Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PANCASILA PERTEMUAN 5

NAMA: RAMANDA NUR ARIJUDIN


KELAS: TI.23.A2
NIM: 312310186

SEJARAN BPUPKI
BPUPKI atau lembaga penyidik yang bertanggung jawab untuk
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia memang memegang peranan penting.
tanpa BPUPKI, komisi baru, Piagam Jakarta, atau bahkan PPKI, mungkin tidak akan
ada dan tidak akan pernah terbentuk.
Penjajahan dari berbagai negara yang terjadi di Indonesia membawa
dampak yang sangat buruk terhadap Indonesia, yang membuat masing-masing
daerah mulai melakukan perlawanan. For instance, Pattimura, who invaded
Maluku in 1817, Perang Padri, which was carried out in Sumatra Barat and
approved by pahlawan Tuanku Imam Bonjol, and Pangeran Diponegoro from Jawa
Tengah in 1825–1830.
Banyak perlawanan tambahan yang dilakukan, tetapi sebagian besar tidak
menghasilkan apa-apa. Banyak yang menderita, ditangkap, dipenjara, dihukum,
atau bahkan mati. Itu sebabnya perlawanan di awal abad ke-20 lebih
organisatoris-nasional daripada kedaerahan.
Kesadaran nasional telah muncul di kalangan masyarakat. Pada 20 Mei
1908, Budi Utomo memimpinnya. Dokter Wahidin Sudirohusodo, seorang dokter
senior, mendorong niat dan semangatnya. Untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat, Budi Utomo bekerja untuk mengembangkan berbagai bidang dan
industri.
Sarekat Islam (1912), Indische Partij (1912), Perhimpunan Indonesia (1908),
Partai Nasional Indonesia (1927), dan Gerindo adalah beberapa organisasi lain
yang ternyata ikut mendukung dan memberikan pencerahan.
Ada juga organisasi non-politik yang bergabung, seperti Taman Siswa,
Muhammadiyah, dan NU. Organisasi ini bertujuan baik dan memberikan
pendidikan kepada siswanya.
Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan banyak pengorbanan yang
mendorongnya untuk melepaskan kolonialisme. Pemuda mulai berkumpul dan
mengikat janji pada tahun 1928.
Namun, tentara Jepang datang setelah penjajahan Indonesia selama 3,5
abad sudah cukup mengerikan. Negara-negara merah-putih tidak tinggal diam dan
mulai bekerja sama dalam kedua sidang, BPUPKI dan PPKI.
A. Sejarah Latar Belakang Terbentuknya BPUPKI
Meskipun Jepang terus mempertahankan kekuasaan, negara itu ingin
membangun kawasan persemakmuran bersama Asia Timur Raya. Perang justru
muncul saat dicoba. Pada 7 Desember 1941, pangkalan Angkatan Laut Amerika
Serikat di Pearl Harbour tiba-tiba melakukan serangan.
Jepang dengan cepat mengambil alih Asia Tenggara, memulai di Philipina
dan Singapura pada Januari dan Februari 1942. Mereka menguasai wilayah ini
sampai Indonesia menyerah pada tahun 1942. Sebenarnya, orang-orang merasa
lega ketika Jepang tiba, tetapi ketika mereka bertindak seenaknya, harapan
langsung sirna. Orang-orang mulai bersatu dan berkumpul lagi untuk membahas
kemerdekaan, yang sebenarnya dilarang. Mereka bertukar suara, pendapat, dan,
tentu saja, berjuang satu sama lain. Meskipun Jepang mengalami penderitaan
selama tiga tahun (1942–1945) yang luar biasa dan terasa, semangat bangsa tidak
hilang.
Pertempuran ini mengarah pada serangan balik Jepang. Pulau Truk di
Kepulauan Carolina adalah pusat angkatan laut Jepang. Pulau Truk tetap dibiarkan,
meskipun angkatan laut Amerika juga berhasil menaklukan beberapa wilayah,
seperti Tarawa.
Serangan pengeboman dimulai pada bulan Juni 1944, dan pada bulan Juli,
Jepang kehilangan pangkalan laut mereka di Kepulauan Mariana karena krisis
kabinet. Hubungan pangkalan laut Pulau Truk akhirnya terputus setelah Amerika
menguasai Filipina pada bulan September. Kekalahan demi kekalahan melemahkan
posisi Jepang di kawasan Pasifik, termasuk Indonesia. Jepang memberlakukan
kebijakan untuk memasukkan kekuatan lokal. Oleh karena itu, mereka harus
mendorong rakyat Indonesia untuk memberikan bantuan.
B. Sejarah Terbentuknya BPUPKI
Pemerintah pendudukan Jepang di Jawa, dipimpin oleh Letnan Jenderal
Kumakici Harada, berusaha meyakinkan Indonesia tentang janji kemerdekaan
Perdana Menteri Koiso, dan dia berpidato di depan parlemen Jepang pada tanggal
7 September. Mereka berjanji akan memberikan kemerdekaan kepada bagian timur
Indonesia atau Hindia Timur. Pidato tersebut disebut sebagai "Deklarasi Koiso".
Tanggal 9 September 1944, meskipun undang-undang nomor 4 telah dikeluarkan
pada tanggal 20 Maret 1944, lagu kebangsaan Indonesia dinyanyikan kembali
bersama dengan bendera Jepang. Penegasan janji dianggap sebagai bukti
komitmen Jepang terhadap kemerdekaan Indonesia.
Diumumkan pada tanggal 1 Maret 1945 bahwa Badan Penyelidik Usaha-
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) akan dibentuk. Pemimpin
Jepang Syikikan Kumakici Harada mengungkapkan janji tersebut.
C. Tujuan Dibentuknya BPUPKI
Diumumkan pada tanggal 1 Maret 1945 bahwa Badan Penyelidik Usaha-
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), juga dikenal sebagai
Dokuritsu Junbi Cosakai dalam bahasa Jepang, akan dibentuk. BPUPKI dibentuk
dengan tujuan mempelajari dan menyelidiki semua hal penting yang berkaitan
dengan pembentukan negara Indonesia merdeka. Bagi Jepang, BPUPKI dibentuk
agar Jepang dapat mengontrol pergerakan untuk kemerdekaan Indonesia dan
meyakinkan rakyat Indonesia bahwa janji Jepang adalah benar.

