Disusun Oleh :
Rangga Handoko
Daniel C Tambunan
Sejarah Reguler E 2021
Dosen Pengampu :
Dra. Hafnita Sari Lubis M.Si dan Ikhsan Syahaf Nasution S.Pd, M.Pd
PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
AGUSTUS 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkatnya kami dapat menyelesaikan tulisan ini. Selain itu kami juga ingin
mengucapkan terimakasih kepada teman-teman semua yang ikut turut
mendukung kami untuk menyelesai tugas Sejarah Indonesia Masa
Kemerdekaan-Reformasi. Penulisan ini kami sajikan dengan secara ringkas
dan sederhana sesuai dengan kemampuan yang saya miliki, dan tugas ini di
susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Indonesia Masa
Kemerdekaan-Reformasi.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................. 3
2.1 Menuju Proklamasi ................................................................................................. 3
2.2 Kedatangan Sekutu ................................................................................................. 6
BAB III PENUTUP...................................................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengaruh perang dunia II bagi bangsa Indonesia dapat dilihat sejak
tahun 1942. Indonesia adalah salah satu wilayah yang menjadi target
perluasan negara Jepang. Akibatnya bangsa Indonesia diduduki oleh penguasa
militer Jepang. Selama 3,5 tahun Indonesia berada di bawah penjajahan
Jepang. Akibat penjajahan Jepang tersebut bangsa Indonesia mengalami
tekanan politik dan penderitaan ekonomi dan sosial. Perginya penjajah
Belanda diganti oleh Jepang justru membawa penderitaan yang lebih hebat
bagi bangsa Indonesia. Tetapi karena Perang Dunia II, bangsa Indonesia
mendapat keuntungan dengan kondisi kekalahan Jepang. Menjelang
kekalahan Jepang dalam PD II, Jepang telah membentuk BPUPKI dan PPKI
yang sangat besar artinya bagi persiapan membentuk negara Indonesia
(Vlekke, 2017).
1
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk membahas bagaimana
keadaan Indonesia pada saat menuju proklamasi dan proses kedatangan
sekutu ke negara ini paska kemerdekaan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Menuju Proklamasi
Pada sidang Istimewa Parlemen Jepang ke-85 pada awal september
1944 di Tokyo, PM Jepang pada saat itu, Kaiso mengumumkan bahwa daerah
Hindia Timur (Indonesia) diperkenankan untuk merdeka di kemudian hari.
Hal ini dilakukan untuk melecut semangat masyarakat di Hindia Timur dalam
membantu Jepang setelah direbutnya kepulauan Saipan oleh pihak Amerika
(Aman, 2015). Upaya untuk mendukung kemerdekaan Indonesia ini dilakukan
dengan dibentuknya Dokuritsu Junbi Cosakai atau Badan Penyelidik Usaha
Usaha Panitia Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 1 Maret 1945 yang
diketuai oleh dr. Radjiman Widiodiningrat. Selanjutnya pada tanggal 7 Agustus
1945, Panglima Tentara Umum Selatan, Jenderal Terauchi meresmikan
pembentukan Dokuritstu Junbi Inkai atau Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) yang diketuai oleh Ir.Soekarno dan wakilnya yaitu Drs. Moh
Hatta. Pembentukan PPKI ini juga sekaligus membubarkan BPUPKI yang
sebelumnya telah didirikan.
3
kekalahan ini, beliau adalah seorang yang dikenal dengan sebutan “bung kecil”
yang bernama asli Sutan Syahrir. Sutan Syahrir sendiri pada masa itu
merupakan orang yang lekat dengan gerakan bawah tanah, dan segera
melaporkan kabar tersebut kepada rekan rekan seperjuangannya. Dua hari
setelahnya, tepatnya pada tanggal 12 Agustus, Marsekal Angkatan Darat
Jepang, yaitu Terauchi memanggil Soekarno, Hatta, dan Soebardjo untuk
datang ke Dalat, Vietnam untuk membahas kemerdekaan Indonesia. Dari
pertemuan itu, pihak Jepang mengatakan akan memberikan kemerdekaan
kepada Indonesia pada 24 Agustus 1945, dan ketiga tokoh tersebut kemudian
kembali pulang ke tanah air.
