Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemerdekaan adalah cita-cita dan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap
bangsa dimanapun berada. Demikian halnya bangsa Indonesia yang mengalami
masa penjajahan sangat panjang dan membuat penderitaan rakyat. Oleh karena
itu, bangsa Indonesia berusaha untuk memproklamasikan
kemerdekaannya. Proklamasi kemerdekaan bagi bangsa Indonesia berarti
berakhirnya masa penjajahan dan mulainya kehidupan sebagai bangsa
merdeka. Proklamasi kemerdekaan merupakan titik puncak atau peristiwa
puncak dalam perkembangan perjuangan bangsa Indonesia menentang
penjajahan. Proklamasi kemerdekaan mengumandangkan suatu berita
kegembiraan bagi bangsa Indonesia ke segenap penjuru dunia.
Lahirnya Negara Indonesia tidak lepas dari usaha-usaha pahlawan
terdahulu dalam mempertahankan kemerdekaan. Beberapa peristiwa penting
menjelang proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah dibentuknya BPUKI dan
PPKI, peristiwa Renglasdengklok, Perumusan Teks Proklamasi dan detik detik
proklamasi. Penyebarluasan berita proklamasi kemerdekaan Indonesia juga
didukung oleh seluruh rakyat Indonesia.
Bangsa yang bijak adalah bangsa yang mengenal sejarahnya. Dengan
mempelajari catatan sejarah, kita akan lebih menghargai apa yang kita miliki
sebagai bangsa. Betapa besar perjuangan para pahlawan dan pendekar untuk
merebut kemerdekaan. Pengorbanan harta dan nyawa. Semua itu harus kita
sadari, hormati dan kita jadikan teladan dalam hidup. Oleh karena itu makalah
ini dibuat dengan maksud untuk membahas lebih dalam mengenai peristiwa
penting menjelang proklamasi kemerdekaan dan penyebarluasan proklamasi
kemerdekaan dan agar dapat dijadikan sebagai bahan belajar dan mengajar bagi
guru dan siswa agar mengetahui sejarah-sejarah di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Bagaimana Proses Pembentukan Bpupki?
b. Apa Maksud Peristiwa Rengas Dengklok?
c. Seperti Apa Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan?
d. Bagaimana Proses Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan?

1.3 Tujuan
Berdasarkan pertanyaan diatas, tujuan yang bias kita capai adalah sebagai
berikut :
a. Menjelaskan Beberapa Peristiwa Penting Yang Terjadi Mengenai
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
b. Untuk Mengetahui Proses Pembentukan BPUPKI dan PPKI.
c. Menjelaskan Peristiwa Rengas Dengklok.
d. Untuk Mengetahui Rumusan Teks Proklamasi.
e. Untuk Mengetahui Proses Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan

1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan diatas, dapat diambil manfaat sebagai berikut :
a. Bagi mahasiswa dan dosen makalah ini dapat dilakukan sebagai
pembelajaran untuk belajar tentang hal yang perlu dilakukan proklamasi
kemerdekaan Indonesia.
b. Makalah ini juga dapat digunakan sebagai sumber referensi dalam
kegiatan kegiatan mengajar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perang Dunia II (1939-1945)
a. Menjelang PD II Negara Negara fasis Jerman, Italia dan Jepang (1937)
sebagai blok fasis mengadakan persekutuan melawan Blok Demokrasi.
b. Disamping adanya kegiatan politik, rakyat menatuh kepercayaan terhadap
ramalan “Joyoboyo” yang menyatakan, bahwa Indonesia (Tanah Jawa) akan
dijajah oleh bangsa berkulit kuning.
c. Belanda dalam PD II akhirnya diduduki Jerman (Mei 1940)
d. Kemudian Belanda menyerah kepada Jepang tanggal 08 Maret 1942

2.2 Perang Pafisik (07 Desember 1941)


Perang Pasifik meletus dengan bomnya Pearl Harbour oleh Jepang, kemudian
disusul pendudukan Jepang atas daerah jajahan sekutu di Pasifik (USA, Inggris, dan
Belanda.

