Anda di halaman 1dari 4

NAMA : DIKY SATRIANSYAH

NPM : C0C019005
MATA KULIAH : AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
TUGAS : MERESUME AKUNTANSI PESANTREN

IAI & BI TELAH MENERBITKAN PEDOMAN AKUNTANSI PESANTREN

Ikatan Akuntan Indonesia bekerja sama dengan Bank Indonesia telah menerbitkan
Pedoman Akuntansi Pesantren. Pedoman ini dibuat sebagai bentuk keberpihakan IAI dan BI
akan pemberdayaan ekonomi Pondok Pesantren agar mampu menyusun laporan keuangan
sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku umum di Indonesia.

SAK yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan Pedoman Akuntansi


Pesantren adalah Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP). Pertimbangan dalam memilih acuan kepada SAK ETAP dilandasi bahwa aset yang
dikelola Pondok Pesantren relatif besar nilainya. Dimana sebagian besar aset Pondok
Pesantren adalah Waqaf permanen berupa tanah. 

Format Penyajian atas laporan keuangan Pondok pesantren yang diatur dalam Pedoman
Akuntansi Pondok Pesantren mengaju pada PSAK 45: Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba.

Pondok pesantren sebagai sebuah lembaga atau organisasi pasti membutuhkan


sebuah pencatatan guna untuk melaporkan data-data keuangan pesantren berupa asset,
likuiditas, dan lain sebagainya. Akan tetapi laporan keuangan dalam organisasi ini berbeda
dengan laporan keuangan organisasi bisnis seperti dalam perusahaan dagang, jasa, ekstraktif
maupun manufaktur. Perbedaan ini terletak pada orientasinya. Organisasi bisnis katakanlah
perusahaan akan berorientasi kepada keuntungan, profit, atau laba. Sedangkan dalam
menjalankan kegiatannya, pondok pesantren tidak berorientasi kepada keuntungan, profit
dan juuga laba akan tetapi berorientasi sosial, lingkungan dan kemaslhatan masyarakat.
Maka pondok pesantren digolongkan sebagai organisasi nirlaba.

Istilah nirlaba terdiri dari dua kata yaitu nir dan laba. Nir yang berari tidak dan laba
yang berarti keuntungan. Nirlaba berarti segala sesuatu yang sifatnya tidak mengutamakan
perolehan keuntungan. Organisasi nirlaba semata-mata untuk mencapai tujuan tertentu dan
biasanya berorientasi pada kepentingan sosial masyarakat.

Organisasi nirlaba seperti pondok pesantren meski tidak berorientasi kepada


keuntungan harus tetap dikelola dengan baik. Beberapa perbedaan laporan keuangan
pondok pesantren (organisasi nirlaba) dan perusahaan (organisasi bisnis) antara lain :

Cara memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas


operasinya. Pondok pesantren memperoleh sumber daya dari sumbangan, wakaf, hibah
tanpa adanya penegembalian dari donasi tersebut. Sedangkan perusahaan memperoleh
sumber daya dari harta pemilik, saham, investasi, hutang bank dan sebagainya.
Dalam kegiataannya yang tidak mengutamakan keuntungan, pondok pesantren tidak
mengalami defisit. Dan apabila memperoleh surplus, surplus tersebut akan dikontribusikan
ke warga pesantren. Sedangkan pada perusahaan bisnis segala keuntungan untuk
memperkaya pemilik perusahaan tersebut.

Dalam pondok pesantren tidak ada laporan laba rugi, namun laporan ini dapat
dianalogikan dengan laporan aktivitas. Informasi sentral dalam laporan laba rugi umumnya
terletak pada komponen laba atau rugi yang dihasilkan organisasi bisnis dalam satu periode.
Sedangkan informasi sentral dalam laporan aktivitas terletak pada perubahan asset neto
yang dikelola oleh pondok pesantren.

Pondok pesantren tidak mempunyai laporan perubahan modal layaknya organisasi bisnis.

Berikut langkah-langkah menyusun laporan keuangan dalam pondok pesantren :

Mengidentifikasi akun-akun berkaitan dengan transaksi yang terjadi di pondok pesantren.

Akun-akun yang terdapat di pondok pesantren antara lain :

a.       Aktiva

-          Kas, yang berasal dari dana syahriah santri yang digunakan untuk operasional
pesantren

-          Gedung

-          Kendaraan, misal sepeda motor, mobil, ambulan, dan lain-lain

-          Tanah

-          Perlengkapan, misal alat tulis kantor

-          Peralatan, misal komputer, printer, alat-alat masak

-          Asset pesantren

b.      Kewajiban

c.       Modal

-          Modal pemilik pesantren

d.      Pendapatan

-          Penjualan

-          Wakaf

-          Hibah
-          Sumbangan dari donator

e.       Beban-beban

-          Beban listrik, air dan telepon

-          Beban pajak

-          Beban administrasi

-          Beban perlengkapan

-          Beban peralatan

-          Beban penyusutan

-          Beban konsumsi

-          Beban gaji pegawai

-          Beban transportasi

-          Beban lain-lain.

Membuat jurnal umum sesuai dengan transaksi yang terjadi secara sistematis dan
kronologis serta pengaruhnya terhadap akun yang lain sebelum diklasifikasikan ke buku
besar. Pencatatan ini dilakukan berdasarkan dengan bukti-bukti transaksi yang ada.

Memposting atau memindahbukukan semua transaksi yang terjadi kedalam buku besar.

Pembuatan neraca saldo. Neraca saldo adalah daftar seluruh akun dengan mencatat di
debet dan di kredit untuk setiap transaksi selama satu periode akuntansi.

Pembuatan laporan keuangan

Menurut PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan), organisasi nirlaba termasuk


pondok pesantren diperlukan 4 jenis laporan keuangan yaitu sebagai berikut :

Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode laporan

Laporan ini bertujuan untuk menyediakan informasi mengenai asset, kewajiban, dan asset
bersih dan informasi mengenai hubungan diantara unsur-unsur tersebut pada waktu
tertentu.

Laporan aktivitas

Laporan ini bertujuan menyediakan informasi mengenai pengaruh transaksi dan peristiwa
lain yang mengubah jumlah dan sifat asset bersih, hubungan antar transaksi dan bagaimana
penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai kegiatan. Secara umum, ketentuan
dalam laporan aktivitas adalah sebagai berikut :

-          Pendapatan disajikan sebagai penambah asset bersih

-          Beban disajikan sebagai pengurang asset bersih

-          Sumbangan disajikan sebagai penambah asset bersih

Laporan arus kas

Laporan arus kas bertujuan untuk menyajikan informasi mengenai penerimaan dan
pengeluaran kas dalam suatu periode. Laporan arus kas ini dibuat dengan metode langsung
dan tidak langsung.

 Adapun klasifikasi penerimaan dan pengeluaran kas pada laporan arus kas adalah sebagai
berikut :

-          Arus kas dari aktivitas operasi, umumnya berasal dari sumbangan, dan dari perubahan
atas asset lancar dan kewajiban yang berdampak pada kas.

-          Arus kas dari aktivitas investasi biasanya mencatat dampak perubahan asset tetap
terhadap kas. Misalnya pembelian peralatan dan penjualan tanah.

-          Arus kas dari aktivitas pendanaan berasal dari penerimaan kas dari donator yang
penggunaanya dibatasi untuk jangka panjang

Catatan atas laporan keuangan

Menurut PSAK, catatan atas laporan keuangan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
laporan keuangan dan harus diungkapkan dalam pendapat auditor kecuali secara khusus
dimasukkan.

Anda mungkin juga menyukai