Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Di Indonesia bergolaklah kebangkitanakan kesadaran berbangsa
yaitu

Kebangkitan

Nasional

(1908)

dipelopori

oleh

dr.

Wahidin

Sodirohusodo dengan Budi Utomonya. Gerakan inilah yang merupakan awal


gerakan nasional untuk mewujudkan suatu bangsa yang memiliki
kehormatan akan kemerdekaan dan kekuatannya sendiri.
Budi Utomo yang didirikan pada 20 Mei 1908 inilah yang
merupakan pelopor pergerakan nasional, sehingga setelah itu munculah
organisasi-organisasi pergerakan lainnya, sepert Sarekat Dagang Islam (SDI)
(1909), yang kemudian dengan cepat mengubah bentuknya menjadi gerakan
politik dengan mengganti namanya menjadi Sarekat Islam (SI) tahun (1911)
dibawah H.O.S Cokroaminoto, Indische Partij (1913), yang dipimpin oleh
Tiga Serangkai yaitu : Douwes Dakker, Cipto Mangunkusumo, Suwardi
Surya diningrat ( yang kemudian lebih dikenal dengan nama Ki
Hajardewantoro). Sejak semula partai ini menunjukkan keradikalannya,
sehingga tidak berumur panjang karena pimpinannya dibuang keluarnegeri
(1913).
Dalam situasi yang menggoncangkan itu munculah Partai Nasional
Indonesia

(PNI)

(1927)

yang

dipelopori

oleh

Soekarno,

Ciptomangunkusumo, Sartono dan tokoh lainnya.Mulailah kini perjuangan


Indonesia dititik beratkan pada kesatuan nasional dengan tujuan yang jelas
yaitu Indonesia merdeka. Tujuan itu diekspesikannya dengan tujuan yang
jelas, kemudian diikuti dengan tampilnya golongan pemuda yang tokohtokohnya antara lain : M. Yamin, Wongsonegoro, Kuncoro Purbapranoto,
serta tokoh-tokoh pemuda lainnya. Perjuangan rintisan Kesatuan Nasional
kemudian Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928, yang isinya satu
bahasa, satu bangsa dan satu tanah air Indonesia. Lagu Indonesia Raya pada
saat ini pertama kali dikumandangkan dan sekaligus sebagai penggerak
kebangkitan kesadaran berbangsa.

Halaman | 1

Pada masa ini perjuangan juga dilakukun secara kooperasi, antara


lain munculn yapatindo dan parinda. Pada saat ini muncul pula fraksibaru
dalamVolksraad yang diketuai oleh M. Husni Thamrin, yaitu Fraksi Nasional
yang menurut jaminan kemerdekaan nasional, selain itu juga menurut adanya
pelarangan sekolah swasta. Untuk nanti muncul Petisi Sutarjo yang menuntut
perbaikan Indonesia serta wakil Indonesia di volksraad. Tetapi tuntutan ini
ditolak oleh pemerintah Belanda sehingga melahirkan GAPI yang tidak
mendapat tanggapan dari Belanda sehingga Jepang datang di Indonesia.
Dengan terdesaknya kedudukan Jepang akibat kekalahannya
terhadap Sekutu dalam Perang Dunia II, dan perlawanan rakyat indonesia
yang semakin berkobar dimana mana, maka pemerintah Jepang memberikan
janji kemerdekaan Indonesia dikemudian hari, dan membentuk badan-badan
untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
B.

RumusanMasalah
1. Apa Pengertian Pancasila ?
2. Bagaimanakah saat-saat menjelang terbentuknya BPUPKI ?
3. Bagaimanakah Pembentukan BPUPKI ?
4. Berapa jumlah sidang yang dilakukan BPUPKI?

C.

TujuandanManfaat
1. Tujuan
a. Untuk mengetahui Pengertian Pancasila.
b. Untuk mengetahui saat-saat menjelang pembentukan BPUPKI.
c. Untuk mengetahui pembentukan BPUPKI.
d. Untuk Mengetahui jumlah sidang yang dilakukan BPUPKI
2. Manfaat
a. Sebagai sumber bacaan dan tambahan bagi semua pihak yang
ingin mengetahuiSejarah Pembentukan BPUPKI.
b. Sebagai bahan perbandingan dengan makalah lain yang
mengangkat masalah yang sama.

