Anda di halaman 1dari 5

WHO AM I DAN REMAJA

Oleh : Tisa Maulida

"Apakah kamu pernah mendengar kalimat, bahwa cinta itu tidak harus memiliki? Begitulah
sekarang aku dan kamu. Mencintai itu bukan paksaan. Kedua pihak harus sama sama bahagia.
Bukan satu pihak saja. Kamu tidak boleh egois." Begitulah sepenggal dialog yang saya ringkas
dari percakapan salah satu tokoh utama dalam novel who am i, Audrey dengan Malvin. Kalimat
sederhana tapi punya makna yang begitu dalam. Penggalan kalimat tersebut, merupakan
sebuah pesan yang sepertinya ingin penulis sampaikan kepada para pembaca, khususnya para
kaum milenial.

Lalu menurut pendapat Anda, apa sebenarnya inti pembahasan dari novel Who Am I ini? 'Who
Am I?' Terdiri dari tiga buah susunan kata yang sederhana namun mampu mewakili isi buku
yang tebalnya 472 halaman ini. Saat pertama membaca judul tersebut, saya sudah mengira
buku ini akan membawa saya menyelami kisah anak remaja yang penuh dengan kelabilan dan
tidak punya arah yang pasti dalam menjalani kehidupannya. Konflik keluarga, konflik
pertemanan bahkan sampai kepada konflik soal percintaan, semua dikemas dengan sangat rapi
oleh penulis untuk disajikan kepada para pembacanya.

Ngomong-ngomong, jika membicarakan soal milenial, di zaman sekarang, untuk menciptakan


sebuah karya, ternyata perlulah ide dan analisis terhadap target dari karya yang akan kita
pasarkan. Apalagi bila menilik dari sisi perkembangan teknologi yang begitu melesat, minat baca
masyarakat semakin menurun. Nah, disitulah pentingnya peran penulis untuk mengemas cerita
dengan semenarik mungkin agar mampu membuat setiap pasang mata bersedia melirik karya
yang akan kita pasarkan.
Seperti halnya penulis muda yang sudah lima tahun menggeluti dunia orange. Ya, Maharani
Tasya namanya, atau kerap disapa dengan sebutan Masya. Bisa Saya katakan, jika Masya
merupakan salah satu penulis berbakat yang mampu membaca target dan pasar dari karya yang
ia ciptakan. Seperti halnya buku yang Saya pegang ini. Buku yang berjudul "Who Am I?" Adalah
karya ketiganya yang berhasil diterbitkan dari total tiga buah karya yang ia muat di wattpad
atau dunia orange seperti yang Saya sebutkan sebelumnya.

Masya merupakan remaja kelahiran Jakarta, 29 November tahun 2000. Di usianya yang
masih tergolong muda, menciptakan tiga buah buku bukanlah hal yang mudah dan perlu sebuah
apresiasi. Buku pertamanya yang merupakan bukti titik awal perjalanan menulisnya yaitu "Stay"
yang tak kalah menariknya. Lalu kemudian, selang beberapa lama, ia kembali memuat
tulisannya yang berjudul "Gamelo Twins" yang tak lain merupakan karya keduanya selama
berkecimpung di dunia pernovelan.

Oke, sekarang kita kembali fokus membahas soal novel ketiganya. Novel Who Am I ini,
sebenarnya tidak hanya membahas kehidupan satu tokoh saja. Seperti yang Saya pahami dari isi
cerita tersebut, semua tokoh yang terlibat dalam novel ini menjadi pembahasan penting yang
mewakili maksud dari pemberian judul tersebut. Diantaranya Davino Argya, Audrey, Malvin,
Randy, Angga dan Queen yang merupakan kumpulan anak remaja yang menduduki bangku SMA
dengan statusnya yang dikenal sebagai remaja dalam tahap pencarian jati diri, sehingga pada
akhirnya membawa mereka kedalam konfliknya masing masing. Ada yang masuk dan terlibat
dalam permasalahan keluarga, permasalahan pertemanan, permasalahan percintaan bahkan
ada yang terlibat dengan ketiga permasalahan tersebut.

Sebenarnya, tokoh utama dari novel ini hanyalah Davino dan Audrey. Davino sendiri merupakan
pria berdarah campuran. Tidak dijelaskan berdarah campuran Indonesia dengan negara apa,
penulis hanya menyatakan bahwa Davino merupakan pria bule yang menetap dan lahir di
Indonesia. Penulis menggambarkan fisik tokoh yang begitu sempurna dengan kalimat
pendukung "disukai dan punya banyak penggemar di SMA" semakin meyakinkan saya bahwa
Tokoh utama adalah pria yang memiliki tampilan fisik yang begitu sempurna. Davino memiliki
sifat yang keras kepala, pedendam dan sikapnya yang dinilai dingin terhadap perempuan,
bahkan, bisa dibilang ia belum pernah merasakan jatuh cinta atau hal semacamnya. Tetapi ya
namanya hidup, seperti yang dikatakan kebanyakan orang bahwa manusia itu tidak ada yang
sempurna, seperti itu pula yang terjadi dan dirasakan Davino selaku tokoh utama dalam cerita.
Davino terbilang sebagai pria beruntung dan memiliki segalanya namun tak pernah merasakan
kedamaian dalam hatinya apalagi bila sudah membicarakan persoalan keluarga. Di pikiran, otak
dan hatinya, keluarga adalah tempat pulang yang paling tidak nyaman sampai-sampai ia
menjuluki rumah dengan sebutan neraka.

