Anda di halaman 1dari 6

DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR …………………….i
DAFTAR ISI……………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
A.LatarBelakang…………………………1

B.Rumusan Masalah………………………2
BAB II PEMBAHASAN
A.PeristiwaSebelumProklamasi………….3

B.Peristiwa Ketika Proklamasi…………..4

C.Peristiwa Setelah Proklamasi……………..5

BAB III PENUTUP


A.Kesimpulan……………………………6

B.Saran………………………………….7

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Memasuki awal tahun 1944, kedudukan Jepang dalam perang Pasifik semakin
terdesak. Angkatan Laut Amerika Serikat dipimpin Laksamana Nimitz berhasil
menduduki posisi penting di Kepulauan Mariana seperti Saipan, Tidian dan Guan yang
memberi kesempatan untuk Sekutu melakukan serangan langsung ke Kepulauan Jepang.
Sementara posisi Angkatan Darat Amerika Serikat yang dipimpin oleh Jendral Douglas
Mac Arthur melalui siasat loncat kataknya berhasil pantai Irian dan membangun
markasnya di Holandia (Jayapura).
Dari Holandia inilah Mac Arthur akan menyerang Filipina untuk memenuhi
janjinya. Di sisi lain kekuatan Angkatan Laut Sekutu yang berpusa di Biak dan Morotai
berhasil menghujani bom pada pusat pertahanan militer Jepang di Maluku, Sulawesi,
Surabaya dan Semarang. Kondisi tersebut menyebabkan jatuhnya pusat pertahanan
Jepang dan merosotnya semangat juang tentara Jepang. Kekuatan tentara Jepang yang
semula ofensif berubah menjadi defensif (bertahan).
Proklamasi adalah pernyataan suatu bangsa untuk bebas dari penjajahan. Bangsa
Indonesia telah melewati peristiwa itu setelah pada tanggal 17 Agustus 1945
memproklamasikan kemerdekaan. Sejak saat itu Indonesia berdaulat sebagai negara
merdeka dalam bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

B. Rumusan Masalah
1. Peristiwa apa saja yang terjadi sebelum proklamasi?
2. Peristiwa apa saja yang terjadi ketika proklamasi?
3. Peristiwa apa saja yang terjadi sesudah proklamasi?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Peristiwa Sebelum Proklamasi


1. Kekalahan Jepang Atas Sekutu
Sejak tahun 1943, Jepang mulai mengalami kekalahan-kekalahan, banyak
wilayah Jepang jatuh ke tangan Sekutu. Pangkalan militer Jepang di Okinawa dan
Iwojima telah bobol dan diduduki Sekutu, kemudian Kepulauan Saipan dan Mariana
pada tahun 1944. Pada 7 Agustus 1945, BPUPKI diganti menjadi PPKI, diketuai
oleh Ir. Soekarno dan Moh. Hatta wakilnya. Tugas PPKI adalah melanjutkan tugas
BPUPKI dan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Pada 9 Agustus 1945, Ir. Soekarno, Moh. Hatta dan Radjiman Wedyodingrat
diundang Jenderal Terauchi di Dalat, Vietnam untuk menyampaikan berita
kemerdekaan bangsa Indonesia pada 7 September 1945. Namun, pada 6 dan 9
Agustus 1945, armada Sekutu menjatuhkan bom di Hiroshima dan Nagasaki
sehingga Jepang mempercepat pemberian kemerdekaan kepada Indonesia menjadi
24 Agustus 1945. Pemboman kota Hiroshima dan Nagasaki menurunkan moral,
keyakinan, serta semangat juang Jepang. Akhirnya, Jepang menyerah tanpa syarat
kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945

