Kemerdekaan
Indonesia
Pernyataan kemerdekaan Indonesia
Latar belakang
Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah
bom atom dijatuhkan di atas kota
Hiroshima Jepang oleh Amerika Serikat
yang mulai menurunkan moral semangat
tentara Jepang di seluruh dunia. Sehari
kemudian Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia
BPUPKI (bahasa Jepang: 独⽴準備調査
会, Dokuritsu Junbi Chōsakai), berganti
nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia, bahasa Jepang:
独⽴準備委員会, Dokuritsu Junbi Iinkai),
untuk lebih menegaskan keinginan dan
tujuan mencapai kemerdekaan
Indonesia. Pada tanggal 9 Agustus 1945,
bom atom kedua dijatuhkan di atas
Nagasaki sehingga menyebabkan
Jepang menyerah kepada Amerika
Serikat dan sekutunya. Momen ini pun
dimanfaatkan oleh Indonesia untuk
memproklamasikan kemerdekaannya.[12]
Soekarno, Hatta selaku pimpinan PPKI
dan Radjiman Wedyodiningrat sebagai
mantan ketua BPUPKI diterbangkan ke
Dalat, 250 km di sebelah timur laut
Saigon, Vietnam untuk bertemu Marsekal
Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa
pasukan Jepang sedang di ambang
kekalahan dan akan memberikan
kemerdekaan kepada Indonesia.[13]
Sementara itu di Indonesia, pada tanggal
10 Agustus 1945, Sutan Syahrir telah
mendengar berita lewat radio bahwa
Jepang telah menyerah kepada Sekutu.
Para pejuang bawah tanah bersiap-siap
memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia, dan menolak bentuk
kemerdekaan yang diberikan sebagai
hadiah Jepang.[14]
Peristiwa Rengasdengklok
Detik-detik pembacaan
naskah proklamasi
Perundingan antara golongan muda dan
golongan tua dalam penyusunan teks
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
berlangsung pukul 02.00 - 04.00 dini
hari.[36] Teks proklamasi ditulis di ruang
makan laksamana Tadashi Maeda Jalan
Imam Bonjol No 1. Para penyusun teks
proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs.
Moh. Hatta, dan Achmad Soebarjo.
Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir.
Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir
B. M. Diah, Sayuti Melik, Sukarni, dan
Soediro.[37] Sukarni mengusulkan agar
yang menandatangani teks proklamasi
itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh.
Hatta atas nama bangsa Indonesia.[38]
Teks Proklamasi Indonesia itu diketik
oleh Sayuti Melik. Pagi harinya, 17
Agustus 1945, di kediaman Soekarno,
Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir
antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar
Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti.
Acara dimulai pada pukul 10.00 dengan
pembacaan proklamasi oleh Soekarno
dan disambung pidato singkat tanpa
teks. Kemudian bendera Merah Putih,
yang telah dijahit oleh Ibu Fatmawati,
dikibarkan, disusul dengan sambutan
oleh Soewirjo, wakil wali kota Jakarta
saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan
Pelopor.
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini
menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal2 jang mengenai pemindahan
kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara saksama dan dalam
tempoh jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta,
17 - 8 -
'05
Wakil2
bangsa
Indonesia
.
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini
menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan
kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara saksama dan dalam
tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17
boelan 8 tahoen
05
Atas nama
bangsa
Indonesia.
Soekarno/Hatta.
Saudara-saudara sekalian,
Saya telah minta saudara-saudara
hadir disini untuk menyaksikan satu
peristiwa mahapenting dalam sejarah
kita.
Berpuluh-puluh tahun kita bangsa
Indonesia telah berjoang, untuk
kemerdekaan tanah air kita bahkan
telah beratus-ratus tahun! Gelombang
aksi kita untuk mencapai kemerdekaan
kita itu ada naiknya dan ada turunnya,
tetapi jiwa kita tetap menuju ke arah
cita-cita.
Juga di dalam jaman Jepang, usaha
kita untuk mencapai kemerdekaan
nasional tidak berhenti-hentinya. Di
dalam jaman Jepang ini, tampaknya
saja kita menyandarkan diri kepada
mereka, tetapi pada hakekatnya, tetap
kita menyusun tenaga sendiri, tetapi
kita percaya kepada kekuatan sendiri.
Sekarang tibalah saatnya kita benar-
benar mengambil sikap nasib bangsa
dan nasib tanah air kita di dalam
tangan kita sendiri. Hanya bangsa
yang berani mengambil nasib dalam
tangan sendiri akan dapat berdiri
dengan kuatnya.
Maka kami, tadi malam telah
mengadakan musyawarat dengan
pemuka-pemuka rakyat Indonesia dari
seluruh Indonesia. Permusyawaratan
itu seia sekata berpendapat bahwa
sekaranglah datang saatnya untuk
menyatakan kemerdekaan kita.
