Anda di halaman 1dari 30

Nama : Enji Kristri Murni

NPM : 225095

Kelas : Manajemen 3V

Mata Kuliah : Manajemen Keuangan I

BAB 1

RUANG LINGKUP MANAJEMEN KEUANGAN

A. PENGERTIAN MANAJEMEN KEUANGAN

Pada dewasa ini manajer keuangan memegang peranan yang sangat penting. Seiring dengan
perkembangannya, tugas manajer keuangan tidak hanya mencatat, membuat laporan,
mengendalikan posisi kas, membayar tagihan-tagihan, dan mencari dana. Akan tetapi,
manajer keuangan juga harus mampu menginvestasikan dana, mengatur kombinasi sumber
dana yang optimal, serta pendistribusian keuntungan (pembagian dividen) dalam rangka
meningkatkan nilai perusahaan. Setiap perusahaan selalu membutuhkan dana dalam rangka
memenuhi kebutuhan operasi sehari-hari maupun untuk mengembangkan perusahaan,
Kebutuhan dana tersebut berupa modal kerja maupun untuk pembelian aktiva tetap. Dengan
demikian manajemen keuangan atau sering disebut pembelanjaan dapat diartikan sebagai
semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan dana
perusahaan dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan
dana tersebut secara efisien.

B. TUJUAN MANAJEMEN KEUANGAN

Kita tahu bahwa tujuan perusahaan adalah meningkatkan kemakmuran para pemegang saham
atau pemilik. Kemakmuran para pemegang saham diperlihatkan dalam wujud semakin
tingginya harga saham, yang merupakan pencerminan dari keputusan-keputusan investasi
pendanaan, dan kebijakan dividen. Oleh karena itu kemakmuran para pemegang saham dapat
dijadikan sebagai dasar analisis dan tindakan rasional dalam proses pembuatan keputusan
Kadang-kadang, memaksimumkan laba dicanangkan sebagai tujuan perusahaan, akan tetapi
hal itu tidak dapat mencapai sasaran memaksimalkan kemakmuran para pemegang saham.
Yang lebih penting bukanlah laba melainkan laba per lembar saham (eaming per share) Laba
didapatkan dengan mengurangkan penghasilan dengan biaya yang dikeluarkan, sehingga
untuk meningkatkan keuntungan bisa dengan menarik modal baru (mengeluarkan saham
baru), dan menginvestasikan dana yang diperoleh tersebut pada investasi yang bebas risiko
(misalnya deposito atau obligasi pemerintah)tetapi apakah dengan cara semacam ini akan
meningkatkan nilai saham, tentu saja tidak, karena pemegang saham tidak mau menerima
imbalan sebesar bunga deposito yang relatif lebih kecil, sementara mereka harus menanggung
risiko Jika hal ini terjadi keuntungan memang meningkat, tapi nilai saham justru akan
menurun Demikian pula halnya, memaksimumkan laba per lembar saham bukan merupakan
tujuan utama, karena tidak memperlihatkan waktu maupun tamanya laba yang diharapkan,
dan juga tidak memperhatikan faktor risiko maupun ketidakpastian di masa yang akan datang,
serta tidak mempertimbangkan kemampuan perusahaan dalam membagi dividen.

C. FUNGSI MANAJEMEN KEUANGAN

Fungsi manajemen keuangan terdiri dari tiga keputusan utama yang harus dilakuka oleh suatu
perusahaan: keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan keputusan divide Masing-masing
keputusan harus berorientasi pada pencapaian tujuan perusahaan. Kombina dari ketiganya
akan memaksimumkan nilai perusahaan. Ketiga keputusan keuangan diimplementasikan
dalam kegiatan sehari-hari untuk mendapatkan laba sebagai berikut:

✓ Keputusan Investasi

Keputusan investasi adalah masalah bagaimana manajer keuangan harus mengalokasikan


dana ke dalam bentuk-bentuk investasi yang akan dapat mendatangkan keuntungan di masa
yang akan datang.

✓ Keputusan Pendanaan

Keputusan pendanaan ini sering disebut sebagai kebijakan struktur modal.

✓ Keputusan Dividen

Dividen merupakan bagian keuntungan yang dibayarkan oleh perusahaan kepada para
pemegang saham.

D. Sumber Dana
Sumber dana dari dalam adalah sumber dana perusahaan yang berasal dari h operasi
perusahaan. Sumber dana jenis ini diambilkan dari dana yang dibentuk dan dihasil sendiri di
dalam perusahaan, yang berarti dana dari kekuatan sendiri. Sumber dana dalam dibedakan
menjadi dua:

1) Sumber dana intern, yang merupakan penggunaan laba, cadangan-cadangan, dan yang
tidak dibagi.

2) Sumber dana intensif, yang merupakan penggunaan dana dari penyusutan-penyusutan


aktiva tetap

E. Laporan Keuangan

Laporan Keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang meliputi dua laporan
utama yakni (1) Neraca dan (2) Laporan Laba-Rugi. Laporan keuangan disusun dengan
maksud untuk menyediakan informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di dalam mengambil keputusan. Neraca adalah
laporan yang menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada saat tertentu. Neraca
mempunyai dua sisi, sisi debit dan sisi kredit. Pada sisi debit menunjukkan posisi kekayaan
perusahaan (aktiva) yang terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tetap. Aktiva lancar adalah
aktiva yang masa perputarannya kurang atau maksimal dalam satu tahun. Termasuk dalam
kelompok ini antara lain: Kas, Efek, Piutang Dagang, Piutang Wesel, Persediaan, dan
Perlengkapan. Aktiva tetap adalah aktiva yang masa manfaatnya lebih dari satu tahun atau
berjangka panjang. Termasuk dalam kelompok ini antara lain: Tanah, Bangunan dan Gedung,
Mesin, Peralatan, Kendaraan, dan Inventaris. Laporan Laba-Rugi adalah laporan yang
menunjukkan hasil kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Laporan ini bisa
digunakan sebagai indikator keberhasilan perusahaan dalam menjalankan usahanya selama
satu periode tertentu. Laporan Laba-Rugi pada dasarnya menggambarkan dua macam arus
yang membentuk laba atau rugi

F. PENGGOLONGAN BIAYA

Dalam berbagai analisis keuangan, sering dihadapkan pada berbagai terminologi biaya, untuk
itü perlu dibahas secara ringkas penggolongan biaya, terutama yang sering digunakan dalam
pembahasan manajemen keuangan. Pengertian biaya adalah pengorbanan ekonomis yang
dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan suatu barang dan atau jasa.

1. Berdasar Fungsi Pokok Perusahaan


Perusahaan mempunyai fungsi pokok berupa fungsi produksi dan fungsi non produksi.
Fungsi produksi adalah fungsi perusahaan untuk mengolah bahan baku menjadi produk
selesai yang siap dijual. Sedangkan fungsi non produksi merupakan fungsi perusahaan selain
mengolah bahan baku menjadi produk selesai, yakni terdiri fungsi pemasaran dan fungsi
administrasi & umum.

-Biaya Produksi

Adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi produk selesai. Biaya
ini dikeluarkan oleh departemen produksi, yang terdiri dari:

Biaya Bahan Baku, adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan yang menjadi
bagian pokok dari produk selesai.

Biaya tenaga kerja langsung, merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membayar tenaga
kerja yang langsung menangani proses produksi.

