2. Peristiwa Rengasdengklok
Berita Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu ternyata didengar oleh Sutan
Syahrir melalui siaran radio. Sutan Syahrir segera menemui Ir. Soekarno dan Drs. Moh.
Hatta dan mendesak kedua tokoh tersebut untuk memproklamirkan kemerdekaan
Indonesia. Kedua tokoh tersebut ternyata belum bersedia dan menyatakan akan
mengonfirmasi terlebih dahulu mengenai kebenaran tersebut.
Pada tanggal 15 Agustus 1945 pukul 20.00 WIB para pemuda dipimpin Chaerul
Saleh melakukan pertemuan di Gedung Lembaga Bakteriologi di Jalan Pegangsaan
Timur No. 17 Jakarta dan menghasilkan beberapa keputusan sebagai berikut:
a. Mendesak Soekarno-Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan pada hari itu juga.
b. Menunjuk Wikana, Darwis dan Subandio menemui Soekarno-Hatta dan
menyampaikan keputusan rapat dengan catatan, kemerdekaan tidak diproklamasikan
melalui PPKI.
c. Membagi tugas kepada para mahasiswa, pelajar dan pemuda di seluruh Jakarta untuk
merebut kekuasaan dari tangan Jepang.
Sekitar pukul 22.00 WIB, para pemuda yang dipimpin oleh Wikana, Sukarni dan
Darwis datang ke rumah Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Wikana
dan Darwis memaksa Soekarno untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia paling
lambat tanggal 16 Agustus 1945.
Sekitar pukul 24.00 WIB, para pemuda kembali melakukan pertemuan di Jalan
Cikini 71 Jakarta. Pada pertemuan ini diputuskan bahwa mereka harus membawa
Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok dengan tujuan agar jauh dari pengaruh Jepang dan
bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Sesuai rencana, pada 16 Agustus 1945 pukul 04.00 WIB para pemuda dipimpin
Shodanco Singgih membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok. Soekarno beserta
Ibu Fatmawati dan Guntur (waktu itu berusia sekitar delapan bulan) kemudian berangkat
dalam satu mobil. Hatta dan para pengawalnya berada di dalam mobil lainya.
Sehari di Rengasdengklok, ternyata gagal memaksa Soekarno-Hatta untuk
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Shodanco Singgih kemudian berusaha
melakukan pembicaraan kembali dengan Soekarno. Akhirnya Soekarno menyetujui
proklamasi akan diucapkan tanpa campur tangan pihak Jepang bila sudah berada kembali
di Jakarta.
Pada saat yang sama, di Jakarta seharusnya diadakan pertemuan PPKI, tetapi
Soekarno-Hatta tidak ada di tempat. Ahmad Subardjo segera mencari kedua tokoh
tersebut dengan menemui Wikana. Akhirnya setelah terjadi kesepakatan, Ahmad
Subardjo ditunjukkan dan diantarkan ke Rengasdengklok oleh Yusuf Kunto didampingi
Sudiro selaku sekretaris pribadinya.
Ahmad Subardjo tiba di Rengasdengklok pukul 17.30 WIB untuk menjemput
Soekarno dan rombongan. Kepada para pemuda Ahmad Subardjo memberi jaminan
dengan taruhan nyawanya bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan
selambat-lambatnya tanggal 17 Agustus 1945 pukul 12.00 WIB. Atas jaminan ini
akhirnya para pemuda mengizinkan Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan rombongan
kembali ke Jakarta.
TUGAS INDIVIDU
Langkah kerja:
1. Buatlah resume dari materi tersebut diatas.
2. Carilah bunyi teks proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia baik yang ditulis oleh Ir.
Soekarno maupun yang diketik oleh Sayuti Melik! Tulislah kedua naskah tersebut dalam
tabel di bawah ini, kemudian analisislah perbedaannya!