilan dari pendudukan militer Jepang. Namun, ketujuh anggota tersebut tidak
memiliki hak suara, hanya jadi pengamat saja.
Selama berdirinya BPUPKI, telah diadakan dua kali sidang dan pertemuan-pertemuan
tidak resmi oleh panitia kecil. Sidang pertama dilakukan pada tanggal 29 Mei 1945 sampai 1
Juni 1945. Pada sidang pertama ini, Indonesia mendapatkan rumusan dasar negara.
Rumusan dasar negara tersebut diberikan oleh tiga tokoh utama pergerakan nasional
Indonesia yaitu Prof. Moh. Yamin,, Prof. Dr. Soepomo dan juga Ir. Soekarno. Gagasan lima
sila dasar itu diberi nama oleh Ir. soekarno dengan istilah Pancasila.
Sidang BPUPKI pertama itu dikenang sebagai detik-detik lahirnya Pancasila, maka
dari itu setiap 1 Juni diperingati sebagai hari lahir Pancasila. Pidato yang diberikan oleh Ir.
Soekarno menjadi tanda bahwa berakhirnya masa persidangan resmi yang dilaksanakan oleh
BPUPKI.
BPUPKI mengalami proses jeda atau istirahat selama sebulan lebih. Sebelum masa
resesi ini dimulai dibentuklah panitia kecil yang beranggotakan 9 orang yang disebut dengan
Panitia Sembilan. Panitia sembilan diketuai oleh Ir. Soekarno dengan tugas mengolah usul-
usul dasar negara dari para anggota BPUPKI.
Sidang kedua BPUPKI dilaksanakan pada tanggal 10 Juli 1945 sampai 17 Juli 1945.
Pada sidang kedua ini BPUPKI membahas tentang wilayah Indonesia, kewarganegaraan
Indonesia, rancangan Undang-Undang Dasar, ekonomi serta pendidikan di Indonesia.
Setelah sidang kedua BPUPKI, pada tanggal 7 Agustus 1945, BPUPKI resmi
dibubarkan. BPUPKI dibubarkan karena dianggap telah berhasil dalam menyelesaikan
tugasnya untuk menyusun rancangan Undang-Undang Dasar Negara Indonesia. Setelah
pembubaran BPUPKI, barulah dibentuk PPKI atau Panitia Persiapan Kemerdekan Indonesia.
PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno dan beranggotakan 21 orang yang terdiri dari berbagai etnis
di Indonesia.
PPKI sendiri diberikan tugas untuk meresmikan pembukaan dan batang tubuh
Undang-Undang Dasar 1945. Selain itu, PPKI juga diberikan tugas untuk melanjutkan hasil
kerja BPUPKI seperti memindahkan kekuasaan dari pihak pemerintah Jepang kepada
pemerintah Indonesia dan juga bertugas mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan
dengan ketatanegaraan Indonesia yang baru.
PPKI diresmikan pada tanggal 9 Agustus 1945 oleh Jendral terauchi di Kota Ho CHi
Minh, Vietnam dengan mendatangkan tiga tokoh dari Indonesia yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh.
Hatta dan DR. KRT Radjiman Wedyodiningrat.
Pada saat itu Terauchi juga memberikan pidato singkat mengenai pemerintah jepang
yang memutuskan untuk memberikan hadiah kemerdekaan kepada Indonesia. keesokan
harinya, ketiga tokoh Indonesia tersebut kembali ke Indonesia dan disambut oleh rakyat
Indonesia.
Setelah pertemuan tersebut, PPKi tidak bisa bertugas karena golongan muda
Indonesia mendesak supaya kemerdekaan Indonesia segera dilakukan atas nama PPKI.
Rencana rapat PPKI pada 16 Agustus 1945 bahkan tidak bisa terlaksana karena terjadi
peristiwa Rengasdengklok.
Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa penculikan yang dilakukan oleh golongan
muda seperti Adam Malik dan Chaerul Saleh. Golongan muda tersebut menculik Ir.
Soekarno, Moh. Hatta dan Achmad Soebardjo.Sementara itu di Jakarta, Chaerul dan anggota
pemuda lainnya menyusun rencana untuk merebut kekuasaan dari tangan Jepang. Namun
rencana tidak berjalan mulus karena tidak semua anggota PETA mendukung rencana
perebutan kekuasaan tersebut.
Rencana proklamasi Indonesia awalnya akan dilakukan di Rengasdengklok pada
tanggal 16 Agustus 1945, bahkan teks proklamasi dan bendera merah putih sudah dikibarkan
sejak tanggal 15 Agustus. Karena tidak adanya kabar yang jelas dari Jakarta, Jusuf Kunto
dikirim untuk berunding dengan golongan muda di Jakarta. Namun, Jusuf Kunto hanya
menemui Mr. Achmad Soebardjo di sana.
Pada akhirnya Jusuf Kunto dan Mr. Achmad Soebardjo pergi ke Rengasdengklok
untuk menjemput Soekarno, Moh. Hatta, Fatmawati dan Guntur. Achmad Soebardjo
membawa Bung Karno dan Hatta ke Jalan Pegangsaan Timur no. 56 untuk membacakan
proklamasi.
Keesokan harinya, pada tanggal 17 Agustus 1945, proklamasi dikumandangkan dengan
naskah yang telah diketik oleh Sayuti Melik menggunakan mesin ketik yang diambil dari
Kantor Kepala Angkatan Laut jerman, Mayor Dr. Hermann Kandeler. Sebagai salah satu
tokoh penting dalam kemerdekaan Indonesia, Karya Lengkap Bung Hatta Buku 2;
Kemerdekaan Dan Demokrasi berisikan berbagai karya yang dihasilkan oleh salah satu
anggota dari PPKI ini.
C. TUGAS PPKI
PPKI memiliki tugas yang sama dengan bPUPKI, yaitu tugas-tugas yang berkaitan
dengan kemerdekaan Indonesia. Berikut adalah beberapa tugas-tugas PPKI:
b. Menetapkan Soekarno sebagai Presiden dan Moh. Hatta sebagai Wakil Presiden
Penetapan Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Moh. Hatta sebagai Wakil presiden
merupakan usulan dari Otto Iskandardinata.
https://www.gramedia.com/literasi/sejarah-ppki/