Anda di halaman 1dari 7

A.

Struktur Teks Ulasan “KETIKA SEBUAH PERSAHABATAN


DIPERTARUHKAN”

STRUKTUR TEKS PARAGRAF

Orientasi Cerpen “Ketika Sebuah Persahabatan Dipertaruhkan”


merupakan cerpen yang dibuat atau karya dari Arief
Setiawan. Cerpen ini bercerita tentang kisah cinta remaja
yang dilanda sebuah masalah yang rumit. Tebal cerpen ini
adalah 3 lembar.

Tafsiran Cerpen ini diawali dengan dua murid SMP yaitu “Aku”
sebagai Adit dan seorang cewek bernama Dewi. Pertemuan
mereka diawali saat SMP, Aku sebagai Adit diselamatkan
oleh Dewi ketika aku dipalak oleh teman sekelasku yaitu
Riki. Namun, pada akhirnya, setelah melalui beberapa
tahap hubungan, mereka menjadi teman. Sejak itulah
mereka berdua menjadi dekat dan sering curhat satu sama
lain.

Dengan sikap Dewi yang baik terhadap Adit, menyebabkan


Adit mulai muncul perasaan suka terhadap Dewi. Namun,
mereka harus terpisah akibat sekolah mereka yang
berbeda. Pada saat SMA Adit memiliki seorang pacar, lalu
mereka putus dan akhirnya Adit berpacaran dengan Dewi.
Hubungan mereka memiliki masalah karena mantan pacar
Adit meminta berpacaran kembali. Di situlah konflik muncul.
Namun, Adit mengambil keputusan yang salah dengan
kembali kepada mantan pacarnya dan meninggalkan Dewi
seorang diri tanpa penjelasan apapun.
Tokoh utama dalam cerpen ini yaitu Adit dan Dewi. Adit
adalah orang yang tidak teguh pada pendiriannya dan
selalu menyesal di belakang dengan keputusan yang telah
diraihnya. Sedangkan Dewi adalah seorang wanita yang
baik, tegas, berani membela yang benar, dan juga ia adalah
wanita yang disakiti oleh keputusan yang salah diambil oleh
Adit.

Pada cerpen ini banyak sekali kesalahan penulisan.


Pertama, pada paragraf awal cerpen terdapat kata "acuh".
Namun setelah diperhatikan kembali makna kalimat
utuhnya, kitapun tahu bahwa ada kesalahan penggunaan
kata "acuh" yang dalam kata lain sama dengan "peduli".
Jadi, kata "acuh" yang benar diganti menjadi "tak acuh"
atau "tidak acuh".

Kedua, soal EYD, di antaranya kata-kata seperti


"didepanku", "dimasa", "dikelas", "dihidupku", "dihatiku",
"dikotaku", "dikampus", "di elu-elukan", "akupun", dan
"sekedar", yang semestinya ditulis demikian: "di depanku",
"di masa", "di kelas", "di hidupku", "di hatiku", "di kotaku", "di
kampus", "dielu-elukan", "aku pun", dan "sekadar".
Perhatikan perbedaan antara kata keterangan tempat/waktu
dan kata kerja pasif. "Di-" dalam kata keterangan
tempat/waktu seperti "di kelas", "di rumah", "di pagi hari",
dan lain sebagainya wajib dipisah dari kata sesudahnya,
dengan kata lain berfungsi sebagai kata depan. Sementara,
untuk kata kerja pasif seperti "dipukul", "dielu-elukan", dan
lain lain, penulisan "di-" wajib digabung dengan kata
sesudahnya.

Ketiga, penulisan kalimat dialog. Pelajari pola dan aturan


(termasuk tanda baca dan lain sebagainya) yang
bersangkutan dengan kalimat dialog dalam sebuah prosa.
Dalam suatu cerpen, sebaiknya dialog tidak dibuat seperti
dialog dalam sebuah naskah drama. Tetapi di sini penulis
justu melakukannya, hingga cerpen ini tampak kurang rapi.
Diharapkan agar penulis memelajari penulisan kalimat
dialog dalam prosa (cerpen/novel) yang baik dan benar.

Kemudian, untuk kata-kata yang tidak baku seperti "gak",


"palak", "ngasih", "udah", "kebayang", dan lain sebagainya
terutama yang sering ditemukan dalam dialog sebaiknya
ditulis dengan huruf miring. Sebenarnya tidak ada aturan
wajib untuk itu. Ada dua pendapat yang berbeda, yang
mana salah satunya memperbolehkan diketik dengan huruf
biasa. Namun, sebaiknya menggunakan aturan pertama,
yakni kata-kata yang tidak baku dan kata-kata dari bahasa
asing diketik dengan huruf miring.
Penggunaan tanda baca tidak perlu kita tulis secara
berlebihan seperti rangkap dua, tiga, atau empat.
Memasukkan emoticon pada tulisan, termasuk cerpen, juga
tidak disarankan (sebaiknya kebiasaan ini dihilangkan).
Terakhir, untuk penulisan judul, sebaiknya tidak
menggunakan huruf kapital seluruhnya.

