Anda di halaman 1dari 30

PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI KEMERDEKAAN

SAMPAI TERBENTUKNYA NKRI

Peristiwa Proklamasi dan Pembentukan Pemerintahan Pertama Republik Indonesia serta


Maknanya bagi Bangsa Indonesia dalam Berbagai Aspek Kehidupan

PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI SAMPAI TERBENTUKNYA NKRI

Proklamasi adalah pernyataan suatu bangsa untuk bebas dari penjajajahan. Bangsa Indonesia telah
melewati peristiwa itu setelah pada tanggal 17 Agustus 1945 memproklasikan kemerdekaan. Sejak
saat itu Indonesia berdaulat sebagai negara merdeka dalam bentuk Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).

A. KEKALAHAN JEPANG DAN KEKOSONGAN KEKUASAAN


Perang Dunia II terjadi setalah Jepang membombardir Pearl Harbour pada 7 Desember 1941.
Hancurnya Pearl Harbour, ternyata memudahkan Jepang untuk mewujudkan citacitanya, yaitu
membentuk persekemakmuran Asia Timur Raya. Daerah-daerah di Asia Timur dan Asia Tenggara,
termasuk Indonesia berhasil diduduki oleh Jepang. Pembentukan Persekemakmuran Asia Timur Raya
berhasil diwujudkan, meskipun hanya untuk sementara.
Serangan Jepang ke Indonesia (Hindia Belanda) pertama-tama terjadi 11 Januari 1942 dengan
mendarat di Tarakan (Kalimantan Timur). Balikpapan yang merupakan daerah yang kaya akan minyak
bumi, jatuh ketangan Jepang 24 Januari 1942, disusul kemudian Pontianak 29 Januari 1942, Samarinda
3 Pebruari 1942, Banjarmasin 10 Pebruari 1942. Dalam perkembangannya, Jepang mulai mengalami
kesulitan, terutama setelah Amerika Serikat menarik sebagian pasukannya dari Eropa. Pada bulan Mei
1942, serangan Jepang terhadap Australia dapat dihentikan karena tentara Jepang menderita kekalahan
dalam pertempuran Laut Koral (Karang). Serangan Jepang terhadap Hawai juga dapat digagalkan oleh
tentara Amerika Serikat dalam pertempuran di Midway pada bulan Juni 1942. Kekalahan Jepang
terhadap Sekutu, dengan ditanda tanganinya perjanjian Post Dam, maka secara resmi Jepang
menyerahkan kekuasaan pada Sekutu. Dengan demikian di Indonesia terjadi kekosongan kekuasaan.
Kesempatan ini oleh bangsa Indonesia dimanfaatkan untuk memproklamasikan kemerdekaan.

Untuk mengakhiri peperangan ini, maka pada tanggal 6 Agustus 1945 Amerika Serikat menjatuhkan
bom atom yang pertama di atas kota Hirosyima. Tiga hari kemudian, tanggal 9 Agustus 1945, bom
atom kedua dijatuhkan lagi di atas Nagasaki. Akibatnya bukan saja membawa kerugian material,
karena hancurnya kedua kota tersebut dan banyaknya penduduk yang menemui ajalnya. Tetapi secara
politis telah mempersulit kedudukan Kaisar Hirohito, karena harus dapat menghentikan peperangan
secepatnya guna menghindari adanya korban yang lebih banyak lagi. Hal ini berarti bahwa Jepang
harus secepatnya menyerah kepada Sekutu atau Serikat. Akhirnya Jepang menyerah tanpa syarat
kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945.

B. PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA


Karena terjadi kekalahan Jepang terhadap Sekutu dalam beberapa pertempuran seperti yang disebutkan
diatas, maka Jepang mulai ngobral janji. Janji itu dikenal dengan janji kemereekaan. Bila bangsa
Indonesia mau membantu Jepang dalam menghadapi Sekutu, maka kelak kemudian hari akan
diberikan kemerdekaan. Untuk mengawalinya dibentuklah Badan yang bertugas menyiapkan segala
sesuatu berkaitan dengan kemerdekaan yang dijanjikan. Pemerintah Jepang membentuk BPUPKI yang
dlam perkembangannya berubah menjadi PPKI.
Tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah kepada Sekutu tanpa syarat (unconditional surrender).
Hal ini diumumkan oleh Tenno Heika melalui radio. Kejadian itu jelas mengakibatkan pemerintah
Jepang tidak dapat meneruskan janji atau usahanya mengenai kemerdekaan Indonesia. Soal terus atau
tidaknya usaha mengenai kemerdekaan Indonesia tergantung sepenuhnya kepada para pemimpin
bangsa Indonesia. Sementara itu Sutan Sjahrir sebagai seorang yang mewakili pemuda merasa
gelisah karena telah mendengar melalui radio bahwa Jepang telah kalah dan memutuskan
untuk menyerah pada Sekutu. Sjahrir termasuk tokoh pertama yang mendesak agar
proklamasi kemerdekaan Indonesia segera dilaksanakan oleh Sukarno-Hatta tanpa harus
menunggu janji Jepang. Itulah sebabnya ketika mendengar kepulangan Sukarno, Hatta dan
Radjiman Wedyodiningrat dari Dalat (Saigon), maka ia segera datang ke rumah Hatta dan
memintanya untuk memproklamirkan kemerdekaan Indonesia, tanpa harus menunggu dari
pemerintahan Jepang. Hatta tidak dapat memenuhi permintaan Sjahrir maka diajaknya ke rumah
Sukarno. Namun Sukarno belum dapat menerima maksud Sjahrir dengan alasan bahwa Sukarno
hanya bersedia melaksanakan proklamasi, jika telah diadakan pertemuan dengan anggota-
anggota PPKI lain. Dengan demikian tidak menyimpang dari rencana sebelumnya yang telah
disetujui oleh pemerintah Jepang. Selain itu Sukarno akan mencoba dulu untuk mengecek
kebenaran berita kekalahan Jepang tersebut.

SEJARAH INDONESIA KELAS XI Butet Amnawati S.Pd., Gr


A. Peran BPUPKI dan PPKI bagi tujuan perjuangan bangsa Indonesia
A. Terbentuknya Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI)
Sebagai tindak lanjut dari Janji Kaiso, maka pada tanggal 1 Maret 1945 Letnan Jendral
Kumakici Harada selakuPanglima Tentara Jepangmengumumkan pembentukan Badan Penyelidik
Usaha Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia disingkat BPUPKI atau disebut Dokuritsu Junbi
Cosakai.BPUPKI dibentuk dengan tujuan untuk mempelajari dan menyelidiki hal- hal penting yang
berhubungan dengan berbagai hal menyangkut pembentukan Negara Indonesia merdeka. Kemudian
pada tanggal 29 April 1945 pemerintah Jepang membentuk BPUPKI dengan jumlah anggota 67 orang,
yang terdiri dari 60 orang anggota aktif adalah tokoh utama pergerakan nasional Indonesia dari semua
aliran dan daerah, serta 7 orang anggota istimewa adalah penduduk militer Jepang.
BPUPKI diresmikan tanggal 28 Mei 1945 di gedung Chuo Sangi in di Jalan Pejambon Jakarta
(sekarang Gedung Departemen Luar Negeri). Pelantikan anggota BPUPKI bertepatan dengan hari
ulang tahun Kaisar Jepang, Kaisar Horihito, Letnan Itagaki (Panglima wilayah VII Singapura), Letnan
Jendral (Panglima tentara XVI di Jawa). Pada kesempatan itu juga dikibarkan HINOMARU oleh Mr.
A. Pringgodigdo di susul dengan pengibaran bendera MERAH PUTIH oleh Toyohiko Masuda.
Secara resmi pemerintah Jepang melantik dan meresmikan BPUPKI beserta anggotanya pada
tanggal 29 Mei 1945. Adapun ketua BPUPKI pada mulanya akan ditunjuk Ir Soekarno, tetapi ditolak
karena tidak memiliki kebebasan berpendapat. Maka pemerintah Jepang akhirnya menunjuk dr. K.R.T.
Radjiman Wedyodiningrat sebagai ketunya, sedangkan wakilnya antara lain Icibangase dan R.P.
Suroso, sekretarisnya adalah A.G. Pringgodigdo.
Dengan demikian sejak saat itu BPUPKI sudah dapat melaksanakan tugasnya yaitu menyusun
rumusan dasar negara dan rancangan undang-undang dasar. Karena Dasar Negara dan Undang-
Undang Dasar merupakan bagian dari syarat terbentuknya negara yaitu pemerintah yang berdaulat.
Dalam melaksanakan tugasnya tersebut, maka BPUPKI mengadakan sidang yang berlangsung
sampai dua tahap, sebagai berikut :
1. Sidang Pertama ( 29 Mei sampai 1 Juni 1945 )
Dalam sidang pertama BPUPKI membahas dasar dan falsafah negara Indonesia merdeka. Oleh
karena itu ada tiga orang tokoh yang menyampaikan dan mengusulkan lima azas sebagai dasar negara
Indonesia, yaitu :

