Anda di halaman 1dari 9

Naskah Drama

IKUT BELAJAR DONG


TOKOH

Dani
Siswa pindahan dari Swis. Umur 17 tahun.

Dinjul
Siswa jawa berbudaya Eropa. Umur 17 tahun. Lumayan kurus.

Chika
Siswi yang eksis dan pintar. Umur 17 Tahun.

Naura
Siswi yang penakut dan kurang pintar. Umur 18 Tahun.

Aifa
Siswi pemberani dan dewasa. Umur 17 Tahun.

Hantu 1 (vila)
Eksis. Umur 20 Tahun.

Hantu (icha)
Jahil. Umur 22 Tahun.

Bu Ruburu ( novi)
Wali kelas. Umur 25 tahun.
BABAK I

Awal semester pembelajaran kembali dimulai. Kelas 12 IPA 1 yang menempati


bangunan tua yang sudah direnovasi tersebut menyimpan sebuah cerita misteri yang tidak
diketahui oleh siswa-siswanya. Banyak rumor yang mengatakan bahwa ada sebuah sosok
misterius yang selalu hadir disaat pembelajaran berlangsung. Entah Rumor itu benar atau
tidaknya, kita mulai saja kisahnya.

(Bel sekolah berbunyi, siswa siswi memasuki kelas)

Aifa : “Assalamualaikum, bu maaf tela..t. kok masih kosong sih, apa salah kelas
yah?

Chika : “Awas, minggir Princess chika mau masuk”

Aifa : “Aduh duh.. Santai aja dong, nggak usah dorong- dorong”

Naura : (Masuk dengan bernyanyi) “Ketika surya menampakan cahayanya, ku gapai


hari terangku, menanti sebuah cerita yang pasti akan terjadi di diriku... kini
ku mu..”

Dinjul : “sttt.. wis meneng aja nyanyi – nyanyi, fales –fales”

Naura : “ich, jahat bangets sich..”

(Ibu guru memasuki kelas)

Bu guru : “Selamat Pagi anak-anak... ”

Semua : “Selamat pagi bu...”

Bu guru : “Hari ini semester baru telah dimulai, perkenalkan nama ibu Ruburu
sebagai wali kelas baru kalian, kita juga kedatangan siswa baru yang berasal
dari luar negeri loh, silahkan perkenalkan diri. ”

(Siswa baru memasuki kelas)

Dani : “Morning friends, nama saya Dani. Saya dari Swiss.”

Dinjul : “Halo Dani, isun Dinjul dari Masangan.” (Logat Jawa)


Chika. : “Omg, halloo.. gila ganteng bangetsss nich, guysss.”

Naura : “Omay gat, pangeran berkuda ku, sini sayang duduk samping aku.”

Aifa : “Lebay banget, kaya yang pertama kali liat bule aja.”

Bu guru : “Sttt, kalian ini, tolong jangan memalukan derajat kaum wanita!”
(menggandeng tangan Dani)

Chika : “Bu tangan nya bu...”

Bu guru : “Eh iya, Silahkan Dani duduk di kursi belakang.”

Dinjul : “Mene ang, duduk samping isun.”

Dani : “What the meaning of mene mene?”

Chika “ Artinya I love you Dani.. “

Naura : “OMG hallow!”

Aifa : ”Hadeh.”

Bu guru : “Sudah sudah, kita absen dulu yah. Naura, Aifa, Dinjul, Chika, Dani, vila...”

Dinjul : “vila siapa bu?”

Bu guru : “Ini di absen ada yang namanya vila.”

Naura : “Ihh.. nggak ada ibu, kan siswanya cuma 5 orang ajah ..”

Aifa : “Salah absen mungkin bu, itu nama anak kelas lain.”

(Waktu terhenti, suara drum berbunyi, musik seram diputar)

Hantu 1 : “Halo semua perkenalkan aku vila hantu cantik penunggu kelas ini, hehee.
Aku ini hantu yang suka belajar makanya aku di kelas. Wah ada murid bule
nih samping aku. Oh iya teman – teman jangan malas yah buat belajar,
karena ilmu itu adalah hal yang bermanfaat sampai akhir hidup kita ehehee.
Itu aja perkenalan dari aku, selamat menonton kembali.”(bergaya), (Petikan
jari, waktu berjalan kembali).
Bu guru : “Yasudah, kita mulai saja pembelajarannya anak-anak. Hari ini kita akan
belajar mengenai Puisi, ada yang tau apa itu puisi?”