Evaluasi Cerpen ini sangat menarik dengan penggambaran isi cerita


yang begitu dalam, seperti layaknya tokoh “Adit” yang
mengumbar perasaannya secara indah dan mengena. Hal
itu tentu saja membuat pembaca cerpen ini merasakan
kebahagiaan, kesedihan, pengkhianatan, dan penyesalan
yang dialami para tokoh dalam cerita.

Kekurangannya yaitu cerita ini tidak cocok untuk dibaca


oleh anak-anak yang masih di bawah umur karena cerita ini
menggambarkan tentang kisah percintaan remaja dan
adanya adegan kekerasan yang dialami tokoh. Cerita ini
juga kurang memberikan pendidikan moral yang baik.

Rangkuman Cerpen ini kurang bermanfaat bagi pelajar di bawah umur.


Walaupun begitu, dalam cerita ini masih terkandung
pelajaran moral seperti persahabatan yang didasari kasih
sayang antar sesama manusia tanpa memikirkan
perbedaan jenis kelamin.
B. CERITA PENDEK “KETIKA SEBUAH PERSAHABATAN
DIPERTARUHKAN”

“Haiiiii !”. Sapaku kepada cewek yang sedang jalan didepanku itu, Namun, bukannya
sapaan balik yang kudapat tetapi malah sikap acuh dan dingin darinya. Mungkin ini memang
kesalahan yang sangat fatal yang kuperbuat dimasa lalu ketika aku menghancurkan sebuah
persahabatan dengan cinta, iya benar cinta !!! Cinta yang diagung-agungkan banyak orang,
cinta yang di elu-elukan banyak orang, dan cinta yang katanya menyenangkan. Kenyataan
yang kuterima saat ini bahwa sesungguhnya mencintai itu butuh hati yang siap untuk terluka,
itu memang benar, mulai dari yang menyakiti dan tersakiti sama-sama terluka pada akhirnya.

Sebut saja namaku Adit dan cewek yang kupanggil tadi bernama Dewi, dan kami dulu
adalah sepasang sahabat yang saling melengkapi satu sama lain. Aku kenal Dewi pada saat
SMP, dia adalah cewek yang berani, tegas dan baik hati tentunya yang membuatku tertarik
untuk berteman lebih dekat dengannya, hingga tiba suatu ketika saat aku dipalak dengan
teman cowok sekelasku yang bertubuh besar, sebut saja namanya Riki.

Riki : Hai Dit, aku minta uangnya 2000 !!!


Kalau kamu gak mau ngasih, tau sendiri akibatnya !!!!

Aku : Ehh,,, Riikkk.. uang sakuku udah habis Rikk.,,, maa..aaaff “


(dengan nada ketakutan)

Riki : Alaaaahhhh !!!! Banyak alasan kamu !!!!


(Sambil mengarahkan bogem mentahnya ke mukaku)

    Arggghhhhhhhhhhhhhhhhhhh........ ( Riki kesakitan)

Aku    : Hahhh ? Dewi ? (dengan wajah terkejut melihat Riki yang kesakitan dipukul Dewi,
sebelum pukulannya mengenaiku)

Dewi   : Rikkkk !!!!! Jangan sok kuat deh disini !!! Bukan jamannya lagi palak memalak itu,
kalo kamu berani-berani memalak dikelas ini kamu akan melawanku (dengan nada tinggi)
Riki    : Arggggghhh....!!! (dengan kesakitan Riki pergi dari hadapan kami)

Aku    : Wahh, Makasih banyak Wi, gak kebayang deh kalau gak ada kamu, pasti udah
babak belur aku.

Dewi    : Alahhh nyantai aja Dit. Itu udah jadi tugasku sebagai ketua kelas kok.

Aku    : Iyaaa.. sekali lagi terima kasih ... banyak... ibu ketua kelas,, hehehehe (candaku
dengan penuh kekaguman)
Sejak saat itu aku jadi semakin lebih deket sama Dewi dan dia juga sering curhat
kepadaku dan sebaliknya akupun juga lebih mengaguminya.

Bayangkan saja ada sosok wanita yang seperti dia, sudah baik, tegas dan berani
membela yang benar sungguh-sungguh luar biasa, jujur saja pada saat itu aku suka sama
dia tapi aku terlalu lemah mengungkapkan perasaanku ini. Persahabatan kami ini selalu kami
jaga sampai kami lulus SMP. Pada saat kami SMA sekolah kami berbeda dan itu yang
membuat kami jadi jarang bertemu . Pada saat itu kami hanya berhubungan melalui media
sosial. Yang membuat hubungan kita semakin jauh.

Di masa putih abu-abu itu pun aku mulai berani mengutarakan perasaan sukaku
terhadap lawan jenis dan akhirnya aku mulai pacaran pada masa itu, tetapi pacar pertamaku
bukan Dewi melainkan temenku yang satu sekolah denganku dan aku benar-benar
menyayanginya. Namun, pada masa pacaranku itu tidak sepenuhnya berjalan dengan mulus
adakalanya saat kita bertengkar karena ego kita masing-masing dan kesalahan terbesarku
dimulai pada waktu itu.

