Memasuki awal tahun 1944, kedudukan Jepang dalam perang pasifik semakin terdesak,
angkatan laut Amerika Serikat yang dipimpin oleh Laksamana Nimitz berhasilmenduduki
posisi penting di KEPULAUAN MARIANA, TIDIAN dan GUAN yang memberikan kesempatan
atau peluang untuk sekutu melakukan serangangan langsung ke kepulauan Jepang.
Angkatan darat Amerika Serikat yang dipimpin oleh Jenderal Douglas Mac Arthur melalui
siasat loncat kataknya berhasil menduduki pantai Irian dan membangun markasnya di
Holandia (Jayapura), dari Holandia ini Mac Arthur mengambil posisi menyerang Filiphina,
disisi lain selain kekuatan angkatan laut sekutu yang berpusat di Biak dan Morotai berhasil
menghujani bom pada pusat pertahanan militer Jepang di Maluku, Sulawesi, Surabaya dan
Semarang.
tersebut menyebabkan jatuhnya pusat pertahanan Jepang dan merosotnya semangat
juang tentara Jepang kekuatan tentara Jepang yang semula ofensif (menyerang) berubah
menjadi defensis (bertahan). Kepada bangsa Indonesia, pemerintah militer Jepang masih
tetap menggembar gemborkan (meyakinkan) bahwa Jepang akan menang dalam perang
pasifik.
Pada tanggal 18 Juli 1944, Peradana Menteri Hideki Tojo terpaksa mengundurkan diri
dan diganti oleh Perdana Menteri Kaiso Kuniaki. Dalam rangka menarik simpati Bangsa
Indonesia agar lebih meningkatkan bantuan moril maupun materil, maka dalam sidang
istimewa ke-85 Parlemen Jepang (Teikoku Ginkai) pada tanggal 7 September 1944 (ada yang
menyebutkan 1944), Perdana Menteri Kaiso mengumumkan bahwa negera-negara yang ada
di bawah kekuasaan Jepang diperkenankan merdeka “kelak dikemudian hari”. Janji
kemerdekaan ini sering disebut dengan istilah Deklarasi Kaiso.
Pada saat itu, Kaiso dianggapmenciptakan perdamaian dengan Sekutu, namun ia tak
bisa menemukan solusi yang akan mententramkan militer Jepang danAmerika. Sejak saat itu
pemerintah Jepang memberi kesempatan pada Bangsa Indonesia untuk mengibarkan
bendera Merah Putih berdampingan dengan Hinomaru (Bendera Jepang), begitu pula lagu
kebangsaan Indonesia Raya boleh dinyanyikan setelah lagu Kimigayo.
Disatu sisi ada kebebasan, namun disisi lain pemerintah Jepang semakin meningkatkan
jumlah tenaga pemuda untuk pertahanan. Selain dari organisasi pertahanan yang sudah ada
ditambah lagi dengan organisasi lainnya seperti : Barisan Pelajar (Suishintai), Barisan Berani
Mati (Jikakutai) beranggotakan 50.000 orang yang di ilhami Pasukan Kamikaze Jepang yang
jumlahnya 50.000 orang (Pasukan Berani Mati) pada saat penyerangan ke Pearl Harbour.
A. PEMBENTUKAN BPUPKI
Pada akhir 1944 posisi Jepang semakin terjepit dalam perang Asia Timur Raya, dimana
Sekutu berhasil menduduki wilayh-wilayah kekuasaan Jepang , seperti Papua Nugini,
Kepulauan Salomon, Kepulauan Marshal bahkan Kepulauan Sepan yang letaknya sudah
sangat berdekatan dengan Jepang yang berhasil diduduki oleh tentara Amerika Serikat.
Pada bulan Juli 1944 Sekutu kemudian menyerang Ambon, Makassar, Manado, Tarakan,
Balikpapan dan Surabaya, menghadapi situasi yang kristis itu maka pada tanggal 1 Maret
1945 Perintah Pendudukan Jepang di Jawa yang dipimpin oleh Panglima Tentara ke- 16
Lethan Jenderal Kumakici Harada mengumumkan pembentukan Dokuritsu Jumbi Cosakai
atau Badan Usaha Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
1
2
Ke lima asas dari Ir. Soekarno disebut Pancasila yang menurut beliau dapat diperas menjadi
tri sila atau 3 sila yaitu :
1) Sosionalisme
2) Sosiodemograsi
3) Ketuhanan yang berkebudayaan
Bahkan menurut Ir. Soekarno tri sila tersebut diatas masih dapat diperas menjadi eka sila
yaitu SILA GOTONG ROYONG. Meskipun sudah ada tiga usulan tentang dasar Negara, namun
sampai tanggal 1 Juni 1945 sidang BPUPKI belum berhasil mencapai kata sepakat tentang
dasar Negara, maka diputuskan untuk membentuk panitia khusus yang diserahi tugas untuk
membahas dan merumuskan kembali usulan dari anggota, baik lisan maupun tertulis dari
hasil sidang pertama. Panitia khusus ini yang dikenal dengan panitia Sembilan atau panitia
kecil yang terdiri dari :
1) Ir. Soekarno (ketua)
2) Drs. Mohamad Hatta (wakil ketua)
3) Kh. Wachid Hasyim (anggota)
4) Abdoel Kahar Musakar (anggota)
5) A. A. Maramis (anggota)
6) Abikoesno Tjokrosoeso (anggota)
7) Abu Salim (anggota)
8) Mrs. Ahmad Soebarjo (anggota)
9) Mrs. Mohamad Yamin (anggota)
Pada tanggal 22 Juni 1945 panitia Sembilan mengadakan pertemuan dan dari hasil
pertemuan tersebut merekomendasikan rumusan Negara yang dikenal dengan Piagam
Jakarta (Jakarta Charter) yang berisikan :
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariah islam bagi pemeluk-
pemeluknya
2. Kemanusian yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Setelah piagam Jakarta disusun, BPUPKI membentuk panitia percancang Undang-Undang
Dasar, ini merupakan hasil persidangan kedua yang berjalan dari tanggal 10 – 16 Juni 1945
panitia ini diketuai Ir. Soekarno dan beranggotakan 19 orang. Pada siding tanggal 11 Juni
1945 panitia perancang UUD membentuk panitia kecil yang berranggotakan 7 orang yaitu :
1. Prof. Dr. Supomo (Ketua merangkap Anggota)
2. Mr. Wongsonegoro
3. Mr. Ahmad Subarjo
4. A. A. Marimis
5. Mr. R. P. Singgih
6. H. Agus Salim
7. Dr. Sukiman
Tugas panitia kecil adalah menyempurnakan dan menyusun kembali rancangan UUD
yang telah disepakati. Selain panitia kecil diatas adapula panitia penghalus bahasa yang
terdiri dari Pof. Dr. Mr. Supomo, dan Prof. Dr. P. A. A. Hosein Djayaningrat. Tanggal 13 Juni
1945 panitia perancang UUD yang diketuai oleh Ir. Soekarno mengadakan sidang untuk
membahas hasil kerja panitia kecil perancang UUD.
