Kartini
Ayah Kartini
: M Arif Alamsyah
Company
Prajurit
Rakyat Jelata
Murid Kartini
Set 1
Tentara Belanda atau yang sering disebut dengan Komunis.
Pada waktu itu rakyat Indonesia tidak bisa pergi ke sekolah. Mereka
dipaksa bekerja dan pendapatan mereka diambil. Rakyat jelata yang
menentang aturan komunis, akan disiksa, dibunuh, bahkan dibakar
rumahnya. Penderitaan masyarakat Indonesia benar-benar tragis
saat itu. Para Komunis terlalu kejam.
(suasana rakyat jelata sedang bekerja disawah)
Sesekali mereka istirahat pun dengan sembunyi-sembunyi dari
pengawasan komunis.
Roban
Nobita
: (melihat roban lalu mengajak rekannya avty beristirahat
pula)
avty, istirahat sebentar yuk, kita sudah seharian bekerja tanpa
istirahat
Avty
Nobita
Avty
Afan
Ucup
: Bangun pemalas!! Malah tidur2an! Kerja lagi!
Dasar rakyat bodoh!
Akbar
:Ampun, ampun Mr. (terbangun dengan kaget dari
tidurnya karena ditendang company )
Sementara yang lain disiksa dan masih dalam ketakutan dan
mengerjakan sawah yang mereka garap. Masyarakat ini mulai muak
dengan tindakan komunis, mereka menginginkan kemerdekaan dan
menentang penjajah. Namun apa boleh buat, mereka tidak punya
pemimpin yg bisa menuntun mereka untuk melawan penjajah.Tetapi
mereka tetap berjuang mempertahankan kemerdekaan termasuk
anak muda bernama Nobita
Set 2
(rakyat-rakyat jelata pada berkumpul*Ra usah diwoco)
Nobita
: aku dan teman-teman sudah tak sanggup lagi menghadapi
perlakuan komunis yang seperti itu! Mereka terlalu kejam terhadap
kita! Kita ini masih muda, kita juga ingin sekolah! Tidak hanya kaum
bangsawan saja yang bisa sekolah! Kita yang miskin harus bekerja
setiap hari tanpa mendapatkan upah! Kami sudah cukup menderita!
Onggo
: sabarlah nobita, kita tidak bisa apa-apa. Mereka terlalu
kuat dan hebat. Sekali saja kita melakukan perlawanan, mereka
punya senapan, sekali tembak, matilah kita semua. Aku nggak
sanggup melihat salah satu diantara kalian mati dibunuh
Roban : ahaa! Aku punyA ide! Bagaimana kalau besok para komunis
dating lagi dengan membawa kekacauan, kita buat kekacauan juga!
Kita bikin perlawanan kalau perlu!
Avty
Roban
: Jangan khawatirkan itu! Nobita sudah bertekad melakukan
ini untuk kebebasan kita semua. Untuk kemerdekaan bangsa
Indonesia! Iya kan Nobita? (senyum muanis thd Nobita)
Onggo :Hahaha, maksa banget sih kamu, ban? Wkwkwk
Avty
onggo : Baiklah kalau begitu, tetapi kamu juga harus tetap berhati-hati
dg mereka ya nobita.
Nobita
: Oke
Set 3
Para komunis datang ke kampong dan membuat kacau seperti
biasa. Mereka bermaksud mengambil semua yang mereka mau,
semua beras, tanaman, serta ternak pun mereka ambil dengan
paksa.
(Masyarakat terlihat sedang bekerja disawah)
Jadi disini suasananya para company pada datang trus mukulin satu
persatu orang dan maksa minta beras, tanaman sama ternah yang
di punyai masyarakat dengan kejam. Suasananya ramai,
menegangkan, galak, kejam dan sadis, kaya di set 1. Jadi mereka
pada duduk dan dikepung ditodong senapan, supaya mau kasihin
barang2 mereka.
Afan
Nobita
: Kami tidak akan memberikannya! Kami sudah tidak tahan
dengan perilaku kejam kalian!
Afan, Ramdhan, Ucup Amas said : Ooooowwww.
Rosyid datang
Rosyid :Dasar gadis tidak tau diuntung! Sudah berani kamu ya,
menentang kami? Haa?
Prajurit Amas! Bawa perempuan ini ke markas, dan penjarakan
dia! Bunuh apabila perlu!
Amas
: siap komandan!
