Anda di halaman 1dari 7

QUIS MANAJEMEN KEUANGAN

Nama : Vilia Glaudya Paays


NIM : 2018-81-032
Prodi : Agribisnis

1. MANAJEMEN FINANSIAL
Manajemen keuangan adalah kegiatan perencanaan, pengelolaan, penyimpanan, serta
pengendalian dana dan aset yang dimiliki suatu perusahaan. Manajemen finansial mencakup
semua aspek untuk memperoleh, menerapkan, dan mengendalikan sumber daya finansial.
Tujuan manajemen finansial adalah untuk:
 menaksir biaya untuk mencapai tujuan
 mengakses kemampuan untuk mencapai tujuan
 mengamankan dana dan mengelola pengeluaran selama siklus hidup
 menetapkan dan menjalankan sistem finansial
 memantau dan mengendalikan pembelanjaan

2. MODAL
Modal adalah suatu aset utama perusahaan dalam menjalankan bisnis yang umumnya
berbentuk dana, aset, atau utang. Dengan begitu, maka proses produksi hingga pemasaran
perusahaan bisa berjalan dengan lancar. Beberapa jenis modal yang ditentukan berdasarkan
kategorinya, yaitu:
a. Jenis Modal Berdasarkan Sumber
Jenis modal berdasarkan sumber terbagi menjadi dua, yaitu modal eksternal dan modal
internal
 Modal Eksternal
Sumber modal eksternal adalah sumber modal yang diperoleh dari luar perusahaan atau
dana yang didapat dari kreditur atau pemegang saham. Dengan adanya keterbatasan
yang ada pada modal internal, menjadikan modal eksternal penting karena sifatnya tidak
terbatas. Umumnya, modal eksternal ini bisa didapat dari pinjaman bank, koperasi atau
sumber lainnya. Modal juga bisa didapat dari investor yang menanamkan dananya pada
perusahaan. Contoh lain dari modal eksternal adalah utang dagang, gaji karyawan yang
belum terbayar, dll.

 Modal Internal
Sumber modal internal adalah modal yang diperoleh dari seseorang atau perusahaan
tersebut yang didapat dari hasil penjualan. Perlu diketahui bahwa modal internal ini
akan sulit untuk mengembangkan bisnis karena sifatnya yang juga terbatas dan akan
terasa sulit untuk mengalami peningkatan yang signifikan. Beberapa contoh modal
internal adalah gedung, saham, kendaraan, laba yang diinvestasikan kembali, dll.
b. Jenis Modal Berdasarkan Pemiliknya
Berdasarkan fungsinya, modal terbagi menjadi dua, yaitu modal sosial dan modal
perseorangan.
 Modal Sosial
Modal sosial adalah modal yang dimiliki oleh masyarakat yang nantinya modal tersebut
akan mampu memberikan keuntungan untuk mereka dalam melakukan operasional
produksi. Contoh dari modal sosial adalah jalan raya, jembatan, pasar, pelabuhan, dll.

 Modal Perseorangan
Jenis modal perseorangan adalah modal yang diperoleh dari mereka yang memiliki fungsi
untuk memudahkan berbagai aktivitas dan akan memberikan laba pada
pemiliknya. Contoh dari modal perseorangan ini adalah deposito, properti, pribadi saham,
dll.

c. Jenis Modal Berdasarkan Wujudnya


Modal juga terbagi berdasarkan bentuk atau wujudnya, yaitu modal abstrak dan modal
konkret.
 Modal Abstrak (Modal Pasif
Modal abstrak adalah modal yang tidak bisa dilihat secara kasat mata, namun tetap
penting untuk keberlangsungan suatu perusahaan, contoh adalah hak cipta, pengetahuan,
keterampilan tenaga kerja, koneksi, hak pendirian usaha, citra perusahaan, dll.

