Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“Masa Kemerdekaan Indonesia (1945-1950)”


 

Disusun Oleh :

RENALDI
Kelas: IX.1
Guru Pembimbing :
EMMY YULIANI, S Pd.

SMP NEGERI 7 PALEMBANG


Tahun Pelajaran 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah dengan judul
“Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945” dengan baik dan tepat
waktu.
            Sholawat serta salam kami tujukan kepada baginda Rasulullah SAW yang
telah menuntun umatnya kearah keselamatan hidup serta membawa petunjuk bagi
semua umat muslim.
            Terwujudnya makalah ini tidak lepas dari dukungan beberapa pihak,
dukungan yang telah diberikan pada penulis, dengan terselesaikannya makalah ini.
Kami ucapkan terima kasih   kepada:
1. Orang tua yang selalu mendoakan.
2. Ibu guru, selaku guru mata pelajaran Sejarah Indonesia.
Semoga dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat berguna bagi
kita semua dalam kegiatan belajar maupun pembelajaran.
Tak ada gading yang tak retak, kami selaku penulis mohon maaf apabila
ada kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Kami mengharapkan kritik dan
saran untuk memperbaiki makalah yang kami buat agar dapat bermanfaat dan
menambah ilmu pengetahuan bagi kami. Amin

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................
1.3 Tujuan............................................................................................
BAB II ISI
2.1 Peristiwa Penting Sekitar Proklamasi...........................................
2.2 Peranan Proklamator Dalam Kemerdekaan Indonesia.................
2.3 Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia...............
2.4 Proses Pembentukan Pemerintahan Pertama RI beserta
Kelengkapannya dalam Proklamasi..............................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................
3.2 Kritik Dan Saran...........................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Proklamasi adalah sebuah pemberitahuan resmi kepada seluruh rakyat. Pemberitahuan
kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, menandakan suatu ketetapan kebebasan bagi
seluruh rakyat Indonesia dari belenggu penjajahan. Proklamasi kemerdekaan Indonesia
menunjukkan keberanian dan sikap bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri.
Awalnya terdapat perbedaan sikap antara golongan tua dan gologan muda. Golongan
tua tidak mempersoalkan jika kemerdekaan adalah pemberian Jepang, lain halnya dengan
golongan muda yang mengagungkan kemerdekaan Indonesia sebagai hasil perjuangan sendiri.
Perbedaan itu membuat para perjuangan nasionalis Indonesia bekerja keras.
Proklamasi bukan berarti perjuangan selesai, masih ada perjuangann yang lebih berat lagi
menanti yaitu perjuangan mempertahankan kemerdekaan itu sendiri.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana peristiwa sekitar Proklamasi Kemerdekaan RI?
2. Bagaimana peranan Tokoh Proklamator dalam kemerdekaan Indonesia?
3. Bagaimana memperjuangkan kemerdekaan Indonesia?
4. Bagaimana Proses Pembentukan Pemerintahan Pertama beserta Kelengkapannya
dalam Proklamasi?

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui sekitar Proklamasi Kemerdekaan RI.
2. Mengetahui peranan Tokoh Proklamator dalam kemerdekaan Indonesia .
3. Mengetahui perjuangan pahlawan dalam mempertahamkan kemerdekaan Indonesia.
4. Mengetahui Proses Pembentukan Pemerintahan Pertama Republik Indonesia beserta
kelengkapannya dalam Proklamasi

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1      PERISTIWA PENTING SEKITAR PROKLAMASI


2.1.1 Peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa bersejarah bagi bangsa Indonesia. Peristiwa ini terjadi
sehari sebelum kemerdekaan. Peristiwa ini terjadi karena pertentangan antara golongan muda dan golongan tua
dalam menentukan waktu diproklamasikannya kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Golongan muda yang
tergabung dalam Angkata Muda Indonesia yang dipimpin oleh Chaerul Saleh telah mengetahui menyerahnya
Jepang tanpa syarat kepada Sekutu pada 14 Agustus 1945 mereka mengetahui kekalahan Jepang melalui siaran
rasio BBC di Bandung dan 15 Agustus. Kemudian mereka mengadakan pertemuan, dan hasil pertemuan itu
adalah Indonesia harus segera memproklamasikan kemerdekaanya. Mereka berpendapat bahwa kemerdekaan
adalah hak segala bangsa termasuk Indonesia, tanpa bergantung kepada bangsa dan negara manapun.
Pada hari yang sama Sokarno dan Moh. Hatta kembali ke tanah air setelah memenuhi panggilan
Panglima Mandala Asia Tenggara Marsekl Terauchi di Saigon, Vietnam. Golongan tua yang dipimpin oleh
Soekarno dan Hatta lebih memilih melihat perkembangan selanjutnya, karena proklamasi kemerdekaan harus
terorganisasi dan melalui rapat PPKI tanggal 18 Agustus 1945 seperti yang telah disepakati dalam pertemuan di
Saigon. Pendapat itu tidak ditanggapi oleh golongan muda. Mereka tetap pada prinsipnya, sehingga terjadi
perbedaan paham antara golongan tua dan golongan muda. Golongan muda memutuskan untuk mengamankan
Soekarno dan Hatta ke Luar kota, yakni ke Rengasdengklok sebelah timur Jakarta. Diungsikannya kedua tokoh
ini leh golongan muda bertujuan untuk menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang.
Golongan muda tetap memaksa kepada kedua tokoh itu untuk melaksanakan proklamasi kemerdekaan
tanpa campur tangan Jepang dan sesegera mungkin dikumandangkan. Namun, usaha para golongan muda ini
tidak berhasil. Kedua tokoh itu teap pada pendiriannya. Shodanco Singgih yang berada di pihak golongan muda
berbicara dengan Soekarno. Akhirnya Soekarno bersedia untuk memproklamasikan kemerdekan Indonesi
dengan segera setelah kembali ke Jakarta. Berdasarkan pernyataan itu, Singgih segera kembali ke Jakarta untuk
menyampaikan rencana proklamasi kepada kawan – kawannya.
Para tokoh lannya yang berada di Jakarta, yakni Ahmad Seobardjo yang mewakili golongan tua dan
Wikana yang mewakili golongan pemuda, telah sepakat menentukan tempat dikumandangkannya proklamasi di
Jakarta. Atas kesepakatan itu kemudian Jusuf Kunto (golongan pemuda) mengantar Ahmad Soebardjo bersama
sekretaris pribadinya pergi menjemput Soekarno – Hatta. Pukul 17.30 WIB rombongan tiba di Jakarta dengan
selamat. Penyusunanteks proklamasi disepakati akan dilakukan di rumah kediaman Laksamana Tadashi Maeda.
Rombongan yang tiba di Jakarta langsung menuju urmah Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol No.
1 (sekarang Perpustakaan Nasional, Depdiknas).