4
Pada tanggal 14 Juni 1945 dalam rapat pleno BPUKI menerima laporan panitia perancang
UUD yang dibacakan Ir. Soekarno. Dalam laporan tersebut terdapat 3 masalah pokok yaitu :
1) Pernyataan Indonesia merdeka
2) Pembukaan UUD
3) Batang tubuh UUD
Konsep pernyataan Indonesia merdeka disusun dengan mengambil 3 alinea pertama Piagam
Jakarta. Sedangkan konsep UUD hamper seluruhnya diambil dari alinea ke 4 piagam Jakarta.
Dari hasil rumusan kerja tersebut panitia perancang UUD yang dilaporkan akhirnya diiterima
BPUPKI. Kejadian ini menjadi momentum yang sangat penting karena disinilah masa depan
bangsa dibentuk.
B. PEMBENTUKAN PPKI
Pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan karena dianggap telah dapat
menjalankan tugas dengan baik, yaitu menyusun rangcangan UUD bagi Negara Indonesia
merdeka dan pada tanggal itu pula dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) dengan ketunya yaitu Ir. Soekarno. Tugas PPKI yang pertama ialah meresmikan
pembukaan (preambule) serta batang UUD 1945. Tugas kedua adalah melanjutkan hasil
kerja BPUPKI, dalam rangka mempersipkan pemindahan kekuasaan dari pihak pemerintah
pendudukan milter Jepang kepada bangsa Indonesia dan mempersiapan segala sesuatu
yang menyangkut masalah ketatanegaraan bagi Indonesia baru.
PPKI atau dokoritsu jumbi inkai dibentuk dengan beranggotakan 21 orang yang terdiri
dari 12 orang dari Jawa, 3 orang dari sumatera, 2 orang dari Sulawesi, 1 orang dari
Kalimantan, 1 orang dari nusa tenggara, 1 orang dari Maluku, dan 1 orang dari tionghoa.
Badan ini bertugas menyiapkan segala sesuatu menyangkut ketatanegaraan menghadapi
penyerahan kekuasaan pemerintahan dari Jepang kepada bangsa Indonesia, Ir. Soekarno
ditunjuk sebagai ketua dan wakilnya Drs. Mohamad Hatta. Sebagai penasehat ditunjuk Mr.
Ahmad Subarjo dan sepengetahuan pemerintah Jepang , PPKI menambahkan lagi 6 orang
yaitu Wiranata Kusumah, Kihajar Dewantara, Mr. Kasman Singodimejo, Sayuti Melik, Iwa
Kusuma Sumantri, dan Ahmad Subarjo.
Badan ini dibentuk untuk menarik simpati golongan-golongan yang ada di Indonesia
agar bersedia membantu Jepang dalam perang pasifik yang kedudukannya semakin
terdesak semenjak tahun 1943, meeka juga berjanji memberikan kemerdekaan kepada
Indonesia melalui perjanjian KYOTO, ketika rusia bergabung dengan sekutu dan menyerbu
Jepang dari Manchuria. Pemerintah Jepang mempercepat kemerdekaan Indonesia yang
oleh BPUPKI direncanakan tanggal 17 September 1945. 3 tokoh PPKI (Soekarno, Hatta, dan
Radjiman) diterbangkan ke Dalath (Saigon) dan bertemu dengan Jenderal Terauchi yang
akan merestui pembentukan negeri boneka.
Tanggal 14 Agustus 1945 ketiganya kembali ke Jakarta dan Jepang menghadapi
pemboman Amerika Serikat di hirosima dan Nagasaki. Golongan tua dan golongan muda
pejuang kemerdekaan terlibat pro dan kontra atars pembomann Jepang olehAmerika,
golongan muda melihat Jepang sudah hampir mengalami kekalahan, tetapi golongan tua
tetap berpendirian untuk menyerahkan keputusan pada PPKI. Sikap tersebut tidak disetujui
oleh golongan muda dan menganggap PPKI merupakan boneka Jepang dan tidak
menyetujui lahirnya proklamasi kemerdekaan dengan cara yang telah dijanjikan oleh
Jenderal besar Terauchi dalam pertemuan di Dalath (Saigon). Golongan muda menghendaki
terlaksananya proklamasi kemerdekaan dengan kekuatan sendiri lepas sama sekali dari
pemerintahan Jepang. Menanggapi sikap pemuda yang radikal itu Soekarno Hatta
berpendapat bahwa soal kemerdekaan Indonesia yang datangnya dari pemerintah Jepang
5
atau hasil perjuangan bangsa Indonesia sendiri tidaklah menjadi soal karena Jepang sudah
kalah. Selanjutnya menghadi sekutu yang berusaha mengembalikan kekuasaan belanda di
Indonesia, oleh sebab itu untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia diperlukan
suatu revolusi yang terorganisasi, mereka ingin memperbincangkan proklamasi
kemerdekaan di dalam rapat PPKI, perbedaan pendapat ini melatarbelakangi penculikan
Soekarno Hatta ke renghasdengkolk tanggal 16 Agustus 1945 jam 04. 00 WIB.
Tindakan itu diambil berdasarkan keputusan rapat terakhir pemuda pejuang yang
diadakan pada pukul 24. 00 WIB menjelang taggal 16 Agustus 1945 di Jln. Cikini 71 Jakarta,
selain dihadiri pemuda-pemuda yang sebelumnya rapat dilembaga bakteriologi,
peganggsang timur Jakarta juga dihadiri oleh Sukarni, Jusuf Kunto, dan dr. Muwardi dari
barisan pelopor, serta Shodanco Singgih dari daidan peta Jakarta syu, mereka bersama
chairul shale sepakat melaksanakan keputusan rapat antara lain : menyingkirkan Seokarno
dan Hatta ke luar kota dengan tujuan menjaukan keduanya dari segala pengaruh Jepang .
