Dibuat Oleh
Kelompok 3A :
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Teknologi Beton yaitu “ Laporan Final
Pengujian Bahan Semen” di prodi D3 Teknik Sipil semester 115 ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan praktikum ini adalah untuk memenuhi tugas
Laporan Praktikum Teknologi Beton yaitu “ Laporan Final Pengujian Bahan Semen” dengan
dosen pembimbing yaitu Bapak Ir. TRI MULYONO, MT pada mata kuliah Praktek Teknologi
Beton.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. TRI MULYONO, MT selaku dosen
mata kuliah Praktek Teknologi Beton di prodi D3 Teknik Sipil semester 115 yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni.
Kami menyadari, tugas yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan tugas ini.
Kelompok 3 Kelas A
PRAKATA .................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................... 5
PENDAHULUAN .................................................................................................... 5
BAB II ....................................................................................................................... 6
BAB III...................................................................................................................... 9
BAB IV .................................................................................................................... 10
PERHITUNGAN.................................................................................................... 10
BAB V ..................................................................................................................... 11
KESIMPULAN ...................................................................................................... 11
BAB I ....................................................................................................................... 13
PENDAHULUAN .................................................................................................. 13
BAB II ..................................................................................................................... 14
BAB III.................................................................................................................... 18
BAB IV .................................................................................................................... 20
PERHITUNGAN.................................................................................................... 20
BAB V ..................................................................................................................... 23
MODUL 1 | Praktek Teknologi Beton - Pengujian Bahan Semen | 3
KESIMPULAN ...................................................................................................... 23
BAB I ....................................................................................................................... 26
PENDAHULUAN .................................................................................................. 26
BAB II ..................................................................................................................... 27
BAB III.................................................................................................................... 31
BAB I ....................................................................................................................... 36
PENDAHULUAN .................................................................................................. 36
BAB II ..................................................................................................................... 37
BAB III.................................................................................................................... 41
BAB IV .................................................................................................................... 46
PERHITUNGAN.................................................................................................... 46
BAB V ..................................................................................................................... 49
KESIMPULAN ...................................................................................................... 49
BAB I
PENDAHULUAN
Dilansir dari berbagai sumber, Semen PCC (Portland Composite Cement) adalah
semen hidrolis yang terbuat dari penggilingan terak (dinker) semen portland dengan gipsum
dan bahan pozzolan dengan satu atau lebih bahan anorganik, atau hasil pencampuran antara
bubuk semen portland dengan bubuk bahan anorganik lainnya.
Kegunaannya adalah untuk konstruksi umum, seperti pekerjaan beton, pasangan bata,
selokan, jalan, pagar dinding, dan pembuatan elemen bangunan khusus seperti beton pra cetak,
baton pra tekan, panel beton, bata beton, dan sebagainya.
Berat jenis semen Portland komposit tidak sama dengan berat jenis semen Portland biasa.
Apabila semen Portland memiliki berat jenis kisaran 3,0 – 3,2 maka semen Portland komposit
memiliki beratv jenis kurang dari 3,00. Untuk mengetahui berat jenis semen maka digunakan
rumus sebagai berikut.
𝑊
𝐵𝐽 = ×𝑑
(𝑉2 − 𝑉1 )
1.2 Tujuan
2.1 Alat
No Alat Gambar
2 Timbangan
3 Corong kaca
5 Bak air
6 Wadah
7 Spatula
No Alat Gambar
1 Semen 68 gram
2 Minyak 62 API
PROSEDUR PELAKSANAAN
(1) Kerosin bebas air atau neptha dengan berat jenis 62 API (American Petroleum
Institute). Kerosin (minyak tanah) yang bebas air, atau nafta yang mempunyai
densitas lebih besar dari 0,73 g/mL pada temperatur (23±2)°C harus digunakan
dalam penentuan densitas.
(2) Semen Portland masukan kedalam can dan timbang dengan berat +100 gram
gunakan timbangan dengan ketelitian +2 gram Gambar 1.1 dan gunakan can untuk
tempatnya
(3) Isi botol Le chatelier (Gambar 1.2) dengan kerosin atau neptha sampai antara sekala
“0” dan “1”. Kemudian keringkan bagian dari atas cairan dalam botol.