Sikap “main aman” yang dilakukan oleh golongan tua ini ternyata tidak
disukai oleh golongan muda yang sedang semangat semangatnya untuk
memerdekakan tanah airnya. Golongan muda yang pada masa itu diisi oleh
4
orang orang dari PETA dan mahasiswa merasa kecewa terhadap sikap yang
diambil oleh para senior mereka. Mereka berpikir buat apa tunduk pada
rancangan semula PPKI yang ingin memerdekakan Indonesia pada 24 Agustus
1945? Buat apa tunduk kepada orang yang menjajah dirimu sendiri? Mengapa
tidak memanfaatkan saja kekosongan kekuasaan yang terjadi untuk
memproklamirkan kemerdekaan? PPKI hanyalah produk Jepang, tanpa
mengikuti arahan dari mereka, para golongan muda siap untuk
memproklamirkan kemerdekaan tanah air mereka sendiri. Oleh karenanya,
mereka kemudian melaksanakan rapat yang diselenggarakan di Pegangsaan
Timur pada tanggal 15 Agustus 1945. Rapat ini dihadiri oleh beberapa nama
seperta Chairul Saleh, Djohan Nur, Kusnandar, Subadio, Subianto, Margono,
Armansyah, dan Wikana (Aman, 2015). Rapat yang dipimpin oleh Chairul
Saleh ini kemudian membulatkan suara mereka untuk menyatakan
kemerdekaan Indonesia adalah hak dan masalah bagi rakyat Indonesia itu
sendiri, bukan menggantukannya kepada pihak lain. Keputusan ini kemudian
disampaikan oleh Darwis dan Wikana kepada Soekarno dan Hatta di kediaman
mereka di Pegangsaan Timur no.56 dan mereka dengan tegas menyampaikan
bahwa Proklamasi Kemerdekaan pada 16 Agustus 1945, dan jika keinginan
mereka ditolak, makan pertumpahan darah akibatnya. Namun, meskipun
sudah mendapat ultimatum dariapda golongan muda, Soekarno masih tetap
teguh dengan pendiriannya untuk memproklamirkan kemerdekaan Indonesia
sesuai prosedur dari PPKI. Suasana yang semakin menegang inilah yang
kemudian melahirkan peristiwa bersejarah di Indonesia yaitu “penculikan”
Soekarno Hatta ke Rengasdengklok.
5
menghindari kecurigaan dari militer Jepang. Sementara Rengasdengklok
sendiri dipilih karena alasan perhitungan militer. Sementara pengasingan ini
dilakukan, golongan tua dan muda melakukan mediasi mengenai masalah
kemerdekaan Indonesia, Subarjo mewakili golongan tua dan Wikana mewakili
golongan muda akhirnya sepakat untuk melakukan proklamasi pada tanggal
17 Agustus 1945. Kemudian Subarjo bersama Yusuf Kanto berangkat menuju
rengasdengklok untuk menjemput Sukarno Hatta dari tangan golongan muda.
Subarjo menjamin proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan
pada tanggal 17 Agustus 1945, selambat lambatnya pukul 12.00. Jaminan ini
membuat golongan muda merasa sedikit lega dan “mengembalikan” Sukarno
Hatta.
6
Van Mook. Setelah Jepang kalah oleh pasukan sekutu, Belanda ingin kembali
ke Indonesia. Alasan utamanya adalah alasan ekonomis dengan menyebutkan
bahwa Indonesia bukan lagi jajahan Belanda, melainkan wilayahnya yang
sejajar dengan wilayah Belanda lainnya di Eropa. Hal ini dimaksudkan agar
kembalinya Belanda ke Indonesia memiliki dasar hukum internasional yang
kuat. Bahkan pengakuan bahwa Indonesia adalah bagian dari wilayah Belanda
di seberang diterima oleh dunia Internasional. Pasukan sekutu yang
mengurusi wilayah Indonesia tergabung dalam AFNEI (Allied Forces
Netherlands East Indies) pimpinan Sir Philip Christison dari pasukan Inggris.
Adapun tugas AFNEI adalah melucuti tentara Jepang, membebaskan tawanan
perang, dan melakukan perundingan dengan pihak RI. 22 Perundingan
dilakukan antara pihak Inggris yang dipimpin oleh Brigjen AWS Mallaby
dengan para wakil dari pihak RI. Pertemuan tersebut menghasilkan
kesepakatan sebagai berikut :
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kemerdekaan Indonesia merupakan hasil dari jerih payah yang
dilakukan para pejuang pejuang tanah air. Tidak hanya oleh mereka yang
berjuang melalui medan perang, tetapi juga oleh mereka yang berjuang
dengan jalur diplomasi. Benar apabila seseorang mengatakan Indonesia
merdeka hanya karena faktor keberuntungan atau faktor dibantu oleh
Amerika yang memborbardir Jepang, tetapi harus kita ingat dan harus kita
pelajari kembali bahwa negara ini pernah berjuang untuk memerdekakan
bangsanya.
8
DAFTAR PUSTAKA
Aman. (2015). Sejarah Indonesia Masa Kemerdekaan 1945-1950. Yogyakarta:
Ombak.