Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI BETON

RENCANA CAMPURAN MIX DESIGN

Disusun Oleh:

Kelompok 5

Ananda Akmal Dwiputra Annur 2211102443043


Noer Taufiqqurrahman 2211102443042
Sania Salsabilla 2211102443050
Muhammad Jefri Prahmadanegara 2211102443044
Agil Hibatullah Ardie 2211102443045
Dimas Nur Hidayat 2211102443046
Mila 2211102443048
Muhammad Yusuf 2211102443049

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

2023/2024
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTIKUM TEKNOLOGI BETON

Disusun Oleh:

Ananda Akmal Dwiputra Annur 2211102443043


Noer Taufiqqurrahman 2211102443042
Sania Salsabilla 2211102443050
Muhammad Jefri Prahmadanegara 2211102443044
Agil Hibatullah Ardie 2211102443045
Dimas Nur Hidayat 2211102443046
Mila 2211102443048
Muhammad Yusuf 2211102443049

Mengetahui,

Asisten Laboratorium Dosen Pembimbing

Desyana Nur Fitriani S.T. Ir. Muhammad Noor Asnan ST., MT.
NIDN 1129126601
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat,
hidayah, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan
baik. Laporan rencana campuran material beton ini disusun sebagai salah satu
syarat dalam menyelesaikan mata kuliah Teknologi Beton pada program studi
Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Muhammadiyah
Kalimantan Timur.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
pengampu mata kuliah Teknologi Beton, Bapak M. Noor Asnan, S.T,.M.T, atas
bimbingan, arahan, dan penjelasan yang diberikan sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan ini. Juga asisten laboratorium dan kepada teman-teman
yang telah memberikan dukungan dan kerjasama dalam pelaksanaan pengujian
beton ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih terdapat kekeliruan dan
kekurangannya. Oleh karena itu kami akan sangat berterima kasih apabila ada
dari pembaca yang Budiman memberikan koreksi yang dapat membangun
laporan ini kedepannya, saran atau petunjuk yang kontstruktif demi
penyempurnaan Laporan Praktikum Teknologi Beton Rencana Campuran
Material Beton ini.

Samarinda, Maret 2024


Ketua Kelompok

Ananda Akmal Dwiputra Annur A.


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. 2


KATA PENGANTAR ........................................................................................... 4
DAFTAR ISI .......................................................................................................... 5
DAFTAR TABEL ................................................................................................. 6
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................... 6
BAB I ...................................................................................................................... 7
PENDAHULUAN .................................................................................................. 7
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 7
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 7
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 8
1.4 Manfaat .......................................................................................................... 8
BAB II .................................................................................................................... 9
LANDASAN TEORI............................................................................................. 9
BAB III ................................................................................................................. 11
PEMBAHASAN .................................................................................................. 11
3.1 Data Rencana Campuran ............................................................................. 11
3.2 Pengujian Analisa Saringan Agregat Halus ................................................. 11
3.5 Data Formulir Rencana Campuran .............................................................. 19
3.6 Perhitungan jumlah pengecoran pada benda uji .......................................... 20
3.7 Perhitungan jumlah pengecoran pada benda uji untuk uji Kuat tekan dan
belah .................................................................................................................. 21
BAB V................................................................................................................... 24
PENUTUP ............................................................................................................ 24
4.1 Kesimpulan .................................................................................................. 24
4.2 Saran ............................................................................................................ 24
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 26
LEMBAR ASISTENSI ....................................................................................... 27
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Hasil Pemeriksaan Manual................................................................... 11
Tabel 3. 2 Tabel Data Analisa Saringan Agregat Halus ....................................... 12
Tabel 3. 3 Tabel Data Analisa Saringan Agregat Kasar ....................................... 13
Tabel 3. 4 Tabel Ukuran Maksimum Agregat ...................................................... 13
Tabel 3. 5 Tabel Deviasi Standar .......................................................................... 14
Tabel 3. 6 Tabel Data Nilai Kurva ........................................................................ 14
Tabel 3. 7 Tabel Faktor Air Semen Maksimum .................................................... 16
Tabel 3. 8 Tabel Slum Untuk Kadar Air Bebas .................................................... 16