2.3 Tentara Jepang Mendarat di Pulau Jawa (01 Maret 1942)


55.000 Tentara Jepang mendarat di beberapa tempat di Jawa (Banten,
Indramayu, dan Rembang).

2.4 Belanda Menyerah Pada Jepang


Jendral Ter Poorten, Panglima tertinggi AD Belanda dengan Gubernur Jendral
TJarda Van Starkenborgh Stachouwer, dengan 35.000 militer dan 25.000 wajib militer
menyerah dengan tidak bersyarat kepad jepang dibawah pimpinan Letjen Hitoshi
Imamura.

2.5 Pembentukan PETA (3 Oktober 1943)


Pasukan Pembela Tanah Air (PETA) didirikan dengan OSAMU Seirei No.
44/2603, juga didirikan Sainendan (Laskar Pemuda), Fujinkai (Organisasi Kebaktian
Wanita), Keibodan, Barisan Pelopor Heiho, Romusha, dst.
Tanggal 07 Juli 1944 kepulauan Saipan jatuh diduduki USA. Dan serangan
sekutu atas beebrapa kota di Indonesia (Ambon, Makassar, Menado dan Surabaya) dan
pendaratan di Balik Papan.

2.5 Janji Jepang Kemerdekaan Indonesia (07 September 1944)


Pada sidang istimewa Teikoku Gikei (parlemen) ke-85 Jepang oleh P.M.Koiso
(pengganti P.M. Tozyoo tanggal 20 Juli 1944) telah dijanjikan bahwa to Indo
(Indonesia) akan diberi kemerdekaan kelak kemudian hari (1948).

2.6 Pemberontakan PETA (17 Februari 1945)


Berhubungan dengan penindasan dari penjajahan Jepang, maka timbul
perlawanan dari bangsa Indonesia (Pemberontakan PETA, Pemberontakan Rakyat
Indramayu, Banten, Tasikmalaya, Kebumen, Blora, Bojonegoro, dan Mediun)

2.1 Pembentukan BPUPKI

BPUPKI merupakan singkatan dari Badan Penyidik Usaha Persiapan


Kemerdekaan Indonesia, selain itu BPUPKI memiliki nama tersendiri dalam bahasa
Jepang yaitu Dokuritsu Jumbi Cosakai, nama dalam bahasa Jepang tersebut memang
tidak terlepas dari sejarah pendirian BPUPKI itu sendiri, tokoh penggagas berdirinya
BPUPKI adalah seorang yang berkebangsaan Jepang Letnan Jendral Kumaichi Harada,
pada tanggal 1 Maret 1945. Meskipun, dibentuk pada tanggal 1 Maret namun
peresmiannya baru dilakukan pada tanggal 28 Mei 1945 bertepat di gedung Cao Sang
In (sekarang Gedung Departemen Luar Negeri), adapun ketua dari BPUPKI dipimpin
oleh Dr. K.R.T Radjiman Wedyodiningrat dan beranggotakan 62 Orang.

Adapun tugas dari BPUPKI ini sendiri adalah untuk menyelidiki dan
mempelajari berbagai hal penting untuk menyangkut pembentukan negara Indonesia
merdeka, guna tugas yang diberikan bisa terwujud maka BPUPKI melakukan beberapa
kali pertemuan yang kita sebut dengan sidang, sidang yang pertama dilakukan pada
tanggal 29 Mei 1945 -1 Juni 1945, Sidang ke-dua tanggal 10 Juli 1945 - 16 Juli 1945.
berikut adalah penjelasan dari masing-masing sidang.

a) Sidang Pertama BPUPKI (29 Mei-1 Juni 1945)


