Anda di halaman 1dari 9

Nama: Andia Saskia Evita Cahyani

NIM: 190141602058

LAPORAN OBSERVASI DI KAMPUNG WISATA JODIPAN

A. Pendahuluan
a. Latar belakang masalah
Melihat fenomena yang terjadi saat ini beberapa kampung dikota bangkit dan
menunjukkan eksistensinya dengan membangun kampung tematik. Salah satu kota
yang besar yang ada di Jawa Timur yaitu kota Malang mengalami perkembangan
khususnya pada sektor wisata. Seperti Kampung Wisata Jodipan di Malang awalnya
kawasan kumuh namun pada tahun 2017 diubah menjadi kampung tematik dengan
konsep keragaman warna-warninya yang menarik para wisatawan.
Observasi yang dilakukan berupa proses pengamatan dan pencacatan secara
langsung sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Dalam hal ini penulis melakukan
observasi terkait hal sumber belajar apa saja yang didapatkan dari Kampung Wisata
Jodipan. Dengan adanya observasi ini diharapkan dapat mengetahui bagaimana
tingkat kepekaan terhadap lingkungan sekitar dan harapan untuk melestarikannya.
b. Kondisi dan tempat
Secara lokasi Kampung Wisata Jodipan bertempat di pusat kota Malang yang
terletak di RT 6, RT 7, dan RT 9 di RW 2 Kelurahan Jodipan, Kecamatan Blimbing,
menjadi jalur utama dan menuju beberapa kota lain dengan potensi wisatawan
kehadirannya meningkat. Biaya masuk Kampung Wisata Jodipan tergantung relatif
murah dengan biaya Rp 7.000 sudah dapat masuk dan menikmati seluruh objek
wisata yang ada. Kondiri geografi di kawasan mendukung dengan lahan yang miring,
letak rumah dibawah jembatan, dan jarak satu rumah dengan rumah yang lain.
Sebagai perwujudan kampung tematik, terdapat fasilitas pendukung yang disajikan
diantaranya fasilitas tempat parkir, kios penjualan, toilet, pedagang makanan dan
minuman yang ada di area tersebut serta tempat untuk wisata yang kekinian untuk
berfoto.
c. Hal-hal menarik yang dapat diceritakan
Kampung Wisata Jodipan menerapkan konsep desa wisata melibatkan seluruh
pihak mulai dari pemerintah hingga masyarakatnya bahu membahu mengembangkan
aspek wisatanya mulai dari perusahaan cat menyumbangkan cat utuk merubah
menjadi kampung tematik dan masyarakat terbantu dalam meningkatkan
ekonominya. Hal ini yang menjadikan para warga membuka usaha baru seperti
berjualan makanan, minuman, dan oleh-oleh ketika berkunjung ke sana. Warga
tersebut ada yang menetap sebagai penduduk asli dan pendatang baru sehingga
budaya masyarakatnya beragam. Biasanya warga berkumpul kegiatan rutin satu
bulan dua kali saat arisan Penggerak dan Kesejahteraan keluarga (PKK) dan acara
tahlilan yang menjadi kegiatan rutin.
Perubahan yang terjadi pada Kampung Wisata Jodipan berawal dari banyak foto
yang diupload ke media sosial yang menjadikan wisatawan tertarik mendatangi
kawasan tersebut karena tidak hanya cat warna-warninya tetapi dipenuhi lukisan
mural yang cantik. Bahkan wisatawan yang datang tidak hanya dari kota Malang saja
namun dari berbagai kota yang ada di Indonesia bahkan dari luar negeri datang ke
sana. Perubahan juga dirasakan mengubah kebiasaan buruk warga yang menjadikan
sungai sebagai tempat pembuangan sampah, namun kini penempatan tempat sampah
atau pembuatan lokasi tempat sampah diletakkan dibeberapa sudut kampung dan
didekat penjual jajanan atau makanan. Setiap malam hari ada petugas yang
mengambil sampah yang sudah dikumpulkan para warga kemudian sampah tersebut
