Proklamasi adalah pernyataan suatu bangsa untuk bebas dari penjajajahan. Bangsa Indonesia telah
melewati peristiwa itu setelah pada tanggal 17 Agustus 1945 memproklasikan kemerdekaan. Sejak
saat itu Indonesia berdaulat sebagai negara merdeka dalam bentuk Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
Untuk mengakhiri peperangan ini, maka pada tanggal 6 Agustus 1945 Amerika Serikat menjatuhkan
bom atom yang pertama di atas kota Hirosyima. Tiga hari kemudian, tanggal 9 Agustus 1945, bom
atom kedua dijatuhkan lagi di atas Nagasaki. Akibatnya bukan saja membawa kerugian material,
karena hancurnya kedua kota tersebut dan banyaknya penduduk yang menemui ajalnya. Tetapi secara
politis telah mempersulit kedudukan Kaisar Hirohito, karena harus dapat menghentikan peperangan
secepatnya guna menghindari adanya korban yang lebih banyak lagi. Hal ini berarti bahwa Jepang
harus secepatnya menyerah kepada Sekutu atau Serikat. Akhirnya Jepang menyerah tanpa syarat
kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945.
Setelah sidang kedua berhasil merumuskan Undang-Undang Dasar secara lengkap berikut
pembukaannya, maka pada tanggal 17 Juli 1945 sidang BPUPKI ditutup.Dengan demikian sidang
BPUPKI yang berlangsung sampai dua kali sudah berhasil merumuskan Dasar Negara dan Undang-
Undang Dasar. Kedua rumusan tersebut merupakan syarat sah berdirinya suatu Negara Indonesia
secara hukum dasar atau konstitusional.
Oleh Wikana dan Darwis, hasil keputusan itu disampaikan kepada Sukarno jam 22.30
di kediamannya, Jalan Pegangsaan Timur, No 56 Jakarta. Namun sampai saat itu Sukarno
belum bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa PPKI. Di sini terjadi
perdebatan sengit antara Sukarno dengan Wikana dan Darwis. Dalam perdebatan itu Wikana
menuntut agar proklamasi dikumandangkan oleh Sukarno pada keesokan harinya.
Para pemuda itu kembali mengadakan pertemuan dan membahas tindakan-tindakan yang akan
dibuat sehubungan dengan penolakan Soekarno-Hatta. Pertemuan ini masih dipimpin oleh
Chaerul Saleh yang tetap pada pendiriannya bahwa kemerdekaan harus tetap diumumkan dan
itu harus dilaksankaan oleh bangsa Indonesia sendiri, tidak seperti yang direncanakan oleh
Jepang. Orang yang dianggap paling tepat untuk melaksanakan itu adalah Soekarno-Hatta.
Karena mereka menolak usul pemuda itu, pemuda memutuskan untuk membawa mereka ke
luar kota yaitu Rengasdengklok, letaknya yang terpencil yakni 15 km ke arah jalan raya
Jakarta-Cirebon. Menurut jalan pemikiran pemuda jika Soekarno-Hatta masih berada di
Jakarta maka kedua tokoh ini akan dipengaruhi dan ditekan oleh Jepang serta menghalanginya
untuk memproklamirkan kemerdekaan ini dilakukan.
Pemilihan Rengasdengkolk sebagai tempat pengamanan Soekarno-Hatta, didasarkan pada
perhitungan militer. Antara anggota Peta Daidan Purwakarta dan Daidan Jakarta terdapat
hubungan erat sejak mereka mengadakan latihan bersama. Secara geografis, Rengasdengklok
letaknya terpencil. Dengan demikian akan dapat dilakukan deteksi dengan mudah terhadap
setiap gerakan tentara Jepang yang hendak datang ke Rengasdengklok, baik yang datang dari
arah Jakarta, maupun dari arah Bandung atau Jawa Tengah. Tujuan penculikan kedua tokoh ini
selain untuk mengamankan mereka dari pengaruh Jepang, juga agar keduanya mau segera
memproklamirkan kemerdekaan Indonesia terlepas dari segala ikatan dengan Jepang. Pada
dasarnya Soekarno dan Hatta tidak mau ditekan oleh anak-anak muda itu, sehingga mereka
tidak mau memproklamirkan kemerdekaan. Dalam suatu pembicaraan dengan Shodanco
Singgih, Soekarno memang menyatakan kesediannya untuk mengadakan proklamasi segera
Rombongan Soekarno tiba di Jakarta pukul 23.00 WIB. Semula yang di tuju Hotel Des
Indes, namun tidak jadi karena pihak hotel tidak mengizinkan kegiatan apapun selepas pukul
22.30. Kemudian Ahmad Soebarjo meminjam tempat seorang perwira Jepang yaitu Laksamana
Maeda di Jln. Imam Bonjol no.56 Jakarta. Setelah sampai di Jakarta, Ir Sukarno, dan Drs
Mohammad Hatta segera menemui pemimpin tentara Jepang yaitu Mayor Jendral Nisimura
untuk menanyakan sikap dan pendapatnya mengenai proklamasi kemerdekaan.Akan tetapi
Mayor Jendral Nisimura menyatakan bahwa pihaknya tidak bertanggung jawab dan
menyerahkannya pada Ir Sukarno dan Drs Mohammad Hatta.