Shodanco singgih mendapat kepercayaan di renghasdengklok akhirnya Soekarno setuju
mempproklamasikan kemerdekaan tanpa campur tangan pihak Jepang, pukul 23. 000 WIB
rombongan tiba di Jakarta dan menuju Laksaman Maeda di Jln. Imam Bonjol nomor 1 dan di
tempat tersebut teks proklamasi disusun. Pada tanggal 17 Agustus 1945 tepat pukul 10. 00
WIB Soekarno membacakan pernyataan kemerdekaan Indonesia, bendera merah putih
dikibarkan dan berkumandanglah laggu Indonesia raya. Setelah proklamasi kemerdekaan
Indonesia 17 Agustus 1945 fungsi dan peranan PPKI berubah menjadi :
a) Wakil Seluruh Rakyat Indonesia
b) Badan resmi yang berwewenang mengesahkan UUD Negara
c) Badan yang memilih presiden dan wakil presiden
d) Badan pendiri Negara republik Indonesia
e) Badan tertingggi Negara Indonesia
PPKI mengadakan sidang pertama, pada sidang ini PPKI membahas konstitusi negara
Indonesia, presiden dan wakil presiden Indonesia, serta lembaga yang membantu tugas-
tugas presiden di Indonesia. PPKI membahas konstitusi Negara Indonesia dengan
menggunakan naskah piagam Jakarta yang telah disahkan oleh BPUPKI namun sebelum
sidang dimulai Bung Hatta dan beberapa tokoh islam mengadakan pembahasan sendiri
untuk mencari penyelesaian masalah :tujuh kata pada kalimat dengan kewajiban
menjalankan syahriah islam bagi pemeluk-pemeluknya. Tokoh-tokoh islam yang membahas
adalah : Ki Bagus Hadikusumo, Kasman Singodimejo, Kh. Abdul Wachid Hasin, Teuku Moh.
Hasan. Mereka pperlu membahas hal tersebut karena pesan dari pemeluk agama lain dan
terutama tokoh—tokoh dari Indonesia bagian timur merasa keberatan dengan kalimat
tersebut, mereka mengancam akan mendirikan Negara sendiri apabila kalimat tersebut
dirubah dalam waktu yang tidak terlalu lama, maka dicapailah kesepakatan untuk
menghilangkan kalimat dengan kewajiban menjalankan syariah islam bagi pemeluk-
pemeluknya dan diganti menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa. Hal ini dilakukan untuk
menjaga persatuan dan kasatuan bangsa Indonesia, kita harus menghargai nilai juang para
tokoh-tokoh yang sepakat menghilangkan kalimat “dengan kewajiban menjalankan syariah
islam bagi pemeluk-pemeluknya”, para tokoh PPKI memiliki jiwa besar dan memiiliki
nasionalisme yang tinggi, mereka juga mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara
diatas kepentingan pribadi dan golongan. Adapun tujuan diadakan pembahasan sendiri tidak
6
pada forum sidang agar permasalahan cepat dapat terselesaikan, dengan disetujinya
perubahan itu maka segera siding pertama PPKI dibuka.
Perbedaan dan kesepakatan yang muncul dalam sidang PPKI pada sidang pertama PPKI
rancangan UUD hasil kerja BPUPKI dibahas kembali, dan pada pembahasannya terdapat
usulan yang dilontarkan oleh kelompok hata dengan hasil perubahan yang kemudian
disepakati sebagai “PEMBUKAAN” (preambule) dan Batang Tubuh UUD 1945, yang saat ini
disebut dengan UUD 1945 adalah pertama kata “Mukadima”yang berasal dari bahasa arab
“Mugaddimah” diganti dengan kata “Pembukaan”. Kedua, anak kalimat “Piagam Jakarta”
yang menjadi pembukaan UUD 1945 diganti dengan “Negara berdasar atas ketuhanan yang
maha esa”. Ketiga kalimat yang menyebutkan “Presiden ialah orang Indonesia asli dan
beragama islam” seperti tertulis dalam pasal 6 ayat 1 diganti dengan mencoret kata-kata
“dan beragama islam” (dihapus) Cuma presiden ialah orang Indonesia asli, keempat terkait
dengan perubahan point ke dua maka pasal 29 ayat 1 dari yang semula berbunyi “Negara
berdasar atas ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariah islam bagi pemeluk-
pemeluknya” di hanti menjadi “Negara berdasarkan atas ketuhanan yang maha esa”
sistematika UUD 45 itu terdiri atas hal sebagai berikut : Pembukaan (mukadima) UUD 1945
terdiri atas 4 alinea. Pada alinea ke empat UUD 1945 tercantum pancasila sebagai dasar
Negara yang berbunyi sebagai berikut :
1. Ketuhanan yang maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalampermusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Batang tubuh UUD 1945 terdiri dari 16 Bab dan 37 Pasal, 4 Pasal aturan peralihan dan 2
Pasal Aturan Tambahan. Penjelasan UUD 1945 yang terdiri atas penjelasan umum dan
penjelasan pasal demi pasal, susunan dan rumusan pancasila yang terdapat dalam
pembukan UUD 1945 merupakan perjanjian seluruh bangsa Indonesia oleh karena itu mulai
saat itu bangsa Indonesia membulatkan tekad menjadikan pancasila sebagai dasar Negara
kesatuan republik Indonesia. PPKI juga mengambil beberapa keputusan penting diantaranya
yaitu mengesahkan UUD 1945, memilih Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs. Mohamad
Hatta sebagai wakil presiden secara aklamasi atas usul dari Otto Iskandardinata. Membentuk
komite nasional untuk membantu tugas-tugas presiden sebelum DPR/MPR terbentuk.
7
BAB II
MASA LAHIRNYA PEMAKAIAN ISTILAH PANCASILA
Jepang mengakhiri penjajahan belanda pada tahun 1942 di Indonesia selama kurang
lebih 3/2 abad lamanya, dan pada tahun itu pula mulailah masa penjajahan Jepang di
Indonesia. Penjajahan Jepang membawah penderitaan lahir dan batin pada rakyat
Indonesia yang telah menimbulkan kebencian dan sekaligus telah pula memupuk rasa
persatuan dikalangan bangsa Indonesia.