Saudara-saudara! Dengan ini kami
menyatakan kebulatan tekad itu.
Dengarkanlah proklamasi kami:
PROKLAMA
SI
Kami bangsa Indonesia dengan ini
menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan
kekuasaan dan lain-lain
diselenggarakan
dengan cara saksama dan dalam
tempo yang sesingkat-singkatnya.
D
j
a
k
a
r
t
a
,
1
7
A
g
u
s
t
u
s
1
9
4
5
A
t
a
s
n
a
m
a
b
a
n
g
s
a
I
n
d
o
n
e
s
i
a
.
S
o
e
k
a
r
n
o
/
H
a
t
t
a
.
Demikianlah saudara-saudara! Kita
sekarang telah merdeka! Tidak ada
suatu ikatan lagi yang mengikat tanah
air kita dan bangsa kita! Mulai saat ini
kita menyusun negara kita!
Negara merdeka, negara Republik
Indonesia! Merdeka, kekal, abadi! Insya
Allah Tuhan memberkati kemerdekaan
kita ini.
[47]
Peringatan Hari
Kemerdekaan
Lihat pula
Periode menjelang Kemerdekaan RI
Pengakuan kemerdekaan Indonesia
oleh Belanda
Pengakuan tanggal kemerdekaan
Indonesia oleh Belanda
Referensi
1. ^ Gouda, Frances (2002). American
visions of the Netherlands East
Indies/Indonesia: US foreign policy
and Indonesian nationalism,1920-
1949. Amsterdam: Amsterdam
University Press. hlm. 119.
2. ^ Anderson, Benedict (2006). Java
in a time of revolution: occupation
and resistance,1944-1946.
Indonesia: Equinox Publishing.
hlm. 82.
3. ^ Gouda, Frances (2002). American
visions of the Netherlands East
Indies/Indonesia: US foreign policy
and Indonesian nationalism,1920-
1949. Amsterdam: Amsterdam
University Press. hlm. 36.
4. ^ "Dutch govt expresses regrets over
killings in RI" . Jakarta Post. 18
August 2005. Diarsipkan dari versi
asli tanggal 7 June 2011. Diakses
tanggal 23 November 2008.
5. ^ "ECLI:NL:RBSGR:2011:BS8793,
voorheen LJN BS8793, BY9458,
Rechtbank 's-Gravenhage, 354119 /
HA ZA 09-4171" . 14 September
2011.
6. ^ "Indonesië wil erkenning
onafhankelijkheidsdag" (dalam
bahasa Belanda). Nederlandse
Omroep Stichting. 8 September
2013. Diakses tanggal 15
September 2013.
7. ^ "The United Nations and
Decolonization - Trust and Non-Self-
Governing Territories (1945-1999)" .
United Nations.
8. ^ Anderson, Benedict (2006). Java
in a time of revolution: occupation
and resistance,1944-1946.
Indonesia: Equinox Publishing.
hlm. 83.
9. ^ Soekarno Profile
10. ^ Anderson, Benedict (2006). Java
in a time of revolution: occupation
and resistance,1944-1946.
Indonesia: Equinox Publishing.
hlm. 88.
11. ^ Osman 1953, hlm. 621-622.
12. ^ a b c Kahin 1952, hlm. 127.
13. ^ Friend, Theodore (2014). The blue-
eyed enemy: Japan against the
West in Java and Luzon, 1942-1945.
New Jersey: Princeton University
Press. hlm. 84.
14. ^ Friend, Theodore (2014). The blue-
eyed enemy: Japan against the
West in Java and Luzon, 1942-1945.
New Jersey: Princeton University
Press. hlm. 81.
15. ^ Ricklefs 2008, hlm. 339-341.
16. ^ Sluimers, Laszlo (1996). "The
Japanese military and Indonesian
independence". Journal of
Southeast Asian Studies. 27 (1): 34.
17. ^ a b c Inomata 1952, hlm. 108.
18. ^ Ricklefs, M.C. (2008) [1981]. A
History of Modern Indonesia Since
c.1300 (edisi ke-4th). London:
MacMillan. hlm. 336. ISBN 978-0-
230-54685-1.
19. ^ Ricklefs 2008, hlm. 342.
20. ^ Feith, Herbert (2006). The decline
of constitutional democracy in
Indonesia. Singapore: Equinox
Publishing. hlm. 7–8.
21. ^ Abdurrahman, Muhammad Iman
(16 Agustus 2017). "16 Agustus:
Menelisik Memori Bersejarah
Peristiwa Rengasdengklok" .
Selasar.com. Diakses tanggal 17
Agustus 2019.
22. ^ Her Suganda (2009).
Rengasdengklok - Revolusi dan
Peristiwa . Jakarta: Kompas.
hlm. 92–96. ISBN 9787977094355.
Diakses tanggal 26 Mei 2013.