Setelah mengetahui sikap Jepang, maka Ir Sukarno dan Drs Mohammad Hatta segera
mengadakan pertemuan PPKI. Pertemuan PPKI berlangsung dirumah Laksamana Maeda pada
malam hari pukul 23.00 tanggal 16 Agustus 1945.Pertemuan tersebut dihadiri oleh seluruh
anggota PPKI dan para pemuda. Kemudian terjadilah peristiwa bersejarah berupa perumusan
teks proklamasi kemerdekaan.
a. Tempat perumusan naskah proklamasi.
Di rumah Laksamana Maeda di Jln. Imam Bonjol no.56 Jakarta. Ruang tamu untuk
tempat pertemuan, dan ruang makan tepatnya untuk merumuskan naskah proklamasi
b. Tokoh tokoh yang menyusun naskah
Ir. Soekarno, Moh. Hatta, Ahmad Soebarjo.
c. Tokoh yang menyaksikan penyusunan naskah
Sudiri, Sukarni, D.M Diah.
d. Konsep proklamasi kemerdekaan ialah
Setelah selesai, teks proklamisi tersebut di bacakan di hadapan tokoh-tokoh yang hadir.
Pada waktu itu muncul persoalan tentang siapa yang akan menandatangani naskah proklamasi.
Soekarno mengusulkan agar semua yang hadir menandatangani naskah proklamasi, namun
usul Soekarno di tolak oleh golongan pemuda. Kemudian Sukarni mengusulkan agar yang
menandatangani naskah proklamasi cukup Ir. Soekarno – Hatta saja dg atas nama bangsa
Indonesia karena mereka di kenal sebagai pemimpin utama bangsa.usulan tersebur disetujui
oleh seluruh yang hadir.
Setelah mengalami beberapa perubahan , konsep teks proklamasi kemudian di ketik
oleh Sayuti Melik. Perubahan- perubahan sebagai berikut
· Kata “tempoh” diganti menjadi “tempo”
·Tulisan “Djakarta,17-8-05” diganti menjadi “Djakarta, hari 17 boelan 8 tahun 05”
Alat komunikasi yang dimiliki Indonesia pada saat itu jelas tidak selengkap dengan
yang ada sekarang. Satu-satunya alat komunikasi yang paling cepat katika itu adalah melalui
pasawat radio. Pada pagi hari tanggal 17 Agustus 1945, teks proklamsi telah sampai di tangan
Kepala Bagian Radio Kantor Domei, yang bernama Waidan B. Panelan (Nugroho Notosusanto,
94). Ia menerima berita itu dari wartawan Domei yang bernama Syahruddin. Segera ia
memerintahkan kepada F. Wuz seorang markonis, supaya berita itu diserbarkan tiga kali
berturutturut. Baru dua kali F. Wuz melaksanakan tugasnya, masuklah seorang Jepang keruang
tugasnya. Ia mengetahui berita proklamsi tersebut telah tersiar keluar lewat siaran radio Domei.
Dengan sikap yang marah-marah, orang Jepang tersebut memerintahkan agar berita itu
dihentikan dengan segera. Namun F. Wuz tetap memerintahkan supaya berita proklamasi
tersebut tetap disiarkan.