Menjelang akhir tahun 1944 tentara Jepang mengalami kekalahan tertus menerus
tterhadap serangan-serangan pihak sekutu, keadaan ini membawa angin segar bagi para
pemimpin bangsa Indonesia yang telah bertahun-tahun lamanya memperjuangankan
kemerdekaan tanah air dan bangsa Indonesia. Pemimpin-pemimpin besar kita mendesak
pemerintah pendudukan Jepang agar segera memerdekakan Indonesia, atau setidak-
tidaknya diambil tindakan, langkah-langkah dan usaha kongkrit untuk mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia.
Pemerintah Jepang yang telah menyadari bahwa kedudukan mereka semakin
terdesak oleh sekutu, tidak dapat menghindari tuntutan pemimpin-pemimpin kita untuk
mewujudkan Indonesia merdeka, walaupun Jepang mengusahakan agar Indonesia
merdeka tetap berada dalam lingkungan asia raya dibawah pimpinan pusat Jepang .
Pemerintah Jepang di Indonesia mengetahui semangat geloranya kebangsaan didalam
dada pemimpin-pemimpin bangsa Indonesia, oleh karena itulah mereka mulai
memperhatikan usul-usul dan desakan-desakan pemimpin kita.
Untuk menarik hati bangsa Indonesia, maka pada tanggal 7 september 1944
pemerintah tentara Jepang mengeluarkan janji kemerdekaan Indonesia di kemudian
hari, pada tanggal 7September itu pula didalam siding istimewa Teikoku Iin Kai
(parlemen Jepang ) ke – 85 di Tokyo, perdana menteri Koiso mengumumkan tentang
pendirian pemerintah kemaharajaan Jepang, bahwa daerah hindia timur (Indonesia)
diperkenankan merdeka kelak dikemudian hari. Apa yang sebenarnya menyebabkan
dikeluarkannya pernyataan tersebut, ialah karena semakin terjepit angkatan perang
Jepang yang mana pada bulan juli 1944 kepulauan saipan yang terletak strategis jatuh ke
tangan Amerika dan menimbulkan keguncangan dalam masyarakat Jepang .
Dengan jatuhnya saipan dan dipukul mundurnya angkatan perang dari irian timur,
kepulauan salomon dan marshall oleh angkatan perang sekutu, maka seluruh garis
pertahanan pasifik terancam dan berarti kekalahan Jepang telah muncul. Kemudian
Jepang mengalami serangan sekutu atas kota-kota Ambon, Makassar, Manado, dan
Surabaya bahkan pula sampai ke Balikpapan, menghadapi situasi yang kritis itu
pemerintah Jepang di bawah pimpinan Saiko Syikikan Kumakici Harada. Pada tanggal 1
maret 1945 telah mengumumkan pembentukan suatu badan yang disebut Badan
Penyelidiki Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPPKI) Dokuritsu Jumbi Cosakai. Tindakan
itu merupakan langkah-langkah pertama bagi terpenuhinya janji Koiso tentang
kemerdekaan Indonesia di kemudian hari. Tujuan tersebut ialah memperlajari dan
memiliki hal-hal yang penting yang berhubungan dengan politik, ekonomi, tata
pemerintahan dan lain-lain yang dibutuhkan dalam usaha pebentukan Negara Republik
Indonesia.
Pada tanggal 28 Mei 1945 dimulailah upacara pembukaan sidang pertama BPUPKI
yang bertempat di gedung Cuosangi In, jenderal Itagaki (panglima tentara wilayah ke-7
7
8
yang bermarkasa di singapura) dan Letnan Jederal Nagano (paanglima tentara ke-16 di
Jawa) mengahadiri sidang tersebut dan pada kesempatan itu pula dilakukan upacara
pengibaran bendera Hiromaru oleh Mr. A. G. Pringo Dikdo yang kemudian disusul
dengan pengibaran sang saka merah putih oleh Toyo Hiko Masura, peristiwa tersebut
telah membangkitkan semangat kemerdekaan.
Badan Penyelidik terdiri atas 2 (dua) bagian yaitu : Bagian Perundingan yang diketua
oleh Dr. Radjiman Widjodiningrat dan Bagian Tata Usaha di ketuai oleh R. P. Soeroso dan
Wakilnya Mr. A. G. Pringo Dikdo. Sepanjang sejarah hidupnya, Badan Penyelidik ini m
enjalani dua masa siding yaitu :
1) Masa Sidang I : Tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945, menetapkan Dasar
Negara Pancasila.
2) Masa Sidang II: Tanggal 10 Juli sampai dengan 16 Juli 1945, menetapkan Rancangan
UUD 1945.
Dalam salah satu sidang BPPK pada tanggal 1 Junii 1945 telah diadakan pembicaraan
tentang Dasar-dasar Negara Indonesia Merdeka. Dalam sidang itu salah seorang anggota
BPPK (Ir. Soekarno) mungucapkann sebuah pidato yang pada pokoknya mengusulkan
dan menegaskan Dasar-dasar Negara Indonesia. Dalam pidatonya (tanpa teks) itu mula-
mula Ir. Soekarno menegaskan tentang pentingnya persatuan, baik saat-saat perjuangan
bangsa yang sedang memuncak, maupun setelah kemerdekan nanti. Ditegaskan pula,
bahwa kemerdekaan adalah jembatan emas untuk mencapai tujuan bangsa. Kita tak
usah menunggu sampai orang pandai cukup banyak. Tak usah pula kita menunggu
sampai alat-alat yang diperlukan untuk berdirinya suatu Negara tersedia lengkap. Tetapi
kemerdekaan politik itulah yang lebih dahulu harus dita peroleh !lainnya dikejar sesudah
kemerdekaan politik itu tercapai.
Dasar Negara, yakin dasar yang diatasnya untuk didirikan Indonesia Merdeka,
haruslah kokoh, kuat, sehingga tidak mudah ditubangkan. Dijelaskan selanjutnya, bahwa
dasar Negara itu hendaknya “jiwa, pikiran-pikiran yang sedalam-dalamnya, hasrat yang
sedalam-dalamnya untuk di atasnya didirikan gedung Indonesia Merdeka yang kekal dan
abadi”. Dasar Negara Indonesia itu hendaknya mencerminkan kepribadian Indonesia
dengan sifat-sifat yang mutlak ke-Indonesianya dan selain itu dapat pula mempersatukan
seluruh bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai suku aliran dan golonggan
penduduk.