Saat itu pacar pertamaku meninggalkan (mutusin) aku karena egonya dan dalam
keadaan itu perasaanku sangat risau, galau atau sejenisnya.

Kringggg.... kriiiingggg..... (Handphoneku berbunyi pada pagi itu)

Aku    : Halloo Assalamualikum ???

Dewi    : Waalaikumsalam, halloo Dit.. gimana kabarnya ???

Aku    : Iyaa Baik kok, Maaf ini nomornya siapa yaa?? Maaf Hpku baru aja ke format
(Alibiku, padahal semua nomor cewek di Hpku sudah dihapus sama pacarku)

Dewi    : Lohhh.... Iyaa ta ??? aku Dewi .. Dit, masih inget kan???

Aku    : Ohhh Dewiii ta ???? iya inget lah kamu kan soulmate sehatiku hehehe (candaku)

Dewi    : Adit sekarang sudah berani gombal yaa hehehe


Aku    : Hehe kita kan sudah sedikit dewasa, oh ya lama nih gak ketemu... gak kangen ta???
(candaku)

Dewi    : Kangen sih, ketemu yuk ???

Hahhhh, saat itu perasaanku benar-benar melayang, mendengar perkataan Dewi yang
bilang dia kangen sama aku dan ngajak ketemuan, wiiihhhhhh... Jadi gak galau nih pikirku.
Akhirnya, aku ketemuan sama dewi dan kami cerita banyak soal kisah masa putih abu-abu
kami sampai kisah asmara kami. Sampai tiba saat dia menghiburku ketika aku menceritakan
tentang hubungan asmaraku.

Kegalauanku dan bodohnya aku saat itu malah menembaknya, mengutarakan isi
hatiku. Alangkah kagetnya ketika aku mendengar jawabannya yang bersedia menjadi
pacarku. Kemudian dia malah mengutarakan isi hatinya bahwa dia sudah sejak SMP
memendam rasa ini kepadaku dan dia menungguku mengutarakannya duluan karena dia
seorang cewek.

Kemudian aku dan Dewi jadian, namun aku bingung dengan perasaan ini apakah ini
cinta atau hanya sekedar pelampiasan untuk move on dari mantanku. Petaka selanjutnya
muncul ketika sosok mantanku menghubungiku dan mengajak balikan lagi, anehnya hatiku
membuka kembali untuk dia. Perasaanku penuh dengan kebimbangan antara balikan
dengan mantanku atau tetap dengan Dewi yang jelas-jelas sangat menyayangiku.
“Keputusan Terbodoh” yang aku pilih adalah kembali dengan mantanku karena jujur saja aku
masih mengharapkannya hadir dihidupku karena dia lah yang mengenalkan cinta pertama
kepada diriku.

Tanpa menghubungi, tanpa kejelasan, dan tanpa kepastian aku meninggalkan Dewi.
Dengan sadisnya aku menyakiti hati sosok wanita yang sangat baik tanpa pernah
menggoreskan titik hitam dihatiku.

4 tahun berlalu semenjak aku meninggalkan Dewi.

Setelah 4 tahun berlalu dengan pilihan yang salah karena pada akhirnya aku
ditinggalkan sosok pacar pertamaku itu  dan tidak berhubungan dengan Dewi sama sekali.
Sekarang aku kuliah di Perguruan Tinggi Negeri di kotaku. Pada saat memasuki kuliah
pertamaku aku dikagetkan sengan sosok yang membuatku ketakutan dengan perasaan
bersalah, sosok wanita yang sangat berkesan dihidupku dan dengan teganya aku
menghancurkan hatinya. Dewi ??? dengan penuh ketakutan aku menyapanya, dengan
dingin dia hanya diam dan lewat meninggalkanku.

Perasaan takut...
Perasaan bersalah...
Perasaan penuh dengan Dosa..
Sampai semester 4 ini aku selalu diselimuti perasaan itu, apalagi ketika aku
berpapasan dengannya atau melihat wajahnya dikampus. Ingin sekali aku menemuinya dan
meminta maaf kepadanya atas semua kesalahanku dimasa lalu, semoga aku segera
menguatkan hati dan berani menemuinya, kemudian mengakhiri fase hidupku dengannya
dari persahabatan > cinta > musuh kemudian diakhiri dengan persaudaraan.

Memang benar cinta itu indah seperti bunga tapi ada kalanya cinta itu tajam seperti duri
yang bisa melukai orang yang memainkannya dan darah dari luka itu akan sulit
disembuhkan. Maka dari itu indahkanlah cinta yang kalian miliki dan jangan tajamkan cinta
yang kalian miliki. Karena luka yang diciptakannya akan menjadi penyesalan abadi bagi
kalian.

Anda mungkin juga menyukai