Dinjul : “Isun bu.. Puisi itu pencemaran, ada puisi udara, puisi air dan puisi tanah.”

Bu guru : “Polusi Din polusi itu!”

Naura : “akuh bu.. akuh tau.. puisi itu supaya yang pake kendaraan nggak ngebut-
ngebut, yaitu puisi tidur..”

Bu guru : “Polisi tidur itu, PO-LI-SIIII!”

Chika : “Ya ampun, puisi aja nggak tau, puisi itu bentuk karangan yang terikat oleh
rima, ritma, ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat, nah
itu puisi.”

Bu guru : “Yasudah baca-baca dulu materinya, ibu dipanggil kepala sekolah, jangan
ribut yah.”

Semua : ”Iya Bu..”

BABAK II

Pembelajaran pun terus berjalan hingga akhirnya terasa ada suasana dingin
menyelimuti kelas yang dirasakan oleh beberapa murid.

Dinjul : “Kok berasa ada yang ngga beres yah.”

Dani : “Whats wrong Din?”

Dinjul : “Iki bulukuduku merinding Dani.”

Naura : “Iyah, aku juga nichh... dari tadi tau.. oh iya kata temen-temen aku katanya
kelas baru kita ini baru aja renovasi, tadinya ini bangunan tua.. ihh serem,
jangan-jangan ada penunggunya.”

Chika : ”Hus jangan ngawur kamu kalo ngomong.”

Aifa : “Hahaha.. kalian ini penakut yah, benar kok di kelas ini ada penunggunya
lohhhh.... hihihihi.”
Dinjul : “Ngomong nya dijaga dong fa. Ah isun balik duluan ah!”

Dani : “Tenang dan, kamu jangan takut. Kamu itu laki-laki kamu jangan takut
sama yang namanya hantu.”

Chika : “Ya ampun.. Dani keren bangett, udah ganteng, badannya tinggi, pemberani
lagi. Makin suka deh sama Dani.”

Naura : “naura juga, makin suka deh sama James.”

Aifa : “Hadeh.”

Dinjul : “Ngomongin hantu terus, jadi kepengen pipis nih. Dani anter yu ke WC.”

(Waktu terhenti, suara drum berbunyi, musik seram diputar)

Hantu 1 : “Yah pada baru sadar ada aku disini, sedih banget kalo jadi hantu, ngga
pernah dianggap. Ini cewe-cewe bedak nya pada tebel banget yah. Minta
dikit ah, aku juga pengen cantik kaya kalian. Hmm, pasti abis ini pada
ngomongin aku. Jadi ngga fokus deh belajar. Ke WC dulu aja ah, siap-siap
mau ngintip si bule, siapa tau dia juga mau pipis hehe.”(bergaya), (Petikan
jari, waktu berjalan kembali).

Dani : “Ayo Din aku antar, sekalian mau ke perpustakaan pinjam buku paket, aku
belum punya.” (meninggalkan kelas)

Dinjul : “Ayo dan aku ndak tahan nih!” (meninggalkan kelas)

Chika : “Wah si bule pipis juga ngga yah? Hhihihi”

Aifa : “Hadeh, otak-otak mesum”

Chika : “Eh eh Naura, emang bener yah kalo ada hal-hal gaib kaya gitu di kelas
ini?”

Naura : “Kata kakak tingkat aku sih iya, kadang suka ada kursi tiba-tiba jatoh atau,
kaca jendela yang bunyi.”

Aifa : ”Masa sih? mungkin angin aja itu ran.”


Naura : ”Nggak bi, kata kakak tinggat itu bukan karena angin, terus juga pintu
kelasnya ditutup masa angin bisa bikin kursi jatuh.”

Aifa : ”Ya bisa aja kan, kalo .....” (tiba-tiba kursi disampingnya jatuh)

(kursi jatuh, terdengar bunyi pecahan kaca)

Chika : “Aaaa.... Nauraaaa.......” (Berlari memeluk Rima)

Naura : “Tuh kan Bi kata aku aku juga apa, gimana nihhhh......” (ketakutan
memeluk Laras)

Aifa : “Eh hantu sini kamu keluar, jangan jadi pecundang kaya gitu!” (kakinya
gemetar)

(dari belakang keluarlah sosok hantu tersebut dengan tawa yang mengerikan)

Aifa : “Eh hantu, ngapain kamu ganggu kami!”