Biaya Overhead pabrik, adalah biaya yang dikeluarkan bagian produksi selain biaya bahan
baku dan biaya tenaga kerja langsung, seperti biaya bahan penolong, gaji mandor, biaya
tenaga kerja tidak langsung lainnya, perlengkapan (supplies) pabrik, penyusutan, listrik dan
air, biaya pemeliharaan dan suku cadang, dan lain-lain biaya di pabrik.

-Biaya Non Produksi

Merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan selain biaya produksi, Biaya non
produksi yang juga sering disebut sebagai biaya operasi ini terdiri dari:

Biaya Pemasaran, yaitu biaya yang dikeluarkan dalam rangka menjual produk selesai yang
dihasilkan oleh perusahaan hingga ke tangan konsumen.

Biaya Administrasi & Umum, yakni biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka
mengelolaadministrasi perusahaan, termasuk gaji direktur, bagian akuntansi, penyusutan
peralatan kantor biaya riset dan pengembangan, dan lainnya selain biaya produksi dan biaya
pemasaran

2. Berdasarkan Perilaku Biaya

-Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah dan perubahannya proporsion
ngan satuan kegiatan. Apabila satuan kegiatan ditingkatkan biaya variabel akan meningkat,
dan bila satuan kegiatan menurun biaya variabel juga akan menurun secara proporsional

-Biaya Tetap

Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap tidak terpengaruh oleh perubahan satuan
kegiatan. Contoh biaya ini adalah biaya penyusutan, Gaji Direksi, walaupun perusahaan tida
berproduksi, maka biaya ini akan tetap ditanggung oleh perusahaan

-Biaya Semi Variabel

Dalam analisis, biaya harus bisa dipisahkan hanya ke dalam dua jenis biaya: biay variabel
dan biaya tetap. Apabila terdapat biaya yang bersifat semi variabelmaka perl diadakan
pemisahan biaya. Biaya yang bersifat variabel dimasukkan ke dalam biaya variabe dan biaya
yang bersifat tetap akan dimasukkan ke dalam kelompok biaya tetap. Adapun teknik
pemisahan biaya ada beberapa metode yang dapat digunakan, dan metode yam paling
sederhana dan mudah adalah metode titik tinggi titik rendah atau high and low point method.

G. LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN RENTABILITAS

Bagi pengelola perusahaan, tentu ingin mengetahui apakah perusahaan yang dikelola selama
ini telah berjalan dengan baik. Untuk mengetahui apakah perusahaan sudah berjalan dengan
baik, maka pengelola harus mengetahui kinerja perusahaan yang dikelolanya. Kinerja
perusahaan secara sederhana bisa diketahui dari tiga aspek, yaitu:

1. Likuiditas

2. Solvabilitas, dan

3. Rentabilitas

1. Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan perusahan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya yang


segera harus dipenuhi Likuiditas berhubungan dengan masalah kepercayaan kreditor jangka
pendek kepada perusahaan, artinya semakin tinggi likuiditas semakin percaya para kreditor
jangka pendek Likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar atau
aktiva yang mudah dijadikan uang tunai, seperti kas, surat berharga, piutang, dan persediaan

2. Solvabilitas
Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban apabila
perusahaan dilikuidasi Biasanya permasalahan yang muncul apabila perusal dilikuidasi
(ditutup) menyangkut apakah kekayaan yang dimiliki perusahaan mampu mem semua
hutang-hutangnya. Apabila semua kekayaan perusahaan mampu menutup se hutang-
hutangnya berarti perusahaan dalam kondisi solvabelsebaliknya apabila pada dilikuidasi
kekayaan perusahan tidak bisa menutup semua hutangnya berarti perusa dalam kondisi
insolvabel Untuk menutup semua hutangnya, maka perusahaan men dengan semua
kekayaannya (aktiva) dengan demikian solvabilitas perusahaan dapat dit dengan cara
membagi total aktiva dengan total hutangnya

3. Rentabilitas

Salah satu ukuran utama keberhasilan manajemen dalam mengelola perusahaan adalah
rentabilitas. Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
dengan semua modal yang bekerja di dalamnya. Semua modal yang bekerja di dalam
perusahan adalah modal sendiri dan modal asing, oleh karena itu untuk mengukur besarnya
rentabilitas adalah

Rentabilitas= Laba: Total Modal x 100%

H. PENILAIAN KESEHATAN BUMN

Pada perusahaan swasta tidak ada peraturan baku yang mengatur tentang kesehatan atau
kinerja perusahaan, sehingga masing-masing perusahaan dan industri menilai berdasar
pengalaman-pengalaman masa lalunya, dan biasanya yang paling banyak digunakan adalah
analisis likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas. Sama seperti halnya Badan Usaha Milik
Negara (BUMN), semula dalam menilai kinerjanya juga dengan ketiga alat analisa di
atas.DEFINISI MANAJEMEN KEUANGAN

Manajemen keuangan merupakan penggabungan dari ilmu dan seni yang membahas,

mengkaji dan menganalisis tentang bagaimana seorang manajer keuangan dengan

mempergunakan seluruh sumberdaya perusahaan untuk mencari dana, mengelola dana,

dan membagi dana dengan tujuan mampu memberikan profit atau kemakmuran bagi para

pemegang saham dan sustainability (keberlanjutan) usaha bagi perusahaan. (Irham Fahmi)

Menurut J. L. Massie, pengertian manajemen keuangan adalah aktivitas operasional bisnis


yang bertanggung jawab untuk mendapatkan dan menggunakan dana yang diperlukan

untuk kegiatan operasional yang efektif dan efisien.

Semua kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan usaha-usaha perusahaan untuk

mendapatkan dana (financing) dengan biaya

PEMBELANJAAN PASIF DAN PEMBELANJAAN AKTIF

Usaha perusahaan untuk mendapatkan dana disebut pembelanjaan pasif, yang di neraca

akan terlihat di sisi PASIVA. Sedangkan usaha-usaha perusahaan untuk mengalokasikan atau

menggunakan dana disebut pembelanjaan aktif, yang di neraca akan terlihat di sisi AKTIVA.

- STRUKTUR KEKAYAAN

Pemilihan susunan kualitatif dari aktiva akan menentukan struktur kekayaan

Pada badan usaha financial corporation (perusahaan kredit), masalah keseimbangan

finansiil perusahaan dimulai dengan menentukan jumlah serta susunan pasiva baru

kemudian aktiva menyesuaikan untuk menyusun struktur kekayaan yang sebaik-baiknya.

Sebab besarnya tabungan yang dipercayakan kepada perusahaan akan menentukan luas

dan sifat kredit yang akan diberikan.

- MODAL

Pada permulaan, modal diyakini sebagai sesuatu yang PHYSICAL ORIENTED. Definisi
modal

secara klasik adalah hasil produksi yang digunakan untuk memprodusir lebih lanjut.