Halaman | 2

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pancasila
Istilah Pancasila telah dikenal di Indonesia sejak zaman majapahit abad
XIV, yaitu terdapat pada buku Negara Kertagama karangan Empu Prapanca
dan dalam buku Sutasoma karangan Empu Tantular. Tetapi baru dikenal oleh
bangsa Indonesia sejak tanggal 1 Juni 1945, yaitu pada waktu Ir. Soekarno
mengusulkan Pancasila sebagai dasar negara dalam sidang Badan Penyelidik
Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
1. Dari Segi Etimologi (Menurut Lughatiya)
Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta (bahasa Brahmana India) yang
artinya : Panca = Lima, Sila / syila = batu sendi, ulas atau dasar. Jadi,
pancasila adalah lima batu sendi Atau Panca = lima, Sila / syiila =
tingkah laku yang baik. Jadi, pancasila adalah lima tingkah laku yang
baik.
2. Dari segi Terminologi
Istilah Pancasila di dalam Falsafah Negara Indonesia mempunyai
pengertian sebagai nama dari 5 dasar negara RI, yang pernah diusulkan
oleh Bung Karno atas petunjuk Mr. Moh. Yamin pada tanggal 1 Juni
1945, yaitu pada saat bangsa Indonesia sedang menggali apa yang akan
dijadikan dasar negara yang akan didirikan pada waktu itu. Lima dasar
negara yang diberikan nama Pancasila oleh Bung Karno, ialah :
1.
2.
3.
4.
5.

Kebangsaan
Prikemanusiaan
Mufakat
Kesejahteraan Sosial
Ketuhanan Yang Maha Esa

Setelah bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal


17 Agustus 1945, disusunlah suatu UUD pada 18 Agustus 1945 yang di
dalam pembukaannya tercantum lima dasar Negara R.I. Ia, Pancasila
adalah lima dasar negara yang tercantum dalam pembukaan UUD 45,

Halaman | 3

yaitu dasar:
1.
2.
3.
4.

Ketuhanan Yang Maha Esa


Kemanusiaan yang adil dan beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan / perwakilan

5. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia


B. Saat-Saat Menjelang Terbentuknya BPUPKI
Setelah Belanda diserbu tentara Nazi Jerman tanggal 5 Mei 1940 dan jatuh
pada tanggal 10 Mei 1940, maka Ratu Wihelmina beserta Aparat
Pemerintahannya mengungsi ke Inggris, sehingga pemerintahan Belanda masih
dapat

berkomunikasi

dengan

Pemerintah

Jajahan

di

Indonesia.

Janji

kemerdekaan yang dijanjikan Belanda hanya kebohongan belaka.


19 maret 1942 jepang masuk ke Indonesia dengan propaganda Jepang
pemimpin Asia, Jepang saudara tua bangsa Indonesia. Tetapi dalam perang
melawan Sekutu Barat (Amerika, Inggris, Rusia, perancis, Belanda dan negara
sekutu lainnya) Jepang semakin terdesak. Untuk menarik simpatik dan dukungan
dari bangsa Indonesia, Jepang menjanjikan kemerdekaan Indonesia kelak
dikemudian hari.
Pada tanggal 1 Maret 1945 bersamaan dengan hari lahirnya Kaisar Hironito
(Jepang), beliau memberikan hadiah ulang tahun kepada Bangsa Indonesia
yaitu janji kedua pemerintah Jepang berupa Kemerdekaan Tanpa Syarat. Janji
itu disampaikan kepada Bangsa Indonesia seminggu sebelum bangsa Jepang
menyerah,

dengan maklumat

Gunseikan (Pembesar

Tertinggi

Sipil

dari

Pemerintah Militer Jepang di seluruh Jawa dan Madura), No. 23, dalam janji
kemerdekaan yang kedua tersebut bangsa Indonesia diperkenankan untuk
memperjuangkan kemerdekaannya. Bahkan dianjurkan kepada bangsa Indonesia
untuk berani mendirikan Negara Indonesia Merdeka dihadapan musuh-musuh
Jepang yaitu sekutu termasuk kaki tangannya NICA (Netherlands Indie Civil
Administration), yang ingin mengembalikan kekuasaan kolonialnya di
Indonesia. Bahkan NICA telah melancarkan serangannya di pulau Tarakan dan
Morotai.