 Modal Konkret (Modal Aktif)


Modal konkret merupakan modal aktif yang artinya bisa dilihat secara kasat mata atau
memiliki bentuk, contohnya adalah bahan baku, mesin, gedung, kendaraan, gudang, dll.
d. Modal Berdasarkan Sifatnya
Berdasarkan sifatnya, jenis modal terbagi menjadi dua jenis, yaitu modal tetap dan modal
lancar.
 Modal Tetap
Modal tetap adalah modal yang bisa digunakan untuk keperluan kegiatan produksi dalam
kurun waktu yang lama atau untuk beberapa kali proses. Contoh modal tetap adalah
gedung, tanah, kendaraan, laptop, mesin, dll.

 Modal Lancar
Modal lancar adalah jenis modal yang akan habis terpakai dalam satu kali proses
produksi, contohnya adalah bahan bakar, bahan baku, dll

3. Laporan Keuangan, Penyusutan, Tingkat Pajak


a. Laporan Keuangan
Secara umum laporan keuangan adalah berkas yang berisi pencatatan uang.
Maksudnya adalah laporan yang berisi segala macam transaksi yang melibatkan uang, baik
transaksi pembelian maupun penjualan dan kredit.Biasanya laporan ini dibuat dalam
periode tertentu. Penentuannya ditentukan oleh kebijakan perusahaan apakah dibuat setiap
bulan atau setiap satu tahun sekali. Terkadang perusahaan juga menggunakan keduanya.
Jenis-jenis laporan keuangan :
1. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah berkas yang di dalamnya berisi data-data pemasukan dan
pengeluaran perusahaan. Jika lebih banyak pemasukan dibandingkan pengeluaran maka
disebut laba perusahaan. Sebaliknya jika yang lebih besar adalah pengeluaran, tentu
perusahaan merugi. Karena tidak ada profit atau keuntungan yang masuk ke badan
usaha. Ini yang dimaksud kerugian usaha.
Terdapat dua jenis laporan laba rugi yang biasa digunakan oleh bisnis pertama
adalah single step dan kedua adalah multiple step.
a) Laporan laba rugi single step
Adalah laporan keuangan yang menyajikan pendapatan, pengeluaran, dan pada
akhirnya laporan laba atau rugi yang dihasilkan oleh bisnis, tetapi laporan ini hanya
melaporkan informasi dengan menggunakan hanya satu persamaan untuk
menghitung laba. Persamaan yang digunakan dalam laporan laba rugi single
step adalah:
Penghasilan Bersih = (Pendapatan + Keuntungan) – (Beban +

Laporan laba rugi single step menggunakan persamaan dasar akuntansi langsung dari
aktivitas keuangan bisnis Anda. Mudah dipahami dan relatif mudah dibuat dan cocok
untuk bisnis berskala kecil.

b) Laporan laba rugi multiple step


Berisi lebih banyak informasi umum daripada yang disertakan dalam laporan laba
rugi single step, tetapi laporan ini menggunakan banyak persamaan untuk
menentukan keseluruan perhitungan laba rugi.
Laporan laba rugi multiple step memecah pendapatan operasional dan biaya
operasional versus pendapatan non-operasional dan biaya non-operasional. Laporan
keuangan ini memisahkan pendapatan dan pengeluaran yang terkait langsung dengan
operasi bisnis dari yang tidak terkait langsung dengan operasinya. Laporan laba rugi
multi-langkah menggunakan tiga formula akuntansi yang berbeda untuk mengrtahui
nilai akhir pada laba bersih:
i.LABA KOTOR = PENJUALAN BERSIH – BIAYA BARANG TERJUAL
Harga pokok penjualan dikurangi dari penjualan bersih. Ini memberikan laba
kotor.
ii. PENDAPATAN OPERASI = LABA KOTOR – BEBAN OPERASI
Biaya operasional dikurangi dari laba kotor. Ini memberi Anda penghasilan N
operasional.

iii. PENGHASILAN BERSIH = PENGHASILAN OPERASI + ITEM


NON-OPERASI
Pendapatan operasional ditambahkan ke pendapatan non-operasional bersih,
keuntungan, beban dan kerugian. Angka terakhir ini memberikan laba bersih atau
rugi bersih bisnis untuk periode pelaporan. Tujuan dibuatnya laporan laba rugi
baik single step maupun multiple step adalah untuk mengetahui apakah
perusahaan mendapatkan keuntungan atau justru kerugian. Efeknya ialah
mempertahankan yang untung dan sebisa mungkin mencari solusi bagaimana
yang rugi bisa tertutupi.