Sidang perdana BPUPKI diagendakan untuk membahas rumusan dasar negara
Indonesia merdeka, dalam hal ini muncul 3 tokoh anggota BPUPKI yang
menyampaikan gagasan serta ide-idenya tentang rumusan dasar Indonesia merdeka
menurut versi masing-masing, adapun ke-3 tokoh tersebut diantaranya Mr.Moh.
Yamin, Prof. Dr. Mr. Supomo dan Ir. Sukarno. pada kesempatan pertama, Mr. Moh.
Yamin mendapatkan kesempatan untuk memaparkan idenya mengenai dasar negara
yang dibaginya kedalam lima point penting
 Peri Kebangsaan
 Peri Kemanusiaan
 Peri Ketuhanan
 Peri Kerakyatan
 Peri Kesejahteraan

Menurut Mr. Moh. Yamin ada tiga usaha yang harus dilakukan oleh BPUPKI
untuk mencapai semboyan "Indonesia merdeka". Pertama, mengumpulkan segala
bahan untuk pembentukan negara, kedua, adanya pengurus UUD negara yang
menyusun bahan, ketiga, menjalankan isi hukum dasar negara.
Dua hari kemudian, tepatnya pada tanggal 29 Mei 1945 giliran mendengarkan
pemaparan dari Prof. Dr. Mr. Supomo, menurutnya dasar negara Indonesia merdeka
adalah:
 Persatuan
 Kekeluargaan
 Keseimbangan lahir dan batin
 Musyawarah
 Keadilan rakyat

Menurut Prof. Dr. Mr. Supomo, corak dan bentuk dasar negara harus
disesuaikan dengan keadaan umum dan mempunyai keistimewaan. Dasar persatuan
dan kekeluargaan sangat sesuai dengan corak masyarakat Indonesia. Dalam
keseimbangan lahir dan batin dan suasana persatuan antara rakyat dan pemimpinnya
yang diliputi oleh semangat gotong royong.

Pada kesempatan yang ke-tiga tepatnya pada tanggal 1 Juni 1945, tibalah giliran
dari Ir. Sukarno untuk menyampaikan gagasannya. Berbeda dengan kedua gagasan
sebelumnya, Ir. Sukarno memberikan nama gagasannya dengan sebutan PANCASILA,
Panca berarti Lima dan Sila berarti asas atau dasar, sehingga diatas 5 dasar inilah akan
didirikan Indonesia sebagai negara yang merdeka. karena hal inilah, maka setiap
tanggal 1 Juni diperongati sebagai Hari Lahirnya Pancasila, adapun dasar negara versi
Sukarno itu sendiri adalah:

 Kebangsaan Indonesia
 Internasionalisme/Peri Kemanusiaan
 Mufakat/ Demokrasi
 Kesejahteraan Sosial
 Ketuhanan Yang Maha Esa
Setelah persidangan Pertama ini selesai, maka diadakanlah "reses", reses
sendiri menurut KBBI berarti perhentian sidang, masa istirahat dari kegiatan
persidangan. atau bisa kita simpulkan menjadi masa rehat, pada masa rehat ini, kegiatan
BPUPKI tidak sepenuhnya berhenti, BPUPKI membentuk tim kecil dibawah pimpinan
Ir. Sukarno dengan anggotanya Drs. Moh. Hatta, Sutardjo, Kartohadikusumo, Wachid
Hasjim, Ki Hadi Kusumo, Otto Iskandardinata, Mr.Moh Yamin dan Mr. A.A. Maramis
(A.A singkatan dari Alexander Andries). Panitia inilah yang nantinya akan membentuk
panitia sembilan.

