Disusun Oleh :
Indra Musa Saputra Tuharea
Kelas : VII/3
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan kasih-Nya, atas anugerah hidup dan kesehatan yang telah kami terima,
serta petunjuk-Nya sehingga memberikan kemampuan dan kemudahan bagi kami dalam
penyusunan makalah ini. Salawat serta salam semoga tetap tercurahkan atas junjungan kita
Nabi dan utusan paling mulia Nabi Muhammad SAW.
Didalam makalah ini kami selaku penyusun hanya menyajikan sebatas ilmu yang
kami sajikan dengan topik “PPKI”. Dimana didalam topik tersebut ada beberapa hal yang
bisa kita pelajari khususnya Sejarah Bangsa ini menjelang masa-masa kemerdekaan.
Kami menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman kami tentang
PPKI menjadikan keterbatasan kami pula untuk memberikan penjabaran yang lebih dalam
tentang masalah ini, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Harapan kami, semoga
makalah ini membawa manfaat bagi kita, setidaknya untuk sekedar membuka cakrawala
berpikir kita tentang bagaimana sejarah bangsa Indonesia sebelum dan saat menjelang
kemerdekaan.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses pembuatan makalah ini.
Penyusun,
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Tetapi tuntutan ini ditolak oleh pemerintah Belanda sehingga melahirkan GAPI yang
tidak mendapat tanggapan dari Belanda sehingga Jepang datang di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
A. Bagaimanakah hasil sidang BPUPKI dan PPKI yang menjadi persiapan bangsa
Indonesia kearah kemerdekaan.
B. Menjelaskan Piagam Jakarta.
1.3 Tujuan
A. Mengetahui apa saja hasil sidang BPUPKI dan PPKI
B. Menjelaskan Piagam Jakarta
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Rapat dibuka pada tanggal 28 Mei 1945 dan pembahasan dimulai keesokan
harinya 29 Mei 1945 dengan tema dasar negara. Pada rapat pertama ini terdapat 3 orang
yang mengajukan pendapatnya:
1. Muhammad Yamin tanggal 29 Mei 1945
- Peri kebangsaan
- Peri ke Tuhanan
- Kesejahteraan rakyat
- Peri kemanusiaan
- Peri kerakyatan
2. Prof. Dr. Mr. Sunama tanggal 31 Mei 1945
- Persatuan
- Mufakat dan demokrasi
- Keadilan sosial
- Kekeluargaan
- Musyawarah
3. Soekarno tanggal 1 Juni 1945
- Kebangsaan Indonesia
- Internasionalisme dan peri kemanusiaan
- Mufakat atau demokrasi
- Kesejahteraan sosial
- Ketuhanan yang Maha Esa
Kelima asas dari seokarno disebut Pancasila yang menurut beliau bilamana
diperlukan dapat diperas menjadi Trisila atau Tiga Sila yaitu: Sosionasionalisme,
Sisodemokrasi dan ketuhanan yang berkebudayaan
Masa Antara Rapat Pertama dan Kedua
Sampai akhir rapat pertama, masih belum ditemukan kesepakatan untuk
perumusan dasar negara, sehingga akhirnya dibentuklah panitia kecil untuk menggodok
berbagai masukan. Panitia kecil beranggotaka 9 orang dan dikenal pula sebagai Panitia
Sembilan dengan susunan sebagai berikut:
1. Ir. Soekarno (ketua)
2. Drs. Moh. Hatta (wakil ketua)
3. Achmad Subardjo (anggota)
4. Muhammad Yamin (anggota)
5. KH. Wachid Hasyim (anggota)
7
6. Abdul Kahar Muzakir (anggota)
7. Abikusno Tjokrosujoso (anggota)
8. H. Agus Salim (anggota)
9. Mr. A. A. Maramis (anggota)
Setelah melakukan kompromi antara 4 orang dari kaum kebangsaan (nasionalis)
dan 4 orang dari pihak Islam, tanggal 22 Juni 1945 Panitia Sembilan kembali bertemu dan
menghasilkan rumusan dasar negara yang dikenal dengan Piagam Jakarta yang berisikan:
8
Rapat Kedua
Rapat kedua berlangsung pada tanggal 10-17 Juli 1945 dengan tema bahasan
bentuk negara, wilayah negara, kewarganegaraan, rancangan Undang-Undang Dasar,
ekonomi dan keuangan, pembelaan negara, Pendidikan dan pengajaran. Dalam rapat ini
dibentuk Panitia Perancang Undang-Undang Dasar beranggotakan 19 orang dengan ketua
Ir. Soekarno, Panitia Pembelaan Tanah Air dengan ketua Abikusno Tjokrosujoso dan
Panitia Ekonomi dan Keuangan diketuai Mohamad Hatta.