Berdasarkan alam pikiran tersebut Ir. Soekarno mengemukanan dan sekaligus
mungusulkan lima prinsip (asas) yang sebaik-baiknya dijadikan Dasar Negara Indonesia
Merdeka, yaitu :
a) Kebangsaan Indonesia
b) Internasionalisme atau peri kemanusiaan
c) Mufakat atauu demokrasi
d) Kesejahteraan sosial
e) ketuhanan
Setelah mengusulkan kelima prinsip tersebut, Ir, Soekarno kemudian mengaskan lagi
sebagai Berikut :“Dasar-dasar negara telah saya usulkan. Lima bilangannya. Inikah Panca
Dharma? Bukan! Nam Panca Dharma tidak tepat disini. Dharma berarti kewajiban,
sedang kita membicarakan dasar. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan
ini dengan petunjuk seorang teman kitaahli bahasa, namanya ialah Pancasila. Sila
artinya asas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan Negara
Indonesia yang kekal dan abadi”
9
Pancasila menurut tata bahasa, Lima Dasar : Panca berarti lima, sedangkan Sila
berarti dasar kesusilaan. Kelima prinsip dasar yang dinamakan Pancasila, sebenarnya
telah ada didalam jiwa kalbu rakyat Indonesia berabad-abad sebelumnya. Ir. Soekarno
pada tanggal 1 Juni 1945 hanyalah sekedar menjadi “perumus” dari perasaan-perasaan
yang telah lama terkandung bisu dalam kalbu rakyat Indonesia. Beliau sekedar menjadi
“pengutara” dari keinginan-keinginan da nisi jiwa bangsa Indonesia turun-temurun, yang
telah lama tergugat pada jiwa Bangsa Indonesia. Bahkan istilah/perkataan “Pancasila”
sebagai penanaman terhadap kelima dasar/prinsip yang dirumuskannya itu diperoleh
dari seorang ahli bahasa (Mr. Muhammad Yamin), seperti yang disinggungnya dalam
pidato 1 Juni 1945.
Penjelasan Pancasila yang dikemukakan pada 1 Juni 1945 itu diterima baik oleh BPPK
dan tanggal 1 Juni Prof. A. G. Pringgodigo,SH dianggap sebagai lahirnya pemakaian istilah
Pancasila.
tetap kita percaya kepada kekuatan sendiri. Sekarang tibalah saatnya kita benar-
benar mengabil nasib bangsa dan tanah air dalam tangan sendiri.
Hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangannya sendiri, akan
mendapat berdiri dengan kuatnya.
Maka kami tadi malam telah mengadakan musyawarah dengan pemuka-pemuka
rakyat Indonesia dari seluruh Indonesia. Pemusyawaratan itu seia-sekata
berpendapat, bahwa sekaranglah datang saatnya untuk menyatakan kemerdekaan
kita.
Saudara-saudara! Dengan ini kami menyatakan kebulatan tekad itu.
Dengarkanlah proklamasi kami :
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang
mengenai pemindahan kekuasaan, dan lain-lain, diselenggarakan dengan cara dan
dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Demikianlah saudara-saudara! Kita sekarang telah merdeka! Tidak ada satu ikatan
lagi yang mengikat tanah air kita dnn bangsa kita! Mulai saat ini kitamenyusun
Negara kita, “Negara Merdeka. Negara republik Indonesia Merdeka, kekal dan abadi.
Insyya Allah, Tuhan memberkati kemerdekaan kita”.
C. Arti Pancasila
Apabila benar-benar kita ingin melaksanakan Undang-undang Dasar 1945 secara
murni dan konsekuen, maka kita tidak saja harus melaksanakan ketentuan-ketentuan
yang tercantum dalam Pasal-pasal dari Batang Tubuh (the body of the constitution) atau
isi dari UUD 1945 itu, tetapi juga ketentuan-ketentuan okok yang termaktub dalam
Pembukaan UUD 1945; karena Pembukaan UUD 1945 (walaupun tidak tercantum dalam
satu dokumen dengan Batang Tubuh UUD 1945, seperti Konstitusi RIS atau UUDS 1950
misalnya), adalah bagian mutlah yang tidak dapat dipisahkan dari Konstitusi Republik
Indonesia Tahun 1945. Pembukaan dan Batang Tubuh kedua-duanya telah ditetapkan
oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945.
Apabila kita berbicara tentang UUD 1945, maka yang dimaksudkan ialah Konstitusi
(UUD) yang disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia tersebut pada
tanggal 18 Agustus 1945 yang diumumkan dalam Berita Republik Indonesia Tahun 1946
No. 7, halam 45-48, yang terdiri atas :
1) Pembukaan (preambule), yang meliiputi 4 alinea;
2) Batang Tubuh atau Isi UUD 1945, yang meliputi :
a) 16 Bab
b) 37 Pasal
c) 4 Pasal Aturan Peralihan
d) 2 Ayat Aturan Tambahan
12
Khusus bagian/alinea ke-4 dari Pembukaan UUD 1945 adalah merupakan Asas Pokok
Pembukaan Pemerintah Negara Indonesia. Isi bagian keempat dari Pembukaan UUD
1945 ini dapat digolongkan ke dalam 4 hal :
1) Tentang hal tujuan Negara Indonesia, tercantu dalam kalimat “Kemudian dari pada
itu untuk membentuk suatu pemerintah Negara Indonesia yang :
- Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpa darah Indonesia;
- Memajukan kesejahteraan rakyat;
- Mencerdaskan kehidupan bangsa;
- Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial;
2) Tentag hal ketentuan diadakannya Undang-undang Dasar 1945 tercantum dalam
kalimat yang berbunyi :maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu
dalam suatu Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia”
3) Tentang hal dan bentuk Negara dalam kata-kata :yang terbentuk dalam suatu
susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat”.
4) Tentang hal dasar falsafah Negara Pancasila.
Adapaun Pembukaan UUD 1945 yang telah disahkan oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945 itu sebagian besar bahan-
bahannya berasal dari Naskah Rancangan Pembukaan UUD yang disusun oleh Panitia
Perumusan (Panitia Kecil), yang terdiri dari 9 orang yang diketuai oleh Ir. Soekarno pada
tanggal 22 Juni 1945 di Jakarta.
Sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, yaitu pada tanggl 18 Agustus
1945, naskah politik yang bersejarah itu dijadikan Rancangan Pembukaan UUD sebagai
bahan pokok dan utama bagi penyusunan/penetapan Pembukaan (preambule) UUD
yang akan ditetapkan itu.
13
Naskah politik yang bersejarah yang disusun pada tanggal 22 Juni 1945 itu,
dikemudian hari oleh Mr. Muhammad Yamin dalam pidatonya di depan Sidang BPPK
pada tanggal 11 Juli 1945 dinamakan “Piagam Jakarta” dan baru beberapa tahun
kemudia dimuat dalamm bukunya yang berjudul Proklamasi dan Konstitusi (1951).
Dalam naskah politik yang disebut Piagam Jakarta 22 Juni 1945 inilah untuk pertama
kali dasar falsafah Negara Pancasila di dicantumkan secara tertulis, setelah diusulkan
oleh Ir. Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945. Adapun panitia Perumus
(Panitia Kecil) yang anggotanya 9 orang yang telah menyusun Piagam Jakarta itu adalah
salah satu panitia kecil dari BPPK yang dibentuk pada tanggal 19 April 1945 dan dilantik
pada tanggal 28 Mei 1945.
Antara Pembukaan UUD 1945 dan Rancangan Pembukaan UUD (yang disahkan pada
tanggal 18 Agustus 1945) itu terdapat beberapa perbedaan sebaggai berikut :
(1) a.Dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945 tercantum perkataan “Undang-undang
Dasar”
b. Dalam aliena IV Rancangan Pembukaan UUD (Piagam Jakarta) tercantum “Hukum
Dasar”.
(2) a. Dalam Alinea IV Pembukaan UUD 1945 tercantum kalimat “berdasarkan kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa”
b.Dalam alinea IV Rancangan Pembukaan UUD 1945 tercantum kalimat
“berdasarkan kepada Ketuhanan, dengan kewajiban menjakan syariah islam bagi
pemeluk-pemeluknya.
(3) a. Dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945 tercantum kalimat “Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan”
b. Dalam alinea IV Rancangan Pembukaan UUD tercantum kalimat : “Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusywaratan perwakilan”
Kelima dasar ini tercakup dalam satu nama/istilah yang amat penting bagi kita bangsa
Indonesia, yaitu : Pancasila. Istilah atau perkataan “Pancasila” itu memang tidak
tercantum baik dalam Pembukaan mmaupun Batang Tubuh UUD 1945. Di dalam alinea
IV dari Pembukaan UUD 1945 hanyalah disebutkan, bahwa Negara Republik Indonesia
berdasarkan kepada lima prinsiip atau asas yang tersebut diiatas, tanpa menyebutkan
“Pancasila”.
Pancasila sebagai filsafah Negara Republik Indonesia diusulkan oleh anggota BPPK (Ir.
Soekarno) dalam pidatonya di depan Sidang Badan Penyelidik Persiapan Kemerdekaan
(BPPK) pada tanggal 1 Ji 1945. Dan dalam pidato tersebut, seperti diatas, Ir. Soekarno
14
Dalam naskah politik pada tanggal 22 Juni 1945, untuk pertama kali Pancasila
sebagai falsafah Negara dicantumkan tertulis dalam alinea IV dengan perumusan
dan tata urutan, sebagai berikut :
a) Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya.
b) Kemanusia yang adil dan beradab.
c) Persatuan Indonesia.
d) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat-kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
e) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
3. Pancasila sebagai Dasar Falsafah Negara dalam Pembukaan UUD 1945
Setelah menyelesaikan tugasnya, BPPPK dibubarkan dan sebagaigantinya pada
tanggal 9 Agustus 1945 dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 di
Pegangsaan Timur 56 Jakarta, disaksikan oleh para anggota PPKI.
Keesokan harinya pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan sidang yang
pertama dan memutuskan :
(1) Mengesahkan dan menetapkan Pembukaan UUD 1945;
(2) Mengesahkan dan menetapkan UUD 1945;
(3) Memilih dan mengangkat Ketua dan Wakil Ketua PPKI (Ir. Soekarno dan Drs.
Mohamad Hatta) masing-masing menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik
Indonesia;
(4) Pekerjaan Presiden untuk sementara waktu dibantu oleh sebuah Komite
Nasional Pusat (KNP).
4. Pancasila sebagai Dasar Falsafah Negara dalam Mukadimah konstitusi RIS 1949
Pada tanggal 23 Agustus sampai dengan 2 September 1949 di Kota Den Haag
(Nederland) diadakan Kobferensi Meja Bundar (KMB). Delegasi Republik Indonesia
dipimpin oleh Drs. Muhamad Hatta, delegasi BFO (Bejeenkomst voor Federale
Overleg) dipimpin oleh Sultan Hamid Alkadrie dan DelegasiBelanda dipimpin oleh Van
Marseveen.
Adapun tujuan dari KMB ialah untuk menyelesaikan persengketaan antara
Indonesia dan Belanda selekas-lekasnya dengan cara yang adil dan pengakuann
kedaulatan yang nyata, penuh dan tanpa syarat kepada Republik Indonesia Serikat
(RIS), salah satu Keputusan pokok KMB, ialah bahwa Kerajaan Belanda mengakui
17
Kedaulatan Indonesia sepenuhnya, tanpa syarat dan tidak dapat dicabut kembali,
selambat-lambatnya pada tanggal 30 Desember 1949. Demikianlah pada tanggal 27
Desember 1949 Ratu Juliana menandatangani Piagam Pengakuan Kedaulatan RIS di
Amsterdam.
