Anda di halaman 1dari 3

Kritik Sastra Novel Dunia Nadhira

Oleh Alya Putri octavia(3) XII IPA 4

Novel ini menceritakan wanita karir yang ingin melupakan mantan kekasihnya. Di dalam kisah
tersebut terkisah 2 insan yang memiliki kepribadian yang sangat berbanding terbalik tetapi memiliki
masa lalu yang sama. Sebut saja Nadhira, ia perempuan yang bekerja di sebuah bank swasta, dia bekerja
keras, sayang terhadap keluarga. Nadhira juga memiliki mantan kekasih berbeda agama yang bernama
Willy, ia ingin melupakan Willy yang sudah menjadi kekasihnya selama kurang kebih 2 tahun. Bagi
Nadhira mencintai Willy yang nyaris sempurna hanya untuk menyadari bahwa hubungan mereka tidak
bisa kemana-mana karena perbedaan keyakinan.

Suatu saat Nadhira sedang melakukan transaksi dengan nasabah yang bernama Arsakha Abimanyu
dia adalah seorang jaksa muda yang sederhana namun mampu menjungkirbalikkan cara Nadhira
memandang dunia cinta. Perlahan Nadhira mulai percaya bahwa cinta bukan soal kesempurnaan, tapi
tentang hal-hal kecil yang memercikkan kebahagiaan. Dan ketika Nadhira bertemu dan mengenal Sakha
lebih dalam dia perlahan bisa melupakan kisah cintanya dengan Willy. Nadhira pernah berpikir bahwa
mencintai Sakha justru merasa dirinya tak layak buat pria sebaik Sakha, tetapi Sakha mampu
meyakinkan Nadhira bahwa dirinya itu tidak sesempurna itu. Dan mereka sepakat menjalani hubungan
yang serius sampai kejenjang pernikahaan.melewati rintangan yang begitu sulit mereka mampu
menjalankannya dengan suka dan duka sampai kejenjang pernikahan. Sekarang Nadhira tidak
mengharapkan rumah tangga yang sempurna dan bergelimang harta, tapi bersama Sakha, ia merasa
lengkap. Ia merasa memiliki tujuan hidup yang jelas dan terarah. Entah ucapan syukur bagaimana lagi
yang bisa mengungkapkan rasa syukurnya pada Tuhan yang telah memberikan kebahagiaan sebesar ini.

Novel Dunia Nadhira ini bergenre romantis. Selain mengenai keromantisan novel "Dunia Nadhira"
Ini diselingi nilai agama, nilai kehidupan dan persahabatan . Namun, tema roman yang lebih menonjol.
Di dalam novel ini penulis mengangkat sebuah cerita yang menarik sehingga pembaca menyukainya.
Segitu banyak hal yang bikin penasaran setiap bab ceritanya.Novel yg banyak banget memberi pelajaran
tentang kehidupan. Ketika kalimat “Nadi tidak mengharapkan rumah tangga sempurna dan bergelimang
harta, tapi bersama shaka, ia merasa lengkap. Ia merasa memiliki tujuan hidup yang jelas dan
terarah."Novel ini juga mengajarkan kita untuk selalu mengingat dan mendekatkan diri kepada Allah.
Apapun yang kita miliki ini semua titipan Allah, semuanya Allah yg menciptakan , dan apa yang harus
kita sombongkan. Tentang persahabatan Nadhi dan Meisya yg bikin greget , cara Meisya menasihati
Nadhi itu unik ,mereka berdua itu dua orang sahabat yg memiliki karakter yg bertolak belakang, tapi
mereka berdua itu klop bgt , apalagi cara Meisya yg menasihati Nadhi dengan gaya bicaranya yg asal
nyeplos.

Alur yang digunakan dalam novel Dunia Nadhira adalah alur maju dan alur dari bab awal ini emang
agak cepat, cuman menuju pertengahan emang agak 'bosan'. Ada beberapa scene yang detail banget,
yang tidak terlalu penting. Dilihat dari kehadiran sosok Sakha yang membuat para pembaca menjadi
terbawa oleh larutnya alur cerita ini. "Nadi memanggil nasabah yang mengantre di CSO. Seorang pria itu
cukup tampan, apalagisetelah melemparkan senyumnya pada Nadi. "Saya Nadhira, dengan Bapak siapa?
"Sakha". Ugh, suara nya berat dan seksi " (Halaman 7- 11)