Halaman | 4

C. Pembentukan BPUPKI
Pada Akhir tahun 1944, kedudukan Jepang yang mulai terdesak dan
mengalami kekalahan pada perang pasifik melawan sekutu, dan ditambah juga
perlawanan rakyat Indonesia yang semakin berkobar dimana-mana, sehingga
dalam kondisi ini perdana menteri Jepang Kaiso pada tanggal 9 September 1944
mengeluarkan janji Kemerdekaan kelak dikemudian hari pada rakyat
Indonesia. Sejak diikrarkan janji tersebut, kantor-kantor diperbolehkan
mengibarkan bendera Indonesia (Merah Putih) berdampingan dengan bendera
Jepang, Pengguannan bahasa Indonesia pun mulai mendapakan tempat di kantorkantor, sekolah, media masa, dan lain-lain.
Badan

Penyelidik

Usaha

Persiapan

Kemerdekaan

Indonesia

atau

(Jepang: Dokuritsu Junbi Cosakai atau dilafalkan Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai)


adalah

sebuah

badan

yang

dibentuk

oleh

pemerintah

pendudukan

balatentara Jepang pada tanggal 1 Maret 1945 bertepatan dengan hari ulang
tahun Kaisar Hirohito. Badan ini dibentuk sebagai upaya mendapatkan
dukungan bangsa Indonesia dengan menjanjikan bahwa Jepang akan membantu
proses kemerdekaan Indonesia. Latar belakang sebenarnya kebijaksanaan
Pemerintah Jepang dengan membentuk BPUPKI bukan merupakan kebaikan
hati yang murni tetapi Jepang hanya ingin mementingkan dirinya sendiri, yaitu
pertama; Jepang ingin mempertahankan sisa-sisa kekuatannya dengan cara
memikat hati rakyat Indonesia,dan yang kedua; untuk melaksanakan politik
kolonialnya.
BPUPKI beranggotakan 63 orang dan 7 Orang Jepang tanpa hak suara
yang diketuai oleh Dr. Radjiman Wedyodiningrat dengan wakil ketua Hibangase
Yosio (orang Jepang) dan R.P. Soeroso. Berikut daftar 60 nama

anggota

lainnya :

Halaman | 5

1. Ir. Soekarno
2. Mr. Muhammad Yamin
3. Dr. R. Kusumah Atmaja
4. R.Abdulrahman Pratalykrama
5. R. Aziz
6. Ki Hajar Dewantara
7. Ki Bagus Hadikusumo
8. M.P.H. Bintoro
9. A.K. Moezakir
10. B.P.H. Poerbojo
11. R.A.A. Wiranatakoesoema
12. Ir.R. Asharsoetedjo Moenandar
13. Oei Tjong Tjoei
14. Drs. Moh. Hatta
15. Oei Tjong Haoew
16. H. Agus Salim
17. M.Soetardjo kartohadikusumo
18. R.M.Margono Djojohadikusumo
19. K.H. Abdul Halim
20. K.H. Maskhoer
21. R. Soedirman
22. Prof. Dr. P.A.H. Djajadiningrat
23. Prof. Dr. Soepomo
24. Prof. Ir. Roeseno
25. Mr. R.P. Singgih
26. Mr.Ny. Maria Ulfah Santoso
27. R.M.T. A. Soerjo
28. R. Roeslan Wongso kusumo
29. Mr. R. Soesanto tirtoprodjo
30. Ny. R.S.Soenardjo Mangoenpoespito

