Anda di halaman 1dari 8

RESUME MANAJEMEN KEPERAWATAN

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan

Dosen Pengampu : Omay Rohmana, S.Kep, Ners, M.Kep

Disusun Oleh :

Adzra Rif’ah Inkana P20620219041

Tingkat 3B Keperawatan

POLITEKNIK KEMENKES TASIKMALAYA

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN CIREBON

2021
RESUME MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL,
URAIAN TUGAS KEPALA RUANGAN, PERAWAT PRIMER/KETUA
TIM DAN ANGGOTA TIM, DAN CONFERENCE PELAYANAN
KEPERAWATAN

I. MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL


a. Pengertian MPKP
Model Praktek Keperawaan Profesional (MPKP) adalah suatu sistem
(Struktur, Proses dan nilai-nilai profesional) yang memungkinkan perawat
profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan,
yang dapat menopang pemberian asuhan tersebut (Hoffart&Woods, 1996 dalam
Sitorus, 2005).
b. Komponen MPKP
1) Nilai-Nilai Professional
2) Pendekatan Manajemen
 Penekanan pada manajemen sumber daya manusia
 Jumlah tenaga tergantung pd jumlah pasien dan derajat
ketergantungan pasien
 Derajat ketergantungan pasien dibagi 3 kategori (Douglas 1984,
Loveridge & Cummings (1996) yaitu: Perawatan minimal (1-2
jam/24 jam), Perawatan intermediet (3-4 jam/24 jam), dan
Perawatan maksimal (5-6 jam/24 jam)
3) Metode Pemberian Asuhan Keperawatan
Terdapat 8 metode dalam pemberian asuhan keperawatan yaitu : Metoda
fungsional (sebaiknya tidak digunakan), Metoda tim, Metoda
keperawatan primer, Metoda kasus, Metoda moduler, Manajemen kasus,
Partnership model, Patient Care Centre (Pelayanan yang berfokus kepada
pasien)
4) Hubungan Professional
 Perawat - perawat
 Pre conference
 Post conference
 Ronde Keperawatan
 Diskusi kasus sulit
 Operan
 Dokumentasi askep
 Perawat – klien
 Informasi & Orientasi klien
 Discharge planning
 Perawat – profesi lain
 Kolaborasi
 Konsultasi
 Pendelegasian
5) Sistem Kompensasi dan Penghargaan Tunjangan Produktifitas Kerja
(TPK)
 Hak penghasilan
 Reward & punishment
 penghargaan
 Insentif
 Bonus
 Kepuasan kerja
c. Tujuan MPKP
1) Tujuan MPKP
Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan melalui penataan sistem
pemberian asuhan keperawatan baik struktur, proses dan nilai-nilai yang
diyakini dalam pemberian asuhan keperawatan
2) Tujuan khusus
 Menjaga konsistensi asuhan kep.
 Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan asuhan
keperawatan
 Mencipatakan kemandirian asuhan kep.
 Memberikan pedoman dalam pengambilan kebijakan dan keputusan
 Menjelaskan dengan tegas ruanglingkup dan tujuan askep kepada
setiap anggota tim
II. URAIAN TUGAS KEPALA RUANGAN, PERAWAT, DAN PERAWAT
PRIMER
a. Metoda Tim
Metoda tim merupakan suatu metoda pemberian asuhan keperawatan
oleh sekelompok perawat (Tim) kepada sekelompok pasien. Perawat
profesional yang berijazah, berpengalaman serta memiliki pengetahuan
dibidangnya ditunjuk untuk memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien
1) Konsep Dasar
 Ketua tim harus perawat profesional, mampu menggunakan berbagai
tehnik kepemimpinan, manajemen dan komunikasi efektif.
 Ketua tim harus membuat keputusan tentang prioritas perencanaan,
supervisi, dan evaluasi asuhan keperawatan.
 Komunikasi efektif untuk menjamin kontinuitas renpra
 Anggota tim harus menerima dan menghargai kepemimpinan ketua tim
 Ketua tim membantu anggotanya untuk memahami dan melakukan
tugas sesuai dengan kemampuan mereka.
 Peran kepala ruang penting
2) Tugas Dan Tanggung Jawab Kepala Perawat
 Menetapkan standar kinerja yang diharapkan
 Membantu menetapkan sasaran unit/ruangan
 Memberikan kesempatan dan bantuan pada ketua tim untuk
pengembangan kepemimpinan/manajemen
 Menjadi narasumber /konsultan bagi tim
 Mendorong staf meningkatkan kemampuan
 Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka
3) Tugas Dan Tanggungjawab Ketua Tim
 Mengkaji dan mempertimbangkan intervensi rencana asuhan
keperawatan
 Mengkoordinasikan rencana keperawatan dengan tindakan medis
 Membagi tugas dan memberi bimbingan melalui konferensi
 Mengevaluasi kualitas asuhan, hasil dan mendokumentasikan
4) Tugas Dan Tanggung Jawab Anggota Tim
 Merawat pasien di unit perawatan.
 Melaksanakan instruksi keperawatan yang tertera dalam rencana
keperawatan
 Melaporkan asuhan yang dilakukan, dan respon pasien
5) Keuntungan:
 Memanfaatkan semua kekuatan anggota tim.
 Tim mendukung pengembangan dan produktifitas kelompok.
 Pengambilan keputusan organisasi mendekati ”groos root”
 Komunikasi antar anggota tim baik
 Kontribusi dalam tim terpelihara baik.
 Meningkatnya kepuasan pasien.
 Biaya efektif.
6) Kerugian:
 Perlu ketua tim yang berpengalaman dan trampil
 Perlu staf yang cukup
 Perlu mix-skill yang sesuai
 Bila tidak diimplementasikan secara total dapat terjadi fragmentasi
 Sering mendapat kesulitan dalam menetapkan waktu untuk konferensi
dan membuat rencana keperawatan
b. Metoda Primer
1) Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Perawat