Panitia sembilan ini bertugas untuk merumuskan dasar negara Indonesia


merdeka berdasarkan pandangan dari anggota sembilan, adapun anggotanya terdiri
dari:
 Ir. Sukarno
 Drs. Moh. Hatta
 Mr.Moh. Yamin
 Mr. Ahmad Subarjo
 Mr. A.A. Maramis
 Abdul Kadir Mudzakir
 Wahid Hasjim
 H. Agus Salim
 Abikusni Tjokrosujono

Panitia sembilan ini menghasilkan rumusan dasar negara Indonesia merdeka


pada tanggal 22 Juni 1945 yang dinamakan Jakarta Center atau Piagam Jakarta,
pemberian nama ini sendiri diberikan oleh Mr. Moh. Yamin, adapun isi dari piagam
Jakarta sama persisi dengan isi Pancasila yang kita kenal sekarang ini, namun terdapat
perbedaan pada point yang pertama, dalam Piagam Jakarta pada point yang pertama
dikatakan bahwa, Ketuhanan, dengan menjalankan Syari'at Islam bagi pemeluk-
pemeluknya. sedangkan untuk pancasila yang kita kenal sekarang ini point yang
pertama berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa. Meskipun sama-sama mencantumkan
tentang Ketuhanan namun dari keduanya memiliki makna yang sangat berbeda. lalu
timbul pertanyaan apa yang menyebabkan perubahan tersebut padahal semua isi dari
Piagam Jakarta sama persis dengan isi Pancasila kita saat ini kecuali point yang
pertama? kalau kita perhatikan meskipun sama-sama tentang konsep Ketuhanan,
namun point pertama versi Piagam Jakarta lebih menitikbertakan kepada penegakan
Syari'at Islam, tidak ada yang salah memang. namun hal ini memicu kritikan dan protes
dari pihak tokoh Kristen Timur Indonesia, mereka keberatan atas isi dari Piagam
Jakarta tersebut, karena hanya meliputi umat Islam Indonesia saja, sedangkan mereka
merasa tidak termasuk didalamnya, atas prakarsa Drs. Moh. Hatta setelah menerima
pesan dari tokoh Kristen tersebut, maka isi dari piagam Jakarta diganti dan diubah
dari Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan Syari'at Islam bagi pemeluk-
pemeluknya menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa.
Salah satu tokoh Islam pertama yang bersedia menghapus tujuh kata diatas
adalah Kasman Singodimejo. Dengan demikian rumusan dasar negara yang otentik
bukanlah rumusan-rumusan individual yang dikemukakan oleh Mr.Moh. Yamin, Prof.
Dr. Mr. Supomo, ataupun Ir.Sukarno, dan bukan pula rumusan kolektif dari piagam
Jakarta. Adapun rumusan-rumusan tersebut hanyalah konsep, yang didalamnya
mengandung nama Pancasila. Pancasila sebagai dasar negara dengan rumusan yang
otentik dan kosepnya yang digunakan hingga saat ini berdasarkan rumusan PPPKI pada
tanggal 18 Agustus 1945.
b). Sidang Kedua BPUPKI (10 Juli-17 Juli 1945)
Setelah selesai dari masa rehat, maka pada tanggal 10 Juli 1945 kembali
diadakan sidang BPUPKI yang kedua, dengan agenda membahas rencana undang-
undang dasar, termasuk soal pembukaan atau preambulenya oleh sebuah panitia
perancang UUD yang doketuai oleh Ir. Sukarno. Pada 11 Juli 1945, panitia tersebut
menyetujui isi preambulenya diambil dari Piagam Jakarta. Persidangan kedua ini
kemudian dilanjutkan pada tanggal 14 Juli 1945, saat itu Ir. Sukarno melaporkan hasil
kerja panitia perancang Undang-undang, yakni:
 Pernyataan Indonesia Merdeka
 Pembukaan UUD
 Batang tubuh UUD

2. Pembentukan PPKI

Setelah BPUPKI selesai menjankan sidangnya yang terakhir maka BPUPKI


dianggap telah menjalankan tugasnya dengan baik, maka pada tanggal 7 Agustus 1945
BPUPKI dibubarkan. Sebagai gantinya maka didirikan suatu badan yang bernama
PPKI, yang merupakan singkatan dari Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Perlu
diketahui, pendirian PPKI ini tak lepas dari peristiwa pemanggilan ketiga tokoh
Indonesia ke Dalath (Vietnam) Oleh Jenderal Besar Terauchi (Panglima Tentara
Umum Selatan yang membawahi semua tentara Jepang di Asia Tenggara).