Set 4
Raden Ajeng Karitni adalah seseorang dari kalangan priyayi
atau kelas bangsawan Jawa, putri Raden Mas Adipati Ario
Sosroningrat, bupati Jepara, Jawa Tengah. Beliau hanya bisa melihat
penderitaan masyarakat ini setiap harinya. Hati beliau tersentuh.
Kartini ingin wanita memiliki kebebasan menuntut ilmu dan belajar.
Kartini dilarang ayahnya untuk sekolah, sebagaimana adat Jawa
pada waktu itu yang masih membedakan antara kaum perempuan
dengan kaum laki-laki. Tetapi tekad Kartini untuk memajukan orang
Indonesia sangat kuat waktu itu. Karena tekadnya yang sudah bulat
untuk memajukan bangsa Indonesia, Kartini pun memutuskan untuk
mengajar orang-orang desa tersebut.
Suasana kartini sedang mengajari murid2 perempuan
berhitung, menjahit,bahkan membuat pola pakaian. Setelah
murid2nya pulang, ayah Kartini memarahinya karena tidak suka
dengan ulah Kartini yang mengajari anak2 desa dengan ilmu
pengetahuannya.
Adam
: Kartini! Ayah tidak suka kamu mengajari anak-anak desa
dengan ilmu pengetahuan yang sudah kamu pelajari di bangku
sekolah!
Kartini : Tapi kenapa ayah? Kenapa ayahanda tidak
memperbolehkan ?
Ayah : Karena mereka masyarakat kalangan bawah! Kamu tau sendiri
kan? Yang boleh mengenyam pendidikan hanyalah kaum
bangsawan dan Belanda! Mengerti kamu?!
Kartini
: tapi mereka perempuan tidak harus dirumah terus
mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga, ayah! Mereka juga
butuh pendidikan yang layak
Ayah : tidak perduli! Selesaikan dulu sekolahmu! Dan berhenti
mengajari anak2 desa itu! Mengerti?!
Kartini : Mengerti ayah.
usia 12 tahun, Kartini diperbolehkan bersekolah di ELS
(Europese Lagere School). Di sini antara lain Kartini belajar Bahasa
Belanda dan ilmu lainnya. Kartini memanfaatkan ilmunya untuk
mengajar anak2 desa. Tanpa Kartini ketahui, pesuruh ayahnya
memperhatikan apa yang dilakukan Kartini selama ini untuk
mengajar masyarakat desa.
Adepina
Reny
Adepina
Ucup
Ucup : apa tuan muda tau, tuan sudah melanggar peraturan adat untuk
me ngajar anak2 desa seperti ini ha?!
Kartini : iya aku tau, Baiklah, Baiklah. Tapi jangan siksa mereka.
Aku akan pulang
Amas : bagus
Hingga pada saat itu Kartini merasa sedih dengan peraturan atau
adat yang berlaku di tempat itu. Kesedihan itu terlihat dari raut
wajah Kartini yang tampak sendu.
Set5
Setelah Kartini menyelesaikan pendidikannya di EUROPASE
LEGERE SCHOOL, Kartini bertekad menantang colonial Belanda yang
bernama Van Den Burg agar tekadnya untuk memberikan hak yang
layak untuk rakyat Indonesia, termasuk kaum wanita dalam hal
pendidikan.
(Terlihat Van Den Burg sedang menikmati suasana pagi dan tiba-tiba
salah satu prajuritnya menghampiri dan memberikan surat dari
kartini)
Van Den Burg :Indah sekali Negeri jajahan ini. Tidak salah bila para
pendahulu
menyebut negeri ini negeri surganya rempah-rempah.
Tapi sayang, orang-orangnya katrok dan bodoh semua!
Afan : maaf mengganggu, komandan. Tapi ini ada kiriman surat dari
Raden Ajen Kartini, putrid dari Raden Mas Adipati Ario
Sosroningrat, bupati Jepara
Van Den Burg : Surat apa ini? oh, anak Bupati Jepara yang cantik itu? Ya
sudah pergi sana
Afan : Siap Komandan!
Terlihat Van Den Burg sedang membaca suratnya..
Wahai penjajah yang sombong, ku tantang kau beradu ilmu
denganku. Apabila ku menang maka kau harus berjanji bahwa kaum
wanita di negeri ini berhak mendapatkan ilmu pendidikan yang
layak. Apabila ku kalah, maka ku rela menjadi istrimu. ku tunggu
kau di lapangan dekat balai desa. Dari Kartini.
Pas ketemu di Balai Desa, Van Den Burg dan Kartini saling menatap
penuh benci.
Van Den Burg :Mau menantang aku rupanya kau?!