1.Perbedaan Sikap antara Golongan Tuadan Muda


Berita kekalahan Jepang tersebar luas meskipun Jepang merahasiakannya.
Berita tersebut kemudian diketahui oleh Sutan Syahrir melalui radio BBC. Syahrir
kemudian beranggapan inilah saatnya memerdekakan Indonesia. Pada 14 Agustus
1945, Soekarno-Hatta tiba di Jakarta. Syahrir mendesak agar Soekarno-Hatta
secepatnya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tetapi Soekarno-Hatta tidak
menyetujui usulan Syahrir.
Sementara itu, pada 15 Agustus 1945, golongan muda di bawah pimpinan
Chairul Saleh, mengadakan pertemuan di Gedung Bakteriologi di Jl. Pegangsaan
Timur no. 13, Jakarta (sekarang Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Indonesia). Hasilnya menyatakan bahwa kemerdekaan Indonesia tidak dapat
bergantung pada bangsa lain. Golongan muda diwakili oleh Wikana dan Darwis
untuk menyatakan pendapat mereka. Golongan muda menuntut agar proklamasi
kemerdekaan dilaksanakan pada 16 Agustus 1945 tetapi Soekarono-Hatta menolak
dengan alasan sebagai berikut:
a. Soekarno-Hatta belum mendapat pernyataan resmi tantang kekalahan Jepang.
b. Pasukan Jepang masih bersenjata dan mempunyai tugas untuk menjaga status
quo, keamanan dan ketertiban sebelum Sekutu datang;
c. Soekarno-Hatta akan membicarakan kemerdekaan Indonesia di rapat PPKI pada
16 Agustus 1945.
Perdebatan semakin panas, golongan tua marah dan menyarankan agar golongan
muda mencari orang lain untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
3. Peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa pengamanan Soekarno-Hatta dari
pengaruh Jepang dengan cara menyembunyikan kedua tokoh tersebut ke daerah
Rengasdengklok, Jawa Barat. Peristiwa pengamanan tersebut dilakukan pada 16
Agustus 1945, pukul 04. 00 WIB. Untuk menghindari kecurigaan Jepang, orang
yang membawa Soekarno-Hatta adalah Shodanco Singgih, seorang daidan PETA di
Jakarta. Alasan pemilihan Rengasdengklok, karena perhitungan geografis dan
militer. Pertama, Rengasdengklok letaknya sangat terpencil, 15 km dari jalan raya
Jakarta-Cirebon.
Kedua, di Rengasdengklok terdapat kesatuan PETA bersenjata yang cukup
besar. Ketiga, penguasa dan rakyat di Rengasdengklok umumnya anti-Jepang dan
pro-kemerdekaan. Keempat, Rengasdengklok dapat terawasi dari segala penjuru dan
mendapat dukungan dari pejuang sekitar, misalnya daidan Purwakarta sedia
mengawasi gerakan Jepang dari timur, pasukan PETA di Kedung Gede telah bersiap
di sebelah selatan.
Soekarno-Hatta disambut baik oleh Shodanco Subeno dan membicarakan
tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia. Setelah itu datang Ahmad Subardjo
bersama sekretaris pribadinya Sudiro pukul 17.30 WIB. Ahmad Subardjo
memberitahukan kebenaran Jepang menyerah kepada Sekutu. Mendengar itu
Soekarno-Hatta bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
B. Peristiwa Ketika Proklamasi
1. Perumusan teks proklamsi kemerdekaan

Pada 16 Agustus 1945 pukul 20.00 WIB, Soekarno-Hatta beserta rombongan


berangkat menuju Jakarta. Sesampainya di Jakarta pukul 23.00WIB, Soekarno-Hatta
langsung mengundang seluruh anggota PPKI untuk rapat di Hotel Des Indes.
Namun, Hotel Des Indes menolak karena mempunyai aturan tidak melakukan
kegiatan apapun setelah pukul 21.00 WIB. Rapat pun dipindahkan ke rumah
Laksamana Tadashi Maeda di Jl. Imam Bonjol No. 1 atau Miyokodori (Nassau
Boulevard).
Perumusan ditulis oleh Soekarno dibantu oleh Ahmad Soebardjo dan Hatta.
Pada dasarnya konsep proklamasi kemerdekaan mengandung dua pokok pikiran.
Pertama, pernyataan kemauan bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri
yang tertuang dalam kalimat pertama. Gagasan ini dari Ahmad Soebardjo. Kedua,
pernyataan pengalihan kekuasaan (Transfer of Soveireignty). Gagasan ini dari Moh.
Hatta. Soekarno menyuruh Sayuti Melik mengetik ulang naskah proklamasi dengan
beberapa perubahan seperti, kata ”tempoh” menjadi ”tempo”, kata ”wakil-wakil
bangsa Indonesia” menjadi ”atas nama bangsa Indonesia”. Perubahan terakhir pada
penulisan tanggal, ”Djakarta, 17-08-05” menjadi ”Djakarta, hari 17, boelan 8, tahoen
05”. Pada rapat ini golongan tua diwakili oleh Soekarno, Hatta dan Ahmad
Soebardjo sedangkan golongan muda diwakili oleh Sukarni, B. M Diah dan SSudiro.
2ProklamasiKemerdekaanIndonesia
Persiapan menyambut proklamasi kemerdekaan dilakukan di Jl. Pegangsaan
Timur No. 56. Walikota Jakarta Suwiryo memerintahkan Wilopo untuk
mempersiapkan peralatan yang diperlukan seperti mikrofon alat pengeras suara.
Adapun Sudiro memerintahkan S. Suhud menyiapkan satu tiang bendera. Keamanan
dipercayakan pada Shodanco Latief Hendraningratdan Abdurrahman.
Menjelang pukul 10.00 WIB, tokoh-tokoh pergerakan nasional telah
berdatangan di Jl. Pegangsaan Timur No. 56, seperti dr. Buntara Martoatmojo, Mr.
A. A. Maramis, Mr. Latuharhary, Abikusno Tjorosujoso, Otto Iskandardinata, Ki
Hajar Dewantara, Sam Ratu Langie, K. H. MasMansur, Mr. Sartono, Sayuti Melik,
Pandu Kartawiguna, M. Tabrani, dr. Muwardi dan A. G. Pringgodigdo.
Tepat pukul 10.00 WIB, 17 Agustus 1945, yang bertepatan dengan bulan
Ramadhan, Soekarno didampingi oleh Moh. Hatta membacakan proklamasi
kemerdekaan Indonesia, yang isinya sebagai berikut:
P R O K LAMAS I
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara
seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05