2.1.2      Penyusunan Tesk Proklamasi


Sebelum pembicaraan pembuatan naskah teks proklamasi dimulai, Soekarno Hatta telah mengemui
Mayor Jenderal Nishimura untuk menjajaki sikapnya mengenai proklamasi kemerdekaan. Mereka ditemani oleh
Laksamana Tadashi Maeda. Singetada Nishijima, Tomegoro Yoshizumi, dan Miyoshi sebagai penerjemah.

2
Dalam pertemuan itu disepakati agar pemerintah Jepang tidak menghalangi pelaksanaan proklamasi
kemerdekaan yang akan dilakukan oleh rakyat Indonesia.
Setelah pertemuan itu, Soekarno Hatta kembali ke rumah Laksamana Tadashi Maeda untuk menyusun
naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia Miyoshi sebagai orang kepercayaan Nishimura bersama tiga tokoh
pemuda, yaitu Sukami, Soediro dan B.M Diah menyaksikan Soekarno Moh Hatta dan Ahmad Soebardjo
membahas perumusan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Menjelang subuh, naskah proklamasi yang
masih berupa konsep yang ditulis oleh Soekarno dibacakan dan dibahas kembali. Soekarno yang mendapat
dukungan dari Moh. Hatta menyarankan agar mereka bersama – sama menandatangani naskah proklamasi selaku
wakil bangsa Indonesia namun golongan pemuda menentangnya.
Sukarni yang mewakili golongan pemuda mengusulkan agar yang menandatangani naskah proklamasi
kemerdekaan Indonesia adalah Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia. Usul itu disetujui oleh hadirin yang
ada, Kemudian Soekarno meminta kepada Sayuti Melik untuk mengetik berita naskah itu berdasarkan naskah
hasil tulisan tanganya dengan perubahan yang telah disetujui.
Semula pembacaan teks proklamasi akan dibacakan di Lapangan Ikada (sekarang bagian tenggara
lapangan Monumen Nasional) atas usulan Sukarni. Namun Soekarno khawatir akan terjadi bentrokan fisik antara
rakyat Indonesia dengan tentara Jepang maka diputuskan bahwa pembacaan teks proklamasi kemerdekaan
Indonesia akan dilaksanakan di rumah kediaman Soekarno, yakni jalan Pegangasaan Timur No. 56 Jakarta pada
hari Jum’at tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 wib.

2.1.3    Detik – Detik Proklamasi


Pada 17 Agustus 1945 menjelang fajar, teks proklamasi telah diketik dan siap dibacakan. Dalam
suasana pagi, para pemimpin bangsa Indonesia masing – masing meninggalkan rumah Laksamana Tdashi
maeda. Mereka pulang ke rumah masing – masing untuk mempersiapkan diri dan menuju rumah kediaman
Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta (sekarang Jalan Proklamasi, Gedng Perintis Kemerdekaan)
tepat pukul 10.30 wib.
Namun, tanpa diduga pada hari itu yang bertepatan dengan bulan Suci Ramadhan, barisan pemuda
berbondong – bondong datang ke Lapangan Ikada. Pihak Jepang telah mengetahui kegiatan para pemuda pada
malam perumusan teks Proklamasi. Tentara Jepang berusaha untuk menghalang – halanginya dengan menjaga
Lapangan Ikada.
Pemimpin Barisan Pelopor, Sudiro melaporkan keadaan tersebut kepada dr.Muwardi (Kepala
Keamanan Soekarno) Ia mendapat penjelasan, bahwa proklamasi tidak dilaksanakan di Lapangan Ikada, tetapi di
depan rumah kediaman Soekarno. Sudiro segera kembali ke lapangan Ikada untuk memberitahukan anak
buahnya.
Sejak pagi hari, rumah Soekarno dipadati oleh massa pemuda. Mereka berbaris untuk menjaga
keamanan upacara pembacaan proklamasi, dr. Muwardi meminta kepada beberapa orang anak buahnya untuk
berjaga – jaga di sekitar rumah Soekarno dan juga dibantu pasukan yang dipimpin Cudanco Arifin Abdurahman.
Para pemimpin bangsa Indonesia menjelang Pukul. 10.00 telah berdatangan ke Pegangangsaan Timur di
antara mereka adalah :

3
Dr. Buntaran Martoatmodjo, Mr. Latuharhary, Anwar Tjokroaminoto, Otto Iskandardinata, Sam Ratulangi, Mr.
Sartono, Pandu Kartawiguna, Dr. Muwardi, Mr. A. A Maramis, Abikusno Tjokrosuyoso, Harsono
Tjokroaminoto, Ki Hajar Dewantara, K.H Mas Mansyur, Sayuti Melik, M. Tabrani, A.K Pringgodigdo, dll.

2.1.4    Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


Pada tanggal 17 Agustus 1945, tepat pukul 10.00 wib Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia
telah dikumandangkan. Pada hari itu pula berita proklamasi telah menyebar luas ke seluruh Jakarta, kemudian
disebarluaskan ke seluruh Indonesia. Proklamasi telah sampai di tangan Kepala Bagian Radio dari Konter Domei
(kantor berita saat pendudukan Jepang), Waidan B Palenewen ia menerima teks dari seorang wartawan Domei
bernama Syahruddin.
Waidan B. Palenewen segera memerintahkan F. Wuz untuk menyiarkan berita Proklamasi tiga kali
berturut – turut. Teks proklamasi baru disiarkan dua kali, tentara Jepang masuk ke ruangan radio dan
memerintahkan agar penyiaran berita itu dihentikan. Waidan B Palenewen tetap memerintahkan F. Wuz untuk
terus menyiarkan setiap setengah jam sampai dengan pukul 16.00 Pimpinan tentara Jepang di Jawa
memerintahkan untuk meralat berita tersebut dan menyatakan sebagai kekeliruan.
Pada tanggal 20 Agustus 1945, Jepang menyegel pemancar radio dan para pegawai radio dilarang
masuk. Para pemuda membuat pemancar baru dengan bantuan beberapa teknisi radio, seperti Sukarman,
Sutamto, Susilahardja, dan Suhendar. Peralatan yang dipakai untuk siaran diambil dari Kantor Berita Domei.
Peralatan itu dibawa ke rumah Waidan B. Palenewen dan sebagian ke Menteng 31 para pemuda merakit
pemancar baru dengan kode panggilan DJK I, dari sinilah berita Proklamasi tidak terbatas lewat radio, melainkan
lewat pers dan suara selebaran. Pada tanggal 20 Agustus 1945, hampir seluruh surat kabar di Jawa memuat berita
Proklamasi dan UUD Negara Republik Indonesia. Dengan demikian rakyat Indonesia telah bahu membahu
menyebarkan berita penting dan bersejarah itu ke seluruh Tanah Air.

