Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH TENTANG PERISTIWA

MENJELANG KEMERDEKAAN
guru pengampu :sahdi,S.pd

DI SUSUN OLEH:

NAMA :WIWID WIDIA NINGSIH

NAMA :SUSANTI

NAMA :SANTI

NAMA :MIMUNAH

YAYASAN PONDOK PESANTREN NU AL-MA’ARIF MAHIMUL MUNIR PANDAN


INDAH
ATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga makalah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ini dapat
diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran PKn. Kami ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan
sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi
yang akan menjadi bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan
sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan
kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
DAFTAR ISI
CAVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

A. BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

B. BAB II PEMBAHASAN

A. Peristiwa Sebelum Proklamasi

1. Kekalahan Jepang Atas Sekutu

2. Perbedaan Sikap antara Golongan Tua dan Muda

3. Peristiwa Rengasdengklok

B. Peristiwa Ketika Proklamasi

1. Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan

2. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

C. Peristiwa Setelah Proklamasi

C. BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memasuki awal tahun 1944, kedudukan Jepang dalam perang Pasifik semakin terdesak.
Angkatan Laut Amerika Serikat dipimpin Laksamana Nimitz berhasil menduduki posisi penting
di Kepulauan Mariana seperti Saipan, Tidian dan Guan yang memberi kesempatan untuk Sekutu
melakukan serangan langsung ke Kepulauan Jepang. Sementara posisi Angkatan Darat Amerika
Serikat yang dipimpin oleh Jendral Douglas Mac Arthur melalui siasat loncat kataknya berhasil
pantai Irian dan membangun markasnya di Holandia (Jayapura).
Dari Holandia inilah Mac Arthur akan menyerang Filipina untuk memenuhi janjinya. Di
sisi lain kekuatan Angkatan Laut Sekutu yang berpusa di Biak dan Morotai berhasil menghujani
bom pada pusat pertahanan militer Jepang di Maluku, Sulawesi, Surabaya dan Semarang.
Kondisi tersebut menyebabkan jatuhnya pusat pertahanan Jepang dan merosotnya semangat
juang tentara Jepang. Kekuatan tentara Jepang yang semula ofensif berubah menjadi defensif
(bertahan).
Proklamasi adalah pernyataan suatu bangsa untuk bebas dari penjajahan. Bangsa
Indonesia telah melewati peristiwa itu setelah pada tanggal 17 Agustus 1945
memproklamasikan kemerdekaan. Sejak saat itu Indonesia berdaulat sebagai negara
merdeka dalam bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

B. Rumusan Masalah
1. Peristiwa apa saja yang terjadi sebelum proklamasi?
2. Peristiwa apa saja yang terjadi ketika proklamasi?
3. Peristiwa apa saja yang terjadi sesudah proklamasi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peristiwa Sebelum Proklamasi
1. Kekalahan Jepang Atas Sekutu
Sejak tahun 1943, Jepang mulai mengalami kekalahan-kekalahan, banyak wilayah
Jepang jatuh ke tangan Sekutu. Pangkalan militer Jepang di Okinawa dan Iwojima telah
bobol dan diduduki Sekutu, kemudian Kepulauan Saipan dan Mariana pada tahun 1944.
Pada 7 Agustus 1945, BPUPKI diganti menjadi PPKI, diketuai oleh Ir. Soekarno dan
Moh. Hatta wakilnya. Tugas PPKI adalah melanjutkan tugas BPUPKI dan
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.

Pada 9 Agustus 1945, Ir. Soekarno, Moh. Hatta dan Radjiman Wedyodingrat diundang
Jenderal Terauchi di Dalat, Vietnam untuk menyampaikan berita kemerdekaan bangsa
Indonesia pada 7 September 1945. Namun, pada 6 dan 9 Agustus 1945, armada Sekutu
menjatuhkan bom di Hiroshima dan Nagasaki sehingga Jepang mempercepat pemberian
kemerdekaan kepada Indonesia menjadi 24 Agustus 1945. Pemboman kota Hiroshima
dan Nagasaki menurunkan moral, keyakinan, serta semangat juang Jepang. Akhirnya,
Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945.