Kemudian seiring waktu, pengertian modal mulai bersifat NON PHYSICAL ORIENTED,
yang

berarti pengertian modal ditekankan pada nilai, daya beli atau kekuasaan memakai atau

menggunakan yang terkandung dalam barang-barang modal, meskipun dalam hal ini

sebenarnya juga belum ada persesuaian pendapat di antara para ahli ekonomi.
DEFINISI MODAL

Perlu kita pahami dulu bahwa dalam hubungan ini ada pengertian “MODAL ABSTRAK”
dan

penganjur utama dari pengertian MODAL ABSTRAK adalah J.B Clark yang menyatakan

bahwa “Capital is this permanent fund of productive goods, the identity of whose

component elements is forever changing. Capital goods are shifting component parts of this

permanent aggregate”. Untuk pengertian modal abstrak digunakan istilah CAPITAL,

Jadi kesimpulan dari beberapa definisi di atas yaitu yang tercatat di sebelah debit dari

neraca disebut MODAL KONKRET dan yang tercatat di sebelah kredit disebut MODAL

ABSTRAK. Di dalam neraca suatu perusahaan akan digambarkan adanya modal konkret dan

modal abstrak, tetapi juga akan tampak 2 gambaran modal yang menunjukkan modal

menurut bentuknya (sebelah debit) dan menurut sumbernya (sebelah kredit).

Modal yang menunjukkan bentuknya ialah apa yang disebut modal aktif, sedangkan modal

yang menunjukkan sumbernya ialah modal pasif.

Modal aktif ialah modal yang tertera di sebelah debit dari neraca, yang menggambarkan

bentuk-bentuk dalam mana seluruh dana yang diperoleh perusahaan ditanamkan.

Sedangkan modal pasif ialah modal yang tertera di sebelah kredit dari neraca yang

menggambarkan sumber-sumber dari mana dana diperoleh.

Apabila dihubungkan modal aktif pasif dengan modal abstrak dan konkret, maka dapat

dikatakan bahwa modal aktif itu termasuk dalam pengertian modal konkret, sedangkan

modal pasif termasuk dalam modal abstrak.

Elemen-elemen modal aktif akan selalu berubah-rubah dalam waktu yang pendek (kas,

efekten, piutang, barang), maupun dalam waktu yang panjang (aktiva tetap). Sedangkan

nilai dari modal pasif dalam jangka waktu tertentu adalah relatif permanen.

PEMBAGIAN MODAL AKTIF


Berdasarkan cara dan lamanya perputaran, modal aktif atau kekayaan suatu perusahaan

dapat dibedakan antara “aktiva lancar” dan “aktiva tetap”. Perbandingan antara kedua

aktiva tersebut akan menentukan “struktur kekayaan”.

Aktiva Lancar = + Aktiva yang habis dalam satu kali proses produksi

+ Jangka waktu pendek (kurang dari satu tahun)

+ Aktiva yang dapat diuangkan dalam waktu yang pendek.

Aktiva Tetap = + Aktiva yang tahan lama yang tidak / yang berangsur-angsur habis

turut serta dalam proses produksi.

+ Contoh = Tanah (tidak ada penyusutan), bangunan pabrik

(penyusutan), kendaraan operasional (penyusutan),dll.

+ Aktiva yang mengalami proses perputaran dalam jangka waktu yang

panjang (lebih dari satu tahun).

Berdasarkan fungsi bekerjanya aktiva dalam perusahaan, maka modal aktif dibedakan dalam

“modal kerja” (working capital assets) dan “modal tetap” (fixed capital assets).

Istilah-istilah Modal Kerja = Circulating capital; short term capital; current capital; current

assets; trading capital; trading assets.

Modal Kerja = + Jumlah keseluruhan aktiva lancar

+ Kelebihan dari aktiva lancar di atas utang lancar

+ Lebih Fleksibel

+ Terdiri dari variabel relatif

+ Elemen-elemen akan berubah sesuai kebutuhan

+ Proses perputaran dalam jangka waktu pendek

Modal Tetap = + Tidak Fleksibel

+ Sususan relatif permanen dalam jangka waktu tertentu


+ Elemen-elemen tidak segera mengalami perubahan-perubahan

+ Proses perputaran dalam jangka waktu panjang.

Untuk menentukan suatu aktiva termasuk dalam working capital assets atau termasuk

dalam fixed capital assets, harus dilihat pada fungsi dari aktiva tersebut pada perusahaan

bersangkutan. Sebuah Truck bagi perusahaan transportasi termasuk dalam modal tetap,

tetapi bagi dealer truck termasuk sebagai modal kerja.

STRUKTUR KEKAYAAN (LANJUTAN)

Struktur kekayaan adalah perimbangan atau perbandingan baik dalam artian absolut

maupun dalam artian relatif antara aktiva lancar dengan aktiva tetap.

Misalnya: Aktiva lancar Rp80.000 Aktiva tetap Rp120.000 ; Absolut = 8 : 12 ; Relatif 40% :

60%

STRUKTUR KEKAYAAN adalah perbandingan ASET LANCAR : ASET TETAP

Jika diketahui Total Aset suatu perusahaan bernilai Rp 10jt dan Struktur Kekayaan

perusahaan ialah 2 : 3.

Maka, nilai Aset Lancar ialah x Rp 10jt = Rp 4 jt ;

Dan Nilai Aset Tetap ialah x Rp 10jt = Rp 6jt.

-PEMBAGIAN MODAL PASIF

Berdasarkan asalnya, modal pasif itu dibedakan antara “Modal Sendiri” dan “Modal Asing”

atau “Modal Badan Usaha” dan “Modal Kreditur/Utang”.

Berdasarkan lamanya penggunaan = Modal Jangka Panjang dan Modal Jangka Pendek.

Berdasarkan syarat Likuiditas, Solvabilitas, dan Rentabilitas sebagai berikut =

Likuiditas = Menurut jangka waktu penggunaan, modal pasif dapat berupa modal jangka

panjang dan modal jangka pendek.

Solvabilitas = Menurut fungsinya sebagai jaminan, modal pasiva dapat dibedakan antara
modal sendiri dan modal asing.

Rentabilitas = Dalam hubungan dengan penghasilan atau pendapatan, modal pasiva dapat

dibedakan antara modal dengan pendapatan tetap (modal obligasi), dan modal dengan

pendapatan tidak tetap (modal saham).

Gabungan dari ketiga pembagian modal pasiva di atas dapat menyimpulan =

1. Modal jangka panjang yang ditarik untuk jangka waktu tidak tertentu/terbatas waktunya

(dari sudut likuiditas) adalah modal sendiri (dari sudut solvabilitas), dan merupakan modal

dengan pendapatan tidak tetap (dari sudut rentabilitas).

2. Modal yang ditarik untuk jangka waktu tertentu/terbatas waktunya (dari sudut likuiditas)

adalah modal asing (dari sudut solvabilitas) dan merupakan modal dengan pendapatan

tetap (dari sudut rentabilitas).

STRUKTUR MODAL / STRUKTUR FINANSIAL / STRUKTUR KEUANGAN


(LANJUTAN)

Struktur keuangan mencerminkan cara bagaimana aktiva-aktiva perusahaan dibelanjai,

dengan demikian struktur finansiil tercermin pada keseluruhan pasiva dalam neraca.

Struktur keuangan mencerminkan pula perimbangan baik dalam artian absolut maupun

relatif antara keseluruhan modal asing (baik jangka pendek maupun jangka panjang) dengan

jumlah modal sendiri. Modal asing dalam artian ini ialah liabilitas (utang).

Misalya : Modal asing Rp50.000 Modal sendiri Rp150.000; Absolut 5:15 ; Relatif 25% : 75%

STRUKTUR KEUANGAN adalah perbandingan TOTAL LIABILITAS : TOTAL EKUITAS

Jika diketahui Total Liabilitas & Ekuitas perusahaan bernilai Rp 9jt dan Struktur Keuangan

perusahaan ialah 3 : 6 ,

Maka Total Liabilitas ialah x Rp 9 jt = Rp 3 jt ;

Dan Total Ekuitas ialah x Rp 9 jt = Rp 6 jt.