2.1.5      Isi Teks Proklamasi.


a.     Naskah baru setelah mengalami perubahan
Di dalam teks proklamasi terdapat beberapa perubahan yaitu terdapat pada:
 Kata tempoh diubah menjadi tempo
 Kata Wakil-wakil bangsa Indonesia diubah menjadi Atas nama bangsa Indonesia
 Kata Djakarta, 17-8-05 diubah menjadi Djakarta, hari 17 boelan 08 tahun '05
 Naskah proklamasi klad yang tidak ditandatangani kemudian menjadi otentik dan ditandatangani oleh
Ir. Soekarno dan Drs. Moh.Hatta
 Kata Hal2 diubah menjadi Hal-hal

Isi teks proklamasi kemerdekaan yang singkat ini adalah:

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.


Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

4
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta

Di sini ditulis tahun 05 karena ini sesuai dengan tahun Jepang yang kala itu adalah tahun 2605.
b. Naskah Otentik
Teks diatas merupakan hasil ketikan dari Sayuti Melik (atau Sajoeti Melik), salah seorang tokoh pemuda yang
ikut andil dalam persiapan proklamasi.

Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal² jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara saksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, 17-8-'05
Wakil2 bangsa Indonesia.
2.1.6     Teks pidato proklamasi kemerdekaan Indonesia
Saudara-saudara sekalian!
Saya telah meminta Anda untuk hadir di sini untuk menyaksikan peristiwa dalam sejarah kami yang paling
penting.
Selama beberapa dekade kita, Rakyat Indonesia, telah berjuang untuk kebebasan negara kita-bahkan selama
ratusan tahun!
Ada gelombang dalam tindakan kita untuk memenangkan kemerdekaan yang naik, dan ada yang jatuh, namun
semangat kami masih ditetapkan dalam arah cita-cita kami.
Juga selama zaman Jepang usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak pernah berhenti. Pada zaman
Jepang itu hanya muncul bahwa kita membungkuk pada mereka. Tetapi pada dasarnya, kita masih terus
membangun kekuatan kita sendiri, kita masih percaya pada kekuatan kita sendiri.
Kini telah hadir saat ketika benar-benar kita mengambil nasib tindakan kita dan nasib negara kita ke tangan kita
sendiri. Hanya suatu bangsa cukup berani untuk mengambil nasib ke dalam tangannya sendiri akan dapat berdiri
dalam kekuatan.
Oleh karena semalam kami telah musyawarah dengan tokoh-tokoh Indonesia dari seluruh Indonesia. Bahwa
pengumpulan deliberatif dengan suara bulat berpendapat bahwa sekarang telah datang waktu untuk
mendeklarasikan kemerdekaan.
Saudara-saudara:
Bersama ini kami menyatakan solidaritas penentuan itu.
Dengarkan proklamasi kami:
PROKLAMASI,
KAMI BANGSA INDONESIA DENGAN INI MENYATAKAN KEMERDEKAAN INDONESIA. HAL-HAL YANG
MENGENAI PEMINDAHAN KEKUASAAN DAN LAIN-LAIN DISELENGGARAKAN DENGAN CARA
SAKSAMA DAN DALAM TEMPO YANG SESINGKAT-SINGKATNYA.

5
DJAKARTA, 17 Agustus 1945
ATAS NAMA BANGSA INDONESIA
SUKARNO-HATTA
Jadi, Saudara-saudara!
Kita sekarang sudah bebas!
Tidak ada lagi penjajahan yang mengikat negara kita dan bangsa kita!
Mulai saat ini kita membangun negara kita. Sebuah negara bebas, Negara Republik Indonesia-lamanya dan abadi
independen. Semoga Tuhan memberkati dan membuat aman kemerdekaan kita ini!

2.2 PERAN TOKOH PROKLAMATOR DALAM PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA


2.2.1     BPUPKI
Pada bulan Juli 1944 kedudukan Jepang semakin terdesak dalam Perang Pasifik. Pasukan jepang di
Pulau Saipan jatuh ke tangan pasukan Amerika Serikat. Dengan jatuhnya Pulau Saipan, kedudukan Jepang
semakin terancam. Begitu pula di berbagai wilayah, peperangan tentara Jepang selalu menemui kekalahan,
dalam keadaan seperti itulah, pada tanggal 9 September 1944 Perdana Menteri Koiso memberikan janji
kemerdekaan kepada rakyat Indonesia. Penyampaian janji itu bertujuan untuk menarik simpati
rakyat Indonesia agar mau membantu Jepang.
Pada tanggal 1 Maret 1945, kekalahan jepang dalam Perang Pasifik semakin jelas, sehingga Jenderal
Kumakici Herada mengumumkan dibentuknya suatu badan khusus yang bertugas menyelidiki usaha-usaha
persiapan kemerdekaan Indonesia yang bernama Dokuritzu Zyunbi Coosakai atau Badan Penyelidikan Usaha-
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Didirikannya BPUPKI bertujuan untuk mempelajari dan mempersiapkan hal-hal penting mengenai
masalah tata pemerintaan Indonesia merdeka. Badan ini beranggota 60 orang tokoh bangsa Indonesia dan 7
orang bangsa Jepang, bangsa Jepang hanya bertugas sebagai saksi. K.R.T. Radjiman Widyodiningrat (seorang
nasionalis tua) ditunjuk sebagai ketua. Sedangkan wakil ketua adlah R. Surono dan seorang lagi dari pihak
Jepang.
Pada tanggal 29 Mei 1945, BPUPKI diresmikan yang dihadiri oleh seluruh anggotadan dua orang
pambesar militer Jepang, yaitu Panglima Tentara Wilayah Ketujuh Jenderal Izajaki yang menguasai Jawa Serta
Panglima. Tentara Wilayah Keenambelas Jenderal Yaicio Nagano. Sidang itu berlangsung dari tanggal 29 Mei
sampai dengan 1 juni 1945.
Dalam sidang ini dibicarakan dasar filsafat Negara Indonesia merdeka, kemudian dikenal dengan
Pancasila. Tokoh-tokoh yang mengusulkan dasar negara itu diantaranya Mr. Muh. Yamin, Prof. Dr.Soepomo,
dan Soekarno. Soekarno mengajukan lima rancangan dasar Negara Indonesia merdeka yang diberi nama
Pancasila. Kelima rancangan dasar yang diajukan itu adalah;
a.       Kebangsaan Indonesia.
b.      Internasionalisme atau peri kemanusiaan.
c.       Mufakat atau demokrasi.
d.      Kesejahteraan sosial.

6
e.       Ketuhanan Yang Maha Esa.