DAFTAR GRAFIK
Grafik 3. 1 Kurva Daerah Gradasi Ayakan Pasir .................................................. 12
Grafik 3. 2 Kurva Faktor Air Semen Bebas .......................................................... 15
Grafik 3. 3Kurva Persenan Pasir ........................................................................... 17
Grafik 3. 4 Kurva Berat Jenis Beton ..................................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam bidang Teknik Sipil, pengetahuan tentang beton menjadi hal yang sangat
penting karena beton merupakan bahan utama dalam konstruksi. Berbagai jenis beton
digunakan tergantung pada jenis konstruksi yang akan dilakukan. Dalam laporan ini,
akan dijelaskan tentang perhitungan perencanaan campuran beton dan proses pengecoran
beton. Teknologi beton dimulai dari perhitungan proporsi semen, air, agregat kasar
(kerikil), dan agregat halus (pasir). Setelah mendapatkan perbandingan yang tepat, proses
pengecoran dapat dilakukan. Setelah pengecoran selesai, beton akan dicetak dalam
silinder dan dirawat untuk memastikan mutunya sesuai dengan yang diharapkan saat
dilakukan uji tekan.
Dalam proses pembuatan mix desain beton, penyusunan adukan beton tidak
hanya memperhatikan kinerja beton dalam satu situasi, tetapi juga mendesain beton
untuk dua kondisi yaitu fase plastis dan fase perkerasan. Tahap plastik mengacu pada
keadaan di mana bahan beton pertama kali dicampur untuk membuat tekstur lembut,
mengalir dan mudah berubah bentuk seperti adonan. Pada saat yang sama, fase
pengerasan jalan terjadi saat beton mulai mengering dan mengeras. Pada tahapan plastis,
standar beton harus memenuhi kemampuan proses, kohesi dan memiliki waktu
pengaturan yang lama. Pada tahap pengerasan, sifat yang dihasilkan harus memiliki
kekuatan dan daya tahan yang mapan (MSK 2024)
Dalam perencanaan beton, spesifikasi dan karakteristik bahan penyusun seperti
semen, air, dan agregat menjadi faktor yang sangat menentukan. Pengujian parameter-
parameter bahan penyusun beton penting dilakukan untuk mengetahui kondisi dari
bahan-bahan tersebut. Secara umum, pengujian parameter bahan penyusun beton dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai kontrol kualitas dan sebagai dasar analisis dalam
perencanaan. Kontrol kualitas menjadi sangat penting dalam perencanaan beton untuk
memastikan bahwa beton yang dihasilkan sesuai dengan rencana. Parameter-parameter
yang dihasilkan dari pengujian tersebut dievaluasi untuk menjamin kualitas beton yang
dihasilkan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Berapakah komposisi agregat halus yang diperlukan dalam pembuatan
beton dengan mutu yang telah ditentukan ?
2. Berapakah komposisi agregat kasar yang diperlukan dalam pembuatan
beton dengan mutu yang telah ditentukan ?
3. Berapakah komposisi semen yang diperlukan dalam pembuatan beton
dengan mutu yang telah ditentukan ?
4. Berapakah komposisi air yang diperlukan dalam pembuatan beton
dengan mutu yang telah ditentukan ?
5. Bagaimana proses pengecoran ?
1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum pengerjaan mix design adalah untuk mengetahui informasi
tentang jumlah atau komposisi dari material beton yang digunakan sebagai pedoman
dalam melaksanakan pengujian pembuatan beton dengan mutu tertentu supaya
mendapatkan hasil beton yang baik.

1.4 Manfaat
1. Mengetahui komposisi agregat halus yang diperlukan dalam pembuatan
beton dengan mutu yang telah ditentukan.
2. Mengetahui komposisi agregat kasar yang diperlukan dalam pembuatan
beton dengan mutu yang telah ditentukan.
3. Mengetahui komposisi semen yang diperlukan dalam pembuatan beton
dengan mutu yang telah ditentukan.
4. Mengetahui komposisi air yang diperlukan dalam pembuatan beton
dengan mutu yang telah ditentukan.
5. Mengetahui proses pengecoran beton.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Beton
Beton terdiri dari campuran semen Portland atau jenis semen hidrolik
lainnya, agregat halus, agregat kasar, dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan,
yang menghasilkan struktur yang padat. Merancang komposisi bahan pembentuk
beton menjadi faktor penentu kualitas beton, yang pada gilirannya berdampak
pada kualitas keseluruhan struktur.
2.2 Beton Normal
Merupakan beton yang paling umum digunakan untuk berbagai macam
konstruksi, seperti bangunan gedung, jembatan, dan lain-lain. Beton normal
memiliki daya tahan yang cukup baik dan umumnya digunakan untuk struktur
non-kritikal (PT. Teknometal 2023).
2.3 Agregat Halus
Agregat Halus: Merupakan pasir alam hasil desintegrasi dari batu atau pasir
yang dihasilkan oleh industri pemecah batu, dengan ukuran butir terbesar 5,0 mm.
2.4 Agregat Kasar
Agregat Kasar: Merupakan kerikil hasil desintegrasi alami dari batu atau
batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu, dengan ukuran butir antara
5 mm hingga 40 mm.
2.5 Kekuatan Tekan Beton yang Disyaratkan fc
Kekuatan Tekan Beton yang Disyaratkan fc : Merupakan kekuatan tekan
yang ditetapkan oleh perencana struktur berdasarkan benda uji berbentuk silinder
diameter 150 mm dan tinggi 300 mm.
2.6 Kekuatan Tekan Beton yang Disyaratkan fcr
Kekuatan Tekan Beton yang Ditargetkan fcr: Merupakan kuat tekan rata-
rata yang diharapkan dapat dicapai, yang lebih besar dari fc.
2.7 Kadar Air Bebas
Kadar Air Bebas: Jumlah air yang dicampurkan ke dalam beton untuk
mencapai konsistensi tertentu, tidak termasuk air yang diserap oleh agregat.
2.8 Faktor Air Semen
Faktor Air Semen: Perbandingan antara berat air bebas dan berat semen
dalam beton.
2.9 Slump
Ukuran kekentalan adukan beton yang dinyatakan dalam milimeter, diukur
dengan alat kerucut abram.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Data Rencana Campuran