SEJARAH INDONESIA KELAS XI Butet Amnawati S.Pd., Gr


a. Mr. Muhammad Yamin
Pada tanggal 29 Mei 1945 Mr. Muhammad Yamin mengusulkan lima azas sebagai dasar negara
Indonesia, sebagai berikut :
1. Peri Kebangsaan. 4. Peri Kerakyatan
2. Peri Kemanusiaan. 5. Kesejahteraan Rakyat
3. Peri Ketuhanan
b. Mr. Supomo
Dalam pidatonya didepan sidang BPUPKI tanggal 31 Mei 1945, Mr. Supomo mengusulkan
dasar negara Indonesia, sebagai berikut :
1. Persatuan 4. Musyawarah
2. Kekeluargaan 5. Keadilan Rakyat
3. Keseimbangan Lahir dan Batin
c. Ir. Sukarno
Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir Sukarno mengusulkan lima dasar negara Indonesia, sebagai
Berikut :
1. Kebangsaan Indonesia 4. Kesejahteraan sosial
2. Internasionalisme atau perikemanusiaan 5. Ketuhanan Yang Maha Esa
3. Mufakat atau Demokrasi
Gagasan mengenai rumusan lima sila dasar Negara Republik Indonesia yang dikemukakan oleh
Ir.Soekarno tersebutkemudian dikenal dengan istilah “Pancasila” ini dapatdiperas menjadi“trisila”
yaitu “ (1) Sosionasionalisme, (2) Sosio demokrasi, (3) Ketuhanan Yang Berkebudayaan. “ bahkan
masih bisa diperas kembali dinamakan “ ekasila “ yaitu merupakan sila “ gotong royong “ ini
merupakan upara dari Soekarno dalam menjelaskan gagasanya. Masa persidangan BPUPKI yang
pertama ini dikenang sebutan detik - detik lahirnya Pancasila dan tanggal 1 Juni ditetapkan sebagai
hari lahirnya PANCASILA.
Setelah BPUPKI melaksanakan sidangnya selama tiga hari, maka para anggota BPUPKI
memasuki masa reses atau istirahat.Pada masa reses tersebut dibentuk Panitia Kecil yang
beranggotakan sembilan orang, maka disebut Panitia Sembilan.Adapun susunan anggota Panitia
Sembilan antara lain :
a. Ketua : Ir. Sukarnoa
b. Wakil ketua : Drs, Mohammad Hatta
c. Anggota : Mr. Muhammad Yamin, Mr Ahmad Subarjo Mr.A.A. Maramis,
Abikusno Cokrosuyoso, Abdul Kahar Muzakir, Wachid Hasyim dan H. Agus Salim.

SEJARAH INDONESIA KELAS XI Butet Amnawati S.Pd., Gr


Adapun tugas Panitia Sembilan adalah merumuskan kembali konsep dasar negara yang diusul
oleh Mr. Muhammad Yamin, Mr. Supomo, dan Ir Soekarno pada sidang BPUPKI tanggal 29 Maret-1
Juni 1945. Setelah konsep dasar negara dibahas, maka Panitia Sembilan berhasil merumuskan dasar
negara sebagai berikut :
1) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syareat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Persatuan Indonesia.
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyarawaratan /
perwakilan.
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Suasana persidangan BPUPKI


Lima rumusan dasar negara tersebut oleh Panitia Sembilan dicantumkan dan disyahkan
pada Piagam Djakarta (Djakarta Charter) pada tanggal 22 Juni 1945. Kemudian setelah mendengar
saran dan usul dari umat Kristen, maka sila pertama dirubah menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa.

2. Sidang Kedua ( 10 sampai 17 Juli 1945 )


Pada sidang tahap kedua BPUPKI membahas Rancangan Undang-Undang Dasar termasuk
pembukaan (preambule), pasal-pasal, dan ayat-ayatnya. Untuk menyusun Rancangan Undang-
Undang Dasar, BPUPKI membentuk Panita Perancang Undang-Undang Dasar yang diketuai oleh
Ir. Sukarno dengan jumlah anggota seluruhnya 19 orang. Pada tanggal 11 Juli 1945 Panita
Perancang Undang-Undang Dasar menyetujui Piagam Jakarta (Jakarta Charter) sebagai
Pembukaan Undang-Undang Dasar. Setelah itu Panita Perancang Undang-Undang Dasar
membentukPanitia Kecil Perancang Undang-Undang dengan ketua Mr. Supomo ditambah 6
orang anggota.Dari panitia tersebut maka berhasil dirumuskan hukum dasar atau Undang -
Undang Dasar.Hasil rumusan hukum dasar atau Undang-Undang Dasar tersebut kemudian

SEJARAH INDONESIA KELAS XI Butet Amnawati S.Pd., Gr


diserahkan pada Panitia Penghalus Ba hasa untuk disempurnakan bahasanya.Panitia Penghalus
Bahasa beranggotakan Husein Jayadiningrat, Haji Agus Salim, dan Mr. Supomo.

Setelah sidang kedua berhasil merumuskan Undang-Undang Dasar secara lengkap berikut
pembukaannya, maka pada tanggal 17 Juli 1945 sidang BPUPKI ditutup.Dengan demikian sidang
BPUPKI yang berlangsung sampai dua kali sudah berhasil merumuskan Dasar Negara dan Undang-
Undang Dasar. Kedua rumusan tersebut merupakan syarat sah berdirinya suatu Negara Indonesia
secara hukum dasar atau konstitusional.

A. Terbentuknya Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia


Setelah berhasil melaksanakan tugasnya, maka pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI
dibubarkan, sebagai gantinya Jepang membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia disingkat
PPKI atau Dokuritsu Zunbi Inkai. Adapun tugas PPKI adalah:
1. Meresmikan pembukaan serta batang tubuh Undang –Undang Dasar 1945.
2. Melanjutkan hasil kerja BPUPKI (mempersiapkan pemindahan kekuasaan Jepang kepada
Indonesia dan mempersiapkan segala sesuatu yang menyangkut ketatanegaraan bagi
Indonesia).
Sebagai ketuanya adalah Ir. Sukarno, sedangkan wakil ketuanya adalah Drs. Mohammad
Hatta.Pada mulanya anggota PPKI berjumlah 21 orang, tetapi tanpa sepengetahun Jepang jumlah
anggotanya ditambah 6 orang.Hal ini dimaksudkan agar PPKI benar-benar milik bangsa Indonesia.
Enam orang anggota tambahan tersebut antara lain :

SEJARAH INDONESIA KELAS XI Butet Amnawati S.Pd., Gr


a. Mr. Ahmad Subarjo
b. Sayuti Melik
d. R.A.A.Wiranatakusumah
e. Ki Hajar Dewantaraf
f.Mr. Kasman Singodimejo
Untuk kepentingan pelantikan anggota PPKI, pada tanggal 9 Agustus 1945 Ir. Sukarno,
Drs. Mohammad Hatta, dan dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat dipanggil oleh Jendral
Terauchi ke Dalat, Saigon, Vietnam.
Panglima Daerah Asia Tenggara Marsekal Terauchi menyampaikan :
1) Pemerintahan Kekaisaran Jepang telah memutuskan untukmemberikan kemerdekaan
kepada Indonesia.
2) Untuk melaksankan pemberian kemerdekaan dibentuklah PPKI.
3) Lekas dan lambatnya pekerjaan sepunuhnya diserahkan kepada panitia.
4) Wilayah Indonesia Merdeka meliputi seluruh bekas wilayah Hindia Belanda.
Tiga hari setelah pertemuan itu Jendral Terauchi memberitakan bahwa kekaisaran
Jepang telah memutuskan untuk memberikan kemerdekkan bagi bangsa Indonesia pada
tanggal 24 Agustus 1945. Mereka kembali ke tanah air pada tanggal 14 Agustus 1945.
Pada tanggal 12 Agustus 1945 Jendral Terauchi mengucapkan selamat atas dibentuknya
PPKI dan menyerahkan pelaksanaan proklamasi kemerdekaan pada PPKI.Dengan demikian
Jepang sudah menyerahkan sepenuhnya pelaksanaan proklamasi kemerdekaan kepada bangsa
Indonesia melalui PPKI. Selama masa tugasnya PPKI mengadakan sidang sebanyak 3x yaitu :
a. Sidang PPKI I Tanggal 18 Agustus 1945
• Mengesahkan dasar Negara beserta rancangan UUD sebagai UUD RI.
• Memilih Ir.Soekarno dan Moh.Hatta sebagai presiden dan wakil presiden.
• Untuk sementara waktu presiden dibantu oleh Komite Nasional.
b. Sidang PPKI II tanggal 19 agustus 1945
• Menetapkan wilayah Indonesia menjadi delapan provinsi dan menunjuk gubernurnya.
Wilayahnya adalah ( Sumatra, Jawa Barat , Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan ,
Sulawesi, Sunda Kecil ( Bali , Nusa Tenggara, Dan Maluku )).
• Menetapkan dua belas departemen beserta menteri-menterinya.
• Mengusulkan dibentuknya tentara kebangsaan.
• Pembentukan Komite Nasional di setiap provinsi.