(4) Masukkan botol kedalam bak air dengan suhu yang ditetapkan pada botol +20oC
untuk menyamakan suhu cairan dalam botol dengan suhu yang ditetapkan pada
botol.
(5) Setelah suhu cairan dalam botol sama dengan yang ditetapkan pada botol, baca
skala pada botol (𝑉1 ). Atau catat pembacaan pertama setelah botol direndam di
dalam bak air.
(6) Sebelum semen ditambahkan ke dalam botol, penggunaan sebuah cincin penahan
pada botol untuk membantu menahan berat botol pada posisi tegak di dalam bak
air, atau botol dapat dipegang dengan alat penjepit.
(7) Masukkan semen Portland sebanyak 64 gram kedalam botol sedikit demi sedikit,
hindarkan penempelan semen pada dinding botol di atas cairan. Setelah semua
benda uji dimasukkan, putar botol dengan posisi miring secara perlahan-lahan
sampai gelembung udara tidak timbul lagi pada permukaan cairan.
(8) Rendam kembali botol beserta isinya kedalam bak air, setelah suhu dalam botol
sama dengan suhu yang ditetapkan +20oC, baca skala pada botol, (𝑉2 ).
(9) Hitung berat jenis semen, yaitu: berat semen dibagi isi cairan yang dipindahkan oleh
semen dengan berat tertentu (𝑉2 − 𝑉1 ) pada suhu 20oC.
PERHITUNGAN
4.1 Perhitungan
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑒𝑚𝑒𝑛
𝜌=
(𝑉2 − 𝑉1 )
𝜌
𝐺𝑠𝑝 =
𝐺𝑎
Dimana :
Catatan : Berat jenis semen Portland berkisar antara 3.0 – 3.2, normalnya antara 3.14 + 0.5
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yg telah dilaksanakan pada percobaan I di dapatkan berat jenis semen
sebesar 3,25 gr/ml, pada percobaan II mendapatkan hasil 3,18 gr/ml, dan pada percobaan ke III
didapatkan hasil 3,13. Berdasarkan data yang diperoleh dari 3 percobaan, rata-rata berat jenis
semen adalah 3,19 gr/ml.
Lampiran Pengujian 1:
BAB I
PENDAHULUAN
Konsistensi normal semen portland adalah kadar air pasta semen yang apabila jarum
vicat diletakkan dipermukaannya dalam interval waktu 30 detik akan terjadi penetrasi
sedalam 10 mm. Konsistensi (𝑤) dinyatakan dalam kadar air pasta dan dihitung dengan
rumus :
𝑤𝑎
𝑤= 100%
𝑤𝑠
𝑤𝑎 = berat air
𝑤𝑠 = berat semen (gram).
1.2 Tujuan
Pemeriksaan dimaksudkan untuk mengetahui konsistensi semen dari berbagai tipe semen
dan pengaruhnya terhadap campuran beton nantinya. Metode ini dimaksudkan sebagai
acuan d.an pegangan untuk melakukan pengujian waktu ikat awal semen portland untuk
pekerjaan sipil.
2.1 Alat
1 Alat Pengaduk
2 Gelas Ukur
3 Stop-Watch
5 Spatula
6 Can (container)
9 Timbangan
10 Kaca
1 Semen 300gram
2 Air Suling
PROSEDUR PELAKSANAAN
(1) Siapkan kebutuhan bahan, yaitu semen Portland sebanyak 300 gram. (untuk 1
benda uji sekitar 300 gram)
(2) Masukkan air suling kedalam tromol mesin pengaduk 30% yang diukur
menggunakan gelas ukur (Gambar 1.3), berat semen (300 gram), kemudian
masukkan semen kedalam tromol, diamkan selama 30 detik. Kemudian jalankan
mesin pengaduk (Gambar 1.4) dengan kecepatan 140+5 rpm selama 1 (satu)
menit.