2. Laporan Arus Kas


Di dalam laporan ini biasanya berisi data terkait arus keluar masuknya uang
perusahaan dalam periode tertentu. Sedangkan tujuan laporan ini untuk mengetahui
perputaran keuangan sebelumnya. Laporan arus kas digunakan sebagai bahan evaluasi
yang penting. Karena ini menjadi penentu sistem perputaran uang di periode selanjutnya
yang akan dilakukan. Bisa jadi jika di periode pertama banyak kerugian, akan terjadi
perubahan sistem arus kas di periode terbaru.
Laporan arus kas juga harus dibuat oleh operator keuangan. Setelah itu diserahkan
kepada pihak pimpinan agar ditindaklanjuti dalam bentuk kebijakan sistem arus kas
yang anyar. Jangan lupa operator juga harus menjelaskan laporan dengan sejelas-
jelasnya.

3. Laporan Perubahan Modal


Laporan perubahan modal juga jenis laporan keuangan perusahaan. Maka dari itu,
operator keuangan harus bisa membuatnya jika tidak ingin dianggap tidak becus kerja
oleh pimpinan. Laporan perubahan modal berisi tentang data-data modal perusahaan.
Biasanya laporan ini juga dibuat untuk periode tertentu, bisa enam bulan atau satu
tahun. Karena di dalam waktu-waktu tersebut perputaran modal juga berubah-ubah
sehingga perlu pencatatan.
Jika pun terjadi perubahan modal maka harus dijelaskan dengan detail. Baik dari
segi nominal serta dari arah mana modal tersebut bisa masuk ke perusahaan. Apakah
dari investor atau dari kredit. Laporan perubahan modal tidak dibuat sembarangan.
Minimal harus diselesaikan setelah laporan laba rugi perusahaan sudah rampung dibuat.
Karena biasanya perusahaan menjadikan laba perusahaan sebagai suntikan modal
terbaru jika modal yang asli sedang kolaps.

4. Laporan Neraca
Laporan Neraca biasanya berisi data-data keuangan perusahaan yang lebih detail
dibandingkan laporan sebelumnya. Bahkan di laporan ini juga di-input aktiva,
kewajiban dan modal. Intinya laporan neraca adalah gabungan dari segala laporan
keuangan. Ini juga dibuat dalam waktu tertentu yang normalnya adalah satu tahun
sekali. Tujuannya adalah untuk menentukan langkah terkait finansial di tahun
selanjutnya.
Laporan Neraca juga menjadi prioritas di perusahaan. Minimal untuk mengetahui
apakah data laporan secara akumulatif memang sesuai dengan data-data yang terpisah di
laporan-laporan sebelumnya. Data bahkan nominal uang di Laporan Neraca tidak boleh
selisih serupiah pun. Karena patokannya adalah laporan-laporan keuangan.
Jika ada selisih berarti ada yang salah dan harus dirubah. Ini merupakan tugas
operator keuangan yang harus melakukan revisi sampai waktu yang ditentukan. Jika
tidak di revisi akan terjadi ambiguitas ketika membaca semua laporan keuangan
perusahan.

5. Catatan atas Laporan Keuangan


Catatan atas laporan keuangan mengacu pada informasi tambahan yang membantu
menjelaskan bagaimana perusahaan sampai pada angka laporan keuangannya.Catatan
ini juga membantu menjelaskan penyimpangan atau anggapan inkonsistensi dalam
metodologi akun tahun ke tahun.
Catatan catatan laporan keuangan bukanlah hal yang wajib , hanya
untukmemberikan kejelasan kepada mereka yang membutuhkannya tanpa memiliki
informasi yang ditempatkan di kolom pernyataan. Namun demikian, informasi yang
termasuk dalam catatan atas laporan keuangan seringkali penting karena apat
mengungkapkan masalah mendasar terhasap kesehatan keuangan perusahaan.