SEJARAH INDONESIA KELAS XI Butet Amnawati S.Pd., Gr


c. Sidang PPKI III tanggal 22 Agustus 1945
• Dibentuknya Komite Nasional.
• Dibentuknya Partai Nasional Indonesia.
• Dibentuknya tentara kebangsaan.
Sementara itu dalam sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945, dalam hitungan
kurang dari 15 menit telah terjadi kesepakatan dan kompromi atas lobi-lobi politik dari pihak
kaum keagamaan yang beragama non muslim serta pihak kaum keagamaan yang menganut
ajaran kebatinan, yang kemudian diikuti oleh pihak kaum kebangsaan guna melunakan
hatipihak-pihak tokoh yang beragama Islam guna dihapuskan “tujuh kata” dalam “Piagam
Jakarta”.
Setelah itu drs. Moh. Hatta masuk kedalam ruang PPKI dan membacakan empat
perubahan dari hasil kesepakatan dan kompromi tersebut. Hasil perubahan yang kemudian
disepakati sebagai “Pebukaan dan Batang Tubuh UUD 1945” yaitu :
➢ Pertama, kata “Mukaddimah” yang berasal dari bahasa Arab “muqaddimah” diganti
dengan kata “Pembukaan”.
➢ Kedua, anak kalimat “Piagam Jakarta” yang menjadi pembukaan UUD 1945 diganti
dengan “Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa”.
➢ Ketiga, kalimat yang menyebutkan “Presiden ialah orang Indonesia aslidan beragama
Islam”seperti yang tertulis dalam pasal 6 ayat 1, diganti dg mencoret kata kata” dan
Bergama Islam
➢ Keempat, terkait perubahan poin kedua, makna pasal 29 ayat 1 dari semula yang
berbunyi “Negara berdasarkan atas Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan
Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” diganti menjadi berbunyi “Negara
berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.”
Anggota PPKI telah menjalankan tugas yang di embankan kepada mereka dengan
sebaik-baiknya, hingga akhirnya PPKI dapat meletakkan dasar-dasar ketatanegaraan yang kuat
bagi Negara Indonesia yang saat itu baru saja berdiri.

SEJARAH INDONESIA KELAS XI Butet Amnawati S.Pd., Gr


C. PERISTIWA RENGASDENGKLOK DAN PERUMUSAN TEKS PROKLAMASI
Sikap Sukarno dan Hatta tersebut memang cukup beralasan karena jika
proklamasi dilaksanakan di luar PPKI, maka Negara Indonesia Merdeka ini harus
dipertahankan pada Sekutu yang akan mendarat di Indonesia dan sekaligus tentara Jepang yang
ingin menjaga status quo sebelum kedatangan Sekutu. Sjahrir kemudian pergi ke Menteng
Raya (markas para pemuda) bertemu dengan para pemuda seperti: Sukarni, BM Diah, Sayuti
Melik dan lain-lain.

Kelompok muda menghendaki agar Sukarno-Hatta (golongan tua) segera memproklamasikan


kemerdekaan Indonesia. Menurut golongan muda, tidak seharusnya para pejuang kemerdekaan
Indonesia menunggu-nunggu berita resmi dari Pemerintah Pendudukan Jepang. Bangsa
Indonesia harus segera mengambil inisiatifnya sendiri untuk menentukan strategi mencapai
kemerdekaan. Golongan muda kemudian mengadakan rapat di salah satu ruangan Lembaga
Bakteriologi di Pegangsaan Timur, Jakarta pada tanggal 15 Agustus 1945, pukul 20.30. Hadir
antara lain Chaerul Saleh, Djohar Nur, Kusnandar, Subadio, Subianto, Margono, Wikana, dan
Alamsyah. Rapat itu dipimpin oleh Chaerul Saleh dengan menghasilkan keputusan tuntutan-
tuntutan golongan pemuda yang menegaskan bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hak dan
soal rakyat Indonesia sendiri. Yang mendapat kepercayaan dari teman-temanya untuk
menemui Sukarno adalah Wikana dan Darwis.

Oleh Wikana dan Darwis, hasil keputusan itu disampaikan kepada Sukarno jam 22.30
di kediamannya, Jalan Pegangsaan Timur, No 56 Jakarta. Namun sampai saat itu Sukarno
belum bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa PPKI. Di sini terjadi
perdebatan sengit antara Sukarno dengan Wikana dan Darwis. Dalam perdebatan itu Wikana
menuntut agar proklamasi dikumandangkan oleh Sukarno pada keesokan harinya.

SEJARAH INDONESIA KELAS XI Butet Amnawati S.Pd., Gr


Peristiwa ini menunjukkan adanya ketegangan antara kelompok tua dengan kelompok muda
yang memiliki sifat, karakter, cara bergerak, dan dunianya sendiri-sendiri. Perbedaan pendapat
itu tidak hanya berhenti pada adu argumentasi, tetapi sudah mengarah pada tindakan
pemaksaan dari golongan muda. Tentu saja semua itu demi kemerdekaan Indonesia.

Para pemuda itu kembali mengadakan pertemuan dan membahas tindakan-tindakan yang akan
dibuat sehubungan dengan penolakan Soekarno-Hatta. Pertemuan ini masih dipimpin oleh
Chaerul Saleh yang tetap pada pendiriannya bahwa kemerdekaan harus tetap diumumkan dan
itu harus dilaksankaan oleh bangsa Indonesia sendiri, tidak seperti yang direncanakan oleh
Jepang. Orang yang dianggap paling tepat untuk melaksanakan itu adalah Soekarno-Hatta.
Karena mereka menolak usul pemuda itu, pemuda memutuskan untuk membawa mereka ke
luar kota yaitu Rengasdengklok, letaknya yang terpencil yakni 15 km ke arah jalan raya
Jakarta-Cirebon. Menurut jalan pemikiran pemuda jika Soekarno-Hatta masih berada di
Jakarta maka kedua tokoh ini akan dipengaruhi dan ditekan oleh Jepang serta menghalanginya
untuk memproklamirkan kemerdekaan ini dilakukan.
Pemilihan Rengasdengkolk sebagai tempat pengamanan Soekarno-Hatta, didasarkan pada
perhitungan militer. Antara anggota Peta Daidan Purwakarta dan Daidan Jakarta terdapat
hubungan erat sejak mereka mengadakan latihan bersama. Secara geografis, Rengasdengklok
letaknya terpencil. Dengan demikian akan dapat dilakukan deteksi dengan mudah terhadap
setiap gerakan tentara Jepang yang hendak datang ke Rengasdengklok, baik yang datang dari
arah Jakarta, maupun dari arah Bandung atau Jawa Tengah. Tujuan penculikan kedua tokoh ini
selain untuk mengamankan mereka dari pengaruh Jepang, juga agar keduanya mau segera
memproklamirkan kemerdekaan Indonesia terlepas dari segala ikatan dengan Jepang. Pada
dasarnya Soekarno dan Hatta tidak mau ditekan oleh anak-anak muda itu, sehingga mereka
tidak mau memproklamirkan kemerdekaan. Dalam suatu pembicaraan dengan Shodanco
Singgih, Soekarno memang menyatakan kesediannya untuk mengadakan proklamasi segera