didaur ulang untuk dijadikan bahan kerajinan yang pastinya membuka lowongan
pekerjaan untuk warga yang menganggur dan tidak memiliki penghasilan sama
sekali.
Kondisi sosial yang ada di kampung kumuh kini berubah menjadi kampung
tematik dan tidak terjadi pemusnahan atau benturan sosial antar kelompok warga
karena terjadi perubahan kondisi kampung tersebut. Pemukiman yang dauhulu
kumuh sekarang menjadi bersih yang sudah berisi bangunan semi permanen atau
permanen dan terlihat kondisi jalanan bagus karena dikelilingi tembok yang dihiasi
berbagai macam gambar hasil kreativitas warga. Atap rumah berwarna-warni sampai
urusan gorong dipikirkan sehingga tidak menyebabkan masalah dikemudian hari.
Upaya tersebut cukup signifikan dengan adanya dampak positif baik dari segi
ekonomi, sosial, lingkungan, dan infrastruktur yang membawa perubahan bagi para
warga.
B. Deskripsi Temuan di Kampung Wisata Jodipan
a. Pengertian
Kampung tematik adalah upaya untuk menata dan mengembangkan kawasan
berbasis potensi lokal yang unik dan dinamis. Kampung tematik menjadi kampung
yang memiliki tema tertentu dengan menjiplak kawasan wisata diluar negeri yang
dibawa ke Indonesia. Penekanan dari kampung tematik tersebut adalah penyajian
secara visual dari aspek fisik yang disulap menjadi lebih indah dan menawan.
Kampung Wisata Jodipan merupakan kampung wisata rumah warna-warni yang
terdiri dari 1 Rukun Warga (RW) dan terbagi 5 Rukun Tangga (RT) yaitu RT 5, RT
6, RT 7, RT 8, dan RT 9. Lokasi yang berada di kelurahan Jodipan, Kecamatan
Blimbing, Kota Malang ditepi aliran sungai Brantas dan berada dibawah kolong
jembatan.
b. Fungsi
Sebagai salah satu destinasi wisata di Kota Malang yang menjadi sumber dan
potensi kegiatan ekonomi termasuk sektor lain sehingga lapangan pekerjaan,
pendapatan masyarakat, serta penerimaan devisa meningkat dengan tetap memelihara
kepribadian bangsa dan kelestarian fungsi mutu lingkungan hidup. Begitu besarnya
tingkat wisatawan yang dapat membawa manfaat tersendiri bagi masyarakat sekitar
dengan memunculkan inisiatif dan partisipatif masyarakat untuk berkembang
sekaligus mendorong peningkatan aspek ketahanan suatu kota yang akan berdampak
pada permasalahan pembangunan wilayah perkotaan di kota Malang. Namun
berubahnya pemukiman kumuh menjadi pemukiman kampung tematik menjadi
upaya sebagai penggerak utama pengembangan pariwisata yang terlihat dari
indikator pemukiman tersebut layak atau tidak layaknya untuk dihuni secara tetap
menetap.
c. Tujuan
Bentuk pemberdayaan masyarakat sebaai upaya penyadaran masyarakat dengan
keberadaan dari energi positif yang memiliki dan diaplikasikan hingga mampu
menggerakkan warga dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kebudayaan.
Untuk menghidupkan kembali kampung perkotaan dengan membentuk kampung
tematik karena keberadaan ruang publik sangat penting karena memberikan ruang
bagi penduduk untuk berekreasi dan berinteraksi yang memberikan kontribusi
penting dalam meningkatkan kualitas lingkungan pemukiman yang kumuh menjadi
bersih.
d. Sejarah
Latar belakang orang-orang yang menghuni perkampungan kumuh kini berubah
menjadi kampung tematik dan rata-rata seluruhnya terdapat kesamaan karena
himpitan ekonomi serta desakan kebutuhan untuk memiliki tempat tinggal
dimanapun berada bahkan menempati tanah ilegal milik pemerintah. Hal ini
menggambarkan bahwa kemungkinan semakin luasnya pemukiman warga terus