31. Dr. R. Boentaran Martoatmodjo


32. Liem Koen Hian
33. Mr. J. Latuharhary
34. Mr. R. Hindromartono
35. R. Soekardjo Wirjopranoto
36. H.A. Sanoesi
37. A.N. dasoead
38. Mr. Tan Eng Hoa
39. Ir.R.M.P. Soerachman T.
40. R.A.A. Soemitro Kolopaking
Tjokroadisurjo
41. K.R.M.T.H. Woeryaningrat
42. Mr. A. Soebardjo
43. Prof. Dr. R. Djenal Asikin
Widjayakoesoema
44. Abikoesno Tjokrosoejoso
45. Parada Harahap
46. Mr. R.M. Sartono
47. K.H.Mas Mansoer
48. K.R.M.A. Sosrodiningrat
49. Mr. Soewandi
50. K.H.A. Wachid Hasyim
51. P. F. Dahler
52. Dr. Soekirman
53. Mr. K.R.M.T. Wongsonegoro
54. R. Otto Iskandar Dinata
55. A. Baswedan
56. Abdul Kadir
57. Dr. Sanoesi
58. Mr. A.A. Maramis
59. Mr. Samsoedin
60. Mr. R. Sastromoeljono

Berikut 7 daftar anggota orang Jepang tanpa hak suara :


1. Matuura Mitukiyo

6. Masuda Toyohiko

2. Miyano Syoozoo

7. Ide Teitiroo

3. Tanaka Minoru
4. Tokonami Tokuzi
5. Itagaki Masumitu

Halaman | 6

Di luar anggota BPUPKI, dibentuk sebuah Badan Tata Usaha (semacam


sekretariat) yang beranggotakan 60 orang. Badan Tata Usaha ini dipimpin oleh
R.P.Soeroso, dengan wakil Abdoel Gafar Pringgodigdo dan Masuda (orang
Jepang).
D. Sidang-sidang yang dilakukan BPUPKI
Dalam masa sidangnya, BPUPKI melakukan tiga kali persidangan :
1.

Sidang BPUPKI Pertama (29 Mei 1945 1 juni 1945)


Rapat pertama diadakan di gedung Chuo Sangi In di Jalan
Pejambon 6 Jakarta yang kini dikenal dengan sebutan Gedung Pancasila
yang berlokasi di Jakarta. Pada zaman Belanda, gedung tersebut
merupakan gedung Volksraad, lembaga DPR pada jaman kolonial Belanda.
Pada tanggal 28 Mei 1945, diadakan upacara pelantikan dan
sekaligus upacara pembukaan masa persidangan BPUPKI yang pertama
dan pembahasan dimulai keesokan harinya 29 Mei 1945 dengan tema
Dasar Negara. Sidang ini diawali dengan membahas pandangan mengenai
bentuk negara Indonesia, yakni disepakati berbentuk Negara Kesatuan
Republik

Indonesia

(NKRI)

dan

kemudian

dilanjutkan

dengan

merumuskan konstitusi / dasar negara NKRI. Pada rapat pertama ini


terdapat 3 orang yang mengajukan pendapatnya tentang dasar negara.
1. Pada tanggal 29 Mei 1945, Mr. Muhammad Yamin dalam pidato
singkatnya mengemukakan lima asas yaitu :
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat (keadilan sosial)

2. Pada tanggal 31 Mei 1945, Prof. Dr. Mr. Soepomo dalam pidato
singkatnya mengusulkan lima asas :

Halaman | 7

1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir batin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat
3. Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno mengusulkan lima asas pula yang
disebut Pancasila, yaitu :
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang Maha Esa
Kelima asas dari Soekarno disebut Pancasila yang menurut beliau dapat
diperas menjadi Trisila atau Tiga Sila yaitu :
1. Sosionasionalisme
2. Sosiodemokrasi
3. Ketuhanan dan Kebudayaan
Bahkan masih menurut Soekarno, Trisila tersebut di atas bila
diperas kembali disebutnya sebagai Ekasila yaitu merupakan sila gotong
royong merupakan upaya Soekarno dalam menjelaskan bahwa konsep
tersebut adalah dalam satu-kesatuan. Selanjutnya lima asas tersebut kini
dikenal dengan istilah Pancasila, namun konsep bersikap kesatuan tersebut
pada akhirnya disetujui dengan urutan serta redaksi yang sedikit berbeda.
Sementara itu, perdebatan terus berlanjut di antara peserta sidang BPUPKI
mengenai penerapan aturan Islam dalam Indonesia yang baru. Masa
persidangan pertama ini dikenang dengan detik-detik lahirnya Pancasila
dan tanggal 1 Juni 1945 dikenang sebagai lahirnya Pancasila.

2.