SEJARAH INDONESIA KELAS XI Butet Amnawati S.Pd., Gr


setelah kembali ke Jakarta. Melihat sikap Soekarno ini, maka para pemuda berdasarkan
rapatnya yang terakhir pada pukul 00.30 waktu Jawa jaman Jepang (24.00 WIB) tanggal 16
Agustus 1945 terdapat
keputusan akan menghadakan penculikan terhadap Soekarno dan Hatta dalam rangka
upaya pengamanan supaya tidak terpengaruh dari segala siasat Jepang. Pada tanggal 16
Agustus 1945 pukul 04.30 (waktu Jepang) atau pukul 04.00 WIB penculikan (menurut
golongan tua) dilaksanakan. Tidak diketahui secara jelas siapakah yang memulai peristiwa ini.
Ada yang mengatakan Sukarni-lah yang membawa Soekarno-Hatta dini hari ke
Rengasdengklok. Menurut Soekarno Sjahrir-lah yang menjadi pemimpin penculikan dirinya
dengan Hoh. Hatta.
Walaupun sudah diamankan ke Rengasdengklok, Soekarno-Hatta masih tetap
dengan pendiriannya. Sikap teguh Soekarno-Hatta itu antara lain karena mereka belum percaya
akan berita yang diberikan oleh pemuda serta berita resmi dari Jepang sendiri belum diperoleh.
Seorang utusan pemuda yang bernama Yusuf Kunto dikirim ke Jakarta untuk melaporkan sikap
Soekarno-Hatta dan sekaligus untuk mengetahui persiapan perebutan kekuasaan yang
dipersiapkan pemuda di Jakarta.
Achmad Subardjo datang ke Rengasdengklok dan berhasil menyakinkan para pemuda bahwa
proklamasi pasti akan diucapkan keesokan harinya pada tanggal 17 Agustus 1945.
Sehingga pada tangal 16 Agustus 1945 malam hari Soekarno-Hatta dibawa kembali ke Jakarta.
Sementara itu di Jakarta telah terjadi kesepakatan antara golongan tua, yakni
Achmad Soebardjo dengan Wikana dari golongan muda untuk mengadakan proklamasi di
Jakarta.
Laksamana Muda Maeda bersedia untuk menjamin keselamatan mereka selama berada
di rumahnya. Berdasarkan kesepakatan itu Jusuf Kunto dari pihak pemuda dan Soebardjo yang
diikuti oleh sekretaris pribadinya mbah Diro (Sudiro) menuju Rengasdengklok
untuk menjemput Soekarno. Semua ini dilakukan tidak lepas dari rasa prihatin sebagai orang
Indonesia, sehingga terpanggil untuk menghusahakan agar proklamasi kemerdekaan Indonesia
dapat dilaksanakan secepat mungkin.
Namun sebelumnya perlu mempertemukan perbedaan pendapat antara golongan tua dan muda.
Untuk itu maka Soekarno dan Hoh. Hatta harus terlebih dahulu kembali dari Rengasdengklok
ke Jakarta. Rombongan yang terdiri dari Achmad Soebardjo, Sudiro dan Yusuf Kunto
segera berangkat menuju Rengasdengklok, tempat dimana Soekarno dan Moh.Hatta
diamankan oleh pemuda. Rombongan tiba di Rengasdengklok pada jam 19.30 (waktu Tokyo)
atau 18.00 (waktu Jawa Jepang) atau pukul 17.30 WIB dan bermaksud untuk menjemput dan
segeramembawa Seoekarno-Hatta pulang ke Jakarta. Perlu ditambahkan juga, disamping
Soekarno dan Hatta ikut serta pula Fatmawati dan Guntur Soekarno Putra. Peranan Achmad
Subardjo sangat penting dalam peristiwa ini, karena mampu mempercayakan para pemuda,
bahwa proklamasi akan dilaksanakan keesokan harinya paling lambat pukul 12.00 WIB. Ini
dapat dikabulkan dengan jaminan nyawanya sebagai taruhannya. Akhirnya Subeno komandan
kompi Peta setempat bersedia melepaskan Soekarno-Hatta ke Jakarta. Achmad Subardjo
adalah seorang yang dekat dengan golongan tua maupun muda,bahkan dia juga sebagai
penghubung dengan pemuka angkatan laut Jepang Laksamana Madya Maeda. Dan melalui dia,
Maeda menawarkan rumahnya sebagai tempat yang amandan terlindung untuk menyusun
naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik yang sudah lama ditunggu-tunggu.

SEJARAH INDONESIA KELAS XI Butet Amnawati S.Pd., Gr


Peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa Perumusan Naskah Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Rombongan Soekarno tiba di Jakarta pukul 23.00 WIB. Semula yang di tuju Hotel Des
Indes, namun tidak jadi karena pihak hotel tidak mengizinkan kegiatan apapun selepas pukul
22.30. Kemudian Ahmad Soebarjo meminjam tempat seorang perwira Jepang yaitu Laksamana
Maeda di Jln. Imam Bonjol no.56 Jakarta. Setelah sampai di Jakarta, Ir Sukarno, dan Drs
Mohammad Hatta segera menemui pemimpin tentara Jepang yaitu Mayor Jendral Nisimura
untuk menanyakan sikap dan pendapatnya mengenai proklamasi kemerdekaan.Akan tetapi
Mayor Jendral Nisimura menyatakan bahwa pihaknya tidak bertanggung jawab dan
menyerahkannya pada Ir Sukarno dan Drs Mohammad Hatta.
Setelah mengetahui sikap Jepang, maka Ir Sukarno dan Drs Mohammad Hatta segera
mengadakan pertemuan PPKI. Pertemuan PPKI berlangsung dirumah Laksamana Maeda pada
malam hari pukul 23.00 tanggal 16 Agustus 1945.Pertemuan tersebut dihadiri oleh seluruh
anggota PPKI dan para pemuda. Kemudian terjadilah peristiwa bersejarah berupa perumusan
teks proklamasi kemerdekaan.
a. Tempat perumusan naskah proklamasi.

Rumah Laksamana Maeda

Di rumah Laksamana Maeda di Jln. Imam Bonjol no.56 Jakarta. Ruang tamu untuk
tempat pertemuan, dan ruang makan tepatnya untuk merumuskan naskah proklamasi
b. Tokoh tokoh yang menyusun naskah
Ir. Soekarno, Moh. Hatta, Ahmad Soebarjo.
c. Tokoh yang menyaksikan penyusunan naskah
Sudiri, Sukarni, D.M Diah.
d. Konsep proklamasi kemerdekaan ialah

SEJARAH INDONESIA KELAS XI Butet Amnawati S.Pd., Gr


o Kalimat pertama, merupakan pernyataan kemauan bangsa Indonesia untuk
menentukan nasibnya sendiri. Isinya “Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan
kemerdekaan Indonesia”. Kalimat pertama ini merupakan buah pikiran dari Ahmad
Soebarjo dan Ir. Soekarno.
o Kalimat kedua, merupakan pernyataan mengenai pemindahan kekuasaan . isinya, “
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan
cara seksama dan dalam tempo yangsesingkat-singkatnya”. Merupakan buah pikiran
dari Moh.Hatta.

Naskah proklamasi hasil tulisan tangan Ir. Soekarno

Setelah selesai, teks proklamisi tersebut di bacakan di hadapan tokoh-tokoh yang hadir.
Pada waktu itu muncul persoalan tentang siapa yang akan menandatangani naskah proklamasi.
Soekarno mengusulkan agar semua yang hadir menandatangani naskah proklamasi, namun
usul Soekarno di tolak oleh golongan pemuda. Kemudian Sukarni mengusulkan agar yang
menandatangani naskah proklamasi cukup Ir. Soekarno – Hatta saja dg atas nama bangsa
Indonesia karena mereka di kenal sebagai pemimpin utama bangsa.usulan tersebur disetujui
oleh seluruh yang hadir.
Setelah mengalami beberapa perubahan , konsep teks proklamasi kemudian di ketik
oleh Sayuti Melik. Perubahan- perubahan sebagai berikut
· Kata “tempoh” diganti menjadi “tempo”
·Tulisan “Djakarta,17-8-05” diganti menjadi “Djakarta, hari 17 boelan 8 tahun 05”

SEJARAH INDONESIA KELAS XI Butet Amnawati S.Pd., Gr


·Tulisan “wakil-wakil bangsa Indonesia” diganti menjadi “atas nama bangsa Indonesia”
Kemudian Ir.Soekarno meminta kepada Sayuti Melik untuk mengetik naskah
berdasarkan tulisan Soekarno.Teks yang diketik Sayuti Melik merupakan Teks yang otentik
yaitu teks yang resmi karna sudah di tanda tangani oleh Soekarno-Hatta.

Naskah proklamasi yang diketik oleh Sajuti Melik

Musyawarah perumusan naskah proklamasi sampai dengan penandatanganan baru


sampai pada pukul 04.00 dini hari tanggal 17 Agustus 1945.Saat itu juga timbul masalah
kembali mengenai tempat di bacakanya naskah proklamasi.Para pemuda memberitahukan
warga di Monas. Ir. Soekarno tidak menyetujui, khawatir akan timbul bentrok antara rakyat
dengan militer Jepang. Ir. Soekarno mengusulkan agar pembacaanya di lakukan di kediamanya
di Jln. Pegangsaan Timur No.56 Jakarta.

Pengumuman kemerdekaan Indonesia

SEJARAH INDONESIA KELAS XI Butet Amnawati S.Pd., Gr


B. Penyebarluasan Berita Proklamasi
Proklamasi kemerdekaan memang telah diucapkan, namun demikian yang
mendengarkan dan mengetahui beritu tersebut masih terbatas. Untuk itu perlu dilakukan
tindakan selanjutnya untuk menyebarluaskan berita proklamasi tersebut bagi seluruh rakyat
Indonesia. Ada beberapa cara yang ditempuh untuk menyebarluaskan berita proklamasi
tersebut diantaranya:

Berita proklamasi di koran Soeara Asia

A. Melalui Siaran Radio

Alat komunikasi yang dimiliki Indonesia pada saat itu jelas tidak selengkap dengan
yang ada sekarang. Satu-satunya alat komunikasi yang paling cepat katika itu adalah melalui
pasawat radio. Pada pagi hari tanggal 17 Agustus 1945, teks proklamsi telah sampai di tangan
Kepala Bagian Radio Kantor Domei, yang bernama Waidan B. Panelan (Nugroho Notosusanto,
94). Ia menerima berita itu dari wartawan Domei yang bernama Syahruddin. Segera ia
memerintahkan kepada F. Wuz seorang markonis, supaya berita itu diserbarkan tiga kali
berturutturut. Baru dua kali F. Wuz melaksanakan tugasnya, masuklah seorang Jepang keruang
tugasnya. Ia mengetahui berita proklamsi tersebut telah tersiar keluar lewat siaran radio Domei.
Dengan sikap yang marah-marah, orang Jepang tersebut memerintahkan agar berita itu
dihentikan dengan segera. Namun F. Wuz tetap memerintahkan supaya berita proklamasi
tersebut tetap disiarkan.