Dengan pemungutan suara, akhirnya ditentukan wilayah Indonesia merdeka yakni
Wilayah Hindia Belanda dahulu, ditambah dengan Malaya, Borneo Utara, Papua, Timor-
Portugis, dan pulau-pulau disekitarnya.
Pada tanggal 11 Juli 1945 Panitia Perancang UUD membentuk lagi panitia kecil
beranggotakan 7 orang yaitu :
1. Prof. Dr. Mr. Supomo (ketua merangkap anggota)
2. Wongsonegoro
3. Achmad Subardjo
4. A. A. Maramis
5. R. P. Singgih
6. H. Agus Salim
7. Dr. Sukiman
Pada tanggal 13 Jui 1945 Panitia Perancang UUD mengadakan sidang untuk
membahas hasil kerja panitia kecil perancang UUD tersebut. Pada tanggal 14 Juli 1945,
rapat pleno BPUPKI menerima laporan Panitia Perancang UUD yang dibacakan oleh Ir.
Soekarno. Dalam laporan tersebut tercantum tiga masalah pokok yaitu: a. Pernyataan
Indonesia merdeka, b. Pembukaan UUD, c. Batang tubuh UUD.
Konsep proklamasi kemerdekaan rencananya akan disusun dengan mengambil
tiga alenia pertama Piagam Jakarta. Sedangkan konsep Undang-Undang Dasar hampir
seluruhnya diambil dari Alinea keempat Piagam Jakarta.
2.2 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
Karena BPUPKI dianggap terlalu cepat ingin melaksanakan
proklamasi/kemerdekaan, maka Jepang membubarkannya dan membentuk Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 7 Agustsu 1945 yang diketuai
oleh Ir. Soekarno.
1. Keanggotaan
9
Pada awalnya PPKI beranggotakan 21 orang (12 orang dari Jawa, 3 orang dari
Sumatera, 2 orang dari Sulawesi, 1 orang dari Kalimantan, 1 orang dari Nusa
Tenggara, 1 orang dari Maluku, 1 orang dari golongan Tionghoa). Susunan awal
anggota PPKI adalah sebagai berikut:
- Ir Soekarno (ketua)
- Drs. Moh. Hatta (wakil ketua)
- Prof. Mr. Dr. Supomo (anggota)
- R. P. Suroso (anggota)
- Sutardjo Kartoh Adikusumo (anggota)
- KH. Abdul Wachid Hasyim (anggota)
- Ki Bagus Hadikusumo (anggota)
- Otto Iskandardinata (anggota)
- Abdul Kadir (anggota)
- Pangeran Surjohamidjojo (anggota)
- Pangeran Purbojo (anggota)
- Dr. Mohammad Amir (anggota)
- Mr. Abdul Abbas (anggota)
- Mr. Mohammad Hasan (anggota)
- GSS Ratulangi (anggota)
- Andi Pangerang (anggota)
- AH Hamidan (anggota)
- I Gusti Ketut Pudja (anggota)
- Mr. Johannes Latuharhary (anggota)
- Drs. Yan Twaa Ling (anggota)
Selanjutnya tanpa sepengetahuan Jepang, keanggotan bertambah 6 orang,
yaitu:
- Achmad Subarjo (anggota)
- Sajuti Melik (anggota)
- Ki Hajar Dewantara (anggota)
- R.A.A Wiaranatakusuma (anggota)
- Kasman Singodimedjo (anggota)
- Iwa Kusumasumantri (anggota)
2. Persidangan
10
Tanggal 9 Agustus 1945, sebagai pimpinan PPKI yang baru, Soekarno, Hatta
dan Radjiman Wedyodiningrat diundang ke Dalat untuk bertemu Marsekal Terauchi.
