Anda di halaman 1dari 11

PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA

Guru pembimbing :
Karina Saryunita S.Pd

Kelompok 3 :
1) Marsha Roswina Putri
2) Febriyanti Novitasari
3) Meta Cantika Dewi
4) Cindy Anggraena
5) Mikhael Dora
6) Sahdan
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ini
dapat diselesaikan dengan baik. .
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran sejarah
Indonesia. Kami ucapkan terima kasih kepada Guru pembimbing Dan kami juga
menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah
membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Semitau, 7 Februari 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 2
A. Peristiwa Sebelum Proklamasi .............................................................. 2
B. Peristiwa Ketika Proklamasi ................................................................. 4
C. Peristiwa Setelah Proklamasi ................................................................ 5
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 7
A. Kesimpulan ........................................................................................... 7
B. Saran ..................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Memasuki awal tahun 1944, kedudukan Jepang dalam perang Pasifik
semakin terdesak. Angkatan Laut Amerika Serikat dipimpin Laksamana
Nimitz berhasil menduduki posisi penting di Kepulauan Mariana seperti
Saipan, Tidian dan Guan yang memberi kesempatan untuk Sekutu melakukan
serangan langsung ke Kepulauan Jepang. Sementara posisi Angkatan Darat
Amerika Serikat yang dipimpin oleh Jendral Douglas Mac Arthur melalui
siasat loncat kataknya berhasil pantai Irian dan membangun markasnya di
Holandia (Jayapura).
Dari Holandia inilah Mac Arthur akan menyerang Filipina untuk
memenuhi janjinya. Di sisi lain kekuatan Angkatan Laut Sekutu yang berpusa
di Biak dan Morotai berhasil menghujani bom pada pusat pertahanan militer
Jepang di Maluku, Sulawesi, Surabaya dan Semarang. Kondisi tersebut
menyebabkan jatuhnya pusat pertahanan Jepang dan merosotnya semangat
juang tentara Jepang. Kekuatan tentara Jepang yang semula ofensif berubah
menjadi defensif (bertahan).
Proklamasi adalah pernyataan suatu bangsa untuk bebas dari penjajahan.
Bangsa Indonesia telah melewati peristiwa itu setelah pada tanggal 17 Agustus
1945 memproklamasikan kemerdekaan. Sejak saat itu Indonesia berdaulat
sebagai negara merdeka dalam bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).

B. Rumusan Masalah
1. Peristiwa apa saja yang terjadi sebelum proklamasi?
2. Peristiwa apa saja yang terjadi ketika proklamasi?
3. Peristiwa apa saja yang terjadi sesudah proklamasi?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Peristiwa Sebelum Proklamasi


1. Kekalahan Jepang Atas Sekutu
Sejak tahun 1943, Jepang mulai mengalami kekalahan-kekalahan,
banyak wilayah Jepang jatuh ke tangan Sekutu. Pangkalan militer Jepang
di Okinawa dan Iwojima telah bobol dan diduduki Sekutu, kemudian
Kepulauan Saipan dan Mariana pada tahun 1944. Pada 7 Agustus 1945,
BPUPKI diganti menjadi PPKI, diketuai oleh Ir. Soekarno dan Moh. Hatta
wakilnya. Tugas PPKI adalah melanjutkan tugas BPUPKI dan
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Pada 9 Agustus 1945, Ir. Soekarno, Moh. Hatta dan Radjiman
Wedyodingrat diundang Jenderal Terauchi di Dalat, Vietnam untuk
menyampaikan berita kemerdekaan bangsa Indonesia pada 7 September
1945. Namun, pada 6 dan 9 Agustus 1945, armada Sekutu menjatuhkan
bom di Hiroshima dan Nagasaki sehingga Jepang mempercepat pemberian
kemerdekaan kepada Indonesia menjadi 24 Agustus 1945. Pemboman kota
Hiroshima dan Nagasaki menurunkan moral, keyakinan, serta semangat
juang Jepang. Akhirnya, Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu
pada 15 Agustus 1945.
2. Perbedaan Sikap antara Golongan Tua dan Muda
Berita kekalahan Jepang tersebar luas meskipun Jepang
merahasiakannya. Berita tersebut kemudian diketahui oleh Sutan Syahrir
melalui radio BBC. Syahrir kemudian beranggapan inilah saatnya
memerdekakan Indonesia. Pada 14 Agustus 1945, Soekarno-Hatta tiba di
Jakarta. Syahrir mendesak agar Soekarno-Hatta secepatnya
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tetapi Soekarno-Hatta tidak
menyetujui usulan Syahrir.
Sementara itu, pada 15 Agustus 1945, golongan muda di bawah
pimpinan Chairul Saleh, mengadakan pertemuan di Gedung Bakteriologi
di Jl. Pegangsaan Timur no. 13, Jakarta (sekarang Fakultas Kesehatan