1. Mutu Beton (kuat tekan) f’c : 30 Mpa
2. Agregat kasar yang dipakai : Batu Pecah
3. Agregat halus yang dipakai : Pasir
4. Diameter agregat maksimum : 40 mm
5. Tipe semen yang di pakai : Tipe 1
6. Struktur yang akan dibuat : Saluran irigasi dan bendungan
7. Keadaan : Baik
8. Hasil pemeriksaan manual :
Pasir Kerikil

Berat Jenis (SSD) 2,70 3,073

Kadar air 0,412 0,69

Resapan -0,294 0,030

Tabel 3. 1 Hasil Pemeriksaan Manual

3.2 Pengujian Analisa Saringan Agregat Halus

Saringan Tinggal Pada Saringan Kumulatif %

Berat
Berat Pasir
No mm Saringan Presentase Tertahan Lolos
Saringan (gr)
(gr) + Pasir (gr)
3/ 8,5 3,75 375 0 0 0 100
8
4 4,75 360 360 0 0 0 100
8 2,36 340 445 105 5,25 5,25 94,75
30 0,3 360 1065 705 35,25 40,5 59,5
40 0,425 320 730 440 22 62,5 37,5
100 0,15 325 1015 690 34,5 97 3
200 0,075 320 365 45 2,25 99,25 0,75
Pan 0 295 305 15 0,75 100 0

Total Total Total


Jumlah
Saringan 2000Saringan
Tinggal Pada Kumulatif %
100% 404,5% 395,5%

Tabel 3. 2 Tabel Data Analisa Saringan Agregat Halus

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐾𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓


Rumus Modulus Halus = 100
404,5
=
100

= 4,045
Pada umumnya pasir dapat dikelompokkan menjadi 4 macam tingkat
kehalusan,yaitu :

Modulus Fineless Zona Pasir


Zona 1 = Pasir Kasar > 3,0
Zona 2 = Pasir Agak Kasar 2,50 – 3,00
Zona 3 = Pasir Sedang 2,00 – 2,50
Zona 4 = Pasir Halus 1,50 – 2,00

Daerah Gradiasi Ayakan Pasir No 1


100
95 100 100

90
94,75 90
80

70
70
59,5 60
60

50
34 37,5
40
30
30
20
20
15

10 10 3
0 0,75 5
0,08 0,15 0,30 0,60 1,2 2,4 4,8 9,6 19 38
Grafik 3. 1 Kurva Daerah Gradasi Ayakan Pasir

3.3 Pengujian Analisa Saringan Agregat Kasar


Agreg
Berat at
Saringa Saringan Kasar
+ Agregat Kasar(gr)
No. mm / Batu % Tertahan Lolos
n (gr)
(gr)
1 25,5 410 0 0 100
¾ 19,0 405 1735 1330 44,33 44,33 55,67
1/2 12,7 440 485 45 1,50 45,83 54,17
3/8 8,5 375 1545 1170 39,00 84,83 15,17
4 4,75 250 680 430 14,33 99,17 0,83
Pan 295 320 25 0,83 100 0
Jumlah 3000 874

Modulus Kehalusan,fm = 8,74


Tabel 3. 3 Tabel Data Analisa Saringan Agregat Kasar

Ukuran maksimum agregat ( mm )


Total % 5 – 10 10– 20 20– 40 FM
100 100 - - 6,00
100 33 67 - 6,69
100 18 27 55 7,37
Tabel 3. 4 Tabel Ukuran Maksimum Agregat

3.4 Perhitungan Formulir Campuran Beton


1. Kuat Tekan yang disyaratkan benda uji (benda uji silinder) = 30 Mpa
(data sudah ditetapkan)
2. Deviasi Standar = diketahui dari besarya jumlah (volume) pembetonan
yang akan dibuat, dalam hal ini dianggap untuk pembuatan (1.000-3.000)
m3sehingga nilai SD = 5,0 Mpa
Volume pekerjaan Deviasi standar, Sd (MPa)