bertambah karena cukup dengan mengurus surat keterangan domisili tempat tinggal
ke pihak RT/RW setempat bisa tinggal diperkampungan kumuh. Namun seiring
berjalannya waktu hingga kini kampung tersebut menjadi kampung tematik yang
menjadi pemecahan masalah dalam pembangunan diwilayah perkotaan dan
pemerataan penduduk terkendali aman.
Awal mula berdirinya Kampung Wisata Jodipan berawal dari proyek mahasiswa
salah satu di Malang dalam program KKN yang melihat kampung tersebut kurang
baik dipandang. Setelah beberapa kali berkunjung kesana akhirnya mahasiswa
tersebut berinisiatif menemui ketua RW setempat bernama bapak Parin selaku RW
02 untuk menjadikannya sebagai daerah wisata seperti diluar negeri yang memiliki
konsep warna-warni pelangi. Kemudian mahasiswa tersebut mencari sponsor dan
bekerjasama dengan PT Inti Daya Guna Aneka Warna (Indana Paint) untuk merubah
kampung tersebut menjadi kampung tematik. Kendala terjadi saat bantuan yang
diberikan hanya sebatas satu RT saja dan ditolak ketua RW setempat yang
menyatakan tidak akan adil bagi RT lain. Setelah dilakukan negosiasi secara
berulang dan memakan waktu diskusi yang cukup lama, akhirnya pihak perusahaan
cat Indana Paint menyetujui untuk memberikan sponsorship bagi seluruh RW dengan
cara pemberian cat beserta tim kreatif yang memiliki gagasan mengenai gambar unik,
menarik, dan baik dipandang yang akan dilukis dibeberapa dinding rumah para
warga. Proses pengecatan selesai dan banyak warga dari kampung lain datang
berkunjung karena penasaran dengan adanya spot foto yang bagus hingga akhirnya
diresmikan sebagai Kampung Wisata Jodipan oleh Walikota Malang yaitu bapak H.
Mohammad Anton pada tanggal 04 September 2016. Upaya para mahasiswa dinilai
cukup berhasil dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat. Sampai saat ini diterapkan
biaya masuk dengan tarif terjangkau yang ditetapkan sebagai kas desa untuk
perbaikan maupun penambahan pembangunan kampung tersebut dan menjadi salah
satu destinasi tujuan wisata baru di Kota Malang.
C. Sumber Belajar di Kampung Wisata Jodipan
a. Hasil pengamatan
Dalam meningkatkan fasilitas dan memelihara infrastruktur yang ada di Kampung
Wisata Jodipan dengan cara perawatan gambar atau cat yang dilakukan selama satu
bulan sekali agar para masyarakat maupun wisatawan tidak bosan dengan spot
gambar yang berada di Kampung Wisata Jodipan dengan contoh mengubah dan
mengganti gambar lain agar terlihat berbeda dari sebelumnya. Selain itu kebersihan
sangat diperhatikan karena Kampung Wisata Jodipan menjadi terasa nyaman dan
bersih saat wisatawan berkunjung ke sana yang lebih indah dan memiliki nilai jual
visual.
Adapun pengaruh positif yang didapat dari pembangunan Kampung Wisata
Jodipan baik dari segi sosial maupun perekonomiannya yaitu tidak adanya lagi
anggapan tentang kampung yang kumuh, masyarakat tidak lagi dipandang sebelah
mata, meningkatnya kualitas sumber daya manusia, melestarikan kebudayaan,
terciptanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang menganggur, dan
meningkatkan pendapatan masyarakat untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya.
Rata-rata orang berpendidikan di Kampung Wisata sebagian besar hanya lulusan
SD atau SMP dan beberapa lulusan SMA. Bahkan lulusan perguruan tinggi bisa
dihitung dengan jari. Akibat pendidikan yang tidak terlalu tinggi banyak yang
menjadi buruh sampai ibu rumah tangga asalkan kehidupan mereka lebih baik.