(3) Mesin pengaduk dihentikan selama 15 detik dengan bantuan stop watch (Gambar
1.5), selama itu dinding tromol dari pasta yang menempel. Jalankan kembali
mesin pengaduk dengan kecepatan 285+10 rpm selama 1 (satu) menit.
(4) Ambil pasta semen dari tromol pengaduk, kemudian ambil pasta semen dengan
tangan yang terlindung dengan sarung tangan karet (Gambar 1.6) dan bentuk
seperti bola kemudian dilemparkan dari satu tangan ketangan lain dengan jarak
15 cm, sebanyak 6 kali.
(5) Pegang pasta bola dengan satu tangan, kemudian tekankan pada cincin konik
yang dipegang dengan tangan lain melalui lubang konik, sehingga cincin konik
penuh dengan pasta. Pasta ditekan pada posisi konik dari lubang besar ke lubang
yang kecil.
(6) Kelebihan pasta semen pada konik dibersihkan menggunakan spatula (Gambar
1.7), pada permukannya diratakan dengan sendok perata (spatula) yang
digerakkan pada posisi miring pada permukaan cincin, sehingga permukaan pasta
rata benar dengan konik.
PERHITUNGAN
4.1 Perhitungan
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑖𝑟
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑒𝑚𝑒𝑛
HITUNGAN
Rata-rata konsistensi semen Rata-rata penurunan jarum vicat selama
Portland 30 detik, mm
A 30% 0,3 mm
B 28% 0,28 mm
C 26% 0,26 mm
Grafik
60
50
47
PENURUNAN (MM)
40
38
30
20
17
penurunan 10 mm
12 13
10
Nilai Konsistensi Semen
7
0
20% 22% 24% 26% 28% 30%
0,2250;0
KONSISTENSI(%)
KESIMPULAN
1. Apabila kadar air ditemukan < 9 – 10 mm artinya kadar air yang ditambahkan belum
memenuhi syarat kondisi standar yang menunjukkan kebasahan pasta (kurang air)
2. Apabila kadar air = 9 – 10 mm artinya kadar air yang ditambahkan memenuhi syarat
kondisi standar yang menunjukkan kebasahan pasta
3. Apabila kadar air > 9 – 10 mm artinya kadar air yang ditambahkan tidak memenuhi
syarat kondisi standar yang menunjukkan kebasahan pasta (lebih air)
Konsistensi normal semen dapat diketahui dengan kedalaman penetrasi konsistensi normal
kisaran 24% – 32%
Lampiran Pengujian 1:
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Pemeriksaan dimaksudkan untuk mengetahui waktu pengikatan semen dari berbagai tipe
semen dan pengaruhnya terhadap campuran beton nantinya.
2.1 Alat
1 Alat Pengaduk
2 Gelas Ukur
3 Stop-Watch
5 Spatula
6 Can (container)
8 Cincin Konik
9 Timbangan
2.2 Bahan
2 Air Suling
PROSEDUR PELAKSANAAN
1) Siapkan kebutuhan bahan, yaitu semen Portland sebanyak 650 gram. Kemudian
masukkan air suling kedalam tromol mesin pengaduk secukupnya, kemudian
masukkan semen sebanyak 650 gram kedalam tromol, diamkan selama 30 detik
agar menyerap kedalam semen. Kemudian jalankan mesin pengaduk dengan
kecepatan 140+5 rpm selama 30 detik.
2) Mesin pengaduk dihentikan selama 15 detik, selama itu dinding tromol dari
pasta yang menempel. Jalankan 31embali mesin pengaduk dengan kecepatan
285+10 rpm selama 1 (satu) menit.
3) Ambil pasta semen dari tromol pengaduk, kemudian ambil pasta semen dengan
tangan dan bentuk seperti bola kemudian dilemparkan dari satu tangan ketangan
lain dengan jarak 15 cm. Sebanyak 6 kali.
4) Pegang pasta bola dengan satu tangan, kemudian tekankan pada cincin konik
(Gambar 1.9) yang dipegang dengan tangan lain melalui lubang konik, sehingga
cincin konik penuh dengan pasta. Pasta ditekan pada posisi konik dari lubang
besar ke lubang yang kecil.
