Anda di halaman 1dari 4

CONTOH TEKS DRAMA HANTU

Drama adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan kehidupan dan watak
seseorang melalui akting dan dialog yang diperankan. Kali ini saya akan
membagi sebuah teks drama yang berjudul Hantu Sekolah. Drama ini
membutuhkan 5 orang pemain untuk tokohnya. Drama ini menceritakan sebuah
hantu yang bisa berubah menjadi manusia dan berprofresi menjadi seorang
guru.

Sinopsis Drama Hantu Sekolah

Semenjak banyaknya murid yang membicarakan tenteng hantu. Membuat kabar


itu pun tersebar dari mulut ke mulut. Dan akhirnya kabar itu sampai di telinga 2
orang murid kelas XI MIA 1. Mereka takut dan penasaran. Tiba-tiba ada seorang
murid indigo datang menemui kedua murid itu. Sebagai pembuktian yang
katanya indigo itu mengakui kalau ada hantu di sekolahan mereka, ke tiga murid
itu datang ke sekolahan pada malam hari dengan tujuan ingin melihat
kebenaranya. Tanpa sengaja intan mendengar 2 orang yang sedang berbicara.
Dalam pembicaraanya salah satu dari mereka punya niat jahat dengan ketiga
murid itu. Tidak sengaja intan melihat kalau ternyata 2 orang itu adalah hantu.
Mereka lalu lari terbirit-birit dan kapok telah mencoba-coba melihat hantu.

Tokoh-tokoh yang dipemerankan :

Lutfi : Hantu jahat

Nidya : Hantu baik + Guru bahasa inggris

Intan : Teman sekelas

Riris : Teman Sekelas

Khansa : Teman sekelas

Drama Hantu Sekolah

Sinar mentari mulai terasa di permukaan kulit mereka. 2 Orang sehabat mulai
membawa kaki mereka menuju gedung paling ujung sekolah mereka. Sambil
mengobrol tak terasa mereka sudah sampai di depan kelas XI MIA 1.
Riris & Khansa : "Pagi semua..." (mereka mengucap serentak)
Intan : "Pagi."(dengan muka yang masih malas)

Mereka berdua mulai duduk dibangku masing - masing yang kebetulan mereka
duduk bersebelahan.
Riris : "Sa, kamu merasa aneh gak?" (tanya riris sambil mendekat,
duduk sebangku dengan khansa)
Khansa : "Aneh bagaimana maksudmu?"
Riris : "Dari kemarin aku merasa ada yang berbeda dengan sekolah
kita."
Khansa : "Kalau aku biasa saja sih, masih tetap seperti dulu."
Riris : "Oh ya, kamu pernah tau gak kalau sekolah kita ini angker?"
Khansa : "Kata siapa? jangan sok tau deh."
Riris : "Hari sabtu kemarin ada kakak kelas yang cerita sama aku ,
katanya dulu ada siswi yang tidak lulus. Lalu orang itu frustasi gitu dan
memutuskan untuk bunuh diri dan orang itu memilih terjun dari lantai 2 dan
meningga?"
Khansa : "Haa, masak to, beneran gak nih?" (muka panik dengan suara
yang mencengangkan kelas)
Riris : "Beneran, tanya saja sama pak bon kalau gak percaya!"
Khansa : "Lha itu, mayatnya rusak gak?"
Riris : "Nggak rusak kok, cuman patah lengan kirinya."
Khansa : "Owalah , pantes saja kalau sekolah kita ini angker."
Intan : "(dalam benak) wah kayaknya perbincangan mereka horor
nih, ikutan ah." (menatap khansa dan riris) "Hey, apa yang kalian bicarakan?
Khansa : "Apa sih kepo..."
Riris : "Iya nih, pengen tau aja."
Intan : "Kayaknya horor."
Khansa : "Ini lho, sekolah kita tu ternyata angker."
Intan : "Sudah biasa, sudah dari dulu sekolah kita ini angker, bahkan
aku saja sering lihat hantunya."