Berdasarkan panggilan tersebut, maka pada tanggal 9 Agustus 1945, Indonesia


yang diwakili oleh Ir. Sukarno, Drs. Moh. Hatta dan Dr. Radjiman Wedyodiningrat
bertolak ke Dalath untuk menemui Jenderal Terauchi, pertemuan ke-empat tokoh
tersebut menghasilkan beberapa point penting, diantaranya:
 Jepang menjanjikan kemerdekaan untuk Indonesia
 Pembentukan PPKI ( Doratsu Jimbu Inkai)
 Penentuan wilayah Indonesia meliputi bekas wilayah jajahan Hindia Belanda,
di Indonesia

Pada point pertama dijelaskan bahwa Jepang menjajikan kemerdekaan untuk


Indonesia, hal ini tidak terlepas dari peristiwa kekalahan Jepang atas sekutu, dimana
pada tanggal 8 Agustus 1945 kota Hiroshima dibumihanguskan oleh tentara sekutu
dengan menjatuhkan bom Atom menyusul Kota Nagasaki pada tanggal 9 Agustus
1945. Peristiwa ini ternyata memiliki dampak yang sangat hebat terhadap berbagai
aspek 10ias10e Jepang itu sendiri, termasuk dalam bidang militer. Jenderal Terauchi
merasa kekalahan Jepang tidak akan terelakkan, sehingga dia memanggil tokoh
Indonesia ke Dalath dan kemudian menjanjikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia.

Setelah pertemuan tersebut dirasa sudah cukup dan mencapai kesepakatan


seperti diatas, maka pada tanggal 14 Agustus 1945 ketiga tokoh Indonesia tersebut
kembali ke Indonesia, sesuai dengan hasil pertemuan dengan Jendral Terauchi maka
dibentuklah PPKI, Ir. Sukarno ditunjuk sebagai Ketua, Drs.Moh Hatta sebagai Wakil
dan Mr. Ahmad Subardjo sebagai Penasehat dengan anggota 21 orang dan tanpa
sepengetahuan Jepang ditambah lagi 6 orang. Adapun tugas dari PPKI sendiri adalah
menyusun rencana kemerdekaan Indonesia, sebagaimana yang telah dijanjikan oleh
Jepang.

Berita kekalahan Jepang atas sekutu pada tanggal 14 Agustus ternyata cepat
menyebar di kalangan masyarakat Indonesia termasuk golongan muda, meskipun
ditutuo-tutupi oleh pihak militer Jepang. Para pemuda bertekad untuk
memproklamirkan kemerdekaan secepatnya tanpa ada pengaruh dan unsur dari pihak
Jepang. Maka pada tanggal 15 Agustus 1945, para pemuda melakuka rapat di ruang
Mikrobiologi, Jalan Pegangsaan Timur (Sekarang FKM, UI), membahas tentang
tuntutan-tuntutan yang radikal, agar segala hubungan dan janji kemerdekaan dari
Jepang harus dihapuskan, rapat tersebut dipimpin oleh Cahirul Saleh.
Hasil dari rapat kemudian disampaikan kepada Ir. Sukarno dan Drs. MoH.
Hatta melalui Wikana dan Darwis (golongan muda), mereka mengatakan jika
Proklamasi kemerdekaan tidak dilakukan pada tanggal 16 Agustus 1945 maka akan
terjadi pertumpahan darah. Tentu saja, usulan golongan muda ini ditolak oleh Ir.
Sukarno dan Drs. Moh. Hatta, dengan berbagai pertimbangan diantaranya:
 Tentara Jepang di Indonesia masih memiliki senjata
 Jepang masih memiliki tugas memelihara agar tidak terjadi perubahan status quo
samapi sekutu tiba di Indonesia. Status quo sendiri adalah keadaan tetap seperti
keadaan sekarang atau keadaan sebelumnya.
 Proklmasi kemerdekaan Indonesia harus dibacakan terlebih dahulu dengan
anggota PPKI yang lainnya.