5) Letakkan cincin konik dibawah jarum vicat, posisi konik diameter yang besar
dibagian bawah dan yang kecil diatas. Dan sentuhkan jarum dengan bagian
tengah permukaan pasta. Posisi center cincin konik.
MODUL 1 | Praktek Teknologi Beton - Pengujian Bahan Semen | 31
6) Kelebihan pasta semen pada konik dibersihkan, pada permukannya diratakan
dengan sendok 32embal (spatula) yang digerakkan pada posisi miring pada
permukaan cincin, sehingga permukaan pasta rata benar dengan konik. Diamkan
selama 30 menit setelah pencetakan, kemudian lakukan penetrasi dengan jarum
diameter 1 mm dan setiap 15 menit berikutnya (untuk semen tipe III setiap 10
menit) sampai mencapai penetrasi (25 ± 1) mm. Untuk pengujian penetrasi,
turunkan jarum D sampai tepat menempel pada permukaan pasta semen.
Kencangkan sekrup E, dan atur 32embali3232 F pada ujung atas skala. Tepatkan
pada skala nol. Bebaskan batang dengan melonggarkan sekrup E secara cepat
dan biarkan jarum turun selama 30 detik, kemudian baca skala untuk
menentukan penetrasi (jika pasta kelihatan encer, pada pembacaan awal
turunnya batang B dapat diperlambat untuk mencegah bengkoknya jarum 1 mm)
Jarak antar titik penetrasi tidak kurang dari 9,5 mm terhadap dinding bagian
dalam cetakan dan jarak diantara 2 titik penetrasi tidak kurang dari 6,4 mm.
Catat hasil pengujian penetrasi. Dengan interpolasi tentukan waktu dimana
penetrasi diperoleh 25 mm. Ini adalah waktu pengikatan awal. Sedangkan waktu
pengikatan akhir adalah 32embal jarum tidak 32embal terbenam pada pasta.
7) Ulangi pengukuran ini untuk titik yang lainya dimana, prosedur (i) dan (j) setiap
inerval 5 – 10 menit sampai didapat panetrasi yang lebih kecil dari 25 mm. Jarak
titik pengukuran satu sama lain tidak boleh lebih dekat dari 6 mm dan tidak
boleh lebih dari 9 mm diukur dari tepi cincin konik.
8) Dengan melakukan interpolasi, tentukan waktu pengikatan yang diperlukan
untuk mencapai panetrasi 25 mm. Nilai ini sebagai Initial setting time (waktu
pengikatan awal). Waktu pengikatan akhir (final setting time) didapat jika jarum
panetrasi tidak lagi dapat menembus pasta semen dalam cincin konik.
9) Ulangi prosedur diatas untuk beberapa kadar air minimal 3 buah sample.
HASIL PERHITUNGAN
Hitungan
(1) Initial setting time (waktu pengikatan awal) didapat pada penurunan 25 mm
(2) Waktu pengikatan akhir (final setting time) didapat jika jarum panetrasi tidak lagi dapat
menembus pasta semen dalam cincin konik.
(3) Buat grafik penurunan vs waktu dan Penurunan vs kadar air.
4 5 6 7 8 9
MODUL 1 | Praktek Teknologi Beton - Pengujian Bahan Semen | 34
0 0 0 0 0 0
KESIMPULAN
Dapat ditentukan waktu penurunan 25 mm yaitu didapatkan untuk kadarr air 20%, 30%, dan
40 % sebesar 67 menit, 82 menit, dan 98 menit. Waktu pengikatan awal disyaratkan minimal
45 menit dan maksimal 375 menit. Maka dapat disimpulkan Semen Portland type 1
memenuhi syarat.
Lampiran 4:
Foto 5: Proses Pengujian Setting time Foto 6: Panetrasi untuk kadar air 40%
untuk 40% kadar air (FAS 0.4)
BAB I
PENDAHULUAN
Mortar adalah adukan yang terdiri dari agregat halus (pasir), bahan perekat, dan air.