Berita ini kemudia diulangi setiap setengah jam sekali sampai pukul 16.00, saat siaran
berhenti (Notosusanto, 1979:95). Akibat dari berita itu, maka pucuk pimpinan tentara Jepang
di Jawa, memerintahkan untuk meralat berita tersebut,sekaligus menyatakan sebagai sesuatu
kekeliruan. Pada hari Sabtu tanggal 20 Agustus 1945 pemancar itu disegel oleh Jepang dan
para pegawainya dilarang masuk kerja. Meskipun pemancar radio telah ditutup, tetapi usaha

SEJARAH INDONESIA KELAS XI Butet Amnawati S.Pd., Gr


untuk menyiarkan proklamasi tidak terhenti. Dua hari kemudian staf stasiun radio di Jl.
Merdeka Barat Jakarta menyelundupkan naskah proklamasi kedalam stasiun radio dan
membacakannya lewat udara. Mereka melanjutkan siaran dari sebuah gedung lain dengan
menggunakan sebuah pemancar yang dapat dipindahpindahkan. Para pemuda kemudian
membuat pemancar baru yang dibantu oleh tekhnisi seperti Sukarman, Susilahardjo, Suhandar
dan lain-lain, nama siaran radio tersebut adalah Radio Indonesia Merdeka (Colin Will,
1986:165). Selain itu, alat-alat pemancar radio yang diambil dari pemancar radio Domei
dibawa ke rumah Waidan sebagian lagi dibawa ke Menteng 31. Dari sinilah seterusnya berita
proklamsi disiarkan.

Berdasarkan kenyataan tersebut diatas, maka timbullah gagasan untuk mendirikan


suatu bentuk radio yang bersifat nasional. Pada tanggal 11 September para utusan dari 8 bekas
stasiun radio yang diselenggarakan Jepang di Jawa. Mereka mengadakan pertemuan di Jakarta
dan membentuk organisasi yang disebut “Radio Republik Indonesia (RRI)”. Mereka kemudian
menemui Bung Karno tetapi tidak sempat diterima karena Bung Karno sangat sibuk, barulah
pada tanggal 1 April 1946 RRI1`` secara resmi diakui sebagai suatu organisasi pemerintah
(Will,1986:165)

a. Melalui Pers

Pers merupakan salah satu komunikasi yang cepat. Ketika penyebarluasan berita
proklamasi, pers juga telah memainkan peranan yang cukup besar. Wartawan-wartawan
Indonesia berusaha memuat berita proklamasi dalam koran tempat mereka bekerja. Jauh
sebelum proklamasi kemerdekaan, di Indonesia memang telah berdiri beberapa penerbitan pers
antara lain, Medan Priaji, Soeara Oemoem, Pewarta Deli, Pemandangan, Antara, telah muncul
pada saat itu (Sumona Mustafa, 1978:14). Koran-koran itu muncul dengan menyuarakan
perjuangan kemerdekaan.

Pers membuktikan pengabdiannya ketika proklamasi kemerdekaan Indonesia


dilaksanakan. Wartawan-wartawan Indonesia bergabung dengan unsurunsur lainnya ditengah-
tangah kejadian yang paling bersejarah itu. Ada beberapa wartawan seperti BM. Diah, Mochtar
Lubis, Hasyim Mahdan, Pangulu Lubis, Adam Malik, dan Pandu Kartawigunayang sangat
berjasa menyebarkan berita proklamasi.

Para wartawan tidak hanya hadir sebagai peninjau tetapi turut memainkan peranan aktif
lainnya, mereka berusaha memberitakan peristiwa proklamasi Indonesia. Keberhasilan
wartawan memberitakan proklamasi melalu pers, menyebabkab berita proklamasi diketahui

SEJARAH INDONESIA KELAS XI Butet Amnawati S.Pd., Gr


oleh seluruh lapisan masyarakat, bahkan dunia. Berita proklamasi didengar oleh dinas radio
Sekutu di Australia. Kemudian berita-berita itu juga disebarkan oleh pejuang-pejuang yang
pada waktu itu berada di Australia. Mulailah perjuangan meluas sampai di luar negeri dan ini
cukup penting untuk menarik dukungan di dunia internasional.

b. Berita

Dari Perseorangan Alternatif lain yang diguanakan dalam penyebarluasan berita


proklamasi adalah menyampaikannya secara lisan. Dalam hal ini peranan pemimpin daerah
yang hadir dalam pelaksanaan proklamasi cukup besar. Mereka diharapkan dapat
menyebarluaskan berita proklamasi keseluruh lapisan masyarakat di daerahnya masing-
masing. Selain itu peranan pemuda juga sangat diharapkan dengan membentuk organisasi
seperti Barisan Pelopor dan Menteng 31.

Setelah mengikuti sidang PPKI, maka para pemimpin dari daerah segera pulang untuk
menyampaikan berita proklamasi dan sekaligus membentuk pemerintahan di daerahnya
masing-masing. Dari mereka berita proklamasi tersebar luas di daerah-daerah.

Di Sulawesi Selatan misalnya, berita proklamasi baru diketahui ketika ketiga utusan
pulang dari Jakarta yaitu Dr. Ratulangi, Andi Pangeran Pettarani, dan Andi Sultan Daeng Raja
(Kementrian Penerangan, 1953:212). Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh rakyat
Sulawesi adalah menyusun struktur pemerintahan dengan Dr. Ratulangi sebagai Gubernurnya.
Dr. Ratulangimenempatkan seorang ahli hukum yaitu Andi Sainal Abidin sebagai sekretaris
daerah. Dengan demikian meleburlah Sulawesi ke dalam wilayah RI.

Di Bali berita proklamasi juga telah menyebar, para pemuda kemudian mendirikan
beberapa organisasi seperti, Pemuda Republik Indonesia (PRI). Mereka berusaha
mempertahankan Bali. Pada tanggal 13 Desember 1945 mereka melakukan gerakan serentak
untuk merebut kekuasaan dari tangan Jepang.

Di Banda Aceh, pada tanggal 6 Oktober 1945 para pemuda telah membentuk Angkatan
Pemuda Indonesia. Kegiatan mendirikan organisasi pemuda ini mendapat tantangan dari pihak
Jepang, sehingga menimbulkan bentrokan. Pengibaran bendera Merah Putih dilakukan
digedung-gedung yang masih dikuasai oleh pihak Jepang. Akibatnya terjadilah bentrokan
dibeberapa daerah di Aceh seperti di Langsa, Lho, Ule Lheue.

SEJARAH INDONESIA KELAS XI Butet Amnawati S.Pd., Gr


Di Yogyakarta dukungan kuat datang langsung dari Sultan Hamengkubuwono IX,
menyatakan bahwa daerah kesultanan Yogyakarta ikut Republik. Dengan ikutnya Yogya ke
Republik, merupakan modal perjuangan yang cukup besar karena Yogyakarta merupakan pusat
perjuangan bangsa Indonesia pada masa revolusi fisik.

Rapat raksasa di Lapangan Ikada

C. Pembentukan pemerintahan Indonesia

Negara yamg baru saja merdeka tentunya dituntut untuk memiliki pemerintahan sendiri,
untuk itu perlu dibentuk beberapa lembaga untuk kelengkapan negara.

1. Pembentukan Alat Kelengkapan Negara

Setelah proklamasi kemerdekaan PPKI segera mengambil tindakan dan mengadakan


beberapa kali sidang untuk membentuk kelengkapan negara diantaranya:

1. Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945.

Suasana sidang PPKI

Sidang PPKI yang pertama yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945, sebelum sidang itu
dimulai, Ir. Soekarno rencana menambah 9 anggota PPKI sebagian dari golongan muda, yaitu
Sukarni, Chairul Saleh, dan Wikana, namun golongan muda tersebut menolak karna
menganggap bahwa PPKI adalah buatan Jepang. Akibat dari penolakan tersebut Ir. Soekarno

SEJARAH INDONESIA KELAS XI Butet Amnawati S.Pd., Gr


hanya mengumumkan 6 oranganggota saja yaitu Wiranatukusumah, Ki Hajar Dewantara, Mr.
Kasman Singodimejo, Sayuti Melik, Mr. Iwa Kusunasumantri, dan Mr. Ahmad Subarjo.
Sidang PPKI yang pertama ini dilakasanakan di geduang Cuo Sang-In, Jl. Pejambon. Adapun
keputusuan sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945 adalah:

1) Pembahasan dan pengesahan UUD

Pada sidang ini Ir. Soekarno meminta Ki Bagus Hadikusumo, KH. Wahid Hasyim, Mr.
Kasman Singodimedjo. dan Mr. Teuku Mohammad Hassan untuk membicarakan kembali
mengenai Piagam Jakarta khususnya mengenai kalimat” Ketuhanan dengan kewajiban
menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya”, hal ini disebabkan banyak pihak yang
keberatan mengenai kalimat tersebut. Maka dalam waktu 15 menit, diperoleh kesepakatan
untuk mengubah kalimat tersebut menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa

2) Perubahan UUD

Ada beberapa perubahan pada pembukaan UUD 1945

• Kata “Mukadimmah” diganti dengan Pembukaan.