Penolakan yang diterima oleh para pemuda ini tentu saja menyisakan kekecewaan
yang mendalam, sehingga mereka nekad untuk melakukan tindakan yang radikal,
namun harus diakui tindakan ini juga yang mempercepat proses pembacaan teks
Proklamasi, tindakan inilah yang kita kenal dengan peristiwa Renggas Dengklok.

2.2 Peristiwa Rengasdengklok

Golongan pemuda dan golongan tua dari para pejuang dulu sempat memiliki
11ias11ent panas menanggapi kapan seharusnya Proklamasi dilakukan. Golongan
muda seperti Sutan Syahrir, Wikana, Chaerul Saleh, Sukarni selalu mendesak agar
Proklamasi segera dilakukan. Mereka ingin mendapatkan kemerdekaan dengan
perjuangan sendiri dan bukannya karena hadiah dari Jepang.

Pada 16 Agustus 1945 dini hari para pemuda membawa Soekarno dan Hatta ke
Rengasdengklok. Para pemuda ingin kembali meyakinkan Soekarno dan Hatta agar
segera memproklamasikan kemerdekaan dan tidak terpengaruh dengan Jepang. Mereka
meyakinkan bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu dan itu adalah saat yang
tepat untuk segera merdeka.

Ahmad Subardjo pun 11ias11e ke Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno


dan Hatta serta memberi keyakinan kepada para pemuda bahwa Proklamasi akan
dilakukan tapi tak boleh tergesa-gesa. Ia juga menyebutkan bahwa Proklamasi akan
dilakukan pada 17 Agustus 1945 selambat-lambatnya pukul 12.00 siang.
2.3 Dirumuskannya Teks Proklamasi

Setelah dari Rengasdengklok, Soekarno dan rombongan kembali ke Jakarta dan


segera melakukan pertemuan untuk membahas persiapan Proklamasi kemerdekaan.
Pertemuan itu dilakukan di kediaman Laksamana Maeda yang saat itu menjabat
sebagai Kepala Kantor Penghubung Angkatan Laut Jepang.

Di sana Soekarno, Hatta, Sukarni, Ahmad Soebardjo, Mbah Diro dan B.M.
Diah melakukan rapat untuk menentukan isi teks Proklamasi. Setelah disepakati
mengenai isi teks Proklamasi kemudian ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta yang
menjadi wakil bangsa Indonesia sebab mereka memiliki pengaruh yang besar bagi
rakyat Indonesia.

Setelah itu, Soekarno memerintahkan Sayuti Melik untuk mengetik teks


Proklamasi. Dari awal rapat yang dimulai sejak dini hari pada 17 Agustus 1945,
akhirnya baru diselesaikan pada pukul 04.00 pagi saat teks Proklamasi selesai diketik
dan ditandatangani. Berikut ini isi teks Proklamasi yang sudah diketik oleh Sayuti
Melik:

Proklamasi

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.

Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoesaan d.l.l., diselenggarakan


dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen’05

Atas nama bangsa Indonesia


Soekarno-Hatta

2.4 Pembacaan Teks Proklamasi

Pembacaan teks Proklamasi dilakukan pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 di


kediaman Soekarno di Jl. Pegangsaan Timur No.56 Jakarta (Jl. Proklamasi) pada
pukul 10.00 pagi. Para tokoh perjuangan serta rakyat Indonesia berkumpul untuk
menyaksikan teks Proklamasi dibacakan dan melihat pengibaran bendera Merah
Putih.