Bahan perekat yang biasa digunakan antara lain semen portland, pozzolan, kapur (bisa berupa
trass, atau bata merah yang dihaluskan), atau bahan khusus yang langsung bisa digunakan
sebagai mortar setelah ditambah air. Fungsi mortar adalah sebagai matrik pengikat bagian
penyusun suatu konstruksi baik yang bersifat struktural maupun non struktural. Penggunaan
mortar untuk konstruksi yang bersifat struktural misalnya mortar pasangan batu belah untuk
struktur pondasi, sedangkan yang bersifat non struktural misalnya mortar pasangan batu bata
untuk dinding pengisi.
Kekuatan tekan adalah muatan tekan maksimum yang dapat di pikul per satuan
luas. Kekuatan tekan mortar adalah beban tiap satuan luas permukaan yang menyebabkan
mortar hancur. Bentuk dan ukuran benda uji ini mempengaruhi kuat tekan beton. Selain itu
mutu kekuatan beton di pengaruhi pula oleh mutu semen yang di gunakan, perbandingan
adukan, susunan pasir, air yang digunakan untuk membuat adukan beton, umur beton, waktu
pencampuran, dan suhu.
𝑃
𝐾𝑢𝑎𝑡 𝑇𝑒𝑘𝑎𝑛 =
𝐴
P = Beban yang bekerja (kg)
A = Luas penampang benda uji (cm2 )
1.2 Tujuan
Pemeriksaan dimaksudkan untuk mengetahui kekuatan mortar semen prtland dari berbagai
tipe semen dengan membuat benda uji berbentuk kubus 50 x 50 x 50 mm.
2.1 Alat
No Alat Gambar
2 Timbangan
4 Plat kaca
5 Meja alir
6 Wadah
8 Mesin pengaduk
2.2 Bahan
No Alat Gambar
PROSEDUR PELAKSANAAN
(1) Siapkan kebutuhan bahan, yaitu semen Portland sebanyak 500 gram, dan pasir
standar seberat 1375 gram serta air suling.
(2) Faktor air semen adalah 0,485 untuk semua jenis semen portland (242,5 mL)
dan 0,460 untuk jenis semen portland yang mengandung udara (230 mL).
(3) Masukkan air suling kedalam tromol mesin pengaduk sebanyak 30% dari berat
semen, kemudian masukkan semen sebanyak 500 gram kedalam tromol,
diamkan selama 30 detik agar menyerap kedalam semen. Kemudian jalankan
mesin pengaduk dengan kecepatan 140+5 rpm selama 30 detik.
(4) Masukkan pasir otawa/kwarsa kedalam tromol sebanyak 1375 gram sambil
pengaduk dijalankan dengan kecepatan 140+5 rpm selama 30 detik.
(5) Mesin pengaduk dihentikan selama 15 detik, selama itu dinding tromol dari
pasta yang menempel. Jalankan kembali mesin pengaduk dengan kecepatan
285+10 rpm selama 30 detik.
(6) Hentikan mesin pengaduk, segera bersihkan mortar yang menempel pada
pinggir-pinggir tromol selama 15 detik, kemudian biarkan mortar selama 75
detik.
(7) Jalankan kembali mesin pengaduk dengan kecepatan 285+10 rpm selama 60
detik.
(8) Penetapan laju alir
(a) Seka, bersihkan dan keringkan bagian atas meja alir secara hati-hati, dan
tempatkan cetakan alir ditengahnya (Gambar 1.10).
(b) Letakkan lapisan mortar dengan ketebalan ± 25 mm dalam cetakan dan
tumbuk 20 kali dengan penumbuk. Tekanan penumbukkan harus diatur
sedemikian rupa sehingga cukup mengisi bagian cetakan serba sama.
(c) Kemudian isi cetakan dengan mortar dan tumbuk seperti pada lapisan
pertama.