2.2.2 PPKI
Setelah persidangan pertama selesai, BPUPKI menunda persidangan hingga bulan juli 1945. Namun
pada tanggal 22 juni 1945, sembilan orang anggota, yaitu: (Soekarno, Mr.Muh.Yamin, Mr.A.A.Maramis,
Wachid Hasyim, Moh.Hatta, Mr.Ahmad Soebardjo, Abduljahar Muzakar, Abikusno Tjokrosujoso). Membentuk
panitia sembilan atau lebih dikenal dengan sebutan Panitia Kecil. Panitia kecil ini menghasilkan dokumen yang
berisi asas dan tujuan Negara Indonesia merdeka. Dokumen ini dikenal sebagai Piagam Jakarta.
Adapun isi dari Piagam Jakarta, adalah:
1. Ketuhanan dengan berkewajiban menjalankan syariat- syariat Islam bagi para pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persauan Indonesia.
4. kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratandan perwakilan.
5. keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Piagam Jakarta kemudian ditetapkan menjadi mukadimah Undang-Undang Dasar 1945, setelah
diadakannya perubahan pada sila pertama, yaitu “Ketuhanan dengan berkewajiban menjalankan syariat-syariat
Islam bagi para pemeluknya” menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Setelah panitia sembilan menetapkan mukadimah UUD 1945, mereka mengajukan pembentukan PPKI
sebagai pengganti BPUPKI. Pada tanggal 7 Agustus 1945, Jenderal Terauchi menyetujui pembentukan Panitia
Persiapan kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau 
Dokuritzu Zyunbi Inkai yang mengganti BPUPKI.
Pada tanggal 9 agustus 1945, yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Dr. Ratjiman Widyodiningrat
berangkat ke Saigon, Dalat (Vietnam Selatan) untuk memenuhi panggilan Panglima Mandala Asia Tenggara
Marsekal Terauchi. Ketiga tokoh bangsa Indonesia itu dipanggil untuk membicarakan tentang
kemerdekaan Indonesia yang pelaksanaannya akan dilakukan oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia atau PPKI.
Dalam sidang PPKI berhasil menyusun landasan dasar proklamasi kemerdekaan Indonesia. Landasan
itu adalah landasan dasar nasional dan landasan dasar internasional. Landasan tersebut tercermin di dalam
Pembukaan UUD 1945, sekaligus merupakan Dekralasi Kemerdekaan Indonesia.
2.3 PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA
            Upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui berbagai upaya, yaitu perlucutan senjata Jepang,
menghadapi tentara sekutu dan NICA, serta perjuangan politik untuk mendapatkan pengakuan internasional.
Kedatangan pihak sekutu ke Indonesia dengan tujuan melepaskan tawanan perang tentara sekutu dari Jepang dan
melucuti tentara Jepang pada awalnya diterima dengan baik oleh rakyat Indonesia. Namun setelah tahu
kedatangan sekutu diboncengi oleh NICA (Netherlands Indies Civil Administration) dengan tujuan Belanda
ingin menguasai kembali wilayah Indonesia, akhirnya terjadilah konflik di berbagai daerah di Indonesia. Pada
masa itu Belanda melalui pemimpin Van Mook membentuk Negara-negara bagian, yaitu NIT (Negara Indonesia
Timur), Negara Pasundan, Daerah Istimewa Borneo Barat, Negara Madura, Negara Sumatra Timur, Negara Jawa
Timur.

7
2.3.1 Perjuangan Bersenjata
1.  Pertempuran Lima Hari di Semarang (14-19 Oktober 1945)
Pada peristiwa ini gugur Dokter Karyadi yang ditembak pasukan Jepang. Akhirnya pecah perang antara
pasukan Jepang dengan rakyat Indonesia dan pasukan Jepang yang mengakibatkan banyaknya korban.

2.  Peristiwa heroik di Surabaya


Peristiwa ini terjadi pada tanggal 10 November 1945 diawali dengan ultimatum dari pasukan sekutu (Inggris)
pada bangsa Indonesia untuk menyerahkan senjata dengan membawa bendera putih sebagai tanda menyerah
pada sekutu sebagai akibat tewasnya Brigjen Mallaby. Namun sampai batas waktu yang dijanjikan tidak
diindahkan akhirnya terjadilah pertempuran yang mengakibatkan banyaknya jatuh korban.
3.  Bandung Lautan Api
Peristiwa ini terjadi pada bulan Oktober 1945 ketika pasukan sekutu memasuki kota Bandung untuk
mengambil alih tawanan Jepang dan melucuti senjata mereka. Pihak Sekutu juga meminta Indonesia untuk
menyerahkan senjata yang berhasil dirampas dari pihak Jepang. Namun permintaan itu tidak dihiraukan oleh
Indonesia akhirnya tanggal 23 Maret 1946 meletuslah pertempuran tersebut. Adanya perintah dari pusat
untuk mengosongkan kota Bandung, akhirnya pasukan meninggalkan kota Bandung dengan terlebih dahulu
membumihanguskan kota Bandung bagian selatan.
4.  Peristiwa Medan Area
Peristiwa ini bermula dengan kedatangan pasukan sekutu yang diboncengi NICA pada tanggal 9 Oktober
1945. Kedatangan mereka yang bermaksud untuk memperkuat pasukan Westerling (Belanda) yang
diterjunkan sebelumnya akhirnya memberikan kesimpulan bahwa Belanda bermaksud untuk menjajah
kembali. Akhirnya terjadi ketegangan-ketegangan yang menimbulkan konflik antara Inonesia dengan
Belanda.
5.  Peristiwa Merah Putih di Menado
Terjadi pada tanggal 14 Desember 1945 di mana para pemuda Menado yang tergabung dalam pasukan KNIL
bersama rakyat berhasilo merebut Menado, Tomohon, dan Minahasa dari tangan sekutu/Belanda. Daerah
yang direbut tersebut dikibarkan bendera Merah Putih.
6.  Pertempuran Ambarawa
Pertempuran ini terjadi pada tanggal 15 Desember 1945 antara pasukan Inggris (Sekutu) melawan pasukan
Indonesia (Divisi V Banyumas) di bawah Kolonel Soedirman.
Dalam pertempuran itu pasukan Indonesia berhasil memukul mundur pasukan Inggris. Untuk mengenangnya
didirikan Monumen Palagan Ambarawa.