Masa antara Sidang Pertama dan Kedua

Halaman | 8

Setelah berakhir masa sidang BPUPKI yang pertama, belum


nampak hasil kesepakatan Dasar Negara Indonesia. Maka dibentuk panitia
sembilan (panitia kecil) yang tugasnya untuk memeriksa usul-usul yang
masuk dari sidang sebelumnya untuk ditampung dan dilaporkan pada
sidang BPUPKI yang kedua.
Berikut Anggota panitia 9 :
1. Ir. Soekarno (Ketua)
2. Moh. Hatta (Wakil Ketua)
3. Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo
4. Mr. Prof. Moh. Yamin, S.H
5. Kyai Haji Abdul Wahid Hasjim
6. Abdoel Kahar Moezakir
7. Raden Abikusno Tjokrosoejoso
8. Haji Agus Salim
9. Mr. Alexander Andries Maramis
Setelah melakukan kompromi antara 4 orang dari kaum
kebangsaan (nasionalis) dan 4 orang dari pihak Islam, tanggal 22 Juni
1945 Panitia Sembilan menghasilkan rumusan dasar negara yang dikenal
dengan Piagam Jakarta (Jakarta Charter) yang menjadi cikal bakal
Pembukaan UUD 1945. Piagam Jakarta berisikan:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

3.

Sidang BPUPKI Kedua (10-16 Juli 1945)

Halaman | 9

Rapat kedua berlangsung 10-16 Juli 1945 dengan tema bahasan


bentuk negara, wilayah negara, kewarganegaraan, rancangan UndangUndang Dasar, ekonomi dan keuangan, pembelaan negara, pendidikan dan
pengajaran. Dalam rapat ini pula dibentuk Panitia Perancang UndangUndang Dasar beranggotakan 19 orang dengan ketua Ir. Soekarno,
Panitia Pembelaan Tanah Air dengan ketua Abikoesno Tjokrosoejoso
beranggotakan 23 orang dan Panitia Ekonomi dan Keuangan diketuai
Mohamad Hatta beranggotakan 23 orang.
Pada tanggal 11 Juli 1945 Panitia Perancang UUD membentuk lagi
panitia kecil beranggotakan 7 orang yang ditugaskan khusus merancang isi
dari Undang-Undang Dasar, anggota tersebut yaitu:
1. Prof. Dr. Mr. Soepomo (ketua merangkap anggota)
2. Mr. Wongsonegoro
3. Mr. Achmad Soebardjo
4. Mr. A.A. Maramis
5. Mr. R.P. Singgih
6. H. Agus Salim
7. Dr. Soekiman
Pada tanggal 12 Juli 1945, Panitia kecil perancang UUD berhasil
menyusun naskah Rancangan UUD. Pada tanggal 13 Juli 1945 Panitia
Perancang UUD mengadakan sidang untuk membahas hasil kerja panitia
kecil perancang UUD, yang beranggotakan 7 orang tersebut.
Pada tanggal 14 Juli 1945, rapat pleno BPUPKI menerima laporan
Panitia Perancang UUD yang dibacakan oleh Ir. Soekarno. Dalam laporan
tersebut tercantum tiga masalah pokok yaitu:
1. Pernyataan Indonesia merdeka
2. Pembukaan UUD 1945
3. Batang Tubuh UUD

Halaman | 10

Pada tanggal 14-16 Juli 1945, Ketua BPUPKI menerima sebulatbulatnya naskah Rancangan UUD dengan perubahan-perubahannya. Pada
tanggal 17 Juli 1945, naskah itu diserahkan kepada Pemerintah balatentara
Jepang. Dan ini merupakan akhir dari persidangan BPUPKI.
Selanjutnya pada tanggal 17 Juli 1945, angkatan laut Jepang
mengadakan rapat Dewan Perang Tertinggi yang menghasilkan resolusi,
antara lain :
1. Kemerdekaan yang akan diberikan kepada Indonesia meliputi
bekas wilayah Hindia Belanda.
2. Harus dibentuk panitia persiapan kemerdekaan Indonesia di
Jakarta.
Konsep proklamasi kemerdekaan rencananya akan disusun dengan
mengambil tiga alenia pertama Piagam Jakarta. Sedangkan konsep
Undang-Undang Dasar hampir seluruhnya diambil dari alinea keempat
Piagam Jakarta.
Sementara itu perdebatan terus berlanjut diantara peserta sidang mengenai
penerapan aturan Islam, Syariat Islam dam negara Indonesia baru.
Dan puncaknya pada tanggal 18 Agustus 1945, yaitu Moh. Hatta
Mendapatkan berita dari Opsir Jepang Nishijima, pembantu Admiral
Maeda, bahwa kelompok Katholik dan Protestan di Indonesia bagian timur
seperti Papua yang dikuasai oleh angkatan laut Jepang sangat keberatan
dengan kalimat Piagam Jakarta ( Pembukaan UUD 1945) yang berbunyi
Kewajiban