Setelah pertemuan tersebut, PPKI tidak dapat bertugas karena para pemuda mendesak
agar proklamasi kemerdekaan tidak dilakukan atas nama PPKI, yang dianggap
merupakan alat buatan Jepang. Bahkan rencana rapat 16 Agustus 1945 tidak dapat
terlaksana karena terjadi perisitiwa Rengasdengklok.
Sidang 18 Agustus 1945
a. Mengesahkan Undang-Undang Dasar,
b. Memilih dan mengangkat Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Drs. M. Hatta sebagai
Wakil Presiden RI,
c. Membentuk Komite Nasional untuk membantu tugas presiden sebelum DPR/MPR
terbentuk.
Hal yang dibahas dan diubah dalam sidang tanggal 18 Agustus 1945 antara
lain:
a. Kata Muqaddimah diganti dengan kata Pembukaan.
b. Sila pertama yaitu "Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya" diganti menjadi "ketuhanan yang maha esa"
c. Pasal 28 UUD 1945 yang berbunyi "Negara berdasar atas Ketuhanan dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya" diganti menjadi
pasal 29 UUD 1945 yaitu "Nagara berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa"
d. Pada Pasal 6 Ayat (1) yang semula berbunyi Presiden ialah orang Indonesia asli
dan beragama Islam diganti menjadi Presiden ialah orang Indonesia asli.
Sidang 19 Agustus 1945
PPKI mengadakan sidang kedua pada tanggal 19 Agustus 1945
a. Membentuk 12 Kementrian dan 4 Menteri Negara
b. Membentuk Pemerintahan Daerah. Indonesia dibagi menjadi 8 Provinsi yang
dipimpin seorang gubernur, yaitu:.
- Provinsi Jawa Barat dengan Gubernur Mas Sutardjo Kertohadikusumo.
- Provinsi Jawa Tengah dengan Gubernur Raden Pandji Soeroso.
- Provinsi Jawa Timur dengan Gubernur R.M.T. Ario Soerjo.
- Provinsi Sumatra dengan Gubernur Mr. Teuku Muhammad Hasan.
- Provinsi Borneo dengan Gubernur Ir. H. Pangeran Muhammad Noor.
- Provinsi Sulawesi dengan Gubernur Dr. G. S. S. Jacob Ratulangi.
- Provinsi Maluku dengan Gubernur Mr. Johannes Latuharhary.
11
- Provinsi Sunda Kecil dengan Gubernur I Gusti Ketut Pudja.
Sidang 22 Agustus 1945
a. Membentuk Komite Nasional Indonesia.
b. Membentuk Partai Nasional Indonesia.
c. Membentuk Badan Keamanan Rakyat.
Pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) bertujuan agar tidak
memancing permusuhan dengan tentara asing di Indonesia. Anggota BKR adalah
himpunan bekas anggota PETA, Heiho, Seinendan, Keibodan, dan semacamnya.
12
BAB V
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
A. Hakekat Pancasila adalah Dasar Negara. Oleh karena itu, harus diucapkan dengan
satu nafas “Pancasila Dasar Negara”.
B. Rumusan Otentik Pancasila Dasar Negara adalah rumusan dalam pembukaan UUD
1945 yang disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945.
C. Badan-badan yang bersangkutan dengan perumusan Pancasila Dasar Negara adalah
BPUPKI dan PPKI.
D. Kronologi Pancasila Dasar Negara :
1. 28 Mei 1945 Peresmian BPUPKI dan persidangan pertama BPUPKI dimulai
dengan pidato oleh Moh. Yamin.
2. 31 Mei 1945 Pidato Supomo
3. 1 Juni 1945 Pidato Soekarno, persidangan pertama selesai.
4. 22 Juni 1945 perumusan Piagam Jakarta.
5. 10 s/d 16 Juli 1945 Persidangan ke-2 BPUPKI tentang draf UUD 1945
6. 18 Agustus 1945 pengesahan UUD 1945.
E. Tahap-tahap dalam Perumusan Pancasila Dasar Negara
a. Individual
1. Muh. Yamin (29 Mei 1945)
2. Supomo (31 Mei 1945)
3. Soekarno (1 Juni 1945), Pencetusan nama Pancasila
b. Kolektif
1. Panitia Sembilan (22 Juni 1945)
2. Sidang II BPUPKI (10-16 Juli 1945)
3. Sidang PPKI (18 Agustus 1945)
13