LAPORAN KEUANGAN
Pengertian Laporan Keuangan = Suatu laporan yang berisi informasi keuangan mengenai

suatu badan usaha yang akan dipergunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan sebagai

bahan pertimbangan dalam pembuatan keputusan.

Ada 5 bentuk laporan keuangan, yaitu:

1. Neraca / Laporan Posisi Keuangan

Adalah suatu laporan keuangan yang menggambarkan kondisi / posisi harta / aktiva

(assets), utang (liabilities) dan modal perusahaan pada suatu saat atau tanggal tertentu

(pada akhir triwulan atau akhir tahun).

2. Laporan Laba-Rugi

Adalah suatu laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha perusahaan, berupa

pendapatan (penjualan), biaya dan laba/rugi selama suatu periode tertentu.

3. Laporan Perubahan Modal

Adalah suatu laporan keuangan yang menggambarkan posisi perubahan modal (ekuitas),

karena adanya laba/rugi perusahaan dan pembayaran dividen atau pengambilan

keuntungan (prive) oleh pemilik pada suatu periode tertentu.

4. Laporan Arus Kas

Adalah suatu laporan yang menunjukkan arus kas sebagai dampak dari aktivitas operasi,

investasi dan pembiayaan perusahaan selama satu periode akuntasi tertentu.

5. Catatan atas laporan keuangan

Catatan Atas Laporan Keuangan atau biasa disebut dengan CALK merupakan informasi

lebih rinci mengenai detail laporan keuangan perusahaan. Catatan Atas Laporan

Keuangan (CALK) ini berfungsi sebagai penjelas pada laporan keuangan yang detail dan

angka-angkanya tidak bisa diungkapkan dalam sebuah laporan keuangan.

PIHAK-PIHAK YANG BERKEPENTINGAN TERHADAP LAPORAN KEUANGAN


PERUSAHAAN:

- Direksi / Pengurus

- Pemegang saham / investor

- Supplier

- Kreditur : Bank

- Pemerintah

- Konsumen

- Masyarakat

- Karyawan

TUJUAN PERUSAHAAN :

- Memaksimumkan profit

- Memupuk kekayaan

- Mengoptimalkan penjualan

- Memaksimumkan pangsa pasar

- Meningkatkan kesejahteraan pemegang saham

- Meningkatkan kesejahteraan masyarakat

- Membuka lapangan pekerjaan

- Sebagai agen pembangunan : dinamisator dan stabilisator pembangunan

 SUMBER DAYA PERUSAHAAN:

- Sumber Daya Manusia (MAN)

- Sumber Daya Uang (MONEY)

- Sumber Daya Teknologi ( MACHINE)

- Sumber Daya Alam (MATERIAL)

- Sumber Daya Waktu (TIME)


- Sumber Daya Kewirausahaan (ENTREPRENEURSHIP -> METHOD)

- Sumber Daya Informasi (INFORMATION/MARKET)

CATATAN DAFTAR ISTILAH

-AKTIVA = ASET

-UTANG = LIABILITAS

-MODAL SENDIRI = EKUITAS

-NERACA = LAPORAN POSISI KEUANGAN

BAB 2

PENGELOLAAN MODAL KERJA

A. PENGERTIAN MODAL KERJA

Modal kerja merupakan salah satu unsur aktiva yang sangat penting dalam perusahaan.
Karena tanpa modal kerja perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan dana untuk
menjalankan aktivitasnya Masa perputaran modal kerja yakni sejak kas ditanamkan pada
elemen-elemen modal kerja hingga menjadi kas lagi, adalah kurang dari satu tahun atau
berjangka pendek. Masa perputaran modal kerja ini menunjukkan tingkat efisiensi
penggunaan modal kerja tersebut. Semakin cepat masa perputaran modal kerja semakin
efisien penggunaan modal kerja, dan tentunya investasi pada modal kerja semakin kecil. Oleh
karena itu manajer keuangan dituntut mengelola modal kerja dengan baik sehingga
meningkatkan efisiensi modal kerja.

B. KONSEP MODAL KERJA


Untuk keperluan analisis, pengertian modal kerja di atas masih terlalu umum, sehingga perlu
dijabarkan konsep-konsep modal kerja Ada tiga macam konsep modal kerja yang biasa
digunakan untuk analisis, yaitu:

Modal Kerja Kuantitatif

Modal Kerja Kualitatif, dan

Modal Kerja Fungsional

Modal Kerja Kuantitatif

Modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan elemen aktiva lancar. Oleh karena semua
elemen aktiva lancar diperhitungkan sebagai modal kerja tanpa memperhatikan kewajiban-
kewajiban jangka pendeknya, maka modal kerja ini sering disebut modal kerja bruto atau
Gross Working Capital.

2. Modal Kerja Kualitatif

Pada konsep ini, modal kerja bukan semua aktiva lancar tetapi telah mempertimbangkan
kewajiban-kewajiban yang segera harus dibayar. Dengan demikian dan yang digunakan
benar-benar khusus digunakan untuk membiayai operasi perusahaan sehar hari tanpa
khawatir terganggu oleh pembayaran pembayaran hutang yang segera jatuh tempo

3. Modal Kerja Fungsional

Konsep ini lebih menitikberatkan pada fungsi dana dalam menghasilkan penghasilan
langsung atau current income

C. JENIS MODAL KERJA

Kebutuhan modal kerja dari waktu ke waktu dalam satu periode belum tentu sama, hal ini
disebabkan oleh berubah-ubahnya proyeksi volume produksi yang akan dihasilkan oleh
perusahaan.

Menurut . W. Taylor modal kerja bisa dikelompokkan ke dalam dua jenis sebagai berikut.

1. Modal Kerja Permanen


Modal kerja permanen adalah modal kerja yang selalu harus ada dalam perusahaan LM agar
perusahaan dapat menjalankan kegiatannya untuk memenuhi kebutuhan konsumen Modal
kerja permanen dibagi menjadi dua macam yakni:

a. Modal Kerja Primer

Modal kerja primer adalah modal kerja minimal yang harus ada dalam perusahaan untuk
menjamin agar perusahaan tetap bisa beroperasi.

b. Modal Kerja Normal

Merupakan modal kerja yang harus ada agar perusahaan bisa beroperasi dengan tingkat
produksi normal. Produksi normal merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
barang sebesar kapasitas normal perusahaan.