Setelah Soekarno yang didampingi Hatta membacakan teks Proklamasi,


bendera Sang Saka Merah Putih yang dijahit oleh ibu Fatmawati juga dikibarkan
oleh Suhud dan Latief Hendradiningrat. Saat pengibaran bendera para hadirin yang
13ias13e pun menyanyikan Indonesia Raya.

Indonesia pun dinyatakan telah merdeka dari penjajahan dengan perjuangan


tak kenal menyerah dari para pahlawan. Meskipun banyak menghadapi kendala dan
13ias13ent akhirnya para tokoh 13ias mempersatukan diri karena memiliki cita-cita
yang sama yaitu ingin merdeka.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

 Untuk mencapai kemerdekan perlu persiapan yang matang.

 Peranan Ir Soekarnoe, Drs. Moh Hatta dan seluruh bangsa Indonesia dalam
memperjuangkan kemerdekaan sangat penting sebagai bagian dari sejarah
bangsa ini. Semua nilai-nilai terkandung dalam memperjuangkan
kemerdekaan republik ini harus di maknai dan diwariskan kepada generasi
penerus. Jadikan peringatan kemerdekaan republic Indonesia sebagai penguat
rasa rasionalisme jati diri bangsa.

 Proklamasi tidak luput dari pejuang, para pemuda, dan masyarakat .

Saran

 Kepada segenap generasi muda untuk senantiasa mempelajari ilmu-ilmu


sejarah.

 Kami menyarankan kepada seluruh pemimpin, pemuda, masyarakat


Indonesia untuk selalu menanamkan nilai-nilai kepahlawanan dalam
semua aspek pendidikan di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.(25 November 2016)”Makalah Tentang Peristiwa Sekitar


Proklamasi”.Dikutip 29 Agustus 2019

http://makalahsejarahproklamasi.blogspot.com/

Sumendra Wayan.(25 November 2016)” Penyusunan Teks Proklamasi,


Pelaksanaan dan penyebaran berita Proklamasi

https://wayansumendra.wordpress.com/2013/07/23/penyusunan-teks-
proklamasi-pelaksanaan-dan-penyebaran-berita-proklamasi/

Yellokiko.(29 Agustus 2016)

Ikron, Jasin.(10 November 2015).Pendidikan Pancasila


(MKDU).Cirebon.Jasin Ikron
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga pembuatan makalah ini
dapat diselesaikan. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Mata
Kuliah Pancasila. Dalam penyusunan makalah ini banyak pihak yang telah
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat
disebutkan satu persatu. Oleh karena itu penulis ucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung, terutama penulis berterima kasih kepada dosen mata kuliah Pancasila
Bapak Jasin Ikron, Drs., MM.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Dalam
pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan maupun kesalahan, seperti
kata pepatah “Tak ada gading yang tak retak” karena penulis hanya manusia
biasa yang perlu banyak belajar. Oleh karena itu, diharapkan saran yang bersifat
membangun untuk penyusunan kliping di masa depan yang lebih baik lagi.

Penulis,

Cirebon, 29 Agustus 2019

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 1
1.3 Rumusan Masalah
1.4 Manfaat

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Nama-Nama dan Fungsi Alat-Alat Kesehatan 2

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan 13
3.2 Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14
PERESTIWA PENTING MENJELANG PROKLAMASI

Makalah ini disusun guna memenuhi salah satu tugas

Mata Kuliah Pancasila

Dosen Mata Kuliah : H. Jasin Ikron, Drs., MM.

Disusun Oleh :
1. Adzra Rifah Intana
2. Annisa Amalia Mukaromah
3. Arya Satriya Nurrahman
4. Assyifa Dwiputri Dianita
5. Chita Chaerunnisa Mustikasari
6. Desi Sukmayanti
7. Syahidah Rahmah
Jurusan Keperawatan Program Studi D-III Keperawatan
Kelas 1B

POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA WILAYAH CIREBON


Jl. Pemuda No. 38 Telp. (0231) 2003556, 200277, 3374155
Kota Cirebon

Anda mungkin juga menyukai