Daftar isi
1Latar belakang
2Peristiwa Rengasdengklok
o 2.1Pertemuan Soekarno/Hatta dengan Jenderal Mayor Nishimura dan
Laksamana Muda Maeda
3Detik-detik pembacaan naskah proklamasi
4Isi teks proklamasi
o 4.1Naskah Proklamasi Klad
o 4.2Naskah baru setelah mengalami perubahan
o 4.3Perbedaan teks naskah Proklamasi Klad dan Otentik
o 4.4Klip suara naskah yang dibacakan oleh Ir. Soekarno di studio RRI
5Teks pidato proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia
6Penyebaran teks proklamasi
7Peringatan Hari Kemerdekaan
o 7.1Peringatan detik-detik proklamasi
o 7.2Kewajiban mengibarkan bendera
8Lihat pula
9Referensi
10Bacaan lebih lanjut
11Pranala luar
Latar belakang
Bagian dari seri artikel mengenai
Sejarah Indonesia
Garis waktu
Prasejarah[tampilkan]
Kerajaan Hindu-Buddha[tampilkan]
Kerajaan Islam[tampilkan]
Kerajaan Kristen[tampilkan]
Kolonialisme Eropa[tampilkan]
Kemunculan Indonesia[tampilkan]
Kemerdekaan[tampilkan]
Menurut topik[tampilkan]
Portal Indonesia
l
b
s
Peristiwa Rengasdengklok
Artikel utama: Peristiwa Rengasdengklok
Tugu Proklamasi di Jalan Proklamasi (dulu Jalan Pegangsaan Timur) tempat dibacakannya
Naskah Proklamasi Otentik pada tanggal 17 Agustus 1945
Perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 - 04.00 dini hari.
[36]
Teks proklamasi ditulis di ruang makan laksamana Tadashi Maeda Jalan
Imam Bonjol No 1. Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs.
Moh. Hatta, dan Achmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir.
Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B. M. Diah, Sayuti Melik, Sukarni, dan
Soediro.[37] Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu
adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia.[38] Teks
Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti Melik. Pagi harinya, 17 Agustus
1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara
lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai
pada pukul 10.00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung
pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh
Ibu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil wali
kota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.