• Dalam Preambule (Piagam Jakarta) anak kalimat: “ Atas berkat rahmat Allah”
diganti dengan atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa” namun penggantian
ini kemudian dikembalikan kepada bentuk semula yaitu “Atas berkat Rahmat
Allah Yang Maha Kuasa......”
• Perubahan terhadap Batang Tubuh, yang meliputi:
1) Pasal 4 (1) yang berbunyi “Presiden RI memegang kekuasaan pemerintahan
menurut UUD. Sebelumnya kalimat itu tidak berbunyi demikian.
2) Pasal 4 (2) “.....dua orang wakil presiden diganti dengan seorang wakil presiden.
3) Pasal 6 ayat 1 yang semula terdapat kalimat “beragama islam” dihapuskan.
4) Perkataan “wakil-wakil” presiden, pada pasal 6 ayat 2 dihapus sehingga hanya
“wakil” saja.
5) Penambahan kata-kata “Presiden dan wakil presiden” pada pasal 9.
6) Kata “mengabdi” pada pasal 9 diganti dengan “berbakti”.

SEJARAH INDONESIA KELAS XI Butet Amnawati S.Pd., Gr


3) Pengangkatan Presiden dan Wakil Presiden

Keputusan sidang selanjutnya adalah pemilihan presiden dan wakilnya, yang dipilih
secara aklamasi atas usul Otto Iskadardinata. Maka terpilihlah Ir. Soekarno sebagai presiden
dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakilnya.

4) Pembentukan Komite Nasional

Pembentukan Komite Nasional ini dimaksudkan untuk membantu tugas presiden selama
Dewan Perwakilan Rakyat belum dibentuk.

2. Sidang PPKI tanggal 19 Agustus 1945


Hasil sidang PPKI tanggal 19 Agustus yaitu:
• Pembagian wilayah Indonesia menjadi 8 Provinsi
Jawa Barat : Soetarjo Kartohadikusumo
Jawa Tengah : Raden Pandji Soeroso
Jawa Timur : Raden Mas Tumenggung Soeryo
Borneo (Kalimantan) : Ir. Muhammad Noor Sulawesi : Dr. Sam Ratulangie
Maluku : Mr. Latuharhary
Sunda Kecil (Nusa Tenggara) : Mr. Ketut Pudja
Sumatra : Mr. T. Mohammad Hassan
Dua daerah istimewa, Yogyakarta dan Surakarta

Kabinet pertama RI yg di bentuk Presiden Ir. Soekarno


• Pemdentukan Komite Naional (Daerah)
• Menetapkan 12 kementrian
➢ Departemen Dalam Negeri
➢ Departemen Luar Negeri
➢ Departemen Kehakiman

SEJARAH INDONESIA KELAS XI Butet Amnawati S.Pd., Gr


➢ Departemen Keuangan
➢ Departemen Kemakmuran
➢ Departemen Kesehatan
➢ Departemen Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan
➢ Departemen Sosial
➢ Departemen Pertahanan
➢ Departemen Perhubungan
➢ Departemen Penerangan
➢ Departemen Pekerjaan Umum

3. Sidang PPKI tanggal 22 Agustus


a. Pembentukan Komite Nasional.
Inti dari anggota KNIP adalah anggota PPKI, disamping itu, anggota KNIP juga berasal
dari tokoh-tokoh golongan muda dan tokoh masyarakat dari berbagai daerah sehingga
jumlahnya mencapai 137 orang.
b. Pembentukan Partai Nasional Indonesia.
Awalnya tujuan dari pembentukan PNI ini adalah menjadikannya sebagai partai tunggal
di Indonesia. Pemimpin utamanya adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta.
c. Pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR).
1. Proses Lahirnya BKR.
Pada 19 Agustus 1945, dua orang anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) yaitu Abikusno Tjokrosujoso dan Otto Iskandardinata, dalam sidang pada hari itu
mengusulkan pembentukan sebuah badan pembelaan negara. Usul tersebut ditolak dengan
alasan memancing bentrokan dengan tentara pendudukan Jepang yang masih bersenjata
lengkap dan adanya ancaman intervensi Tentara Sekutu yang bertugas melucuti persenjataan
tentara Jepang dan memulangkan mereka ke negerinya. Demikian usul untuk membentuk suatu
tentara kebangsaan yang terdiri dari mantan prajurit PETA, Heiho, dan Angkatan Laut
ditangguhkan (Pamoe Rahardjo, 1995:157).
Pada 20 Agustus 1945, dibentuklah Badan Penolong Keluarga Korban Perang (BPKKP).
BPKKP semula bernama Badan Pembantu Prajurit dan kemudian berubah menjadi Badan
Pembantu Pembelaan yang keduanya disingkat BPP. Pembentukan BPP sudah ada dalam
zaman Jepang dan bertugas memelihara kesejahteraan anggota tentara PETA dan Heiho
(Amrin Imran, 1971:1). Setelah PETA dan Heihodibubarkan oleh Jepang tanggal 18 Agustus

SEJARAH INDONESIA KELAS XI Butet Amnawati S.Pd., Gr


1945, maka tugas untuk menampung mantan anggota PETA dan Heiho ditangani oleh Badan
Penolong Keluarga Korban Perang (BPKKP).
Seiring dengan itu didirikan pula Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang merupakan
bagian dari BPKKP. Berita tentang pembentukan BPKKP dan BKR segera dimuat untuk
dikomunikasikan dalam harian surat kabar Soeara Asia yang terbit pada 25 Agustus 1945. Di
wilayah Jawa dan Sumatera, sebagai jawaban atas proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia
maka muncullah berbagai badan perjuangan yang menamakan diri mereka barisan, pasukan,
atau pemuda.
Dalam sidang tanggal 22 Agustus 1945 yang dipimpin oleh Soekarno dan Moh. Hatta,
PPKI menetapkan :
a) Badan Keamanan Rakyat memiliki tugas pemeliharaan keamanan berama-sama
dengan rakyat dan jawatan-jawatan negeri yang bersangkutan.
b) BKR merupakan suatu bagian dari Badan Penolong Keluarga Korban Perang.
Didirikan dari pusat sampai ke daerah-daerah.
c) Pekerjaannya harus dilakukan dengan sukarela.
Semula BKR dimaksudkan sebagai suatu bagian dari Badan Penolong Keluarga Korban
Perang (BPKKP). Hal ini terlihat aneh, tetapi memang demikian kenyataannya. Adapun tugas
dari BPKKP itu secara resmi berbunyi :“menjamin kepada rakyat yang menderita akibat
peperangan berupa pertolongan dan bantuan dengan memelihara keselamatan dan keamanan”.
Pembentukan BKR adalah sebagai penampungan organisasiorganisasi pembelaan negara
dalam wadah nasional. Nama sementara yang digunakan adalah BKR, suatu badan perjuangan
tetapi akan ditingkatkan ke arah ketentaraan. Hal ini jelas tercermin dalam pidato Soekarno
tanggal 23 Agustus 1945 yang berbunyi :Kami telah memutuskan untuk mendirikan dengan
segera di mana-mana BKR, untuk membantu penjagaan keamanan. Banyak sekali tenaga yang
tepat untukmelaksanakan pekerjaan ini. Mantan prajurit PETA, Heiho, Pelaut, pemuda-
pemuda yang penuh semangat pembangunan, mereka semua adalah tenaga yang baik untuk
pekerjaan ini. Karena itu saya mengharapkan kepada kamu sekalian, hai mantan prajurit-
prajurit PETA, Heiho, Pelaut beserta pemuda-pemuda lain untuk sementara waktu masuklah
dan bekerjalah dalam BKR. Percayalah, nanti akan datang saatnya kamu dipanggil untuk
menjadi prajurit dalam Tentara Kebangsaan Indonesia!!” Isi amanat tersebut di atas merupakan
sumber hukum lahirnya / terbentuknya Badan Keamanan Rakyat.