dengan

menjalankan

syariat

Islam

bagi

pemeluk-

pemeluknya., maka dari itu, esok paginya tanggal 18 Agustus 1945


sebelum sidang PPKI dimulai, Moh.Hatta mengadakan rapat kecil yang
terdiri dari Ki Bagus Hadikusumo, Wahid Hasyim, Mr. Kasman
Singodimedjo, dan Mr. Teuku, untuk membahas masalah diatas, dan hasil
dari rapat dengan merubah kalimat Kewajiban dengan menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya menjadi Ketuhanan Yang Maha
Esa, agar tidak terjadi perpecahan warga, antara warga muslim dan non
muslim.

Halaman | 11

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Tanggal 17 agustus 1945 Indonesia memperoleh kemerdekaan, namun
kemerdekaan itu tidak diperoleh dengan mudah atau pun kemerdekaan itu
pemberian bangsa lain. Semua itu ditempuh dengan perjuangan yang sangat
panjang dan melelah. Tidak sedikit jiwa yang berjatuh bermandikan darah dan
keringat, istri yang menjadi janda ditinggal kepala rumah tangga yang
berselimutkan baju berbau darah dan anak-anak yang menjadi yatim kerena
tubuh sang ayah dipenuhi peluru-peluru penjajah. Kemerdekaan di negeri ini
tidak instan, tapi melalui tahap demi tahap. Tidak lelahnya para pejuang kita
bertempur, baik melalui peperangan maupun diplomatik.
BPUPKI adalah salah satu pintu pembuka dari beberapa pintu pembuka jalan
harus dilewati para pejuang kita untuk memperoleh kemerdekaan. Walaupun
BPUPKI adaikut campur Jepang, namun semua keputusan murni dari pejuang
kita semata dengan tujuan yang satu yaitu kemerdekaan Indonesia. BPUPKI
suatu sejarah yang perlu di tulis dengan tinta emas dalam sejarah negeri ini.

B.

Saran & Kritik


Kemerdekaan yang dicapai oleh bangsa Indonesia bukan merupakan dari
pemberian Jepang melainkan hasil jerih payah bangsa Indonesia sendiri.
Bersedia bekerja sama dengan Jepang hanya merupakan salah satu taktik untuk
mencapai kemerdekaan. Kita harus dapat mencontoh para pendiri bangsa yang
dapat mengesampingkan perbedaan-perbedaan yang ada demi keutuhan bangsa
dan negara RI.

Halaman | 12

DAFTAR PUSTAKA
Gementeer. Senin 14 april 2014.http://istorianovish.blogspot.com/2014/04/makalahbpupki-dan-ppki.html
Badrika, I Wayan. 2006. Sejarah untuk SMA Jilid 2 Kelas XI Program Ilmu Alam.
Jakarta: Erlangga.
Brugmans, I.J., et al., Nederlandsch Indie Japanse Bezetting: Gegevens en Documenten
over de Jaren 1942-1945, Franeker, 1960.
Kartodirdjo, Sartonodkk. 1975. Sejarah Nasional Indonesia. Departemen Pendidikandan
Kebudayaan.
Notosusanto,

Nugroho.

1972. Naskah

Proklamasijang

Otentik

dan

Rumusan

Pantjasilajang Otentik. Jakarta: Pusat Sedjarah ABRI.


Sudiyo.

2002. Pergerakan

Nasional

Mencapaidan

Mempertahankan

Kemerdekaan.Jakarta: Asdi Mahasatya.

Halaman | 13

Anda mungkin juga menyukai