Tugas dan Tujuan BPUPKI Dibentuk:


Secara rinci berdasarkan sidang, BPUPKI ditugaskan untuk:

1. Bertugas untuk membahas tentang dasar negara.


2. Bertugas menetapkan Undang-Undang Dasar.
3. Setelah selesai sidang pertama, BPUPKI membentuk reses selama satu bulan.
4. Bertugas untuk membentuk Panitia Kecil atau Panitia Delapan untuk
menampung saran-saran dari para anggota.
5. Bertugas membantu Panitia Sembilan bersama Panitia Kecil.
D. Anggota BPUPKI
Pengurus dan anggota segera diangkat, dan pengumumannya dibuat pada
tanggal 29 April 1945, bertepatan dengan ulang tahun Tenno Heika, Kaisar Jepang.
Diputuskan bahwa Dr. KRT Radjiman Wedyodiningrat akan menjadi ketua
BPUPKI, dengan Icibangase Yosio dan RP. Soeroso Suroso sebagai kepala
sekretariat, dan Toyohito Masuda dan Mr. AG Pringgodigdo akan membantu. Ada
69 anggota BPUPKI, dengan 62 di antaranya aktif sebagai anggota pergerakan
nasional Indonesia. Anggota spesial lainnya, tujuh orang, berasal dari pemerintah
militer Jepang di Indonesia.
E. Sidang-sidang BPUPKI
Apa sebenarnya tujuan BPUPKI? Segala keputusan tentang persiapan untuk
kemerdekaan Indonesia lebih sistematis berkat keberadaan BPUPKI. Jalan menuju
kemerdekaan Indonesia dari segi politik, pemerintahan, dan ekonomi. Secara
khusus, tugas utama BPUPKI adalah membuat dan menyusun dasar-dasar
kemerdekaan Indonesia (1), menjalin kerja sama baik dengan pemerintah Jepang
(2), membuat undang-undang dengan reses sebulan (3), dan membentuk panitia
kecil untuk menerima gagasan atau konsepsi dasar (4). Untuk kepentingannya
sendiri, BPUPKI diharapkan dapat memerdekakan Indonesia secara resmi (1),
menemukan tokoh politik yang dapat diandalkan (3), dan membangun
pemerintahan yang kuat (4).

1. Sidang Pertama BPUPKI


Sidang diadakan pada 29 Mei hingga 1 Juni 1945 dan dari 10–16 Juli 1945.
Rancangan asas yang berkaitan dengan dasar Indonesia merdeka segera diputuskan
pada sidang pertama. Muhammad Yamin menyampaikan permintaannya secara
lisan pada 29 Mei 1945, yang diuraikan sebagai berikut:
1. Peri kebangsaan
2. Peri kemanusiaan
3. Peri ketuhanan
4. Peri kerakyatan
5. Kesejahteraan rakyat
Usulan secara lisan Muhammad Yamin tersebut berbeda dengan usulannya yang
secara tertulis yaitu :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kebangsaan persatuan Indonesia.
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Soepomo adalah orang berikutnya yang mengusulkan dasar negara
Indonesia pada 31 Mei 1945. Menurutnya, negara yang akan dibentuk harus
menjadi negara persatuan atau negara integralistik berdasarkan hal-hal berikut:
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat
Soekarno berpendapat bahwa dasar Indonesia yang dimaksud adalah dasar
filosofis, atau berdasarkan filsafat, fundamen, dan pikiran sedalam-dalamnya untuk
mendirikan negara Indonesia yang merdeka. Ir Soekarno mengusulkan lima prinsip
untuk mewujudkannya.
1. Nasionalisme atau kebangsaan
2. Internasionalisme yang didasari kemanusiaan
3. Musyawarah dengan mufakat maupun perwakilan
4. Kesejahteraan nasional
5. Ketuhanan melalui kebudayaan
Dengan bantuan ahli bahasa, kelima asas tersebut dijadikan nama pancasila
(panca berarti lima, dan sila berarti dasar). Jika tidak setuju, nama-nama ini dapat
diubah menjadi trisila (sosio demokrasi, sosio ketuhanan, dan demokratis). Selain
itu, trisila dapat berubah menjadi ekasila, atau gotong royong, jika ditolak
kembali. Meskipun hanya satu poin yang signifikan, itu dapat berfungsi sebagai
dasar bagi seluruh negara Indonesia.
Setelah sidang, ada masa libur antara sidang pertama dan kedua. Para
anggota menggunakan teknik ini saat membahas rancangan pembukaan undang-
undang. Pertemuan tersebut dimaksudkan untuk membantu Indonesia
memperoleh kemerdekaan secepat mungkin, tetapi kehadiran tidak resmi dari
hanya 38 anggota, termasuk Soekarno sebagai pemimpinnya.
2. Sidang Kedua BPUKI
Pertemuan tersebut adalah panitia kecil yang beranggotakan delapan orang,
meliputi :