SEJARAH INDONESIA KELAS XI Butet Amnawati S.Pd., Gr


2. Pembentukan BKR Di Daerah-Daerah
1) Jakarta
Para pemuda dan mantan prajurit PETA di Jakarta berkumpul dan menentukan struktur
BKR sesuai dengan struktur teritorial zaman pendudukan Jepang. Mereka yang menyatakan
diri sebagai pengurus pusat terdiri dari Kaprawi, Latief Hendraningrat, Arifin Abdurrahman,
Machmud, dan Zulkifli Lubis. BKR Jakarta dibentuk pada bulan Agustus 1945 dipimpin oleh
Moefreni Moekmin yang beranggotakan beberapa orang antara lain Daan Mogot, Latief
Hendraningrat, Soeroto Koento, dan Sujono.
2) Bogor
BKR di Bogor terbentuk pada bulan Oktober 1945. Beberapa pengurus antara lain Husein
Sastranegara, Toha, dan Dulle Abdullah. Belum sempat mempersenjatai diri dengan kuat, BKR
Bogor telah menghadapi penyerbuan tentara Inggris pada 22 Oktober 1945. Dalam
perundingan dengan Inggris yang berlangsung di Jakarta, beberapa pimpinan BKR ditangkap
pihak Inggris dan diasingkan ke Pulau Onrust.
3) Jawa Tengah dan Jawa Timur
Pembentukan BKR di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur memiliki pola yang sama
dengan proses pembentukan BKR di Jakarta dan Jawa Barat. Pada mulanya terdapat inti
mantan-mantan prajurit PETA kemudian menjadi pasukan dalam jumlah besar karena ikut
sertanya para pemuda dari golongan lain seperti Keibodan, Heiho, dan Seinendan.
Pembentukan BKR merupakan perubahan dari keputusan sidang yang telah diambil
PPKI dalam sidangnya tanggal 19 Agustus 1945. Dalam sidang tersebut diputuskan untuk
membentuk tentara kebangsaan. Keputusan untuk tidak membentuk tentara kebangsaan
dilandasi oleh pertimbangan politik. Pimpinan Nasional pada saat itu memutuskan terutama
untuk menempuh cara diplomasi dalam rangka memperoleh pengakuan terhadap kemerdekaan
yang baru diproklamasikan 17 Agustus 1945.
Dalam sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) tanggal 22 Agustus
1945 menetapkan keputusan sebagai berikut :
o Sebagai induk organisasi yang harus mengerjakan dan memelihara keselamatan
masyarakat, maka didirikan suatu badan bernama Badan Penolong Keluarga Korban
Perang (BPKKP).
o Memelihara keselamatan masyarakat dan keamanan adalah satu, karena itu di dalam
Badan Penolong Keluarga Korban Perang diadakan satu bagian bernama Badan
Keamanan Rakyat.
o Pimpinan Badan Keamanan Rakyat harus menjalankan pekerjaannya dengan sukarela.
SEJARAH INDONESIA KELAS XI Butet Amnawati S.Pd., Gr
o Badan Keamanan Rakyat harus memelihara keamanan bersama dengan jawatan-
jawatan negeri yang berkaitan.
o Badan Penolong Keluarga Korban Perang dan Badan Keamanan Rakyat berada di
bawah pengawasan dan kepemimpinan Komite Nasional.
3. Arti Penting dan Makna Badan Keamanan Rakyat (BKR)

Badan Keamanan Rakyat (BKR) dibentuk pada tahun 1945 sebagai :

o Pencetusan jiwa yang sudah lama bergelora semasa penjajahan yang didorong oleh
penderitaan saat penjajahan Belanda dan Jepang.
o Kecintaan terhadap tanah air yang sudah basah oleh keringat, air mata, dan
pertumpahan darah.
o Kelanjutan sikap politik yang menginginkan tercapainya tujuan proklamasi, namun
sadar atas keadaan dan konsekuensi yang timbul.

Sambutan yang spontan terhadap pembentukan BKR menggambarkan :

o Tumbuhnya manusia yang taat dan dilandaskan jiwa semangat bela negara.
o Suatu keharusan dan kesadaran akan kewajiban untuk membela negara. Mereka merasa
terpanggil untuk dapat mempertahankan kemerdekaan bangsa dan negara.
BKR merupakan suatu organisasi kenegaraan di bidang pertahanan dan keamanan yang
merintis pelaksanaan ketentuan UUD 1945. Secara historis makna BKR adalah suatu
organisasi yang menjembatani suatu periode yang penting, yaitu periode transisi dan
transformasi dari “dunia penjajah yang sekarat” ke arah “dunia kebangsaan Indonesia yang
sedang berjuang lahir di dunia”.
Badan Keamanan Rakyat (BKR) dalam tujuan pembentukannya melaksanakan beberapa
peran dan tugas yang diamanatkan oleh para pemimpin nasional. Contohnya BKR Malang
(Jawa Timur), melakukan upaya menangkap orang-orang utusan Sekutu yang menyamar
sebagai anggota Palang Merah Internasional. Hal tersebut berdasarkan kecurigaan mereka
terhadap anggota Red Cross tersebut, yang saat ditangkap mereka membawa senjata, pistol dan
peralatan sistem komunikasi.
Contoh lainnya yaitu BKR melucuti persenjataan tentara Jepang. Tugas ini dilaksanakan
oleh BKR Madiun dan juga BKR Malang. BKR mengadakan perundingan dengan pihak
Jepang tentang masalah pelucutan senjata Tentara Jepang. Perundingan tersebut berjalan
dengan lancar dan pada tanggal 20 September 1945, di markas Resimen Katagiri Butai
diadakan penyerahan persenjataan kepada BKR Malang.

SEJARAH INDONESIA KELAS XI Butet Amnawati S.Pd., Gr


D. Pengaruh Proklamasi kemerdekaan Indonesia terhadap perubahan sistem sosial-
budaya, politik, ekonomi dan pendidikan bangsa Indonesia

Bagi bangsa Indonesia, Proklamasi Kemerdekaan bukan semata-mata sebagai tujuan,


tetapi “jembatan emas” menuju bangsa yang maju dan mandiri. Dikatakan sebagai jembatan
emas karena Proklamasi kemerdekaan menjadi titik awal yang baik dalam upaya mewujudkan
tujuan bernegara; melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia; memajukan
kesejahteraan umum; mencerdaskan bangsa; dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Makna kemerdekaan bagi bangsa Indonesia adalah merdeka dalam bidang politik, ekonomi,
dan kebudayaan.

1. Merdeka dalam bidang politik berarti bangsa Indonesia mempunyai kedaulatan, yaitu
kedaulatan rakyat.
2. Merdeka dalam bidang ekonomi berarti bangsa Indonesia harus mandiri atau berdiri
diatas kaki sendiri (berdikari).
3. Merdeka dalam bidang kebudayaan berarti bangsa Indonesia mempunyai kepribadian
nasional.
Bagi bangsa Indonesia, Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus
1945 yang dibacakan oleh Ir. Soekarno, di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta adalah
keputusan politik tertinggi di mana di dalamnya terkandung makna yang mendalam, yaitu:
1. Proklamasi kemerdekaan adalah puncak perjuangan politik yang panjang dalam
membangun dan menyatakan bangsa dan negara yang mandiri. Proklamasi
kemerdekaan itu juga sekaligus menjadi titik awal perjuangan baru dalam
mempertahankan dan mengisi kemerdekaan yang telah lama dicita-citakan.
2. Proklamasi kemerdekaan menandai lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ini
berarti bahwa Proklamasi kemerdekaan menjadi titik awal berlakunya tata hukum
nasional negara Indonesia dan berakhirnya tata hukum kolonial (penjajah).
Proklamasi merupakan titik berangkat pelaksanaan amanat penderitaan rakyat,
sekaligus awal sejarah pemerintahan Indonesia.

SEJARAH INDONESIA KELAS XI Butet Amnawati S.Pd., Gr


EVALUASI
A.Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih pilihan A,B,C,D, atau E dengan benar.
1. Pelaksanaan Proklamasi kemerdekaan RI di lakukan di ....
a. Jalan Pegangsaaan Timur No. 56
b. Rengasdengklok
c. Rumah laksamana Maeda
d. Istana merdeka
e. Keraton Yogyakarta
2. Tanggal 16 Agustus 1945, golongan muda membawa Ir. Soekarno dan Drs. Moh.
Hatta ke ....
a. Jalan Pegangsaaan Timur No. 56
b. Rengasdengklok
c. Rumah laksamana Maeda
d. Istana merdeka
e. Keraton Yogyakarta
3. Naskah Proklamasi otentik atau resmi yaitu naskah yang ....
a. Diketik Ahmad Soebardjo dan ditanda-tangani Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta
b. Ditulis tangan dan ditanda-tangani Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta
c. Ditanda-tangani Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta
d. Diketik Sayuti Melik dan ditanda-tangani Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta
e. Ditanda tangani oleh Sayuti melik
4. Bendera yang berkibar ketika proklamasi dinamakan sebagai ....
a. Bendera pusaka
b. Bendera unik
c. Bendera keramat
d. Bendera kuno
e. Bendera Raja
5. Barisan pelopor yang menyiapkan tiang bendera dipimpin oleh .....
a. Soekarni
b. S. Suhud
c. Soekarno
d. Arifin Abdurrahman
e. B.M. Diah
6. Negara Jepang menyerah kepada sekutu pada tanggal ....
a. 17 Agustus 1945
b. 15 Agustus 1945
c. 4 Agustus 1945
d. 16 Agustus 1945
e. 20 Agustus 1945
7. Berita Jepang menyerah kepada sekutu didengar melalui ....
a. Majalah
b. Koran
c. Televisi
d. Radio
e. Telepon