Setelah adanya perubahan kampung tematik setidaknya pola pikir masyarakat sedikit
terbuka hal ini dikarenakan banyaknya wisatawan khususnya mahasiswa dan warga
negara asing dengan seringnya berkomunikasi pasti ingin memperbaiki kehidupan
pendidikannya.
Kampung Wisata Jodipan memberikan banyak manfaat kepada masyarakat sekitar
diantaranya kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat seperti membuka usaha dengan
menyediakan makanan ringan untuk wisatawan dengan berbagai variasi olahan.
Proses perubahan tersebut didukung dari berbagai pihak dan kerjasama yang baik
antar warga sehingga kekompakan dan kerukunan dapat terjadi demi memaksimalkan
manfaat pariwisata. Terlebih khusus ruang publik yang ada dalam berbagai warna dan
berbagai bentuk yang menjadikan kampung tematik. Perubahan konsep kampung kota
menjadi kampung tematik memberikan perubahan sangat besar baik dari aspek fisik
dan non fisik yang harus diperhatikan oleh setiap pembuat kebijakan warga dan
pemerintah.
b. Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua RW 02, setiap bulan Kampung
Wisata Jodipan dikunjungi kurang lebih 5.000 wisatawan. Hal tersebut banyak
membuka usaha atau lapangan pekerjaan. Selain itu wawancara yang dilakukan pada
salah satu warga yang ada disana mengatakan bahwa dulunya orang-orang disana
seram suka ribut sama kampung sebelah, tapi sekarang sudah berubah menjadi guyup
rukun karena kesadaran para masyarakat untuk menjaga sosialnya karena menjadi
tempat pariwisata.
Hasil wawancara lainnya dapat diketahui bahwa partisipasi warga terbatas antar
RT karena merasa bukan bagian dari RT tersebut yang menjadikan cenderung tidak
berpartisipasi tidak memiliki tugas dan tanggung jawab sama sehingga menyebabkan
kecemburuan sosial. Selain itu warga antar RT enggan berpendapat bahkan kurang
menghargai pemimpin rapat padahal membahas permalahan umum dalam satu
lingkup. Pada keadaan tersebut terlihat adanya permasalahan perasaan komunitas dan
komunikasi. Hal tersebut bisa diatasi dengan partisipasi sosial dalam bentuk kegiatan
warga secara bersama-sama seperti gotong royong, arisan, dan tahlilan antar warga.
c. Kajian pustaka
Kampung kota merupakan akar budaya pemukiman khas Indonesia. Didalamnya
terdapat keberagam terjadi dari kondisi sosial, ekonomi, dan budaya (Wahjorini,
2014). Berbagai masalah yang timbul dari kampung kumuh antara lain sampah, bau
tidak sedap dan menyengat, infrastruktur yang tidak terawat dan rusak, tingginya
angka kriminalitas, rendahnya tingkat ekonomi masyarakat, tingkat kesehatan rendah
dan lingkungan yang tidak sehat (Aeni 2017). Masyarakat Kampung Wisata Jodipan
telah siap dengan arus perubahan yang terjadi bergitu pesatnya, sebagaimana
transformasi berasal dari bahasa inggris yakni transform, yang berarti mengendalikan
suatu bentuk satu satu bentuk ke bentuk yang lain (Zaeny, 2005). Seiring dengan
jumlah kunjungan wisatawan yang meningkat, maka permintaan akan produk barang
dan jasa didaerah wisata akan mengalami peningkatan (Mujaldi dan Warman, 2014).
Teknologi digital memberikan beberapa bentuk manfaat bagi wisatawan diantaranya
penyediaan informasi tentang objek daya tarik wisata, kemampuan berbagi,
kemampuan pertukaran informassi, kemampuan kesadaran konteks, dan kemampuan
penandaan sebagai penggerak utama pengembangan pariwisata (Pranita, 2018: 243-
253).
D. Daftar Rujukan

