PEMBAHASAN
3
4
BPUPKI mengadakan sidang sebanyak dua kali sidang resmi dan satu kali
sidang tidak resmi. Sidang resmi pertama dilaksanakan tanggal 29 Mei sampai
dengan 1 Juni 1945, membahas tentang dasar negara. Sidang kedua berlangsung
tanggal 10 sampai dengan 17 Juli 1945 dengan membahas rancangan Undang-
Undang Dasar.
Pada pelaksanaan sidang tidak resmi hanya dihadiri oleh tiga puluh
delapan (38) orang kegiatan ini berlangsung di masa reses antara sidang pertama
dan sidang kedua, tujuannya untuk membahas rancangan Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 yang dipimpin oleh anggota BPUPKI Ir. Soekarno. Sidang
BPUPKI dilaksanakan di gedung ”Chuo Sangi In”, dan kini gedung itu dikenal
dengan sebutan Gedung Pancasila.
1. Peri Kebangsaan.
2. Peri Kemanusiaan.
3. Peri Ketuhanan.
4. Peri Kerakyatan.
5. Kesejahteraan Sosial.
1. Persatuan.
2. Kekeluargaan.
3. Keseimbangan lahir dan batin.
4. Musyawarah.
5. Keadilan rakyat.
Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 menyampaikan pidato tentang dasar
negara Indonesia merdeka. Usulannya berbentuk philosophische grondslagatau
weltanschauung. Philosophische Grondslag atau Weltanschauung adalah
fundamen, filsafat, pikiran jiwa, hasrat yang sedalam-dalamnya untuk diatasnya
didirikan Indonesia merdeka yang kekal dan abadi. Negara Indonesia yang kekal
abadi itu dasarnya adalah Pancasila. Rumusan dasar negara yang diusulkan
olehnya adalah sebagai berikut.
1. Kebangsaan Indonesia.
2. Internasionalisme atau peri kemanusiaan.
3. Mufakat atau demokrasi.
4. Kesejahteraan social.
5. Ketuhanan yang berkebudayaan.
7
Ir. Soekarno dalam sidang itu pun me nyampaikan bahwa kelima dasar
Negara tersebut bukan dinamakan Panca Dharma. Atas petunjuk seorang teman
ahli bahasa, rumusan dasar negara tersebut dinamakan Pancasila. Sila artinya asas
atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah mendirikan Negara Indonesia yang
kekal dan abadi.
Sesudah sidang Chuo Sangi In, Panitia Kecil mengadakan rapat dengan
tiga puluh delapan (38) anggota BPUPKI di Kantor Besar Djawa Hookokai.
Pertemuan tersebut membentuk lagi satu Panitia Kecil yang terdiri atas anggota-
anggota sebagai berikut : Ir. Soekarno sebagai ketua, Mohammad Hatta,
Muhammad Yamin, Mr. A.A Maramis, Mr. Achmad Soebardjo (golongan
kebangsaan), K.H. Wahid Hasjim, K.H. Kahar Moezakir, H. Agoes Salim, dan R.
Abikusno Tjokrosoejoso (golongan Islam). Panitia Kecil yang berjumlah sembilan
orang ini dikenal dengan sebutan Panitia Sembilan, bertugas untuk menyelidiki
usul-usul mengenai perumusan dasar negara.
Setelah rapat yang cukup alot, disepakati rumusan konsep dasar Negara
yang tercantum dalam rancangan mukadimah hukum dasar. Naskah ini memiliki
banyak persamaan dengan Pembukaan UUD 1945. Naskah ”Mukadimah” yang
ditanda tangani oleh sembilan orang anggota Panitia Sembilan, dikenal dengan
nama ”Piagam Jakarta” atau ”Jakarta Charter”. Panitia Kecil penyelidik usul-usul
berkeyakinan bahwa ”Mukadimah” dapat menghubungkan, mempersatukan
paham-paham yang ada di kalangan anggota-aggota BPUPKI. Selanjutnya, naskah
”Mukadimah” tersebut dibawa ke sidang kedua BPUPKI tanggal 10 – 17 Juli
1945. Pada tanggal 14 Juli 1945, mukadimah disepakati oleh BPUPKI. Dalam
alinea keempat naskah Piagam Jakarta tersebut, terdapat rumusan dasar negara
sebagai berikut.
nilai nilai dasar pancasila masih bersifat sangat umum sehingga bisa di jabarkan/
dilaksanakan secara langsung dalam kehidupan sehari hari.
Berikut ini makna nilai nilai dasar pancasila yang dijabarkan dalam nilai
instrumental :
nilai kerakyatan mengandung pengakuan atas nilai kebenaran dan keadilan dalam
menegakkan kehidupan yang bebas, adil, dan sejahtera.
Setelah kita mengetahui makna-makna dari nilai-nilai yang terkandung dalam tiap
sila-sila Pancasila, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa pada hakikatnya nilai-nilai
dalam Pancasila sangat berguna bagi kehidupan bangsa Indonesia. Nilai-nilai Pancasila
dapat dikatakan sebagai nilai moral atau nilai etika. Nilai nilai dasar tersebut merupakan
esensi dari sila-sila pancasila yang bersifat Universal yang memuat cita-cita, tujuan, serta
nilai nilai yang baik dan benar dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara.
14
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa telah
disepakati oleh seluruh bangsa Indonesia. Akan tetapi, dalam perwujudannya banyak
sekali mengalami pasang surut. Bahkan, sejarah bangsa kita telah mencatat bahwa pernah
ada upaya untuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa
dengan ideologi lainnya. Upaya ini dapat digagalkan oleh bangsa Indonesia sendiri.
Meskipun demikian, tidak berarti ancaman terhadap Pancasila sebagai dasar negara sudah
berakhir. Tantangan masa kini dan masa depan yang terjadi dalam perkembangan
masyarakat Indonesia dan dunia internasional, dapat menjadi ancaman bagi nilai-nilai
Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup.
Penerapan Pancasila sebagai dasar negara telah dilaksanakan sejak masa awal
kemerdekaan, Orde Lama, Orde Baru, dan masa Reformasi sampai sekarang. Penerapan
pancasila sebagai dasar negara juga dapat di implementasikan dalam berbagai bidang
seperti :
2. BIDANG EKONOMI
Berbagai wujud sistem ekonomi, baik yang sudah ada dalam masyarakat
Indonesia maupun sebagai bentuk pengaruh asing, dapat dikembangkan selama
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Dalam masyarakat saat ini, sudah dikenal
16
Sikap feodal, sikap eksklusif, dan paham kedaerahan yang sempit serta
budaya asing yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila perlu dicegah
perkembangannya dalam proses pembangunan. Ilmu pengetahuan dan teknologi
merupakan contoh budaya asing yang dapat memperkaya budaya bangsa.