(c) Jika lebih dari satu benda uji pada saat sama yang dikeluarkan dari ruang
lembab, untuk pengujian 24 jam lindungi masing-masing benda uji tersebut
dengan kain basah sampai waktu pengujian dilaksanakan. Untuk pengujian
dengan umur pengujian yang lain, jika lebih dari satu benda uji pada waktu
yang sama dikeluarkan dari air rendaman untuk diuji, pelihara benda uji
dalam air pada suhu (23 ± 1,7)oC dan masing-masing benda uji terendam
sempurna hingga pengujian dilaksanakan. Seka setiap benda uji sampai
kondisi permukaan kering permukaan dan hilangkan butiran-butiran pasir
yang lepas atau lapisan kasar dari permukaan yang akan kontak dengan
landasan blok mesin uji.
(d) Periksa permukaannya dengan menggunakan mistar lurus. Jika terdapat
lekukan, gosok permukaannya hingga rata atau buang benda uji, secara
periodik periksalah penampang melintang benda uji.
(e) Berikan beban pada permukaan benda uji yang pada pencetakannya
kontak dengan permukaan yang rata dari cetakan. Hati-hati, tempatkan
benda uji pada mesin uji tepat di bawah titik pusat dari landasan blok atas.
Sebelum dilakukan pengujian pada masing-masing kubus, pastikan bahwa
blok tempat dudukan berbentuk lingkaran bebas bergerak. Tidak boleh
menggunakan bantalan.
(f) Beban awal, dengan laju penekanan yang diinginkan, dapat diberikan
sampai setengah dari beban maksimum benda uji yang diperkirakan
mempunyai beban maksimum lebih besar dari 13,3 KN. Jangan berikan
beban awal terhadap benda uji yang diperkirakan mempunyai beban
maksimum kurang dari 13,3 KN.
(g) Atur laju penekanan sedemikian rupa sehingga sisa beban (atau seluruh
beban dalam hal beban maksimum diperkirakan kurang dari 13,3 KN),
diberikan tanpa terhenti, sampai pecah pada laju penekanan sedemikian
rupa sehingga beban maksimum akan tercapai, tidak kurang dari 20 detik,
juga tidak lebih dari 80 detik sejak penekanan dimulai. Jangan lakukan
BAB IV
PERHITUNGAN
4.1 Perhitungan
Kekuatan tekan mortar (Mpa) = beban maksimum (P) dibagi luas benda uji
𝑃
𝐾𝑢𝑎𝑡 𝑇𝑒𝑘𝑎𝑛 =
𝐴
4.2 Perawatan
a) Bersihkan semua peralatan yang telah dipakai, dan letakkan kembali pada tempatnya.
b) Lumasi mold/cetakan dengan oli/pelumas.
4.3 Pelaporan
Hasil pengujian dibuat dalam bentuk laporan sementara dan laporan akhir pengujian.
CONTOH UJI
NO. URAIAN
A B Rata-rata
Kekuatan tekan
5.6
dalam Mpa, (9) x 0.1
0,48 0,34 0,41
Kekuatan tekan
6.4
dalam Mpa, (9) x 0.1
0,56 0,31 0,44
CONTOH UJI
NO. URAIAN
A B Rata-rata
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum kuat tekan mortar yang telah kami laksanakan mulai dari 7 hari, 14
hari, dan 28 hari percobaan pada kubus mortar telah kami lakukan penekanan dengan
beban yang signifikan pada alat kuat tekan mortar. Data – data yang kita dapatkan dari
pengujian kuat tekan mortar adalah data yang valid dan terverifikasi karena kami langsung
mendapatkannya dari prakter laboratorium.
Kesimpulan kami tentang bahan uji untuk pengujian kuat tekan semen portland adalah dari
sejak awal pengujian hingga di akhir pengujian, mengalami peningkatan waktu hancur dari
bahan uji tersebut ketika kita memberikan beban pada bahan uji tersebut. Jadi semen
tersebut tergolong kuat dan bagus karena pada alat uji, bahan uji tersebut bagus dalam kuat
tekannya dan juga komposisi yang kami jadikan acuan dalam pembuatan smen tersebut
adalah well good
Catatan: Pengujian dilakukan untuk setiap pasangan benda uji “A” dan “B”.