7.  Pertempuran Puputan Margarana di Bali


Puputan artinya perang habis-habisan. Perang ini terjadi pada tanggal 26 November 1946 antara pasukan
Belanda dan rakyat Bali. Dalam peperangan ini tokoh Ngurah Rai dan seluruh pasukannya gugur.
8.  Pertempuran 11 Desember 1946 di Sulawesi Selatan

8
Pertempuran ini terjadi di wilayah Sulawesi Selatan sperti Polongbangkeng, Pare-Pare, dan Luwu. Pejuang
yang gugur salah satunya yaitu Emmy Saelan.
9.  Agresi Militer Belanda I
Terjadi tanggal 21 Juli 1947 di mana Belanda telah melanggar Perjanjian Linggarjati dengan melancarkan
serangan secara tiba-tiba.  Serangan tersebut diarahkan di kota-kota besar di Jawa dan Sumatra terutama
daerah minyak dan perkebunan.

10. Agresi Militer Belanda II


Terjadi pada tanggal 19 Desember 1948 di Yogyakarta. Serangan ini telah melanggar Perjanjian Renville.
Melihat hal ini, Sukarno dan Hata mengirim radiogram kepada Mr Syarifudin Prawiranegara yang
berkunjung di Bukittinggi Sumatra untuk segera membentuk pemerintahan darurat RI di Bukittinggi.

2.3.2 Perjuangan Melalui Jalur Diplomasi (Perundingan).


1. Perundingan Soekarno – Van Mook
    Pertemuan dimulai tanggal 23 Oktober 1945 di Gambir. Dalam perundingan ini tidak menghasilkan
apa-apa, namun sebagai langkah awal merintis jalan perundingan selanjutnya.
2. Pertemuan Sutan Syahrir – Van Mook Pertama
     Pertemuan ini juga tidak menghasilkan keputusan apa-apa karena Belanda tetap berpegang teguh
pada isi pidato Ratu Wilhelmina tanggal 7 Desember 1942.
3. Perundingan Hooge Veluwe
     Perundingan ini terjadi tanggal 14 – 21 April di Hooge Veluwe di kota kecil Belanda. Perundingan
ini menemui jalan buntu yang mengakibatkan hubungan Indonesia– Belanda semakin memburuk.
4. Perundingan Linggarjati
Perundingan ini menghasilkan :
a. Belanda mengakui kekuasaan de facto RI atas Jawa, Madura, dan Sumatra.
b. Pemerintah Belanda bersama RI akan bersama-sama mendirikan Negara Indonesia Serikat (NIS) 
tanggal 1 Januari 1949
c. RI dan Belanda merupakan satu uni (gabungan) yang dikepalai Ratu Belanda
5. Perundingan Renville
Hasil dari perundingan ini :
a. Akan dibentuk RIS (Republik Indonesia Serikat)
b. Belanda akan tetap berkuasa di Indonesia sampai saat penyerahan kedaulatan.
c. Kedudukan RIS sejajar dengan Belanda
d. RI merupakan bagian dari RIS
e. Pasukan RI harus ditarik keluar dari daerah pendudukan yang berhasil direbutnya.
f. RI harus mengakui daerah yang berhasil diduduki Belanda sejak Agresi Militer Belanda Pertama.
6. Perundingan Roem Royen
Hasil pertemuan ini :
a. Angkatan bersenjata Indonesia akan menghentikan     semua aktivitas gerilya
b. 2. Pemerintah RI dikembalikan ke Yogyakarta

9
c. Pemerintah RI akan menghadiri KMB
d. Angkatan bersenjata Belanda akan menghentikan semua operasi militer dan membebaskan tawanan
perang
7. Perundingan Inter Indonesia
     Perundingan hanya ke dalam wilayah Indonesia yang diwakili dari RI dan BFO (Negara Bagian
Indonesia). Tujuannya untuk menyamakan langkah dalam menghadapi KMB di Den Haag.

8. Perundingan KMB (Konferensi Meja Bundar)


Hasil KMB adalah :
a. Belanda mengakui kedaultan RIS (Republik Indonesia Serikat) kecuali wilayah Irian Barat yang
akan diselesaikan dalam waktu satu tahun.
b. Dibentuknya UNI Indonesia-Belanda dengan monarchi Belanda sebagai Kepala Negara.
c. Hutang Hindia Belanda diambil alih oleh RIS.
2.4 PROSES PEMBENTUKAN PEMERINTAHAN PERTAMA RI BESERTA KELENGKAPANNYA
Negara RI yang dilahirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 pada kenyataannya belum sempurna sebagai
suatu negara. Oleh karena itu langkah yang diambil oleh para pemimpinnegara melalui PPKI adalah menyusun
konstitusi negara dan membentuk alat kelengkapannegara. Untuk itu PPKI mengadakan sidang sebanyak tiga
kali yaitu pada tanggal 18 Agustus1945, 19 Agustus 1945, dan 22 Agustus 1945. Sebelum rapat dimulai, muncul
permasalahanyang disampaikan oleh wakil dari luar Jawa, di antaranya Mr. Latuharhary (Maluku), Dr.
SamRatulangi (Sulawesi), Mr. Tadjudin Noor dan Ir. Pangeran Noor (Kalimantan), dan Mr. I KtutPudja (Nusa
Tenggara) yang menyampaikan keresahan penduduk non-Islam mengenaikalimat dalam Piagam Jakarta yang
nantinya akan dijadikan rancangan pembukaan danUndang Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Kalimat
yang dimaksud adalah:
“Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariah Islam bagi para pemeluknya”, serta-syarat seorang kepala
negara haruslah seorang muslim”.
Untuk mengatasi masalah tersebut Drs. Mohammad Hatta beserta Ki Bagus Hadikusumo, Wachid
Hasyim, Mr. KasmanSingadimedjo, dan Mr. Teuku Mohammad Hassan membicarakannya secara khusus.
Akhirnya dengan mempertimbangkan kepentingan yang lebih luas dan menegakkan NegaraRepublik Indonesia
yang baru saja didirikan, rumusan kalimat yang dirasakan memberatkanoleh kelompok non-Islam dihapus
sehingga menjadi berbunyi “ Ketuhanan Yang Maha Esa” dan syarat seorang kepala negara adalah orang
Indonesia asli.
2.4.1 Pembentukan Komite Nasional
Sebagai tindak lanjut dari sidang PPKI tanggal 22 Agustus 1945 maka dibentuklahKomite
Nasional Indonesia (KNI). Komite Nasional Indonesia adalah badan yang akan berfungsi sebagai
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebelum diselenggarakan PemilihanUmum (Pemilu). KNIP diketuai
oleh Mr. Kasman Singodimejo. Anggota KNIP dilantikpada tanggal 29 Agustus 1945. Tugas pertama
KNIP adalah membantu tugaskepresidenan. Namun, kemudian diperluas tidak hanya sebagai penasihat
presiden,tetapi juga mempunyai kewenangan legislatif. Wewenang KNIP sebagai DPR ditetapkandalam
rapat KNIP tanggal 16 Oktober 1945. Dalam rapat tersebut, wakil presiden Drs.Moh. Hatta
mengeluarkan Maklumat Pemerintah RI No. X yang isinya meliputi hal-hal berikut.