2. Modal Kerja Variabel

Modal kerja variabel adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan
perubahan kegiatan ataupun keadaan lain yang mempengaruhi perusahaan. Modal kerja
variabel terdiri dari:

a. Modal Kerja Musiman

Merupakan sejumlah dana yang dibutuhkan untuk mengantisipasi apabila ada fluktuasi
kegiatan perusahaan, misalnya perusahaan biscuit harus menyediakan modal kerja lebih besar
pada saat musim hari raya.

b. Modal Kerja Siklis

Adalah modal kerja yang jumlah kebutuhannya dipengaruhi oleh fluktuasi konjungtur.

c. Modal Kerja Darurat

Modal kerja ini jumlah kebutuhannya dipengaruhi oleh keadaan-keadaan yang terjadi di luar
kemampuan perusahaan

D. KEBIJAKSANAAN MODAL KERJA

Kebijaksanaan modal kerja merupakan strategi yang diterapkan oleh perusahaan dalam
rangka memenuhi kebutuhan modal kerja dengan berbagai alternatif sumber dana. Seperti
diketahui bahwa sumber daha untuk memenuhi modal kerja bisa dipilih dari sumber dana
berjangka panjang atau sumber dana berjangka pendek.
Kebijaksanaan modal kerja apa yang harus diambil oleh perusahaan ini tergantung dan
seberapa besar manajer berani mengambil risiko. Kebijaksanaan modal kerja yang bisa
diambil oleh perusahaan adalah:

Kebijaksanaan Konservatif

Kebijaksanaan Moderat atau hedging 3

Kebijaksanaan Agresif

1. Kebijaksanaan Konservatif

Rencana pemenuhan kebutuhan dana konservatif merupakan rencana pemenuhan dana modal
kerja yang lebih banyak menggunakan sumber dana jangka panjang dibandingkan sumber
dana jangka pendek

2. Kebijaksanaan Moderat

Pada kebijakan atau strategi pendanaan ini perusahaan membiayai setiap aktiva dengan dana
yang jangka waktunya kurang lebih sama dengan jangka waktu perputaran aktiva tersebut.
Artinya aktiva yang bersifat permanen yakni aktiva tetap dan modal kerja permanen akan
didanai dengan sumber dana jangka panjang dan aktiva yang bersifat variabel atau modal
kerja variabel akan didanai dengan sumber dana jangka pendek. Kebijakan ini didasarkan
atas prinsip matching principle yang menyatakan bahwa jangka waktu sumber dana
sebaiknya disesuaikan dengan lamanya dana tersebut diperlukan

3. Kebijaksanaan Agresif

Bila pada kebijakan konservatif perusahaan lebih mernentingkan faktor keamanan sehingga
margin of safetynya sangat besar, tetapi tentunya akan mengakibatkan tingkat profitabilita
menjadi rendah

E. PENENTUAN KEBUTUHAN MODAL KERJA

Masalah yang cukup penting dalam pengelolaan modal kerja adalah menentukan seberapa
besar kebutuhan modal kerja suatu perusahaan. Hal ini penting karena bila modal kerja
perusahaan terlalu besar berarti ada sebagian dana yang menganggur dan ini akan
menurunkan tingkat profitabilitas perusahaan. Demikian pula bila modal kerja terlalu kecil
akan ada risiko proses produksi perusahaan kemungkinan besar akan terganggu. Oleh karena
itu perlu ditentukan berapa besar kebutuhan modal kerja suatu perusahaan

1. Metode Keterikatan Dana

Untuk menentukan besarnya modal kerja dengan metode ini, maka perlu diketahui dua tor
yang mempengaruhi, yakni (1) periode terikatnya modal kerja dan (2) proyeksi butuhan kas
rata-rata per hari

2. Metode Perputaran Modal Kerja

Dengan metode ini besarnya modal kerja ditentukan dengan cara menghitung perputaran
elemen-elemen pembentuk modal kerja seperti perputaran kas, perputaran piutang, dan
perputaran persediaan

LIKUIDITAS

DEFINISI =

Kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka

pendeknya secara tepat waktu.

PERUSAHAAN YANG LIKUID DAN ILLIKUID

Suatu perusahaan dikatakan LIKUID jika mempunyai kemampuan untuk memenuhi semua

kewajiban keuangan / finansial yang berjangka pendek atau jatuh tempo. Sebaliknya

perusahaan yang tidak mampu membayar utang jangka pendek disebut ILLIKUID.

RENTABILITAS

Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode

tertentu. Rentabilitas menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang

menghasilkan laba tersebut.

Secara umum dirumuskan sebagai =

L = jumlah laba yang diperoleh selama periode tertentu

M = modal atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut


Cara menilai rentabilitas suatu perusahaan juga bermacam-macam tergantung pada laba dan
aktiva atau modal mana yang akan diperbandingkan satu dengan lainnya. Masing-masing
perusahaan berbeda-beda cara menghitung rentabilitasnya. Yang penting ialah rentabilitas
mana yang akan digunakan sebagai alat pengukur efisiensi penggunaan modal dalam
perusahaan yang bersangkutan.

Ada dua cara penilaian rentabilitas :

1. Rentabilitas Ekonomi (EARNING POWER)

2. Rentabilitas Modal Sendiri (Return On Equity atau Return On Net Worth)

Rentabilitas Ekonomis ialah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal
asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase.
Oleh karena itu rentabilitas ekonomi sering dimaksudkan sebagai kemampuan suatu
perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan laba.

Modal yang diperhitungkan dalam rentabilitas ekonomi hanyalah modal yang bekerja di
dalam perusahaan (operating capital/assets). Oleh karena itu modal yang ditanamkan dalam
perusahaan lain atau modal yang ditanamkan dalam efek (kecuali perusahaan kredit) tidak
diperhitungkan dalam menghitung rentabilitas ekonomi.

Laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabiltas ekonomi hanyalah laba yang berasal
dari operasi perusahaan, yaitu yang disebut laba usaha ( net operating income). Dengan
demikian maka yang diperoleh dari usaha-usaha di luar perusahaan atau dari efek (misalnya
dividen, coupon dan lain-lain) tidak diperhitungkan.

Rentabilitas Ekonomis atau Earning Power adalah menunjukkan kemampuan dari seluruh
modal atau aktiva usaha yang ada di perusahaan untuk menghasilkan laba. Dengan kata lain,
Earning Power adalah perbandingan antara Laba Sebelum Bunga dan Pajak atau Earning
Before Interest and Tax(EBIT) dengan total aktiva (total assets).

BAB 3

PENGELOLAAN PIUTANG

A. PENTINGNYA INVESTASI PADA


Semakin tingginya tingkat persaingan antar perusahaan akan memaksa perusahaan untuk
memberikan pelayanan yang maksimal kepada para pelanggan- nya. Pembayaran tunai yang
ditawarkan oleh suatu perusahaan menjadi sesuatu yang sangat mustahil, sebab pesaing akan
memberikan kemudahan dalam persyaratan pembayaran. Oleh karena itu penjualan secara
kredit menjadi suatu kebutuhan bagi perusahaan dalam rangka untuk meningkatkan volume
penjualannya.

Besar kecilnya dana yang diinvestasikan ke dalam piutang dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain:

1. Besarnya Volume Penjualan Kredit

Volume penjualan kredit yang diberikan kepada pelanggan akan ikut menentukan besar-
kecilnya investasi dalam piutang. Semakin besar volume penjualan kredit akan semakin besar
investasi pada piutang. Demikian sebaliknya bila volume penjualan kredit sedikit akan
menurunkan investasi pada piutang

2. Syarat Pembayaran

Dalam penjualan kredit selalu tertera kapan piutang tersebut jatuh tempo dan apakah ada
diskon yang diberikan. Misalnya ada syarat pembayaran 5/10 n/60. artinya bila piutang
dibayar paling lambat 10 hari dari tanggal penjualan akan diberikan diskon sebesar 5%, dan
batas akhir pembayaran selama 60 hari. Semakin panjang jangka waktu kredit yang diberikan
semakin besar investasi pada piutang.