Berita ini kemudia diulangi setiap setengah jam sekali sampai pukul 16.00, saat siaran
berhenti (Notosusanto, 1979:95). Akibat dari berita itu, maka pucuk pimpinan tentara Jepang
di Jawa, memerintahkan untuk meralat berita tersebut,sekaligus menyatakan sebagai sesuatu
kekeliruan. Pada hari Sabtu tanggal 20 Agustus 1945 pemancar itu disegel oleh Jepang dan
para pegawainya dilarang masuk kerja. Meskipun pemancar radio telah ditutup, tetapi usaha
a. Melalui Pers
Pers merupakan salah satu komunikasi yang cepat. Ketika penyebarluasan berita
proklamasi, pers juga telah memainkan peranan yang cukup besar. Wartawan-wartawan
Indonesia berusaha memuat berita proklamasi dalam koran tempat mereka bekerja. Jauh
sebelum proklamasi kemerdekaan, di Indonesia memang telah berdiri beberapa penerbitan pers
antara lain, Medan Priaji, Soeara Oemoem, Pewarta Deli, Pemandangan, Antara, telah muncul
pada saat itu (Sumona Mustafa, 1978:14). Koran-koran itu muncul dengan menyuarakan
perjuangan kemerdekaan.
Para wartawan tidak hanya hadir sebagai peninjau tetapi turut memainkan peranan aktif
lainnya, mereka berusaha memberitakan peristiwa proklamasi Indonesia. Keberhasilan
wartawan memberitakan proklamasi melalu pers, menyebabkab berita proklamasi diketahui
b. Berita
Setelah mengikuti sidang PPKI, maka para pemimpin dari daerah segera pulang untuk
menyampaikan berita proklamasi dan sekaligus membentuk pemerintahan di daerahnya
masing-masing. Dari mereka berita proklamasi tersebar luas di daerah-daerah.
Di Sulawesi Selatan misalnya, berita proklamasi baru diketahui ketika ketiga utusan
pulang dari Jakarta yaitu Dr. Ratulangi, Andi Pangeran Pettarani, dan Andi Sultan Daeng Raja
(Kementrian Penerangan, 1953:212). Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh rakyat
Sulawesi adalah menyusun struktur pemerintahan dengan Dr. Ratulangi sebagai Gubernurnya.
Dr. Ratulangimenempatkan seorang ahli hukum yaitu Andi Sainal Abidin sebagai sekretaris
daerah. Dengan demikian meleburlah Sulawesi ke dalam wilayah RI.
Di Bali berita proklamasi juga telah menyebar, para pemuda kemudian mendirikan
beberapa organisasi seperti, Pemuda Republik Indonesia (PRI). Mereka berusaha
mempertahankan Bali. Pada tanggal 13 Desember 1945 mereka melakukan gerakan serentak
untuk merebut kekuasaan dari tangan Jepang.
Di Banda Aceh, pada tanggal 6 Oktober 1945 para pemuda telah membentuk Angkatan
Pemuda Indonesia. Kegiatan mendirikan organisasi pemuda ini mendapat tantangan dari pihak
Jepang, sehingga menimbulkan bentrokan. Pengibaran bendera Merah Putih dilakukan
digedung-gedung yang masih dikuasai oleh pihak Jepang. Akibatnya terjadilah bentrokan
dibeberapa daerah di Aceh seperti di Langsa, Lho, Ule Lheue.
Negara yamg baru saja merdeka tentunya dituntut untuk memiliki pemerintahan sendiri,
untuk itu perlu dibentuk beberapa lembaga untuk kelengkapan negara.
Sidang PPKI yang pertama yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945, sebelum sidang itu
dimulai, Ir. Soekarno rencana menambah 9 anggota PPKI sebagian dari golongan muda, yaitu
Sukarni, Chairul Saleh, dan Wikana, namun golongan muda tersebut menolak karna
menganggap bahwa PPKI adalah buatan Jepang. Akibat dari penolakan tersebut Ir. Soekarno
Pada sidang ini Ir. Soekarno meminta Ki Bagus Hadikusumo, KH. Wahid Hasyim, Mr.
Kasman Singodimedjo. dan Mr. Teuku Mohammad Hassan untuk membicarakan kembali
mengenai Piagam Jakarta khususnya mengenai kalimat” Ketuhanan dengan kewajiban
menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya”, hal ini disebabkan banyak pihak yang
keberatan mengenai kalimat tersebut. Maka dalam waktu 15 menit, diperoleh kesepakatan
untuk mengubah kalimat tersebut menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa
2) Perubahan UUD
Keputusan sidang selanjutnya adalah pemilihan presiden dan wakilnya, yang dipilih
secara aklamasi atas usul Otto Iskadardinata. Maka terpilihlah Ir. Soekarno sebagai presiden
dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakilnya.