• Ir. Soekarno sendiri,


• Drs. Moh. Hatta,
• Mr. A. A Maramis,
• Sutardjo,
• A. Wachid Hasyim,
• Ki Bagus Hadikusumo,
• Otto Iskandardinata,
• Mohammad Yamin.
Mereka ditugaskan untuk menampung dan mengidentifikasi usulan BPUPKI.
Namun, ada perbedaan pendapat antara nasionalis dan Islam. Nasionalis
menginginkan negara yang didasarkan pada syariat Islam, sedangkan Islam
menginginkan negara yang didasarkan pada syariat Islam. Mereka tidak
menginginkan landasan negara yang didasarkan pada hukum agama.
Di kantor besar Djawa Hookokai pada tanggal 22 Juni 1945, Soekarno
mengadakan pertemuan dengan anggota badan penyelidik. Panitia Sembilan, yang
dibentuk selama pertemuan, terdiri dari Ir. Soekarno, Wachid Hasyim, Pak
Maramis, Pak Soebardjo, Dr. Moh. Hatta, Dr. Moh. Yamin, Kyai Abdul Kahar
Muzakir, Abikusno Tjoko Soejoso, dan Haji Agus Salim.
Selanjutnya, panitia kecil tersebut merumuskan formula yang disepakati
oleh kedua belah pihak di BPUPKI. Tujuannya adalah untuk menyelesaikan
perbedaan dengan cara yang damai. Pada 22 Juni 1945, mereka akhirnya
mencapai kesepakatan tentang piagam Jakarta. Preambule, khususnya alinea
keempat, berisi dasar negara.
Satu-satunya perbedaan antara usulan tersebut dan perjanjian selanjutnya
adalah sila pertama, yang menyatakan "ketuhanan dengan menjalankan syariat-
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya." Usulan ini dianggap sebagai preambule
hukum dasar, dan Mohammad Yamin menyebutnya "Piagam Jakarta."
Sidang kedua yang telah dijalani dari tanggal 10-16 Juli membuahkan
beberapa keputusan:
• Dasar negara.
• Bentuk negara Indonesia adalah republic.
• Wilayah Indonesia yang telah disepakati meliputi Hindia Belanda, Malaka,
dan Timor Timur dengan 33 suara tanda setuju.
Pada tanggal tersebut juga dibentuk panitia perancang hukum dasar.
Pembagian tugasnya sebagai berikut:

• Ir. Soekarno menjabat sebagai ketua dari panitia perancang hukum


dasar.
• Drs. Moh. Hatta sebagai panitia perancang ekonomi dan keuangan.
• Abikoesno Tjoko Soejoso sebagai ketua dari panitia perancang
pembela tanah air.
Selain itu, rapat tersebut memutuskan tentang wilayah Indonesia, panitia
pengembangan HAM, bentuk negara, presiden, dan isi pembukaan. Tidak lama
setelah itu, pada tanggal 13 Juli 1945, sekelompok orang yang lebih kecil
membentuk panitia baru yang disebut PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia). Anggotanya berasal dari wakil-wakil dari seluruh Indonesia, dan
mereka bekerja untuk pimpinan Dai Nippon di wilayah selatan.
F. BPUPKI Dibubarkan
Karena tugasnya menyusun dasar negara dan UUD telah selesai, BPUPKI
akhirnya dibubarkan secara resmi pada tanggal 6 Agustus 1945. Selanjutnya, Ir.
Soekarno memutuskan untuk melakukan perjalanan ke Saigon untuk bertemu
dengan Jenderal Besar Terauchi. Setelah kembali ke Indonesia, Ir. Soekarno
mengeluarkan beberapa perintah, termasuk yang berikut.
• Ir. Soekarno akan diangkat menjadi ketua dari sebuah panitia baru,
yakni PPKI bersama Drs. Moh. Hatta yang akan menjabat sebagai
wakil ketua.
• PPKI boleh dioperasikan pada tanggal 19 Agustus 1945.
• Pekerjaan akan diserahkan pada panitia, tidak menuntut pada cepat atau
tidaknya proses.

Anda mungkin juga menyukai