Lalu bagaimanakah dengan Audrey? Audrey merupakan Tokoh utama wanita yang berperan
penting dalam novel tersebut. Audrey adalah sosok perempuan yang memiliki paras cantik.
Berbeda dengan Davino yang memiliki konflik atau permasalahan dalam keluarganya, Audrey
justru terlibat dalam urusan percintaannya sendiri yang membawanya ke dunia yang bisa
dibilang 'sesat dan salah jalan'. Jika kebanyakan orang berasumsi bahwa cinta itu sebuah
kedamaian, bagi Audrey cinta adalah sebuah kesalahan dan penyesalan. Sikap Audrey yang
dikenal sebagai perempuan pemberani, membuatnya dinilai sebagai perempuan sinis yang tidak
mempedulikan persoalan cinta.

Lantas apa yang terjadi kepada keduanya? Setelah pertemuan mereka yang terjadi tanpa
kesengajaan, saat itulah Davino mulai merasakan ada sesuatu yang berbeda di dirinya. Audrey
berhasil mengetuk pintu hati Davino dengan kehadirannya yang berhasil merubah jati diri
Davino, menyelesaikan beberapa permasalahan dalam hidupnya, hingga bisa membuat Davino
sadar bahwa menyimpan dendam itu tidak baik. Tak hanya itu, kebiasaan Davino yang senang
mengunjungi club malam untuk sekedar melepas penat pikirannya, kian lama kian berangsur
memudar berkat dorongan dari Audrey. Perselisihan antara dirinya dengan sepupu beserta
neneknya pun akhirnya dapat teratasi, lagi-lagi berkat dukungan dari Audrey yang tidak pernah
bosan untuk mengingatkan Davino.

Begitupun sebaliknya. Davino mampu menghapus luka masa lalu Audrey yang sempat
terjerumus kedalam kegelapan akibat dibutakannya oleh cinta. Audrey kini bisa menjalani hidup
dengan penuh senyuman.
Namun siapa sangka? Kehadiran Malvin sebagai orang yang menjerumuskan Audrey dalam
dunia yang keliru dimasa lampau, ternyataa kembali hadir dan mengusik kehidupan audrey yang
mulai berangsur membaik. Malvin bersikeras memisahkan Davino dengan Audrey karna ia rasa
bahwa Audrey merupakan belahan jiwanya dan tidak boleh sampai satu orangpun merenggut
Audrey dari dekapannya.

Berbeda pula dengan kisah percintaan Randy dan Queen. Randy dan Queen merupakan dua
orang remaja yang menggemari dunia hingar bingar. Akan tetapi, perasaan Randy pada Queen
hanyalah sebuah angan belaka. Ia menyadari bahwa Queen tidaklah mencintainya tetapi
mencintai oranglain. Kesabaran Randy tidak pernah berhenti walau ia tahu cintanya bertepuk
sebelah tangan. Hinggalah tiba sebuah kecelakaan menimpa Queen yang kala itu sedang
berkendara dalam keadaan mabuk berat. Kecelakaan tersebut berhasil merenggut
penglihatannya. Queen kini benar benar berada dalam dunia kegelapan.

Seperti nasihat yang sering dikatakan orangtua zaman dahulu 'tidaklah datang musibah, jika
tidak ada hikmahnya.' Disatu sisi, kecelakaan tersebut menyakiti hati dan pikiran Queen, namun
disisi yang lainnya, berkat kejadian tersebut Randy dapat berubah menjadi pria yang lebih baik.
Bahkan ia setia menjaga dan melindungi Queen sepanjang masa pengobatannya.

Sedangkan Malvin, perlahan akhirnya dapat melupakan Audrey dan kembali menjalani hidup
seperti biasa. Malvin akhirnya menemukan sosok wanita yang dapat memahaminya. Wanita
dipilihkan kedua orangtuanya untuk dijadikan sebagai pasangan hidupnya.

Masya selalu menyediakan cerita menariknya dengan gaya penulisannya yang begitu khas.
Mengapa saya katakan bahwa Masya merupakan salah satu penulis berbakat? Bagaimana tidak?
Melalui novelnya yang bergenre romance ini, Masya mampu menyelipkan pesan bagi para
remaja yang mungkin sama halnya mengalami permasalahan seperti tokoh utama yang diangkat
dalam cerita ini. Masya menciptakan konflik yang begitu hebat untuk tokoh utamanya, Davino
argya, Audrey, Malvin, Randy dan Queen. Yang tak lain merupakan siswa SMA dengan gambaran
fisik tokoh yang dibuat sesempurna mungkin oleh penulis.

Jika berbicara memgenai anak milenial, sudah barang tentu tidak terlepas dari persoalan yang
dibumbui dengan cinta. Ya memang benar adanya.

Anda mungkin juga menyukai