10
a. KNIP sebelum DPR/MPR terbentuk diserahi kekuasaan legislatif untuk membuatundang-undang
dan ikut menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN).
b. Berhubung gentingnya keadaan, maka pekerjaan sehari-hari KNIP dijalankan olehsebuah Badan
Pekerja KNIP yang diketuai oleh Sutan Syahrir. Komite Nasional Indonesia disusun dari tingkat
pusat sampai daerah. Pada tingkat pusat disebutKomite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan pada
tingkat daerah yang disusunsampai tingkat kawedanan disebut Komite Nasional Indonesia.

2.4.2 Pembentukan Partai Nasional Indonesia


Pada tanggal 22 Agustus 1945 PPKI bersidang untuk yang ketiga kalinya danmenghasilkan
keputusan antara lain pembentukan Partai Nasional Indonesia, yang padawaktu itu dimaksudkan
sebagai satu-satunya partai politik di Indonesia (partai tunggal).Dalam perkembangannya muncul
Maklumat tanggal 31 Agustus 1945 yang memutuskanbahwa gerakan dan persiapan Partai Nasional
Indonesia ditunda dan segala kegiatandicurahkan ke dalam Komite Nasional. Sejak saat itu, gagasan
satu partai tidak pernahdihidupkan lagi. Demi kelangsungan kehidupan demokrasi, maka KNIP
mengajukan usulkepada pemerintah agar rakyat diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk
mendirikanpartai politik. Sebagai tanggapan atas usul tersebut, maka pada tanggal 3 November 1945
pemerintah mengeluarkan maklumat pemerintah yang pada intinya berisimemberikan kesempatan
kepada rakyat untuk mendirikan partai politik. Maklumat itukemudian dikenal dengan Maklumat
Pemerintah tanggal 3 November 1945. Partaipolitik yang muncul setelah Maklumat Pemerintah tanggal
3 November 1945dikeluarkan antara lain Masyumi, Partai Komunis Indonesia, Partai Buruh
Indonesia,Parkindo, Partai Rakyat Jelata, Partai Sosialis Indonesia, Partai Rakyat Sosialis, Partai
Katolik, Permai, dan PNI.

2.4.3 Pembentukan Badan Keamanan Rakyat


Badan Keamanan Rakyat (BKR) ditetapkan sebagai bagian dari Badan PenolongKeluarga
Korban Perang (BPKKP), yang merupakan induk organisasi yang ditujukan untukmemelihara
keselamatan masyarakat. BKR tugasnya sebagai penjaga keamanan umumdi daerah-daerah di bawah
koordinasi KNI Daerah. Para pemuda bekas anggota Peta,KNIL, dan Heiho segera membentuk BKR di
daerah sebagai wadah perjuangannya.Khusus di Jakarta dibentuk BKR Pusat untuk mengoordinasi dan
mengendalikan BKR dibawah pimpinan Kaprawi. Sementara BKR Jawa Timur dipimpin Drg.
Moestopo, BKRJawa Tengah dipimpin Soedirman, dan BKR Jawa Barat dipimpin Arudji Kartawinata.
Pemerintah belum membentuk tentara yang bersifat nasional karena pertimbanganpolitik, mengingat
pembentukan tentara yang bersifat nasional akan mengundang sikappermusuhan dari Sekutu dan
Jepang. Menurut perhitungan, kekuatan nasional belummampu menghadapi gabungan Sekutu dan
Jepang. Sementara itu para pemuda yangkurang setuju pembentukan BKR dan menghendaki
pembentukan tentara nasional,membentuk badan-badan perjuangan atau laskar bersenjata. Badan
perjuangantersebut misalnya Angkatan Pemuda Indonesia (API), Pemuda Republik Indonesia
(PRI),Barisan Pemuda Indonesia (BPI), dan lainnya. Selain itu para pemuda yang dipeloporioleh Adam
Malik membentuk Komite van Actie.Pada tanggal 5 Oktober 1945 dikeluarkan Maklumat Pemerintah
yangmenyatakan berdirinya Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Sebagai pimpinan TKR

11
ditunjukSupriyadi. Berdasarkan maklumat pemerintah tersebut, maka segera dibentuk MarkasTertinggi
TKR oleh Oerip Soemohardjo yang berkedudukan di Yogyakarta. Di Pulau Jawaterbentuk 10 Divisi
dan di Sumatra 6 Divisi. Berkembangnya kekuatan pertahanan dankeamanan yang begitu cepat
memerlukan satu pimpinan yang kuat dan berwibawauntuk mengatasi segala persoalan akibat
perkembangan tersebut. Supriyadi yangditunjuk sebagai pemimpin tertinggi TKR ternyata tidak pernah
muncul. Pada bulanNovember 1945 atas prakarsa dari markas tertinggi TKR diadakan
pemilihanpemimpin tertinggi TKR yang baru. Yang terpilih adalah Kolonel Soedirman,
KomandanDivisi V/Banyumas. Sebulan kemudian pada tanggal 18 Desember 1945, Soedirmandilantik
sebagai Panglima Besar TKR dengan pangkat jenderal.Oerip Soemohardjo tetap menduduki jabatan
lamanya sebagai Kepala Staf Umum TKR dengan pangkat Letnan Jenderal (Letjen). Terpilihnya
Soedirman merupakantitik tolak perkembangan organisasi kekuatan pertahanan keamanan. Pada bulan
Januari1946, TKR berubah menjadi Tentara Rakyat Indonesia (TRI). Pada bulan Juni 1947 namaTRI
berubah menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI). Sampai dengan pertengahan1947, bangsa Indonesia
telah berhasil menyusun, mengonsolidasikan dan sekaligusmengintegrasikan alat pertahanan dan
keamanan. TNI bukanlah semata-mata alatnegara atau pemerintah, melainkan alat rakyat, alat
“revolusi” dan alat bangsa Indonesia.Dukungan Daerah terhadap Pembentukan Negara Kesatuan dan
PemerintahanRepublik IndonesiaKemerdekaan yang diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945
ternyatamendapat sambutan yang luar biasa di berbagai daerah, baik di Jawa maupun luar Jawa.Berikut
ini dukungan terhadap pembentukan Negara Republik Indonesia.