Hantu 2 : ”Hihihihi.. Pada ketakukan nih, selfi dulu ah, hihihihi.”

Naura : ”Aaa...(menjerit), hantunya eksissss.”

Chika : “Mamahhhh.... aya jurig edan....” (berlari keluar kelas)

Naura : “Ih, Chika tunguuuu...............” (berlari keluar kelas)

Aifa : “Asem pada ninggalin, tunggu aku oyyyy.............” (berlari keluar kelas)

Hantu 2 : “Makanya jangan macem-macem sama hantu, hihihihihihi.”

BABAK III

Ternyata rumor itu benar adanya, sosok hatu yang sering mengganggu kelas sudah
mulai berani menampakan wujudnya dihadapan para siswa-siswi yang ada. Bagaimana
kelanjutannya, yu dilanjut aja.

Hantu 1 : “Ah, udah cape-cape ke WC si bulenya malah nggak pipis, ogah banget
ngintip si gendut mah ah.”

Hantu 2 : “Heh vila, masih di sini saja kau?” (nada bicara orang batak)

Hantu 1 : “Ha.. ha.. hantuuuuu...!” (teriak ketakutan)


Hantu 2 : “Heh, sudah gila kah kau? Macam mana pula kau, kau juga kan hantu.”

Hantu 1 : “Eh iya yah, hihihi. Eh kok kelas sepi sih pada kemana nih anak-anak nya?”

Hantu 2 : “Mereka lari ketakutan setelah aku kerjai mereka, yang satu menangis, yang
satunya kakinya keram susah berlari. Hahahahaha. “

Hantu 1 : “Astaga batak! Apa yang kau lakukan, bagaimana kalau mereka nanti tak
mau pergi ke sekolah lagi hah! Bagaimana kalau nanti sekolah ini di tutup
karena tak ada yang mau mendaftar! Kalau itu semua terjadi aku nanti tak
bisa belajar lagi! “

Hantu 2 : “Maaf kan aku vila, biar nanti ku hapus ingatan mereka lah, sudah kau
jangan marah seperti itu. Maafkan aku.”

Hantu 1 : “Pokonya kau harus lakukan itu batak, awas kau kalau tidak kau lakukan,
kubunuh kau!”

Hantu 2 : “Tak usahlah kau repot-repot bunuh aku. Aku ini kan sudah mati, sudah
menjadi hantu pula, macam mana kau ini.”

Hantu 1 : “Oh iya aku lupa hehe..”

BABAB IV

Naura, Aifa dan chika tidak kembali ke kelas, mereka pulang karena ketakutan, tapi
tak usah khawatir ingatan mereka tentang hantu telah dihapus oleh si hantu jahil. Saat
setelah kejadian itu Dani dan Dinjul kembali ke kelas.

Dinjul : “Loh, kok kelas udah sepi aja sih? Emang udah waktunya pulang yah?”

Dani : “ You’re sure? Bagaimana kalau kita chari Bu guru, kita tanyakan apakah
sudah boleh pulang atau tidak?

Dinjul : “Okeh dan, yu..” (kret.... kursi belakang bergerak)

Dani : “Bunyi apa itu? Why kursinya gerak sendiri?”

Hantu 1 : “Aduh sial, pake ketauan segala lagi.. yaudah deh minta maaf aja biar ga
salah paham.” (memperlihatkan sosoknya)
Dinjul : “Ha.. ha .. hantuu!” (lari ketakutan)

Dani : “Ba.. ba.. banciiiii!” (lari ketakutan)

Hantu 1 : “Yah si Dani takut lagi sama banci.”

BABAK V

Akhirnya selesailah cerita yang tak tahu apa tujuannya ini, tapi yang dapat kita ambil
dari kisah di atas adalah pendidikan itu tidak ada batasnya. Belajarlah sampai akhir hayat
kalian, karena ilmu sangatlah bermanfaat.

Bu Ruburu : “Anak-anak.. anak-anak maaf ibu lama. Loh pada kemana nih?”

Anda mungkin juga menyukai