3. Plafon Kredit

Pada sistem penjualan kredit, masing-masing pelanggan akan diberi batas maksimal kredit
yang bisa diambil (plafon kredit) .

Semakin besar plafon kredit yang diberikan untuk pelanggan semakin besar investasi dalam
piutang

4. Kebiasan Pembayaran Pelanggan

Syarat pembayaran biasanya menawarkan diskon atau potongan bila dibayar lebih awal.
Apabila kebiasaan pelanggan dalam membayar memanfaatkan masa diskon, maka investasi
pada piutang semakin keciltetapi bila kebiasaan pelanggan membayar saat jatuh tempo
investasi pada piutang semakin besar
5. Kebijakan dalam Pengumpulan Piutang

Biasanya memberikan piutang jauh lebih mudah dibandingkan dengan penagihannya. Olen
karena itu ada perusahaan yang menerapkan kebijakan dalam pengumpulan piutang sangat
ketat dan ada yang longgar

B. PRINSIP PEMBERIAN KREDIT

Kredit yang diberikan akan memunculkan piutang dagang, dan piutang dagang ini ada
jaminan Undang-undangnya, sehingga apabila terjadi piutang tidak terbayar (macet) maka
sulit diselesaikan di pengadilan.

Pertimbangan yang lazim digunakan untuk mengevaluasi calon pelanggan sering disebut
dengan prinsip 5C atau the five C's principles. Prinsip-prinsip 5C tersebut adalah

Character adalah data tentang kepribadian dari calon pelanggan seperti sifat-sifat pribadi,
kebiasaan-kebiasannya, cara hidup, keadaan dan latar belakang keluarga, maupun hobynya.

Character ini untuk mengetahui apakah nantinya calon nasabah ini secara jujur berusaha
untuk memenuhi kewajibannya, dengan kata lain ini merupakan willingness to pay.

Capacity merupakan kemampuan calon nasabah dalam mengelola usahanya yang dapat
dilihat dari pendidikannya, pengalaman mengelola usaha (business record)nya, sejarah
perusahaan yang pernah dikelola (pernah mengalami masa sulit apa tidak, bagaimana
mengatasi kesulitan). Capasity ini merupakan ukuran dari ability to pay atau kemampuan
dalam membayar.

Capital adalah kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang dikelolanya. Hal ini bisa
dilihat dari neraca, laporan rugi-laba, struktur permodalan, ratio-ratio keuntungan yang
diperoleh seperti return on equity, return on investment

C. PENGUKURAN EFISIENSI PIUTANG

Piutang yang diberikan kepada para pelanggan tentunya harus bisa mendatangkan manfaat
bagi perusahaan Untuk itu perlu diketahui efisiensi piutang tersebut. Untuk mengukur tingkat
efisiensi piutang bisa digunakan dua ukuran yakni tingkat perputaram piutang atau rata-rata
terkumpulnya piutang Semakin tinggi tingkat perputaran piutang semakin efisien piutang
tersebut atau semakin cepat piutang dibayar semakin efisien.
Perputaran piutang

Piutang sebagai salah satu elemen modal kerja selalu dalam keadaan berputar. Tingka
perputaran piutang tergantung dari syarat pembayaran yang diberikan oleh perusahaan.
Makir lama syarat pembayaran semakin lama dana terikat dalam piutang, yang berarti
semakin rendah tingkat perputaran piutang. Tingkat perputaran piutang atau receivable
turnover dapa diketahui dengan cara membagi penjualan kredit dengan jumlah rata-rata
piutang

D. ANGGARAN PENGUMPULAN PIUTANG

Piutang bagaimanapun merupakan aktiva lancar yang kurang likuid, karena tidak bisa
dimanfaatkan sewaktu-waktu. Perusahaan pada dasarnya lebih menginginkan aliran uang
tunai (cashflow) daripada jumlah piutang yang besar karena kas bisa segera dimanfaatkan
untuk berbagai keperluan. Dalam penjualan kredit, saat penjualan barang tidak bersamaan
waktunya dengan penerimaan kas. Oleh karena itu atas penjualan kredit tersebut perlu dibuat
perencanaan kapan piutang tersebut bisa di terima kas.

E. ANALISIS KEBIJAKSANAAN PIUTANG

Seperti diketahui bahwa tujuan perusahaan menjual barangnya secara kredit adalah untuk
meningkatkan volume penjualan. Dengan naiknya volume penjualan sangat diharapkan akan
menaikkan keuntungan yang didapat oleh perusahaan. Oleh karena itu kebijaksanaan
pemberian piutang harusnya bisa menambah laba perusahaan. Hal ini disebabkan, di satu sisi
volume penjualan diharapkan naik, tetapi dengan penjualan kredit akan menimbulkan
nvestasi pada piutang, dan dana yang digunakan untuk investasi pada piutang tentu saja
mempunyai biaya dana atau cost of capital. Oleh karena itu kebijaksanaan penjualan kredit
perlu dianalisis apakah memang ada tambahan manfaat (keuntungan) yang didapatkan oleh
perusahaan

BAB 4

PENGELOLAAN KAS

A. ALIRAN KAS DALAM PERUSAHAAN


etiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan uang tunai atau kas. Kas
diperlukan baik untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari seperti pembelian bahan
baku, pembayaran upah, pembayaran hutang, atau pembayaran-pembayaran tunai lainnya,
serta dibutuhkan untuk investasi pada aktiva tetap.

Kas bagi perusahaan bisa diumpamakan seperti darah dalam tubuh manusia. Setiap gian yang
ada dalam perusahaan membutuhkan aliran kas. Bagian produksi membutuhkan es untuk
membeli bahan baku, bahan penolong, membayar upah buruh, gaji mandor, embayar biaya
pemeliharaan, membeli perlengkapan pabrik, dan pengeluaran tunai lainnya

B. MOTIF MEMILIKI KAS

Sebagaimana diungkapkan oleh teori ekonomi dari John Maynard Keynes dengan teori
Liquidity preference-nya, masyarakat cenderung untuk menguasai uang berbentuk tunai
dengan tiga motil di belakang pemikirannya yaitu (1) motif transaksi, (2) motif berjaga-jaga,
dan (3) motif spekulasi

Motif transaksi (transaction motive) berarti seseorang atau perusahaan memegang uang tunai
untuk keperluan realisasi dan berbagai transaksi bisnisnya, baik transaksi yang rutin (reguler)
maupun yang tidak rutin.

Motif berjaga-jaga (precautionary motive) berarti seseorang atau perusahaan memegang uang
tunai yang dimaksudkan untuk mengantisipasi adanya kebutuhan-kebutuhan. yang bersifat
mendadak. Pada perusahaan motif berjaga-jaga ini bisa dilihat dari saldo kas minimum yang
ditetapkan. Besarnya saldo kas minimum yang ditentukan sebagai indikator penyimpangan
aliran kas yang dianggarkan

Motif spekulasi (speculatif motive) adalah motivasi seseorang atau perusahaan memegang
uang dalam bentuk tunai karena adanya keinginan memperoleh keuntungan yang besar dari
suatu kesempatan investasibiasanya investasi yang bersifat likuid

C. ANGGARAN KAS

Seperti diuraikan di atas bahwa kas bisa diumpamakan seperti darah dalam tubuh manusia
sehingga setiap bagian dalam perusahaan membutuhkan kas. Oleh karena itu perusahaan
harus bisa menyediakan kas yang cukup agar perusahaan bisa berproduksi dengan baik. Agar
supaya kas bisa disediakan dengan baik tepat pada saat yang dibutuhkan, maka perlu
perencanaan kas yang berisi proyeksi penerimaan dan pengeluaran kas.
Anggaran Kas ini sangat penting bagi perusahaan untuk menjaga likuiditas perusahaa Dengan
menyusun anggaran kas dapat diprediksi kapan perusahaan mengalami defisit da kapan
perusahaan mengalami surplus kas Pada periode yang mengalami defisit kas bi segera
disiapkan sumber dananya jauh-jauh hari dan apabila mengalami surplus bi direncanakan
untuk diinvestasikan pada instrumen investasi sesuai dengan likuiditasnya.