SEJARAH INDONESIA KELAS XI Butet Amnawati S.Pd., Gr


8. Orang yang mendengar berita bahwa Jepang menyerah kepada sekutu yaitu ....
a. Drs. Moh. Hatta
b. Ahmad Soebardjo
c. Sutan Syahrir
d. Ir. Soekarno
e. Laksamana Maeda
9. Untuk mengkonfirmasi kebenaran berita bahwa Jepang menyerah kepada sekutu
maka Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta datang ke rumah ....
a. Sutan Syahrir
b. Marsekal Terauchi
c. Laksamana Maeda
d. Kaisar Jepang
e. Ahmad Soebardjo
10. Informasi tentang kemerdekaan Indonesia di luar pulau Jawa terlambat diketahui
karena ....
a. Sulitnya melawan pemberontak
b. Sulitnya jaringan komunikasi pada saat itu
c. Sulitnya menembus hutan
d. Sulitnya mencari tokoh yang menyebarkan
e. Sulitnya alur informasi
11. Utusan untuk menyebarkan informasi kemerd ekaan ke Sulawesi yaitu ....
a. A.A. Hamidan
b. Sam Ratulangi
c. Teuku Muhammad Hasan
d. Ketut Puja
e. I Gusti Ngurah Rai
12. Tujuan golongan muda mencegah PPKI untuk mengumumkan kemerdekaan adalah ....
a. Supaya Indonesia bisa segera merdeka
b. Supaya kemerdekaan Indonesia harus diperoleh dari kekuatan sendiri bukan PPKI
c. Supaya yang memproklamasikan kemerdekaan adalah golongan muda
d. Supaya Jepang bisa mengumumkan kemerdekaan Indonesia
e. Supaya jepang memberikan kemerdekaan

13. Naskah proklamasi disusun oleh ....


a. Ahmad Soebardjo, Ir. Soekarno dan Sayuti Melik
b. Ahmad Soebardjo, Drs. Moh. Hatta dan Wikana
c. Ahmad Soebardjo, Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta
d. Ahmad Soebardjo, Ir. Soekarno dan Soekarni
e. Ahmad Soebardjo, Moh Yamin, Soekarni

14. Rapat oleh golongan muda menghasilkan hal-hal berikut, kecuali ....
a. Kemerdekaan adalah bangsa Indonesia
b. Pemutusan hubungan dengan Jepang;
c. Kemerdekaan adalah hak rakyat Indonesia;
d. Indonesia meminta bantuan Amerika untuk merdeka
e. Kemerdekaan milik Indonesia

SEJARAH INDONESIA KELAS XI Butet Amnawati S.Pd., Gr


15. Tokoh yang mengusulkan agar naskah proklamasi ditanta-tangani Ir. Soekarno dan
Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia adalah ....
a. Wikana
b. Soekarni
c. Soekarni
d. Ahmad Soebardjo
e. Soepomo
16. Pemberian nama pancasila sebagai dasar negara diusulkan oleh ....
a. Drs. Moh. Hatta
b. Ir. Soekarno
c. Mohammad Yamin
d. Mr. Soepomo
e. K.H Agus Salim
17. Para pemuda yang mendengar bahwa Jepang telah menyerah kepada sekutu segera
mendesak Ir. Soekarno dan Drs. Moh Hatta untuk ....
a. Memberontak kepada sekutu
b. Memproklamasikan kemerdekaan
c. Menyerah kepada sekutu juga
d. Menolong Jepang dari kekalahan
e. Membangun Jepang
18. Tujuan mengubah isi dalam Piagam Jakarta dari kalimat “Ketuhanan dengan
berkewajiban menjalankan syariat-syariat Islam bagi para pemeluknya” dengan diganti
dengan “Ketuhanan yang Maha Esa” adalah ....
a. Memudahkan pengucapan pembaca
b. Menyingkat kalimat yang terlalu panjang
c. Menghormati pemeluk agama lain
d. Menghormati negara lain
e. Membentuk daerah baru

19. Presiden pertama negara Indonesia adalah ....


a. Ki Hajar Dewantoro
b. Drs. Moh. Hatta
c. Ir. Soekarno
d. Pangeran Diponegoro
e. K.H Agus Salim

20. Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia ditandatangani Ir. Soekarno dan Drs. Moh.
Hatta atas nama ....
a. Presiden dan Rakyat
b. Bangsa Jepang
c. Presiden dan Wakil Presiden
d. Bangsa Indonesia
e. Republik Indonesia
21. Jepang menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal ....
a. 13 Agustus 1945
b. 15 Agustus 1945
c. 17 Agustus 1945
d. 14 Agustus 1945
e. 18 Agustus 1945

SEJARAH INDONESIA KELAS XI Butet Amnawati S.Pd., Gr


22. Piagam Jakarta dibentuk oleh ....
a. Ir. Soekarno
b. MPR
c. DPR
d. Panitia Sembilan
e. PPKI
23. BPUPKI dibubarkan pada tanggal ....
a. 7 Agustus 1945
b. 4 Maret 1945
c. 3 Agustus 1945
d. 5 Juli 1945
e. 7 Januari 1945
24. Nama lain dari BPUPKI yaitu ....
a. Jawa Hokokai
b. Dokuritsu Junbi Cosakai
c. Dokuritsu Junbi Inkai
d. Sinendan
e. Hakikido
25. Ketua BPUPKI yaitu....
a. Ki Hajar Dewantoro
b. Drs. Moh Hatta
c. Ir, Soekarno
d. Dr. Radjiman Wedyodiningrat
e. Dr. Soetomo

26. BPUPKI dibubarkan diganti dengan dibentuknya ....


a. Putera
b. Tiga serangkai
c. Pantia sembilan
d. Empat serangkai
e. PPKI
27. Pembacaan teks proklamasi dilakukan di ....
a. Istana merdeka
b. Rengasdengklok
c. Rumah laksamana Tadashi Maeda
d. Jalan Pegangsaan Timur No. 56
e. Rumah Singgah
28. Tujuan para pemuda membawa Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta ke Rengasdengklok yaitu ....
a. Mengharap Ir. Sokarno dan Drs. Moh. Hatta untuk bergabung dengan sekutu
b. Memaksa Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta mundur dari PPKI
c. Mengamankan Ir. Sokarno dan Drs. Moh. Hatta dari pengaruh Jepang
d. Memaksa Ir. Sokarno dan Drs, Moh. Hatta untuk meminta bantuan Jepang
e. Memaksa Indonesia gabung ke Jepang
29. Dua kota di Jepang yang dijatuhi bom atom oleh sekutu adalah ....
a. Hiroshima dan Tokyo
b. Tokyo dan Kyoto
c. Tokyo dan Nagasaki
d. Kyoto dan Nagasaki
e. Hiroshima dan Nagasaki

SEJARAH INDONESIA KELAS XI Butet Amnawati S.Pd., Gr


30. Tujuan Jepang memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia adalah ....
a. Agar Indonesia bisa diadu dengan sekutu
b. Agar Indonesia mau membantu Jepang melawan sekutu
c. Agar Indonesia menjadi negara maju
d. Agar Indonesia mau menyerah kepada Jepang
e. Agar Indonesia hancur

B. Jawablah pertanyaan berikut dengan benar dan tepat!


1. Tuliskan rumusan Dasar Negara yang digagaskan oleh Soepomo!
2. Apa saja 8 Provinsi yang dibentuk pada sidang PPKI tanggal 19 Agustus 1945?
3. Sebutkan tokoh-tokoh penting dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia! (Minimal 5)
4. Siapa saja anggota dari Panitia Sembilan?
5. Tuliskan isi dari Piagam Jakarta!
6. Apa alasan sila ke-1 pada Piagam Jakarta diubah?
7. Tuliskan perubahan-perubahan pada teks proklamasi!
8. Siapa saja Golongan Muda yang terlibat dalam Peristiwa Rengasdengklok!
9. Tuliskan hasil keputusan pada sidang PPKI pada tanggal 22 Agustus 1945
10. Apa saja perubahan batang tubuh pada sidang PPKI tanggal 19 Agustus 1945?

C. Tugas Kelompok

Buatlah Powerpoint mengenai salah satu


tokoh dari Panitia Sembilan. (Setiap
kelompok tidak boleh sama)

D. Tugas Diskusi

Diskusikan dengan teman sebangkumu


mengenai hubungan rumusan dasar negara
dari ketiga tokoh dengan Pancasila

E. Tugas Variasi

Print gambar salah Tokoh Panitia Sembilan


Lalu taruh dikepala temanmu dan temanmu
harus menebak.

SEJARAH INDONESIA KELAS XI Butet Amnawati S.Pd., Gr

Anda mungkin juga menyukai