Bersamaan dengan KMB di kota Den Haag, di kota Scheveningen (Nederland)
disusun konstitusi RIS yang mulai berlaku pada tanggal 27 Desember 1949. Walaupun
bentuk Negara Indonesia telah berubah dari Negara Kesatuan menjadi Negara Serikat
dan Konstitusi RIS telah disusun di Negeri Belanda, jauh dari tanah air kita, namun
Pancasila tetap tercantum sebagai dasar falsafah Negara di dalam alinea IV
Mukadimah Konstitusi RIS 1949 dengan perumusan dan tata urutan sebagai berikut :
a) Ketuhanan Yang Maha Esa
b) Peri Kemanusia
c) Kebangsaan
d) Kerakyatan
e) Keadilan Sosial
5. Pancasila sebagai Dasar Falsafah Negara dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar
Sementara Republik Indonesia (UUD RI 1950)
Negara RIS tidak sampai satu tahun umurnya. Semangat persatuan (hasil
gemblengan para pemimpin Indonesia sejak lahirnya Budi Utomo pada tanggal 20
Mei 1908, kemudian dipertegas oleh Sumpah Pemuda pada tanggal 29 Oktober
1928 : (Satu Nusa, Satu Bangsa , dan Satu Bahasa) meluap-luap.
Semenjak Proklamasi Bangsa Indonesia menghendaki Negara kesatuan
(unitarisme). Bentuk Negara serikat (federalisme) tidaklah sesuai dengan cita-cita
kebangsaan dan jiwa Proklamasi. Oleh karena itu, pengakuan kedaulatan RIS
menimbulkan pergolakan di Negara-negara bagiann RIS (RIS terdiri atas 16 negara
bagian, diantaranya Republik Indonesia sebagai salah satu Negara bagian RIS).
Berdasarkan hasrat dan desakan rakyat Indonesia itulah, pada tanggal 17
Agustus 1950, Presiden Soekarno (Presiden RIS) memproklamasikan terbentuknya
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berarti pembubaran RIS. Pada saat itu juga
oleh suatu panitia yang diketahuioleh Prof. Mr. Dr Soepomo, Konstitusi RIS (196
Pasal) diubah menjadi UUDS Republik Indonesia 1950 (147 pasal). Perubahan bentuk
Negara dan konstitusi RIS tetap tidak mempengaruhi Pancasila sebagai dasar falsafah
Negara. Pancasila tetap tercantum dalam alinea IV Mukadimah UUDS 1950, dengan
pperumusan dan tata urutan Pancasila dalam mukadimah konstitusi RIS sebagai
berikut :
a) Ketuhanan Yang Maha Esa
b) Peri kemanusiaan
c) Kebangsaan
d) Kerakyatan
e) Keadilan sosial
6. Pancasila sebagaii Dasar Falsafah Negara dalam Pembukaan UUD 1945setelah Dekrit
Presiden 5 Juli 1959
UUDS 1950 adalah suatu konstitusi yang bersifat sementara, dan karena itu
harus diganti dengan suatu UUD yang tetap. Berhubungan dengan itu telah
dikeluarkan Undang-Undang No. 7 tahun 1953 tentang Pemilihan Umum untuk
memilih anggota—anggota DPR dan konstituante yang akan menyusun UUD baru.
18
Pemilihan umum tersebut telah diadakan pada akhir tahun 1955, dan
konstituante yang dibentuk berdasarkan pemiilihan umum tersebut mulai bersidang
pada tanggal 10 November 1956. Akan tetapi dalam perjalanan sejarah
ketatanegaraan selanjutnya ternyata konstituante tidak berhasil menetapkan UUD
yang baru menggantikan UUDS 1950. Pada tanggal 5 Juli 1959 Presiden Republik
Indonesia mengeluarkan suatu dekrit (dekrit presiden) yang pada pokoknya berisi
pernyataan :
a) Pembubaran konstituante
b) Berlakunya kembali UUD 1945
c) Tidak berlakunya lagi UUDS 1950
d) Akan dibentuknya dalam waktu singkat MPRS dan DPAS.
Dengan berlakunya kembali UUD 1945, dengan sendirinya Pancasila demi hukum
tetap menjadi dasar falsafah Negara dengan perumusan dan tata urutan yang
tercantum dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945 sebagai berikut :
a) Ketuhanan Yang Maha Esa.
b) Kemanusiaan yang adil dan beradab
c) Persatuan Indonesia
d) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakil.
e) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
BAB III
PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN
HIDUP BANGSA INDONESIA
19
20
BAB IV
PANCASILA SEBAGAI DASAR
NEGARA REPUBLIK INDONESIA
21
22
BAB V
NILAI – NILAI PANCASILA
manusia tidak hidup sendiri. Walaupun dia ingin hidup sendiri, tetapi hal itu tidak
mungkin. Dia akan selalu bergantung pada lingkungannya baik berupa orang-orang
lain atau alam sekitarnya.
Sebagai bangsa, kita juga selalu bergantung pada bangsa-bangsa lain didunia.
Demikian halnya bangsa lain, sebagian bergantung pada bangsa kita. Misalnya, kita
memerlukan mesin dari Jerman, sebaliknya bangsa itu perlu bahan mentah dari
Indonesia. Oleh karena itu, selain manusia pada hakekatnya juga sama derajatnya.
C. Nilai Persatuan Indonesia
a. Sila Persatuan Indonesia
Dengan dasar kebangsaan (nasionalisme) dimaksudkan bahwa bangsa Indonesia
seluruhnya harus memupuku persatuan yang erat antar sesama warga negara, tanpa
membeda-bedakan suku atau golongan serta berdasarkan satu tekad yang bulat dan
satu cita-cita bersama. Prinsip kebangsaan itu merupakan ikatan yang erat antara
golongan dan suku bangsa.
Kebangsaan meliputi seluruh golongan dan daerah di Indonesia serta unsur-unsur
kebudayaan dan tata hidupnya. Dasar kebangsaan ini adalah penting sekali dan harus
dibina, tanpa melupakan bahwa didunia ada bangsa lain yang terdiri atas sesama
manusia dan seluruhnya membentuk satu keluarga umat manusia.
Kebangsaan Indonesia bukanlah paham kebangsaan yang sempit, yang hanya
mengagungkan bangsa dan merendahkan bangsa lain.