Anggaran kas biasanya disusun untuk periode bulanan, dan pada dasarnya dap dibedakan ke
dalam dua bagian yaitu

Estimasi penerimaan-penerimaan kas, yaitu proyeksi penerimaan pada periode terter baik
yang berasal dari penerimaan dari penjualan tunai, penerimaan piutang, penerima bunga,
hasil penjualan aktiva tetap, maupun penerimaan-penerimaan lainnya.

Estimasi pengeluaran kas, yakni berupa proyeksi pengeluaran-pengeluaran ya dilakukan


perusahaan, seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah dan g pengeluaran tunai untuk
biaya pemasaran, biaya administrası, pembayaran bonus, pembayaran hutang, pembayaran
pajak, dan pembayaran-pembayaran lainnya ya bersifat tunai

D. MODEL MANAJEMEN KAS

Dalam rangka pengelolaan kas, akan disajikan dua model menajemen kas yang
dikembangkan oleh William J. Baumol, Merton H. Miller dan Daniel Orr. Model-model ini
selalu mengkaitkan antara kas dan surat berharga, yakni dengan mengadakan trade-off antara
tingkat bunga yang hilang karena menyimpan uang dengan biaya transaksi. Apabila
perusahaan mempunyai kas terlalu banyak harus segera dibelikan surat berharga dan tentu
harus mengeluarkan biaya untuk transaksiSedangkan bila saldo kas mendekati nol harus
segera menjual surat berharganya menjadi kas, sehingga akan kehilangan kesempatan untuk
mendapatkan bunga (opportunity cost).

1. Model Baumol

Model manajernen kas yang diajukan oleh Baumol ini sering disebut dengan Mode
Persediaan. Baumol mengakui ada kesamaan antara manajemen persediaan denga manajemen
kas bila dilihat aspek keuangan. Dalam manajemen persediaan ada biaya pesa yang
dibayarkan setiap melakukan pemesanan dan biaya simpan untuk menyimpan baha yang
dibeli. Dalam menajemen kas biaya pesan berupa biaya komisi pedagang efek yan
dikeluarkan untuk merubah sekuritas menjadi uang kas. Dan biaya simpan berupa hasil bung
yang hilang karena perusahaan menyimpan uang tunai yang besar. Oleh karena itu per
ditentukan berapa surat berharga yang harus dijadikan uang tunai pada setiap saldo ka
mendekati nol. Model Baumol mengasumsikan bahwa pemakaian kas selalu konstan setia
waktu

2. Model Miller and Orr

Pada model Baumol ada asumsi yang sulit untuk dipenuhi yaitu pemakaian kas setia
waktunya sama, oleh karena itu tidak cocok untuk kondisi ketidakpastian pemakaian ka
Model yang dikenalkan oleh Miller and Orr tentunya lebih cocok untuk kondisi di mar
pengeluaran kas berfluktuasi dari waktu ke waktu secara random. Model ini pada dasarny
menentukan batas atas dan batas bawah saldo kas, serta menentukan saldo kas yang optim
yang perlu dimiliki oleh perusahaan.

BAB 5

PENGELOLAAN PERSEDIAN

A.PENGERTIAN PERSEDIAAN

Persediaan merupakan bagian utama dari modal kerja, sebab dilihat dari jumlahnya biasanya
persediaan inilah unsur modal kerja yang paling besar. Hal ini dapat dipahami karena
persediaan merupakan faktor penting dalam menentukan kelancaran operasi perusahaan.
Tanpa ada persediaan yang memadai kemungkinan besar perusahaan tidak bisa memperoleh
keuntungan yang diinginkan disebabkan proses produksi akan terganggu.

Pengertian persediaan adalah sejumlah barang atau bahan yang dimiliki oleh perusahaan yang
tujuannya untuk dijual dan atau diolah kembali. Perusahaan dagang memiliki barang
dagangan tujuannya untuk dijual kembali, perusahaan manufaktur mempunyai bahan baku
untuk diolah kembali menjadi barang jadi yang kemudian dijual.

Perusahaan memiliki persediaan dengan maksud untuk menjaga kelancara operasinya.

Persediaan yang tinggi memungkinkan perusahaan bisa memenuhi permintaan pelanggan


yang mendadak, tapi persediaan yang tinggi akan menyebabkan perusahaan harus
menyediakan dana untuk modal kerja yang besar pula. Pada dasarnya apabila perusahaan bisa
memprediksikan dengan tepat pada waktunya sesuai dengan jumlah yang diperlukan, maka
jumlah persediaan bisa kecil saja atau bahkan nol, dan ini yang sering disebut sebagai teknik
persediaan just in time atau zero inventory.
B. BIAYA PERSEDIAAN

Pada pembahasan selanjutnya, akan lebih difokuskan pada persediaan bahan ba Dalam
pengelolaan persediaan bahan baku ini akan muncul dua jenis biaya ya dipertimbangkan
untuk menentukan jumlah persediaan yang paling optimal. Ked Kedua jenis bia tersebut
adalah (1) Biaya Pesan atau ordering cost, dan (2) biaya simpan atau carrying cos

1. Biaya Pesan

Biaya pesan adalah semua biaya yang timbul sebagai akibat pemesanan. Biaya bersifat
variabel atau berubah-ubah yang perubahannya sesuai dengan frekuensi pesar Yang termasuk
dalam biaya ini adalah biaya mulai bahan dipesan sampai bahan b tersebut masuk ke gudang,
yang terdiri dari biaya persiapan pemesanan, biaya penerima biaya pengecekan, penimbangan,
dan biaya-biaya lainnya hingga bahan baku masuk guda Biaya ini besarnya tergantung dari
frekuensi pemesanan.

2. Biaya Simpan

Biaya simpan merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menyimpan
persediaan selama periode tertentu agar bahan baku yang disimpan kualitasnya sesuai dengan
yang diinginkan. Biaya ini bersifat variabel atau berubah-ubah yang perubahannya tergantung
dari jumlah bahan baku yang disimpan. Termasuk dalam biaya ini biaya sewa gudang, biaya
pemeliharaan bahan baku, biaya asuransi, biaya penurunan kualitas (absolescence), pajak,
maupun biaya modal

C. ECONOMICAL ORDER QUANTITY

Perusahaan tentu akan berusaha menekan biaya seminimal mungkin agar keuntung ang
diperoleh menjadi lebih besar, demikian pula dengan manajemen persediaan, sela
engupayakan agar biaya persediaan menjadi minimal. Metode untuk menentukan persediaan
yang paling optimal adalah Economical Order Quantity (EOQ).