1. Di Sulawesi Selatan, Raja Bone (Arumpone) La Mappanjuki, yang masih tetap ingatakan
pertempuran-pertempuran melawan Belanda pada awal abad XX,menyatakan dukungannya
terhadap Negara Kesatuan dan Pemerintahan RepublikIndonesia. Mayoritas raja-raja suku Makasar
dan Bugis mengikuti jejak Raja Bonemengakui kekuasaan Dr. Sam Ratulangie yang ditunjuk
pemerintah sebagaiGubernur Republik di Sulawesi.
2. Raja-raja Bali juga mengakui kekuasaan Republik.
3. Empat raja di Jawa Tengah (Mangkunegaran, Kasunanan Surakarta, Kasultanan, danPaku Alaman
Yogyakarta) menyatakan dukungan mereka kepada Republik Indonesia pada awal September
1945.Dukungan yang sangat penting ditunjukkan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IXdari
Kasultanan Yogyakarta yang nampak dalam pernyataannya tanggal 5 September1945. Dalam
pernyataan tersebut Sri Sultan Hamengku Buwono IX menegaskan bahwa Negeri Ngayogyokarto
Hadiningrat yang bersifat kerajaan sebagai Daerah Istimewa dalam Negara Republik Indonesia.
Pernyataan tersebut merupakan suatu keputusan yang cukup berani dan bijak di dalam negara
kerajaan yang berdaulat. Sesuai dengankonsep negara kesatuan yang dianut Indonesia, tidak akan
ada negara di dalam negara.Kalau hal tersebut terjadi akan memudahkan bangsa asing mengadu
domba. Dukunganterhadap negara kesatuan dan pemerintah Republik Indonesia juga datang dari
rakyatdan pemuda. Berikut ini beberapa peristiwa sebagai wujud dukungan rakyat secara spontan
terhadap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
1) Sulawesi Selatan
Pada tanggal 19 Agustus 1945, rombongan Dr. Sam Ratulangi, Gubernur Sulawesi, mendarat
di Sapiria, Bulukumba. Setelah sampai di Ujung pandang,gubernur segera membentuk

12
pemerintahan daerah. Mr. Andi Zainal Abidin diangkat sebagai Sekretaris Daerah. Tindakan
gubernur oleh para pemuda dianggap terlalu berhatihati, kemudian para pemuda
mengorganisasi diri dan merencanakan merebut gedung-gedung vital seperti studio radio dan
tangsi polisi. Kelompokpemuda tersebut terdiri dari kelompok Barisan Berani Mati (Bo-ei
Taishin), bekaskaigun heiho dan pelajar SMP. Pada tanggal 28 Oktober 1945 mereka
bergerakmenuju sasaran. Akibat peristiwa tersebut, pasukan Australia yang telah adabergerak
dan melucuti mereka. Sejak peristiwa tersebut gerakan pemudadipindahkan dari
Ujungpandang ke Polombangkeng.

2) Di Bali
Para pemuda Bali telah membentuk berbagai organisasi pemuda, sepertiAMI, Pemuda
Republik Indonesia (PRI) pada akhir Agustus 1945. Mereka berusahauntuk menegakkan
Republik Indonesia melalui perundingan tetapi mendapathambatan dari pasukan Jepang. Pada
tanggal 13 Desember 1945 mereka melakukangerakan serentak untuk merebut kekuasaan dari
tangan Jepang, meskipun gerakanini gagal.
3) Gorontalo
Pada tanggal 13 September 1945 di Gorontalo terjadi perebutan senjataterhadap markas-
markas Jepang. Kedaulatan Republik Indonesia berhasilditegakkan dan para pemimpin
Republik menolak ajakan untuk berunding denganpasukan pendudukan Australia.
4) Rapat Raksasa di Lapangan Ikada
Rapat Raksasa dilaksanakan di Lapangan Ikada (Ikatan Atletik Djakarta) tanggal 19 September
1945. Sekitar 200.000 orang hadir dalam pertemuantersebut. Pada peristiwa ini, kekuatan
Jepang, termasuk tank-tank, berjaga-jagadengan mengelilingi rapat umum tersebut. Rapat
Ikada dihadiri oleh PresidenSoekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta serta sejumlah
menteri. Untukmenghindari terjadinya pertumpahan darah, Presiden Soekarno
menyampaikanpidato yang intinya berisi permintaan agar rakyat memberi kepercayaan
dandukungan kepada pemerintah RI, mematuhi perintahnya dan tunduk kepadadisiplin.
Setelah itu Presiden Soekarno meminta rakyat yang hadir bubar dantenang.
5) Terjadinya Insiden Bendera di Hotel
Yamat amat amato, o, Sur Suraba aba abaya Insiden ini terjadi pada tanggal19 September
1945, ketika orang-orang Belanda bekas tawanan Jepang mendudukiHotel Yamato, dengan
dibantu segerombolan pasukan Serikat. Orang-orang Belandatersebut mengibarkan bendera
mereka di puncak Hotel Yamato. Hal tersebutmemancing kemarahan para pemuda. Hotel
tersebut diserbu para pemuda, setelahpermintaan Residen Sudirman untuk menurunkan
bendera Belanda ditolakpenghuni hotel. Bentrokan tidak dapat dihindarkan. Beberapa pemuda
berhasilmemanjat atap hotel serta menurunkan bendera Belanda yang berkibar di
atasnya.Mereka merobek warna birunya dan mengibarkan kembali sebagai Merah Putih.
6) Di Yogyakarta
Di Yogyakarta perebutan kekuasaan secara serentak dimulai tanggal 26September 1945. Sejak
pukul 10 pagi semua pegawai instansi pemerintah danperusahaan yang dikuasai Jepang