Atas nama bangsa Indonesia.

Soekarno/Hatta.

Setelah pembacaan proklamasi selesai, Latief Hendraningrat dan S. Suhud


mengibarkan bendera Merah Putih. Seluruh rakyat menyanyikan lagu kebangsaan
Indonesia Raya. Upacara ditutup oleh Walikota Jakarta, Suwiryo.

C. Peristiwa Setelah Proklamasi


Berita proklamasi disebarkan melalui media komunikasi, seperti pamflet, radio dan
surat kabar. Pamflet dipasang oleh para pemuda di tempat yang mudah dilihat publik.
Pada 20 Agustus 1945, hampir seluruh surat kabar di Jawa menerbitkan berita
proklamasi secara serempak. Adapun melalui radio oleh kantor berita Antara (Domei).
Kepala bagian radio, Waidan. B. Palenewen menerima teks proklamasi dari Syahruddin.
Waidan memerintahkan F. Wuz supaya menyiarkan berita proklamasi tiga kali yang
diulang setiap setengah jam sampai pukul 16.00 WIB. Akibatnya kantor berita Domei
ditutup Jepang pada 20 Agustus 1945.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa pengamanan Soekarno-Hatta dari
pengaruh Jepang dengan cara menyembunyikan kedua tokoh tersebut ke daerah
Rengasdengklok, Jawa Barat. Perumusan teks proklamasi ditulis oleh Soekarno dibantu
oleh Ahmad Soebardjo dan Hatta. Pada dasarnya konsep proklamasi kemerdekaan
mengandung dua pokok pikiran.
Berita proklamasi disebarkan melalui media komunikasi, seperti pamflet, radio dan
surat kabar. Pamflet dipasang oleh para pemuda di tempat yang mudah dilihat publik.
Bangsa Indonesia benar-benar telah siap untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah
diproklamasikannya itu, demikian juga siap untuk mempertahankan negara yang baru
didirikan tersebut. Hal itu ditunjukkan oleh kalimat pertama pada naskah.

B. Saran
Bagaimana cara kita menghargai jasa para pahlawan? Mencintai negeri ini
(patriotik) merupakan bentuk dari penghargaan kita kepada para pahlawan. Mencintai
negeri ini berarti menjaga negeri ini dari kerusakan baik secara fisik maupun mental.
Kerusakan alam yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan pencemaran
adalah contoh dari kerusakan fisik dari negeri ini. Sedangkan kerusakan mental misalnya
penyakit kolusi, korupsi, dan nepotisme yang akhir-akhir ini menggetarkan negeri ini.
Semua itu harus kita cegah dan hentikan demi menghargai jasa para pahlawan pendiri
negeri ini. Atau kalau tidak, kita akan menjadi bangsa yang kecil tak beradab dan kalimat
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya” hanya akan
menjadi sebuah retorika yang tak bermakna.

Anda mungkin juga menyukai