D. REORDER POINT

Setelah jumlah bahan yang dibeli dengan biaya minimal ditentukan, masalah selanjutnya
yang muncul adalah kapan perusahaan harus memesan kembali agar perusahaan tidak sampai
kehabisan bahan. Titik di mana perusahaan harus memesan kembali agar kedatangan bahan
baku yang dipesan tepat pada saat persediaan bahan di atas safety stock sama dengan nol
disebut Reorder Point.

E. PENGARUH DISKON PADA EOQ

Dalam menghitung besarnya pemesanan pada analisis EOQ belum memasukkan uns harga
dari bahan itu sendiri. Alasan tidak dimasukkannya harga dalam analisis, karena tell
diasumsikan bahwa harga dianggap konstan selama setahun, sehingga tidak relevan unt
dimasukkan. Tapi kenyataannya, kadang-kadang harga juga sebagai faktor yang menentuk
bila terjadi perbedaan harga antara bila membeli dalam partai kecil dengan bila membeli par
besar. Dalam prakteknya bila pelanggan membeli dalam jumlah besar akan diberikan disk
(quntity discount), sebagai insentif bagi perusahaan yang membeli dalam partai besar

BAB 6

PENILAIAN SURAT BERHARGA

A. INSTRUMEN SURAT BERHARGA

Apabila perusahaan mempunyai kelebihan dana, maka manajer keuangan harus


mengusahakan agar kelebihan dana tersebut bisa diinvestasikan pada instrumen-instrumen
investasi sesuai dengan sifat dana yang dipunyai. Bila kelebihan dana tersebut bisa digunakan
jangka panjang, manajer keuangan harus menginvestasikan pada instrumen investasi jangka
panjang seperti pendirian usaha baru, pembelian aktiva tetap, dan lainnya. Bila dana yang
dipunyai bersifat likuid artinya harus tersedia bila diinginkan, maka manajer keuangan
sebaiknya menginvestasikan kelebihan dana tersebut pada instrumen investasi jangka pendek.
Instrumen investasi berjangka pendek sering disebut surat berharga atau sekuritas (efek).
Investasi atau pembelian surat berharga atau sekuritas dilakukan dengan tujuan untuk
menjaga likuiditas, artinya kelebihan dana yang dimiliki oleh perusahaan dibelikan surat
berharga agar tidak terjadi iddle fund sehingga mendapatkan keuntungan, namun sekuritas
tersebut harus bisa segera menjadi uang tunai bila likuiditas perusahaan kurang baik.

B. PENILAIAN OBLIGASI

Obligasi adalah surat pengakuan hutang yang dikeluarkan oleh perusahaan atau lembaga-
lembaga lain yang mempunyai nilai nominal tertentu dan akan dibayar selama jangka waktu
tertentu, serta akan memberikan bunga secara tetap. Obligasi ini juga sering disebut sebagai
sekuritas dengan penghasilan tetap. Dari pengertian di atasmaka obligasi mempunayi ciri-ciri:

•Mempunyai nilai nominal atau disebut face value yaitu jumlah nilai yang akan dibayarkan
pada saat obligasi tersebut jatuh tempo.

•Memberikan bunga atau sering disebut coupon yang akan dibayarkan secara periodik
tahunan, semesteran atau kuartalan.

•Mempunyai jangka waktu dalam melunasi obligasinya dan biasanya berjangka panjang.

C. PENILAIAN SAHAM

Seperti diuraikan di atas bahwa saham adalah surat bukti kepemilikan perusahaan yang
memberikan penghasilan tidak tetap. Pemilik saham akan menerima penghasilan dalam
bentuk dividen, dan dividen ini akan dibagikan kepada pemegang saham apabila perusahaan
memperoleh keuntungan. Berbeda dengan penghasilan bunga yang mudah dihitung, maka
laba yang diperoleh perusahaan sulit diukur potensinya. Oleh karena itu saham merupakan
sekuritas yang memberikan penghasilan tidak tetap. Selain penghasilan berupa dividen
keuntungan yang diharapkan dari pemegang saham adalah selisih harga saham. Bila harga
jual saham lebih tinggi dibanding dengan harga belinya, maka investor akan memperoleh
capital gain, tetapi bila harga jualnya lebih rendah dibanding dengan harga beli saham
investor akan mendapatkan capital loss.

D. CAPITAL ASSET PRICING MODEL

Untuk menentukan harga yang layak bagi sekuritas, tergantung dari tingkat keuntungan yang
diharapkan dari sekuritas yang bersangkutan. Semakin tinggi tingkat keuntungan yang
diharapkan oleh investor akan semakin kecil harga yang bersedia dibayar investorDengan
demikian akan muncul pertanyaan, berapa besar tingkat keuntungan yang layak bagi investor,
pakah tidak ada ukuran yang realistis tingkat keuntungan tersebut?Salah satu model yang
igunakan untuk menaksir tingkat keuntungan yang disyaratkan adalah model Capital Asset.

LIKUIDITAS

DEFINISI =

Kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka
pendeknya secara tepat waktu.

PERUSAHAAN YANG LIKUID DAN ILLIKUID

Suatu perusahaan dikatakan LIKUID jika mempunyai kemampuan untuk memenuhi semua

kewajiban keuangan / finansial yang berjangka pendek atau jatuh tempo. Sebaliknya

perusahaan yang tidak mampu membayar utang jangka pendek disebut ILLIKUID.

RENTABILITAS

Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode

tertentu. Rentabilitas menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang

menghasilkan laba tersebut.

Secara umum dirumuskan sebagai =

L = jumlah laba yang diperoleh selama periode tertentu

M = modal atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut

Cara menilai rentabilitas suatu perusahaan juga bermacam-macam tergantung pada laba dan
aktiva atau modal mana yang akan diperbandingkan satu dengan lainnya. Masing-masing
perusahaan berbeda-beda cara menghitung rentabilitasnya. Yang penting ialah rentabilitas
mana yang akan digunakan sebagai alat pengukur efisiensi penggunaan modal dalam
perusahaan yang bersangkutan.

Ada dua cara penilaian rentabilitas :

1. Rentabilitas Ekonomi (EARNING POWER)

2. Rentabilitas Modal Sendiri (Return On Equity atau Return On Net Worth)

Rentabilitas Ekonomis ialah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal
asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase.
Oleh karena itu rentabilitas ekonomi sering dimaksudkan sebagai kemampuan suatu
perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan laba.

Modal yang diperhitungkan dalam rentabilitas ekonomi hanyalah modal yang bekerja di
dalam perusahaan (operating capital/assets). Oleh karena itu modal yang ditanamkan dalam
perusahaan lain atau modal yang ditanamkan dalam efek (kecuali perusahaan kredit) tidak
diperhitungkan dalam menghitung rentabilitas ekonomi.

Laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabiltas ekonomi hanyalah laba yang berasal
dari operasi perusahaan, yaitu yang disebut laba usaha ( net operating income). Dengan
demikian maka yang diperoleh dari usaha-usaha di luar perusahaan atau dari efek (misalnya
dividen, coupon dan lain-lain) tidak diperhitungkan. Rentabilitas Ekonomis atau Earning
Power adalah menunjukkan kemampuan dari seluruh modal atau aktiva usaha yang ada di
perusahaan untuk menghasilkan laba. Dengan kata lain, Earning Power adalah perbandingan
antara Laba Sebelum Bunga dan Pajak atau Earning Before Interest and Tax

(EBIT) dengan total aktiva (total assets).

Anda mungkin juga menyukai