b. Metode Penyusutan
Metode Penyusutan adalah metode yang digunakan untuk mengurangi nilai aset tetap
karena beberapa faktor, seperti usia, penggunaan, dan sejenisnya. Metode ini memiliki
beberapa jenis yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Metode penyustan
dalam akuntansi :
1. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)
Metode ini adalah metode depresiasi aset tetap yang biaya penyusutannya tetap
sama setiap tahunnya hingga akhir usia ekonomis aset tetap tersebut. Metode ini
digunakan jika nilai ekonomis aset tetap terus sama setiap tahun. Fungsinya adalah
untuk menyusutkan aset-aset yang manfaatnya tidak terpengaruh oleh besar kecilnya
volume jasa atau produk yang diproduksi seperti peralatan kantor dan bangunan. Ada
dua cara menghitungnya, yaitu:
a) Menggunakan nilai sisa
Depresiasi = (Harga Perolehan – Nilai Sisa) : Usia
b) Tanpa nilai sisa
Depresiasi = Harga Perolehan : Umur Ekonomis

2. Metode Saldo Menurun Ganda


Metode ini adalah metode depresiasi yang ditentukan berdasarkan persentase dari
suatu harga buku pada tahun tertentu. Rumusnya adalah:
Depresiasi = { 2 x (100% : Usia Ekonomis) } x Harga Beli atau Nilai

3. Jumlah Angka Tahun (Sum of the Year Digit Method)


Metode ini berdasar pada jumlah angka tahun. Rumusnya adalah:
Depresiasi = Sisa Usia Penggunaan : Jumlah Angka Tahun x (Harga
Perolehan Nilai Sisa)

4. Metode Satuan Jam Kerja (Service Hours Method)


Dengan metode ini, beban penyusutan aset tetap didasarkan pada jumlah satuan
produk yang dihasilkan dalam periode tertentu. Rumusnya adalah:
Beban Depresiasi per Tahun = Jam Kerja yang Dapat Dicapai x Tarif
Depresiasi Tiap Jam

Tarif Depresiasi Tiap Jam = Harga Perolehan Nilai Sisa : Jumlah Total
Jam Kerja Penggunaan Aset Tetap

5. Metode Satuan Hasil Produksi (Productive Output Method)


Metode ini didasarkan pada jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode
tertentu. Rumusnya adalah:
Beban Depresiasi per Tahun = Jam Satuan Produk yang Dihasilkan x
Tarif Depresiasi per Produk

Tarif Depresiasi per Satuan Produk = Harga Perolehan Nilai Sisa :


Jumlah Total Produk yang Dihasilkan

c. Tingkat Pajak
Berdasarkan lembaga pemungutan Pajak dikategorikan menjadi 2, yaitu Pajak Pusat
dan Pajak Daerah. Berbeda dengan Pajak Pusat yang di atur didalam KUP (Ketentuan
Umum Perpajakan) untuk pajak daerah itu sendiri diatur di dalam Undang-Undang RI No.
28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Pasal 1 no.10). Pajak Daerah ini dikelompokan
menjadi 2 tingkat, yaitu Tingkat 1 dan Tingkat 2.
a) Pajak Daerah Tingkat 1 (Pajak Provinsi)
Yang termasuk dalam Pajak Daerah tingkat 1 (Pajak Provinsi) adalah :
1. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air
2. Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB)
3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBB-KB)
4. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah
5. Pajak Rokok

b) Pajak Daerah Tingkat 2 (Pajak Kota/Kabupaten)


Yang termasuk dalam Pajak Daerah tingkat 2 (Pajak Kota/Kabupaten) adalah :
1. Pajak Hotel
2. Pajak Restoran
3. Pajak Hiburan
4. Pajak Reklame
5. Pajak Penerangan Jalan
6. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
7. Pajak Parkir
8. Pajak Air Tanah
9. Pajak Sarang Burung Walet
10. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
11. Pajak Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan.

Dengan ada pengelompokan ini, kita mengetahui jenis jenis pajak dan bagaimana
perlakuaannya dalam pajak tersebut, kita bisa juga membedakan pajak pusat, pajak daerah
yang terdiri dari porvinsi dan kota sehingga dalam pelaksanaan perhitungan dan
pembayaran tidak terjadi kesalahan.

Anda mungkin juga menyukai