Paham kebangsaan kita adalah satu dasar kebangsaan yang menuju kepada
persaudaraan dunia, yang mengkehendaki bangsa-bangsa itu saling hormat-
menghormati dan hargai-menghargai.
b. Persatuan
Persatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh, tidak pecah belah, persatuan
mengandung pengertian disatukannya berbagai macam corak yang beraneka ragam
menjadi satu kebulatan. Dengan perkataan lain, hal-hal yang beraneka ragam itu,
setelah disatukan menjadi sesuatu yang serasi, utuh dan tidak saling bertentangan
antara satu dengan lain.
c. Indonesia
26
g. Perwakilan
Perwakilan berarti sesuatu cara mengusahakan ikut sertanya rakyat mengambil
bagian dalam urusan bernegara. Bentuk keikutsertaan itu ialah badan-badan
30
perwakilan, baik dipusat seperti MPR dan DPR serta DPD maupun di daerah yang
berwujud DPRD. Keanggotaan badan-badan perwakilan itu ditentukan melalui suatu
pemilihan yang bersifat langsung, umum, bebas dan rahasia.
h. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
Sila keempat ini mengandung arti bahwa dalam menjalankan kekuasaannya,
dilakukan melalui perwakilan, jadi tidak langsung. Keputusan-keputusan yang diambil
oleh akal sehat serta penuh rasa tanggung jawab baik kepada Tuhan Yang Maha Esa
maupun kepada Rakyat yang diwakilinya.
E. Nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
a. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Dalam pidato 1 Juni 1945 ditegaskan bahwa prinsip kesejahteraan adalah prinsip
tidak adanya kemiskinan di alam Indonesia Merdeka. Keadilan sosial adalah sifat
masyarakat adil dan makmur kebahagian buat semua orang, tidak ada penghisapan,
tidak ada penindasan dan penghinaan; semuanya bahagia, cukup sandang pangan.
Tidak dengan sendirinya kita dapat mencapai kesejahteraan ini, walau telah ada
perwakilan rakyat. Di negara-negara Eropa dan Amerika telah ada Badan Perwakilan,
Parlementaire Democratie, tetapi justru disanalah kapitalis merajalela. Hal ini
disebabkan yang dinamakandemokrasi disana hanyala demokrasi politik saja, tidak
ada keadilan sosial, tidak ada demokrasi ekonomi. Seorang pemimpin Prancis, Jean
Jaures menggambarkan tentang demokrasi politik itu sebagai berikut : Didalam
Demokrasi Parlementertiap orang boleh memilih, boleh menjadi anggota
parlementer. Tetapi adakah sociale rechtuaardigheid, adakah kenyataan
kesejahteraan di kalangan rakyat?
Wakil kaum buruh mempunyai hak politik di dalam parlemen, ia dapat
menjatuhkan Menteri, akan tetapi jika hari ini ia berhasil menjatuhkan Menteri,
besok pagi ditempat ia bekerja, di dalam pabrik, ia dapat dilempar keluar jalan raya,
dijaikan pengangguran yang tidak dapat makanan suatu apa pun.
Oleh karena itu, dalam Pidato 1 Juni 1945 diusulkan kepada sidang supaya
mencari demokrasi yang bukan demokrasi Barat, tetapi permusyawaratan yang
memberi hidup, yakni demokrasi politik dan ekonomi yang mampu mendatangkan
kesejahteraan sosial. Rakyat Indonesia sudah lama mengharapkan kedatangan Ratu
adil. Yang dimaksud dengan paham Ratu adil ialah Keadilan Sosial, rakyat ingin hidup
sejahtera, rakyat yang tadinya merasa dirinya kurang makan dan kurang pakian,
menciptakan dunia baru yang di dalamnya keadilan, di bawah pimpinan Ratu adil.
b. Keadilan Sosial
Keadilan Sosial berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat di segala bidang
kehidupan baik dibidang materil maupun spiritual. Artinya keadilan itu tidak untuk
31
golongan kaya saja tetapi juga untuk si miskin: bukan hanya untuk para pemimpin
juga untuk rakyat yang dipimpin. Tidak hanya untuk orang Jawa tetapi juga untuk
orang Mentawai.
BAB VI
PAHAM NEGARA PERSATUAN
32
keselamatan hidup bangsa seluruhnya berbagi persatuan yang tidak dapat dipisahkan
yang terpenting ialah penghidupan bangsa seluruhnya.
Teori ini mengemukakan bahwa negara adalah susunan masyarakat yang bersatu
dan erat antara semua golongan.
34
Berbagai ideologi golongan yang ada sebelum Orde Baru antara lain sebagai
berikut:
a. Komunisme
35
b. Liberalisme
Intisari ajaran Liberalisme bertitik tolak dari paham idividualaisme
yang mendasarkan hak dan kebebasan idividual, yang melekat pada
manusia sejak lahir dan tidak dapat diganggu oleh siapapun termasuk
penguasa, kecuali persetujuannya.
Dalam praktiknya pada abad ke-19, paham individualisme ini
mengembangkan kapitalisme yang ekspoloitatif penguasa alat produksi
oleh para kapitalis dan pemerasan tenaga buruh yang tidak memiliki alat
produksi. Meskipun dalam perkembangannya kemudian kapitalisme sudah
menjalani berbagai penyesuain dengan pemikiran jaminan sosial dan
kesejahteraan buruh, bagi negara berkembang seperti indonesia paham
liberalisme yang idividualistik itu mudah menimbulkan kerawanan sosial
dan AGHT (Ancaman, Gangguan, Hambatan dan Tantangan). Disamping itu,
pengalaman sejarah bangsa Indonesia juga membuktikan bahwa praktik
menerapkan paham liberalisme individualitik dengan pola abad ke-19 itu
tidak memberi manfaat bagi kehidupan kita bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Paham liberalisme yang induvidualistik tidak sesuai dengan Pancasila
yang memandang manusia sebagai makhluk pribadi dan sekaligus makhluk
sosial sehingga dalam kehidupan bermasyarakat wajib melaraskan
kepentingan pribadi dengan kewajiabannya terhadap masyarakat.
Pancasila menolak individualisme, berdasarkan paham persatuan atau
kekeluargaan.
Disamping itu, paham liberalisme menganut paham yang sekuler yang
memisahkan masalah agama dari urusan negara dan pemerintahan.
Pancasila dengan Sila yang pertama Ketuhanan Yang Maha Esa mewajibkan
37
d. Pragmatisme
Perlu diketahui bahwa pragmatisme sebagai orientasi dibedakan dengan
cara yang pragmatis. Cara yang pragmatis mengajukan pada hal yang teknis
saja, sedangkan pragmatisme sebagai orientasi mengacu pada sikap dan
wawasan. Sikap dan wawasan pragmatisme pada hakekatnya hanya
menghargai manfaat dan memberikan hasil. Jadi, Pragmatisme pada hakikatnya
adalah anti-idiologi dan menganggap tidak ada gunanya membicarakan ideologi
negara.