13
melaksanakan aksi mogok. Mereka memaksa agarorang-orang Jepang menyerahkan aset dan
kantornya kepada orang Indonesia. Tanggal27 September 1945 Komite Nasional Indonesia
Daerah Yogyakarta mengumumkanbahwa kekuasaan di daerah tersebut telah berada di tangan
Pemerintah RepublikIndonesia. Pada hari itu juga di Yogyakarta diterbitkan surat kabar
Kedaulatan Rakyat.
7) Sumatra Selatan
Dukungan dan perebutan kekuasaan terjadi di Sumatra Selatan padatanggal 8 Oktober 1945,
ketika Residen Sumatra Selatan dr. A.K. Gani bersamaseluruh pegawai Gunseibu dalam suatu
upacara menaikkan bendera Merah Putih.Setelah upacara selesai, para pegawai kembali ke
kantornya masing-masing. Padahari itu juga diumumkan bahwa di seluruh Karesidenan
Palembang hanya ada satukekuasaan yakni kekuasaan Republik Indonesia. Perebutan
kekuasaan di Palembangberlangsung tanpa insiden, sebab orang-orang Jepang telah
menghindar ketikaterjadi demonstrasi.
8) Pertempuran Lima Hari di Semarang
Peristiwa ini terjadi di Semarang pada tanggal 15 - 20 Oktober 1945.Peristiwa itu berawal
ketika 400 orang veteran AL Jepang yang akan dipekerjakan untuk mengubah pabrik gula
Cepiring menjadi pabrik senjata memberontak ketikaakan dipindahkan ke Semarang.
Tawanan-tawanan tersebut menyerang polisiIndonesia yang mengawal mereka. Situasi
bertambah hangat dengan meluasnyadesas-desus bahwa cadangan air minum di desa Candi
telah diracuni. Dr. Karyadiyang meneliti cadangan air minum tersebut meninggal ditembak
oleh Jepang.Pertempuran mulai pecah dini hari tanggal 15 Oktober 1945 di Simpang
Lima.Pertempuran berlangsung lima hari dan baru berhenti setelah pimpinan TKRberunding
dengan pimpinan pasukan Jepang. Usaha perdamaian dipercepat denganmendaratnya pasukan
Sekutu di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945 yangkemudian menawan dan melucuti
senjata tentaraJepang. Untuk mengenang keberanian para pemuda Semarang
dalampertempuran tersebut, maka dibangunlah Tugu Muda yang terletak di kawasanSimpang
Lima, Semarang.
9) Di Bandung
Pertempuran diawali dengan usaha para pemuda untuk merebut pangkalanUdara Andir dan
pabrik senjata bekas ACW (Artillerie Constructie Winkel, sekarangPindad). Usaha tersebut
berlangsung sampai datangnya pasukan Sekutu di Bandungtanggal 17 Oktober 1945.
10) Kalimantan
Di beberapa kota di Kalimantan mulai timbul gerakan yang mendukungproklamasi. Akibatnya
tentara Australia yang sudah mendarat atas nama Sekutumengeluarkan ultimatum melarang
semua aktivitas politik, seperti demonstrasi danmengibarkan bendera Merah Putih, memakai
lencana Merah Putih danmengadakan rapat. Namun kaum nasionalis tidak menghiraukannya.
Di Balikpapantanggal 14 November 1945, tidak kurang 8.000 orang berkumpul di depan
komplekNICA sambil membawa bendera Merah Putih.
11) Sulawesi Utara

14
Usaha menegakkan kedaulatan di Sulawesi Utara tidak padam, meskipun tentara NICA telah
menguasai wilayah tersebut. Pada tanggal 14 Februari 1946, para pemuda Indonesia anggota
KNIL tergabung dalam Pasukan Pemuda Indonesia(PPI) mengadakan gerakan di Tangsi Putih
dan Tangsi Hitam di Teling, Manado.Mereka membebaskan tawanan yang mendukung
Republik Indonesia antara lainTaulu, Wuisan, Sumanti, G.A. Maengkom, Kusno Dhanupojo,
dan G.E. Duhan. Di sisilain mereka juga menahan Komandan Garnisun Manado dan semua
pasukanBelanda di Teling dan penjara Manado. Dengan diawali peristiwa tersebut parapemuda
menguasai markas Belanda di Tomohon dan Tondano. Berita tentangperebutan kekuasaan
tersebut dikirim ke pemerintah pusat yang saat itu diYogyakarta dan mengeluarkan Maklumat
No. 1 yang ditandatangani oleh Ch.Ch.Taulu. Pemerintah sipil dibentuk tanggal 16 Februari
1946 dan sebagai residen dipilih B.W. Lapian
BAB III
PENUTUP
(SIMPULAN DAN SARAN)

3.1 KESIMPULAN
Kemerdekaan Indonesia bukanlah pemberian dari Jepang melainkan hasil perjuangan
dan kerja keras bangsa Indonesia.
Beberapa peristiwa penting yang terjadi di sekitar proklamasi, diantaranya: peristiwa
Rengasdemgklok, pemyusunan teks proklamasi, dan detik-detik priklamasi. Pada peristiwa
Rengasdengklok, para pemuda membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok.
Mereka didesak untuk segera memproklamasikan Indonesia merdeka.
Organisasi yang sangat berperan dalam mewujudkan kemerdekaan adalah BPUPKI
dan PPKI. BPUPKI diketuai oleh Dr. Radjiman Widyodiningrat, sedangkan PPKI diketuai
oleh Ir. Soekarno. BPUPKI telah berhasil menyusun dasar negara dan rancangan UUD.
Dalam sidangnya yang pertama tanggal 18 Agustus 1945, PPKI telah menetapkan tiga
keputusan penting yaitu mengesahkan dan menetapkan UU RI, yang kemudian dikenal
sebagai UUD 1945, mengangkat presiden dan wakil presiden, dan membentuk Komite
Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Tokoh-tokoh penting dalam peristiwa proklamasi adalah Ir.
Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Ahmad subardjo, dan Fatmawati.
            Belanda bermaksud kembali lagi ke daerah jajahannya, kembali sehabis Perang Dunia
II. Belanda datang ke Indonesia sebagai pegawai-pegawai NICA yang bersama-sama dengan
Inggris mendarat pada tanggal 24 Agustus 1945.
Perkiraan Belanda ternyata meleset, karena menurut kenyataannya, RI sudah
diproklamasikan dan rakyat Indonesia pun dengan gigih menentang penjajahan kembali oleh

15
Belanda. Untuk memaksakan kehendaknya agar dapat bercokol kembali di bumi Indonesia,
Belanda melakukan agresi kepada bangsa Indonesia. Adanya agresi Belanda mendapatkan
perhatian dari dunia internasional antara lain dari PBB.
Sepatutnyalah kita sebagai penerus bangsa Indonesia untuk terus melanjutkan
kehidupan Indonesia dengan tetap menjaga keutuhan bangsa Indonesia.

3.2 KRITIK DAN SARAN


Bertolak dari peranan Para pahlawan yang begitu besar dalam memperjuangkan
kemerdekaan bangsa Indonesia, penyusun memberikan kritik dan saran sebagai berikut:

3.2.1 Kritik
Kritikan saya tujukan kepada masyarakat Indonesia yang tidak bisa menghargai
perjuangan Pahlawan, itu tercermin dari bagaimana mereka seenaknya berbuat berbagai
kerusuhan, tindak Korupsi, dan pembodohan bangsa.

3.2.2 Saran
Saya Menyarankan kepada Pemimpin negeri ini untuk selalu menanamkan nilai-nilai
kepahlawanan dalam semua aspek pendidikan di Indonesia, serta melakukan kajian-kajian
tentang pembenahan sistem yang ada sekarang agar Indonesia kedepannya menjadi lebih
baik. Tentu hal ini tidak boleh lepas dari nilai-nilai sejarah bangsa Indonesia yang berbudi
luhur.

16
DAFTAR PUSTAKA

Buku pendidikan Pancasila


http://irwanseptiawan90.blogspot.co.id/2015/05/makalah-proklamasi-kemerdekaan-zona.html
http://perjuangankemerdekaanindonesia.blogspot.co.id/

17

Anda mungkin juga menyukai