Penokohan yang dirancang atau digambarkan oleh penulis kepada setiap tokoh bisa membuat
pembaca lebih mengenal tokoh yang diperankan didalam novel ini. Karena penulis sudah
menggambarkan dari setiap karakter tokoh Sakha dalam novel ini dari sudut pandang penulis "Menjadi
anak tunggal dari orang tua yang bervariasi sebagai petani dan guru SD membuat Sakha tumbuh
sederhana dan tidak neko-neko" (halaman 41) "Nadhira memang cantik, berkulit putih... " dan dari
perkataan setiap tokoh. Seperti karakter tokoh Sakha dan Nadhira dalam kutipan ini. "kamu mandiri
banget, ya! Aku salut sama kamu."(halaman 59).Kalimat itu perkataan tokoh lain terhadap tokoh
Nadhira. "memang aku tidak salah memilih suami sudah baik, ganteng, penyayang dan agamanya bagus
pula"(halaman 190). Kalimat itu perkataan tokoh lain terhadap tokoh Sakha. Untuk karakter tokoh, aku
suka sama sikapnya Sakha yang alimnya kebangetan. Tapi kadang kayaknya dia lupa kalau dia alim, boy
will be boy. Ya buat sebagian orang, Sakha idaman banget. Laki yang cuman ada satu dari seratus. Kalau
Nadi sendiri , sikapnya yang susah ditebak, jadi kadang merasa bingung. Apalagi di bab menuju akhir,
ada scene yang bikin emosi sama dia.

Sudut pandang dalam novel ini adalah sudut pandang orang ketiga serba tahu karena dalam
penceritaan novel si penulis akan menceritakan apa saja terkait tokoh utama. Ia seakan tahu benar
tentang watak, pikiran, perasaan, kejadian, bahkan latar belakang yang mendalangi sebuah kejadian.
Kata ganti yang digunakan ialah dia dan nama dari si tokoh itu sendiri. " Nadi menatap wajah nya
dicermin. Sambil mengembuskan napas frustasi, Nadi melirik jam tangannya. Sudah pukul empat sore.
Pasti dia sudah sampai. Mungkin sedang menemui Ibu Susi untuk berdiskusi mengenai penjualan produk
asuransi dari kantor nya." Gaya bahasanya yang ringan dan mengalir setiap.

Latar yang digunakan telah sesuai dengan yang digambarkan oleh penulis. Pembaca dapat mengerti
dan memahami latar yang digunakan didalam novel ini. Karena, latar yang digambarkan oleh penulis
yaitu di sebuah Kota Besar Jakarta. Tetapi Nuansa kota metropolitan-nya tidak terasa. Malah penulis
menjelaskan detail daerah lain. Settingnya kurang detail.

Interaksinya Novel ini bagus, chemistrynya yang pelan-pelan dibangun, terasa saat membaca. Aku
suka juga sih sikap Sakha yang bisa membimbing Nadi. Untuk konfliknya sih terbilang ringan lebih ke
konflik batin dan ada sedikit konflik keluarga juga. Tapi ya itu, kurang digali lagi padahal bisa buat baper
banget. Aku bingung sih ya, kukira setelah apa yang dialami mereka bakalan Selesai. Tapi ini berlanjut
lagi, dan ada konflik lagi. Menurutku, jadi malah bosen dan nggak menarik lagi beberapa bab menuju
akhir.

novel ini ada beberapa kesalahan ketik atau biasa disebut typo, ada lagi kesalahannya penerbit
tidak teliti dalam menyusun beberapa part yang ada, di dalam novel terdapat 1 bagian part yang doubel
yang membuat para pembaca bingung.( Pada bab 43)

Di novel ini banyak hikmah yang bisa diambil buat pembelajaran. Karena diselingi nilai keagamaan,
tapi jangan banyak juga soalnya mungkin buat sebagian bikin nggak nyaman. Rasanya untuk mencari
celah yang tidak menarik dari novel ini sampai detik ini belum saya temukan, terlepas dari masalah
teknis yang ada pada pencetakan bukunya namun tidak mengurangi esensi dari ceritanya. Bagi kalian
yang sedang galau tingkat tinggi atau lagi kasmaran berat, novel ini sangat rekomen. Namun apabila
dibaca pada kalangan anak remaja (SD, SMP) kurang cocok dan kurang layak karena banyak bahasa-
bahasa yang tidak pantas dan ilustrasi yang tidak bagus.

Anda mungkin juga menyukai