Intan bisa dikatakan orang yang aneh, dia adalah seorang siswi yang bisa
melihat hal yang tidak bisa dilihat oleh orang umum. Kadang dia berbincang -
bincang sendiri."
Riris : "Hey jangan ngawur kamu!" (bentak riris seakan tidak
percaya)
Intan : "Aku bisa buktikan kalau kalian tidak percaya." (tantang
intan)
Khansa : "Memangnya kamu bisa buktikan apa?"
Intan : "AKu bisa bawa kamu ke hantu itu, bahkan aku bisa
membuatmu melihatnya."
Riris : "Beneran?" (penasaran dengan nada takut)

Bell berbunyi. Tiba - tiba, guru bahasa inggris datang. Seorang guru killer tapi
kocak.
Nidya : "Pagi." (dengan nada standar tapi tegas)
Intan, Riris, : "Pagi." (muka males, terpaksa)
Khansa
Nidya : "Sekarang pelajarannya tentang kata antonim. Ibu akan sebut
satu kata, dan kalian cari antonimnya. Sekarang ayo kita mulai.
Intan, Riris, : "Baik Bu."
Khansa
Nidya : "Kata pertama, apa antonimnya uggly?"
Intan, Riris, : "Beautiful bu." (kompa serentak)
Khansa
Nidya : "Kalian semua salah."
Intan : "Loh kok bisa bu? terus apa jawabanya?'
Nidya : "Saya, haha." (tertawa garing)
Intan : (muka heran) "Bu, tanya. Apa antonimnya smart?" (dengan
nada semangat)
Nidya : "Ya, stupid lah." (dengan gaya sok-sokan)
Intan : "Salah, bu."
Nidya : "Kok bisa? Lha terus apa."
Intan : "Ibu..... hahaha."
Nidya : "Apa, kamu bilang apa?" (memanas hampir emosi)

Kriiingg...
Bel berbunyi. Hampir saja guru itu mau marah, dengan spontan murid - murid
langsung menyuruh guru bahasa inggris itu.
Riris : "Bu sudah bel." (muka ceria dan semangat)
Nidya : (kembali ke meja ambil buku dan langsung keluar tanpa
mengucap sepatah katapun)

Mereka bertiga sudah janjian ke sekolah malam hari dikelas mereka. Untuk
membuktikan bahwa perkataan intan benar. Ketika meraka bertiga mulai
berjalan untuk mencari hantu yang dimaksud dari cerita intan. Hantu itu bisa
menyamar menjadi manusia. Tiba- tiba dari arah belakang datang seorang
perempuan.
Lutfi : "Ngapain kalian kesini?" (nada tinggi dan muka marah)
Intan : (kaget) "Gak ngapa - ngapain kok." (wajah takut)
Lutfi : "Hati - hati kalau malam - malam kesini." (sekejap langsung
pergi entah kemana)

Saat itu Nidya selaku hantu juga melihat lutfi mengobrol dengan 3 siswi
tersebut. Nidya sudah bisa menebak kalau lutfi akan mencelakakan ke-3 siswi
tersebut. Sebelum terlambat Nidya langsung menemui lutfi.
Nidya : "Lut, apa yang akan kamu lakukan dengan ketiga siswi itu?"
Lutfi : "Karena mereka sudah mengusik tempat tinggalku. Aku tidak
akan tinggal diam."
Nidya : "Mengusik apa? Orang mereka cuman jalan -jalan."
Lutfi : "Pokoknya aku nggak suka kalau ada orang yang datang kesini
malem - malem."
Nidya : "Ya kamu jangan gitu, mereka orang tidak bersalah, biarkan
mereka disini. Emang untungnya bagi kamu apa. Kalau kamu mencelakai
mereka? Sadar, memangnya ini tempatmu saja?"

Saat Nidya dan Lutfi berbincang, Intan tidak sengaja mendengar dan melihat
mereka. Intan takut ternyata perempuan yang ditemuinya adalah hantu. Intan
tau kalau hantu itu mau mencelakai mereka lalu Intan mengajak Riris dan
Khansa lari. Mereka lari terbirir - birit mereka bertiga sudah kapok dan tidak
mau coba-coba lagi.

Anda mungkin juga menyukai