23. ^ Isnaeni, Hendri F. (16 Agustus
2015). "Begini Naskah Proklamasi
Dirumuskan" . historia.id. Diakses
tanggal 13 Januari 2019.
24. ^ Anderson, Benedict (2006). Java
in a time of revolution: occupation
and resistance,1944-1946.
Indonesia: Equinox Publishing.
hlm. 82.
25. ^ "Museum Perumusan Naskah
Proklamasi Indonesia" .
www.museumindonesia.com.
Museum Indonesia. 2009. Diakses
tanggal 17 Agustus 2019.
26. ^ Ricklefs, M.C. (2008) [1981]. A
History of Modern Indonesia Since
c.1300 (edisi ke-4). London:
MacMillan. hlm. 342. ISBN 978-0-
230-54685-1.
27. ^ Gouda, Frances (2002). American
visions of the Netherlands East
Indies/Indonesia: US foreign policy
and Indonesian nationalism,1920-
1949. Amsterdam: Amsterdam
University Press. hlm. 45.
28. ^ Nishijima, "The Nationalist in Java,
1943-1945," dalam Reid & Oki, eds.
The Japanese Experience in
Indonesia hlm. 262.
29. ^ Ricklefs, M.C. (2008) [1981]. A
History of Modern Indonesia Since
c.1300 (edisi ke-4). London:
MacMillan. hlm. 342. ISBN 978-0-
230-54685-1.
30. ^ Anderson, Benedict (2006). Java
in a time of revolution: occupation
and resistance,1944-1946.
Indonesia: Equinox Publishing.
hlm. 82.
31. ^ Touwen-Bouwsma, E. (1996). "The
Indonesian Nationalists and the
Japanese "Liberation" of Indonesia:
Visions and Reactions" . Journal of
Southeast Asian Studies, 27(1), hlm.
1-18.
32. ^ "Former governor Ali Sadikin,
freedom fighter SK Trimurti die" .
Jakarta Post. 21 Mei 2008. Diakses
tanggal 7 Juni 2008.
33. ^ Yuliastuti, Dian (21 May 2008).
"Freedom Fighter SK Trimurti Dies" .
Tempo Interactive. Diarsipkan dari
versi asli tanggal 27 September
2011. Diakses tanggal 7 June 2008.
34. ^ Zahorka, H. Sejarah dari Tugu
Peringatan Pahlawan Jerman di
Arca Domas, Indonesia .
35. ^ a b c Vickers, Adrian (2013). A
history of modern Indonesia. New
York: Cambridge University Press.
hlm. 2.
36. ^ Gouda, Frances (2002). American
visions of the Netherlands East
Indies/Indonesia: US foreign policy
and Indonesian nationalism,1920-
1949. Amsterdam: Amsterdam
University Press. hlm. 119.
37. ^ Anderson, Benedict (2006). Java
in a time of revolution: occupation
and resistance,1944-1946.
Indonesia: Equinox Publishing.
hlm. 71.
38. ^ Anderson, Benedict (2006). Java
in a time of revolution: occupation
and resistance,1944-1946.
Indonesia: Equinox Publishing.
hlm. 83.
39. ^ "Bendera Pusaka Disimpan dalam
Kaca Antipeluru di Monas" .
Tempo.co. 26 Juli 2017. Diakses
tanggal 17 Agustus 2019.
40. ^ Ricklefs 1991, hlm. 213.
41. ^ Taylor 2003, hlm. 325.
42. ^ Reid 1974, hlm. 30.
43. ^ a b Basyral Hamidy Harahap,
Harian KOMPAS edisi 16 Agustus
2001
44. ^ Fakta Tentang Naskah Proklamasi
RI
45. ^ Alwi Shihab, Betawi Queen of the
East halaman 42
46. ^ Pratama, Sandy Indra (17 Agustus
2015). "Cerita Jusuf dan
Terbakarnya Jas Milik Soekarno" .
CNN Indonesia. Diakses tanggal 17
Agustus 2019.
47. ^ Terjemahan bebas dari Kahin,
George McT. (2000). "Sukarno's
Proclamation of Indonesian
Independence". Indonesia. 69 (69):
1–3. doi:10.2307/3351273 .
hdl:1813/54189 . ISSN 0019-7289 .
JSTOR 3351273 .
48. ^ Anderson, Benedict (2006). Java
in a time of revolution: occupation
and resistance,1944-1946.
Indonesia: Equinox Publishing.
hlm. 84.
49. ^ pengakuan PBB (de jure)
50. ^ Merah Putih Wajib Dikibarkan di
Setiap Rumah pada Hari
Kemerdekaan
Pranala luar
Wikisource memiliki naskah sumber
yang berkaitan dengan artikel ini:
Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Proklamasi_Kemerdekaan_Indonesia&oldid=
15460674"
Terakhir disunting 25 hari yang lalu …