Pembentukan Komite Nasional ini dimaksudkan untuk membantu tugas presiden selama
Dewan Perwakilan Rakyat belum dibentuk.
o Pencetusan jiwa yang sudah lama bergelora semasa penjajahan yang didorong oleh
penderitaan saat penjajahan Belanda dan Jepang.
o Kecintaan terhadap tanah air yang sudah basah oleh keringat, air mata, dan
pertumpahan darah.
o Kelanjutan sikap politik yang menginginkan tercapainya tujuan proklamasi, namun
sadar atas keadaan dan konsekuensi yang timbul.
o Tumbuhnya manusia yang taat dan dilandaskan jiwa semangat bela negara.
o Suatu keharusan dan kesadaran akan kewajiban untuk membela negara. Mereka merasa
terpanggil untuk dapat mempertahankan kemerdekaan bangsa dan negara.
BKR merupakan suatu organisasi kenegaraan di bidang pertahanan dan keamanan yang
merintis pelaksanaan ketentuan UUD 1945. Secara historis makna BKR adalah suatu
organisasi yang menjembatani suatu periode yang penting, yaitu periode transisi dan
transformasi dari “dunia penjajah yang sekarat” ke arah “dunia kebangsaan Indonesia yang
sedang berjuang lahir di dunia”.
Badan Keamanan Rakyat (BKR) dalam tujuan pembentukannya melaksanakan beberapa
peran dan tugas yang diamanatkan oleh para pemimpin nasional. Contohnya BKR Malang
(Jawa Timur), melakukan upaya menangkap orang-orang utusan Sekutu yang menyamar
sebagai anggota Palang Merah Internasional. Hal tersebut berdasarkan kecurigaan mereka
terhadap anggota Red Cross tersebut, yang saat ditangkap mereka membawa senjata, pistol dan
peralatan sistem komunikasi.
Contoh lainnya yaitu BKR melucuti persenjataan tentara Jepang. Tugas ini dilaksanakan
oleh BKR Madiun dan juga BKR Malang. BKR mengadakan perundingan dengan pihak
Jepang tentang masalah pelucutan senjata Tentara Jepang. Perundingan tersebut berjalan
dengan lancar dan pada tanggal 20 September 1945, di markas Resimen Katagiri Butai
diadakan penyerahan persenjataan kepada BKR Malang.
1. Merdeka dalam bidang politik berarti bangsa Indonesia mempunyai kedaulatan, yaitu
kedaulatan rakyat.
2. Merdeka dalam bidang ekonomi berarti bangsa Indonesia harus mandiri atau berdiri
diatas kaki sendiri (berdikari).
3. Merdeka dalam bidang kebudayaan berarti bangsa Indonesia mempunyai kepribadian
nasional.
Bagi bangsa Indonesia, Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus
1945 yang dibacakan oleh Ir. Soekarno, di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta adalah
keputusan politik tertinggi di mana di dalamnya terkandung makna yang mendalam, yaitu:
1. Proklamasi kemerdekaan adalah puncak perjuangan politik yang panjang dalam
membangun dan menyatakan bangsa dan negara yang mandiri. Proklamasi
kemerdekaan itu juga sekaligus menjadi titik awal perjuangan baru dalam
mempertahankan dan mengisi kemerdekaan yang telah lama dicita-citakan.
2. Proklamasi kemerdekaan menandai lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ini
berarti bahwa Proklamasi kemerdekaan menjadi titik awal berlakunya tata hukum
nasional negara Indonesia dan berakhirnya tata hukum kolonial (penjajah).
Proklamasi merupakan titik berangkat pelaksanaan amanat penderitaan rakyat,
sekaligus awal sejarah pemerintahan Indonesia.
14. Rapat oleh golongan muda menghasilkan hal-hal berikut, kecuali ....
a. Kemerdekaan adalah bangsa Indonesia
b. Pemutusan hubungan dengan Jepang;
c. Kemerdekaan adalah hak rakyat Indonesia;
d. Indonesia meminta bantuan Amerika untuk merdeka
e. Kemerdekaan milik Indonesia
20. Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia ditandatangani Ir. Soekarno dan Drs. Moh.
Hatta atas nama ....
a. Presiden dan Rakyat
b. Bangsa Jepang
c. Presiden dan Wakil Presiden
d. Bangsa Indonesia
e. Republik Indonesia
21. Jepang menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal ....
a. 13 Agustus 1945
b. 15 Agustus 1945
c. 17 Agustus 1945
d. 14 Agustus 1945
e. 18 Agustus 1945
C. Tugas Kelompok
D. Tugas Diskusi
E. Tugas Variasi