Dibuat oleh :
Nama : Grasia Putri Bunga Arum
No absen : 12
Kelas : IX C
Sekolah : SMPN 2 GUBUG
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-
Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami
berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................
Daftar Isi ...................................................................
1. Kabinet Natsir
Kabinet ini mempunyai program utama
mengembalikan Irian Barat ke pangkuan Ibu Pertiwi,
namun masih gagal. Oleh karena dianggap gagal, muncul
mosi tidak percaya dari Parlemen, hingga kabinet ini
jatuh dan mengembalikan mandat kepada Presiden
Soekarno.
2. Kabinet Sukiman
Setelah Kabinet Natsir jatuh, Soekarno menunjuk
Sukiman Wirjosanjojo untuk membentuk kabinet baru,
untuk kemudian kabinet ini sering disebut Kabinet
Sukiman. Kabinet ini juga pada akhirnya jatuh karena
Kabinet ini dianggap menodai kebijakan politk luar negeri
bebas aktif dengan cara menerima bantuan militer dan
ekonomi dari Amerika Serikat yang disebut MSA (Mutual
Security Act). Akhinrya, kabinet ini jatuh dan Sukiman
mengembalikan mandat kepada Soekarno.
3.Kabinet Wilopo
Setelah kabinet Sukiman jatuh, Soekarno menunjuk
Wilopo membentuk kabinet baru. Kabinet ini
menghadapi situasi ekonomi negara yang sangat sulit.
Juga banyaknya pemberontakan di Sumatra dan
Sulawesi. Namun, yang paling pelik adalah soal peristiwa
Tanjung Morawa.
Di mana aparat keamanan dengan kekerasan mengusir
petani yang menggarap tanah perusahaan DPV di
Tanjung MOrawa, 5 orang petani tewas. Akibat peristiwa
ini, muncul mosi tidak percaya dan kabinetnya jatuh.
Kabinet Ali Satroamijoyo I Akhirnya Soekarno menunjuk
Ali Sastroamijoyo membentuk kabinet baru. Pada masa
ini terjadi pemberontakan DI/TII di Jawa Barat, Sulawesi
Selatan dan Aceh. Namun, pada masa ini pula Indonesia
berhasil menyelenggarakan event internasional yaitu
Konferensi Asia Afrika di Bandung.
Pada masa pemerintahan Kabinet ini juga dikenal
kebijakan ekonomi Ali-Baba yang berarti pengusaha naf.
Intinya pemerintah berharap pengusaha pribumi
bekerjasam dengan pengusaha non pribumi. Sebagai
imbalannya pemerintah memberi lisensi dan bantuan
kredit kepada pengusaha non pribumi.
Tetapi pada akhirnya program ini gagal karena
pengusaha pribumi hanya dijadikan alat untuk mendapat
bantuan kredit dari pemerintah. Kabinet ini jatuh karena
persoalan pergantian kepemimpinan
di lingkungan TNI AD, dan juga karena dianggap tidak
mampu mengelola ekonomi Indonesia. Akhirnya Ali
mengembalikan mandate kepada Soekarno. Kabinet
Burhanudin Harahap Pada masa pemerintahan kabinet
ini diselenggarakan Pemilihan Umum pertama sejak
Indonesia merdeka. Pemilu dilakukan sebanyak 2 kali.
29 September 1955 untuk memilih anggota DPR, dan
15 Desember 1955 untuk memilih anggota Dewan
Konstituante.
Konstituante adalah badan independen yang akan
membentuk UUD baru menggantikan UUD 1950
Sementara yang digunakan selama masa Demokasi
Liberal. PNI, MASYUMI, NU dan PKI menjadi 4 besar
pemenang Pemilu ini. Kabinet ini dianggap berhasil
melakukan tugasnya menyelenggarkan pemilu. Karena
itu perlu dibentuk kabinet baru, karena tugasnya sudah
selesai.
Kabinet Ali II Ali Sastroamijoyo, yang juga Ketua PNI,
pemenang Pemilu 1955, kembali dipercaya
Bung Karno membentuk Kabinet baru, Kabinet ini jatuh
karena adalah karena terjadinya perpecahan antara
Partai Masyumi dan PNI. Masyumi sebagai parpol
pemenang suara terbanyak kedua setelah PNI mendapat
posisi 5 menteri dalam kabinet Ali II. Karena kabinet ini
adalah koalisi antara PNI, Masyumi dan NU, namun pada
perkembangannya terjadi pecah kongsi antara PNI dan
Masyumi yang membuat Masyumi menarik
dukuangannya. Selain itu juga banyak pemberontakan
dan tuntutan dari daerah terhadap pemerintah pusat.
Akhirnya Ali menyerahkan mandat kepada Presiden.
Kabinet Juanda Ini merupakan kabinet terakhir pada
masa Demokrasi Liberal. Kabinet ini disebut juga kabinet
ZAKEN (Ahli) karena mayoritas diisi menteri-menteri dari
kalangan professional bukan anggota partai. Kabinet ini
mempunyai tugas utama menyelesaikan persoalan
pemberontakan di daerah. Hingga dilakukan MUNAS
(Musyawarah pembangunan nasional) untuk
mendengarkan usulan atau aspirasi dari daerah.
Lengsernya Soeharto
Tekanan massa mencapai puncaknya ketika sekitar
15.000 mahasiswa mengambil alih Gedung DPR/MPR.
Akibatnya proses politik nasional praktis lumpuh.
Soeharto ingin menyelamatkan kursi kepresidenan
dengan menawarkan berbagai langkah. Seperti
perombakan (reshuffle) kabinet dan membentuk Dewan
Reformasi.
Tetapi pada akhirnya Presiden Soeharto tidak punya
pilihan lain kecuali mundur dari jabatannya. Presiden
Soeharto pada 21 Mei 1998 di Istana Merdeka
menyatakan berhenti sebagai Presiden. Dengan
menggunakan UUD 1945 pasal 8, Soeharto segera
mengatur agar Wakil Presiden Habibie disumpah sebagai
penggantinya di hadapan Mahkamah Agung. Karena DPR
tidak dapat berfungsi akibat mahasiswa mengambil alih
gedung DPR. Kepemimpinan Indonesia segera beralih
dari Soeharto ke BJ Habibie. Hal ini merupakan jalan baru
demi terbukanya proses demokratisasi di Indonesia.
Kendati diliputi kontroversi tentang status hukumnya,
pemerintahan Presiden BJ Habibie mampu bertahan
selama satu tahun kepeminpinan.