 Identifikasi siapa perawat yang layak menjadi perawat primari.
 Beri dukungan dan pendidikan.
 Pastikan semua staf perawat dan pemberi asuhan lain memahami
peran perawat primeri dan asosiet.
 Menjadi model peran, pembimbing dan konsultan.
 Pastikan dan pertahankan mutu asuhan.
 Kelola aspek fiscal/keuangan.
 Beri otonomi pada perawat primer untuk menjalankan delegasi dan
pengambilan keputusan yang tepat.
2) Tugas dan Tanggungjawab Perawat Primer
 Memenuhi kebutuhan pasien secara total selama dirawat di rumah
sakit
 Melakukan pengkajian dan merencanakan askep secara komprehensif
 Berkomunikasi dan berkoordinasi dalam pembuatan renpra dan
rencana pasien pulang
 Memberikan asuhan keperawatan pada pasien sesuai rencana dan
berkoordinasi dengan tim kesehatan lain dan kepala ruang
 Melaksanakan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga
sosial di masyarakat, membuat jadual perjanjian klinik, mengadakan
kunjungan rumah dan lain-lain.
c. Metoda Kasus
1) Tugas dan tanggung jawab kepala perawat
 Membuat penugasan untuk setiap tenaga perawat
 Menerima laporan.
2) Tugas dan tanggungjawab Perawat Klinik
 Memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang menjadi
tanggung jawabnya pada shift tertentu.
 Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain dalam memberi
asuhan keperawatan pada pasien.
III. CONFERENCE PELAYANAN KEPERAWATAN
a. Definisi
Swanburg (2012), conference merupakan bentuk diskusi kelompok
mengenai beberapa aspek klinik. Sain (2010), konferensi merupakan pertemuan
tim yang dilakukan setiap hari. Konferensi dilakukan sebelum atau setelah
melakukan operan dinas pagi, sore atau malam sesuai dengan jadwal dinas
perawatan.
Pre conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah
selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh
ketua tim atau penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada tim tersebut
hanya satu orang, maka Pre conference ditiadakan. Isi Pre conference adalah
rencana tiap perawat (rencana harian) dan tambahan rencana dari katim dan
PJ tim
Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang
hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi Post
conference adalah hasil askep tiap perawatan dan hal penting untuk operan
(tindak lanjut). Post conference adalah fase dimana dari hasil pembahasan
dibuat evaluasi
b. Tujuan
1) Tujuan Umum
Secara umum adalah untuk menganalisa masalah- masalah secara kritis
dan menjabarkan alternatif penyelesaian masalah dan mendapatkan
gambaran dari berbagai situasi lapangan sehingga bisa menjadi bahan
masukan untuk menyusun rencana sehingga dapat meningkatkan kesiapan
diri dalam pemberian asuhan keperawatan dan membantu koordinasi
dalam pemberian asuhan keperawatan
2) Tujuan Khusus pre-conference
 Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien
merencanakan asuhan dan merencanakan evaluasi hasil
 Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui dilapangan
 Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien
 Bagi mahasiswa yaitu menyiapkan mahasiswa untuk pembelajaran
pada setting klinik.
 Menyiapkan mahasiswa untuk aktivitas penugasan klinik
 Menyiapkan mahasiswa untuk pengalaman praktek klinik
3) Tujuan Khusus Post-conference
 Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian masalah
 Membandingkan masalah yang dijumpai
 Mendiskusikan askep atau tindakan yang belum dilaksanakan
c. Syarat Conference
 Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhan keperawatan
dan post conference dilakukan sesudah pemberian asuhan keperawatan
 Waktu efektif yang diperlukan 10-15 menit
 Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan
pasien, perencanaan tindakan dan data-data yang perlu ditambahkan
 Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim dan
anggota tim
d. Tuntutan yang Harus Dipenuhi
• Tujuan yang telah dibuat dalam conference seharusnya dikonfirmasikan
terlebih dahulu

• Diskusikan yang dilakukan seharusnya merefleksikan prinsip-prinsip


kelompok yang dinamis

• Instruktur klinis memiliki peran dalam kelangsungan diskusi dengan


berpegang kepada fokus yang dibicarakan, tanpa mendomisilinya dan
memberikan umpan balik yang diperlukan secara tepat

• Instruktur klinis harus memberikan penekanan-penekanan pada poin-poin


penting selama diskusi berlangsung

• Atmosfer diskusi seharusnya mendukung bagi partisipasi kelompok,


mengandung keinginan anggota diskusi untuk memberikan responsnya dan
menerima pendapat atau pandangan yang berbeda untuk selanjutnya mencari
persamaannya

• Besar kelompok seharusnya dibatasi 10-20 orang untuk memelihara


pertukaran ide-ide yang adekuat diantara mereka.

• Usahakan antara anggota kelompok dapat bertatapan langsung (face to face)

• Pada kesimpulan akhir dari comfrence ringkasan dan kesimpulan seharusnya


berikan oleh instruktur klinis atau siswa dengan mengacu pada tujuan
pembelajaran dan sifat applicability pada situasi dan kondisi yang lain

Anda mungkin juga menyukai