2
3

Masyarakat, Universitas Indonesia). Hasilnya menyatakan bahwa


kemerdekaan Indonesia tidak dapat bergantung pada bangsa lain.
Golongan muda diwakili oleh Wikana dan Darwis untuk menyatakan
pendapat mereka. Golongan muda menuntut agar proklamasi
kemerdekaan dilaksanakan pada 16 Agustus 1945 tetapi Soekarono-Hatta
menolak dengan alasan sebagai berikut:
a. Soekarno-Hatta belum mendapat pernyataan resmi tantang kekalahan
Jepang.
b. Pasukan Jepang masih bersenjata dan mempunyai tugas untuk
menjaga status quo, keamanan dan ketertiban sebelum Sekutu datang;
c. Soekarno-Hatta akan membicarakan kemerdekaan Indonesia di rapat
PPKI pada 16 Agustus 1945.
Perdebatan semakin panas, golongan tua marah dan menyarankan
agar golongan muda mencari orang lain untuk memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia.
3. Peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa pengamanan Soekarno-
Hatta dari pengaruh Jepang dengan cara menyembunyikan kedua tokoh
tersebut ke daerah Rengasdengklok, Jawa Barat. Peristiwa pengamanan
tersebut dilakukan pada 16 Agustus 1945, pukul 04. 00 WIB. Untuk
menghindari kecurigaan Jepang, orang yang membawa Soekarno-Hatta
adalah Shodanco Singgih, seorang daidan PETA di Jakarta. Alasan
pemilihan Rengasdengklok, karena perhitungan geografis dan militer.
Pertama, Rengasdengklok letaknya sangat terpencil, 15 km dari jalan raya
Jakarta-Cirebon.
Kedua, di Rengasdengklok terdapat kesatuan PETA bersenjata yang
cukup besar. Ketiga, penguasa dan rakyat di Rengasdengklok umumnya
anti-Jepang dan pro-kemerdekaan. Keempat, Rengasdengklok dapat
terawasi dari segala penjuru dan mendapat dukungan dari pejuang sekitar,
misalnya daidan Purwakarta sedia mengawasi gerakan Jepang dari timur,
pasukan PETA di Kedung Gede telah bersiap di sebelah selatan.
4

Soekarno-Hatta disambut baik oleh Shodanco Subeno dan


membicarakan tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia. Setelah itu
datang Ahmad Subardjo bersama sekretaris pribadinya Sudiro pukul 17.30
WIB. Ahmad Subardjo memberitahukan kebenaran Jepang menyerah
kepada Sekutu. Mendengar itu Soekarno-Hatta bersedia
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

B. Peristiwa Ketika Proklamasi


1. Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan
Pada 16 Agustus 1945 pukul 20.00 WIB, Soekarno-Hatta beserta
rombongan berangkat menuju Jakarta. Sesampainya di Jakarta pukul
23.00WIB, Soekarno-Hatta langsung mengundang seluruh anggota PPKI
untuk rapat di Hotel Des Indes. Namun, Hotel Des Indes menolak karena
mempunyai aturan tidak melakukan kegiatan apapun setelah pukul 21.00
WIB. Rapat pun dipindahkan ke rumah Laksamana Tadashi Maeda di Jl.
Imam Bonjol No. 1 atau Miyokodori (Nassau Boulevard).
Perumusan ditulis oleh Soekarno dibantu oleh Ahmad Soebardjo dan
Hatta. Pada dasarnya konsep proklamasi kemerdekaan mengandung dua
pokok pikiran. Pertama, pernyataan kemauan bangsa Indonesia untuk
menentukan nasibnya sendiri yang tertuang dalam kalimat pertama.
Gagasan ini dari Ahmad Soebardjo. Kedua, pernyataan pengalihan
kekuasaan (Transfer of Soveireignty). Gagasan ini dari Moh. Hatta.
Soekarno menyuruh Sayuti Melik mengetik ulang naskah proklamasi
dengan beberapa perubahan seperti, kata ”tempoh” menjadi ”tempo”, kata
”wakil-wakil bangsa Indonesia” menjadi ”atas nama bangsa Indonesia”.
Perubahan terakhir pada penulisan tanggal, ”Djakarta, 17-08-05” menjadi
”Djakarta, hari 17, boelan 8, tahoen 05”. Pada rapat ini golongan tua
diwakili oleh Soekarno, Hatta dan Ahmad Soebardjo sedangkan golongan
muda diwakili oleh Sukarni, B. M Diah dan Sudiro.
2. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Persiapan menyambut proklamasi kemerdekaan dilakukan di Jl.
Pegangsaan Timur No. 56. Walikota Jakarta Suwiryo memerintahkan
5