2. Perbedaan Sikap antara Golongan Tua dan Muda


Berita kekalahan Jepang tersebar luas meskipun Jepang merahasiakannya. Berita
tersebut kemudian diketahui oleh Sutan Syahrir melalui radio BBC. Syahrir kemudian
beranggapan inilah saatnya memerdekakan Indonesia. Pada 14 Agustus 1945, Soekarno-
Hatta tiba di Jakarta. Syahrir mendesak agar Soekarno-Hatta secepatnya
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tetapi Soekarno-Hatta tidak menyetujui
usulan Syahrir.
Sementara itu, pada 15 Agustus 1945, golongan muda di bawah pimpinan Chairul
Saleh, mengadakan pertemuan di Gedung Bakteriologi di Jl. Pegangsaan Timur no. 13,
Jakarta (sekarang Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia). Hasilnya
menyatakan bahwa kemerdekaan Indonesia tidak dapat bergantung pada bangsa lain.
Golongan muda diwakili oleh Wikana dan Darwis untuk menyatakan pendapat mereka.
Golongan muda menuntut agar proklamasi kemerdekaan dilaksanakan pada 16 Agustus
1945 tetapi Soekarono-Hatta menolak dengan alasan sebagai berikut:
a. Soekarno-Hatta belum mendapat pernyataan resmi tantang kekalahan Jepang.
b. Pasukan Jepang masih bersenjata dan mempunyai tugas untuk menjaga status quo,
keamanan dan ketertiban sebelum Sekutu datang;
c. Soekarno-Hatta akan membicarakan kemerdekaan Indonesia di rapat PPKI pada 16
Agustus 1945.
Perdebatan semakin panas, golongan tua marah dan menyarankan agar golongan muda
mencari orang lain untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
3. Peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa pengamanan Soekarno-Hatta dari
pengaruh Jepang dengan cara menyembunyikan kedua tokoh tersebut ke daerah
Rengasdengklok, Jawa Barat. Peristiwa pengamanan tersebut dilakukan pada 16 Agustus
1945, pukul 04. 00 WIB. Untuk menghindari kecurigaan Jepang, orang yang membawa
Soekarno-Hatta adalah Shodanco Singgih, seorang daidan PETA di Jakarta. Alasan
pemilihan Rengasdengklok, karena perhitungan geografis dan militer. Pertama,
Rengasdengklok letaknya sangat terpencil, 15 km dari jalan raya Jakarta-Cirebon.
Kedua, di Rengasdengklok terdapat kesatuan PETA bersenjata yang cukup besar.
Ketiga, penguasa dan rakyat di Rengasdengklok umumnya anti-Jepang dan pro-
kemerdekaan. Keempat, Rengasdengklok dapat terawasi dari segala penjuru dan
mendapat dukungan dari pejuang sekitar, misalnya daidan Purwakarta sedia mengawasi
gerakan Jepang dari timur, pasukan PETA di Kedung Gede telah bersiap di sebelah
selatan.
Soekarno-Hatta disambut baik oleh Shodanco Subeno dan membicarakan tentang
proklamasi kemerdekaan Indonesia. Setelah itu datang Ahmad Subardjo bersama
sekretaris pribadinya Sudiro pukul 17.30 WIB. Ahmad Subardjo memberitahukan
kebenaran Jepang menyerah kepada Sekutu. Mendengar itu Soekarno-Hatta bersedia
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