Alfian, F., Akbar, T. (2018, Desember). Kampung Tematik Sebagai Bentuk Partisipasi
Masyarakat Dalam Permasalahan Permukiman Kumuh Di Kota Malang. Wahana, 70(2),
37-48. https://doi.org/10.36456/wahana.v70i2.1741

Masturah, A.N., Nurhamida, Y., Khusairi, A. (2017). Sense Of Community Dan


Partisipasi Warga Kampung Wisata Jodipan. Jurnal RAP UNP, 8(1), 1-12. Retrieved
from http://ejournal.unp.ac.id/index.php/psikologi/article/view/7947/6066

Muchsin, S., Cikusin, Y., Abdillah, M.N. (2019). Dampak Sosial Dan Ekonomi
Masyarakat Kampung Warna Warni Jodipan Kota Malang. Ji_Mild, 10(2), 57-75.
Retrieved form http://riset.unisma.ac.id/index.php/MILD/article/view/4498
Pangestusi, E., Nagari, M.P. (2019). Peran Digital Tourism Dalam Pengembangan
Kampung Wisata Jodipan. Jurnal Administrasi Bisnis, 74(1), 48-54. Retrieved from
http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/view/2944

Pawestri, T.A., Putri, D.H. (2018, April). The Study Of Malang Thematic Kampong As A
Potential International Tourism Destination With The Genius Loci Concept. Arsitektura
Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan, 17(1), 87-89.
https://dx.doi.org/10.20961/arst.v17i1.29118

Prasetyo, H., Muthia, F., Susanti, W.D. (2019). Identifikasi Sense Of Place Pada Ruang
Publik Dampak Diterapkan Konsep Kampong Tematik (Kampong Tridi Dan Warna –
Warni, Kota Malang). SMART#4-Seminar on Architecture Research & Technology, 4(1),
361-373. Retrieved from https://smartfad.ukdw.ac.id/index.php/smart/article/view/123

S Pranoto, M., Y.W Suryani, S., Susanti W.D. (2018). Kajian Dinamika Ruang Publik
Pada Kampung Tematik (Studi Kasus: Kampung Warna-Warni Dan Tridi, Malang).
Seminar Nasional Teknologi Terapan Berbasis Kearifan Lokal, 1(1), 173-179. Retrieved
from http://ojs.uho.ac.id/index.php/snt2bkl/article/view/5246

Suyeno, Afifudin, Nisa’, K. (2019). Pengembangan Kampung Wisata Jodipan Dan


Kampung Wisata Tridi Oleh Pemerintah Kota Malang Dalam Meningkatkan Status
Sosial Dan Ekonomi Masyarakat (Studi Kasus Di Kelurahan Jodipan Dan Kelurahan
Kesatrian Kecamatan Blimbing Kota Malang). Respon Publik, 13(1), 24-33. Retrieved
from http://riset.unisma.ac.id/index.php/rpp/article/view/1956

Taqwiem, A., Rasyid, H.A. (2019). Jodipan Sebagai Implementasi Desa Wisata Madani.
Al-Iqtisod :Jurnal Ekonomi Syariah, 2(1), 123-138. Retrieved from
https://ejournal.iaiskjmalang.ac.id/index.php/iqtis/article/view/98

Wulandari, P.K. (2017, Desember). Inovasi Pemuda Dalam Mendukung Ketahanan


Ekonomi Keluarga (Studi Di Kampung Warna-Warni Kelurahan Jodipan, Kecamatan
Blimbing, Kota Malang). Jurnal Ketahanan Nasional, 23(2), 300-319.
http://dx.doi.org/%2010.22146/jkn.28829

Anda mungkin juga menyukai