Wilopo untuk mempersiapkan peralatan yang diperlukan seperti mikrofon


alat pengeras suara. Adapun Sudiro memerintahkan S. Suhud menyiapkan
satu tiang bendera. Keamanan dipercayakan pada Shodanco Latief
Hendraningratdan Abdurrahman.
Menjelang pukul 10.00 WIB, tokoh-tokoh pergerakan nasional telah
berdatangan di Jl. Pegangsaan Timur No. 56, seperti dr. Buntara
Martoatmojo, Mr. A. A. Maramis, Mr. Latuharhary, Abikusno
Tjorosujoso, Otto Iskandardinata, Ki Hajar Dewantara, Sam Ratu Langie,
K. H. MasMansur, Mr. Sartono, Sayuti Melik, Pandu Kartawiguna, M.
Tabrani, dr. Muwardi dan A. G. Pringgodigdo.
Tepat pukul 10.00 WIB, 17 Agustus 1945, yang bertepatan dengan
bulan Ramadhan, Soekarno didampingi oleh Moh. Hatta membacakan
proklamasi kemerdekaan Indonesia, yang isinya sebagai berikut:

PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05


Atas nama bangsa Indonesia.

Soekarno/Hatta.

Setelah pembacaan proklamasi selesai, Latief Hendraningrat dan S. Suhud


mengibarkan bendera Merah Putih. Seluruh rakyat menyanyikan lagu
kebangsaan Indonesia Raya. Upacara ditutup oleh Walikota Jakarta, Suwiryo.

C. Peristiwa Setelah Proklamasi


Berita proklamasi disebarkan melalui media komunikasi, seperti pamflet,
radio dan surat kabar. Pamflet dipasang oleh para pemuda di tempat yang
mudah dilihat publik. Pada 20 Agustus 1945, hampir seluruh surat kabar di
6

Jawa menerbitkan berita proklamasi secara serempak. Adapun melalui radio


oleh kantor berita Antara (Domei). Kepala bagian radio, Waidan. B. Palenewen
menerima teks proklamasi dari Syahruddin. Waidan memerintahkan F. Wuz
supaya menyiarkan berita proklamasi tiga kali yang diulang setiap setengah
jam sampai pukul 16.00 WIB. Akibatnya kantor berita Domei ditutup Jepang
pada 20 Agustus 1945.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa pengamanan Soekarno-Hatta
dari pengaruh Jepang dengan cara menyembunyikan kedua tokoh tersebut ke
daerah Rengasdengklok, Jawa Barat. Perumusan teks proklamasi ditulis oleh
Soekarno dibantu oleh Ahmad Soebardjo dan Hatta. Pada dasarnya konsep
proklamasi kemerdekaan mengandung dua pokok pikiran.
Berita proklamasi disebarkan melalui media komunikasi, seperti pamflet,
radio dan surat kabar. Pamflet dipasang oleh para pemuda di tempat yang
mudah dilihat publik. Bangsa Indonesia benar-benar telah siap untuk
mempertahankan kemerdekaan yang telah diproklamasikannya itu, demikian
juga siap untuk mempertahankan negara yang baru didirikan tersebut. Hal itu
ditunjukkan oleh kalimat pertama pada naskah.

B. Saran
Bagaimana cara kita menghargai jasa para pahlawan? Mencintai negeri ini
(patriotik) merupakan bentuk dari penghargaan kita kepada para pahlawan.
Mencintai negeri ini berarti menjaga negeri ini dari kerusakan baik secara fisik
maupun mental. Kerusakan alam yang diakibatkan oleh eksploitasi yang
berlebihan dan pencemaran adalah contoh dari kerusakan fisik dari negeri ini.
Sedangkan kerusakan mental misalnya penyakit kolusi, korupsi, dan nepotisme
yang akhir-akhir ini menggetarkan negeri ini. Semua itu harus kita cegah dan
hentikan demi menghargai jasa para pahlawan pendiri negeri ini. Atau kalau
tidak, kita akan menjadi bangsa yang kecil tak beradab dan kalimat “Bangsa
yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya” hanya akan
menjadi sebuah retorika yang tak bermakna.

7
DAFTAR PUSTAKA

Hayati, Chusnul, dkk. 1985. Sejarah Indonesia. Jakarta: Karunika.

Sunarto, dkk. 2004. Pengetahuan Soaial Terpadu untuk SD kelas VI. Jakarta: Erlangga

Kamsory, Eryk. M. 2004. Sejarah untuk SMP kelas VIII. Bogor: Regina

Anda mungkin juga menyukai