B. Peristiwa Ketika Proklamasi


1. Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan
Pada 16 Agustus 1945 pukul 20.00 WIB, Soekarno-Hatta beserta rombongan
berangkat menuju Jakarta. Sesampainya di Jakarta pukul 23.00WIB, Soekarno-Hatta
langsung mengundang seluruh anggota PPKI untuk rapat di Hotel Des Indes. Namun,
Hotel Des Indes menolak karena mempunyai aturan tidak melakukan kegiatan apapun
setelah pukul 21.00 WIB. Rapat pun dipindahkan ke rumah Laksamana Tadashi Maeda di
Jl. Imam Bonjol No. 1 atau Miyokodori (Nassau Boulevard).
Perumusan ditulis oleh Soekarno dibantu oleh Ahmad Soebardjo dan Hatta. Pada
dasarnya konsep proklamasi kemerdekaan mengandung dua pokok pikiran. Pertama,
pernyataan kemauan bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri yang tertuang
dalam kalimat pertama. Gagasan ini dari Ahmad Soebardjo. Kedua, pernyataan
pengalihan kekuasaan (Transfer of Soveireignty). Gagasan ini dari Moh. Hatta. Soekarno
menyuruh Sayuti Melik mengetik ulang naskah proklamasi dengan beberapa perubahan
seperti, kata ”tempoh” menjadi ”tempo”, kata ”wakil-wakil bangsa Indonesia” menjadi
”atas nama bangsa Indonesia”. Perubahan terakhir pada penulisan tanggal, ”Djakarta, 17-
08-05” menjadi ”Djakarta, hari 17, boelan 8, tahoen 05”. Pada rapat ini golongan tua
diwakili oleh Soekarno, Hatta dan Ahmad Soebardjo sedangkan golongan muda diwakili
oleh Sukarni, B. M Diah dan Sudiro.
2. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Persiapan menyambut proklamasi kemerdekaan dilakukan di Jl. Pegangsaan Timur
No. 56. Walikota Jakarta Suwiryo memerintahkan Wilopo untuk mempersiapkan
peralatan yang diperlukan seperti mikrofon alat pengeras suara. Adapun Sudiro
memerintahkan S. Suhud menyiapkan satu tiang bendera. Keamanan dipercayakan pada
Shodanco Latief Hendraningratdan Abdurrahman.
Menjelang pukul 10.00 WIB, tokoh-tokoh pergerakan nasional telah berdatangan di
Jl. Pegangsaan Timur No. 56, seperti dr. Buntara Martoatmojo, Mr. A. A. Maramis, Mr.
Latuharhary, Abikusno Tjorosujoso, Otto Iskandardinata, Ki Hajar Dewantara, Sam Ratu
Langie, K. H. MasMansur, Mr. Sartono, Sayuti Melik, Pandu Kartawiguna, M. Tabrani,
dr. Muwardi dan A. G. Pringgodigdo.
epat pukul 10.00 WIB, 17 Agustus 1945, yang bertepatan dengan bulan Ramadhan,
Soekarno didampingi oleh Moh. Hatta membacakan proklamasi kemerdekaan Indonesia,
yang isinya sebagai berikut:
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara
seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta.
Setelah pembacaan proklamasi selesai, Latief Hendraningrat dan S. Suhud
mengibarkan bendera Merah Putih. Seluruh rakyat menyanyikan lagu kebangsaan
Indonesia Raya. Upacara ditutup oleh Walikota Jakarta, Suwiryo.

C. Peristiwa Setelah Proklamasi


Berita proklamasi disebarkan melalui media komunikasi, seperti pamflet, radio dan
surat kabar. Pamflet dipasang oleh para pemuda di tempat yang mudah dilihat publik.
Pada 20 Agustus 1945, hampir seluruh surat kabar di Jawa menerbitkan berita proklamasi
secara serempak. Adapun melalui radio oleh kantor berita Antara (Domei). Kepala bagian
radio, Waidan. B. Palenewen menerima teks proklamasi dari Syahruddin. Waidan
memerintahkan F. Wuz supaya menyiarkan berita proklamasi tiga kali yang diulang
setiap setengah jam sampai pukul 16.00 WIB. Akibatnya kantor berita Domei ditutup
Jepang pada 20 Agustus 1945.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa pengamanan Soekarno-Hatta dari
pengaruh Jepang dengan cara menyembunyikan kedua tokoh tersebut ke daerah
Rengasdengklok, Jawa Barat. Perumusan teks proklamasi ditulis oleh Soekarno dibantu
oleh Ahmad Soebardjo dan Hatta. Pada dasarnya konsep proklamasi kemerdekaan
mengandung dua pokok pikiran.
Berita proklamasi disebarkan melalui media komunikasi, seperti pamflet, radio dan
surat kabar. Pamflet dipasang oleh para pemuda di tempat yang mudah dilihat publik.
Bangsa Indonesia benar-benar telah siap untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah
diproklamasikannya itu, demikian juga siap untuk mempertahankan negara yang baru
didirikan tersebut. Hal itu ditunjukkan oleh kalimat pertama pada naskah.

B. Saran
Bagaimana cara kita menghargai jasa para pahlawan? Mencintai negeri ini
(patriotik) merupakan bentuk dari penghargaan kita kepada para pahlawan. Mencintai
negeri ini berarti menjaga negeri ini dari kerusakan baik secara fisik maupun mental.
Kerusakan alam yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan pencemaran
adalah contoh dari kerusakan fisik dari negeri ini. Sedangkan kerusakan mental misalnya
penyakit kolusi, korupsi, dan nepotisme yang akhir-akhir ini menggetarkan negeri ini.
Semua itu harus kita cegah dan hentikan demi menghargai jasa para pahlawan pendiri
negeri ini. Atau kalau tidak, kita akan menjadi bangsa yang kecil tak beradab dan kalimat
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya” hanya akan
menjadi sebuah retorika yang tak bermakna.
DAFTAR PUSTAKA
Maryato, Hendi. 2011. Makalah Sejarah Proklamasi Indonesia Hingga Terbentuknya
Republik Indonesia Serikat (RIS). [Online]. Tersedia:
http://hendicom.blogspot.com.

Admin. 2012. Makalah Sejarah Proklamasi. [Online]. Tersedia:


http://makalahcyber.blogspot.com.

Anda mungkin juga menyukai