Mutu pekerjaan
Sebutan Volume beton
Baik sekali baik Dapat diterima
(m3)
Kecil < 1000 4.5<Sd≤5.5 5.5<Sd≤6.5 6.5<Sd≤8.5

Sedang 1000-3000 3.5<Sd≤4.5 4.5<Sd≤5.5 5.5<Sd≤7.5


Besar >3000 2.5<Sd≤3.5 3.5<Sd≤4.5 4.5<Sd≤6.5

Tabel 3. 5 Tabel Deviasi Standar

3. Nilai Margin = 1,64 x 5,0 = 8,2 Mpa


4. Kuat tekan rata rata yang diinginkan = 30 + 8,2 = 38,2 Mpa
5. Jenis semen ditetapkan jenis II (untuk saluran irigasi dan bendungan) ex
semen padang
6. Jenis agregat =
a. Agregat kasar berupa batu pecah ex Pudak Payung
b. Agregat halus berupa pasir alami ex Muntilan
7. Faktor air semen bebas =
Diketahui untuk agregat kasar adalah batu pecah dan semen jenis I, benda
uji beton berbentuk silinder dengan kekuatan beton umur 28 hari yang
diharapkan adalah 37 Mpa. Nilai ini dipakai untuk membuat kurva
Kuat tekan pada umur (hari) Bentuk
Jenis semen Jenis agregat kasar benda uji
3 7 28 91

Semen Portland Batu tak dipecahkan 17 23 33 40 Silinder


Tipe I Batu pecah 19 27 37 45
Semen Tahan Batu tak dipecahkan 20 28 40 48 Kubus
Sulfat tipe II,V Batu pecah 23 32 45 54
Batu tak dipecahkan 21 28 38 44
Silinder
Semen Portland Batu pecah 25 33 44 48
HTipe III Batu tak dipecahkan 25 31 46 53
Kubus
a Batu pecah 30 40 53 60
Tabel 3. 6 Tabel Data Nilai Kurva

Kurva yang dimaksud adalah sebagai berikut. Dalam usaha mencari factor air
semen untuk beton yang direncanakan dengan cara sebagai berikut:
a. Dari titik kekuatan tekan 37 Mpa, ditarik garis mendatar hingga
memotong garis.
b. Melalui titik potong ini selanjutnya gambarkan kurva berbentuk kira kira
sama dengan kurva disebelah atas dan di sebelah bawahnya (garis putus
putus). Kemudian dari titik kekuatan tekan beton yang dirancang (dalam hal
ini 38,2 Mpa) tarik garis mendatar hingga memotong kurva garis putus putus.
c. Dari titik potong ini Tarik garis tegak kebawah hingga memotong garis
sumbu x (absis) dan baca factor air semen yang dicari (f.a.s = 0,49)

Grafik 3. 2 Kurva Faktor Air Semen Bebas

8. Faktor air semen maksimum, dalam hal ini ditetapkan 0,55


Tabel 3. 7 Tabel Faktor Air Semen Maksimum

9. Slump = ditetapkan 60-180 mm


10. Ukuran agregat maksimum = 40 mm
11. Kadar air bebas = untuk mendapatkan kadar air bebas. Yang dibuat
agregat gabungan alami atau yang berupa batu pecah.

Tabel 3. 8 Tabel Slum Untuk Kadar Air Bebas

12. Kadar semen = 185 : 0,49 = 377 kg/m3


13. Kadar semen maksimum = tidak ditentukan, jadi dapat diabaikan
14. Kadar semen minimum = ditetapkan 325 kg apabila kadar semen yang
diperoleh dari perhitungan butih 12) belum mencapain syarat minimum
yang ditetapkan, maka harga minimum ini harus di pakai di factor air
semen yang baru disesuaikan
15. Faktor air semen yang disesuaikan
16. Susunan besar butir agregat Daerah Gradasi No 1
17. Susunan butir agregat kasar atau gabungan : cukup jelas
18. Persen agregat halus Ini dicari dalam Grafik 15 untuk kelompok
ukuran butir agregat maksimum 40 mm pada nilai slump 60 – 180 mm
dan nilai faktor air semen 0,55. Bagi agregat halus (pasir) yang termasuk
daerah susunan butir no. 1 diperoleh antara 40 – 48 diambil nilai
tengahnya hingga di peroleh persen agregat halus 44%

Grafik 3. 3Kurva Persenan Pasir

19. Berat jenis relative agregat : ditetapkan


20. Berat jenis beton diperoleh dari Grafik 16 dengan jalan membuat grafik
baru yang sesuai dengan nilai berat jenis agregat gabungan, yaitu 2,422.
Titik potong grafik baru tadi dengan tegak yang menunjukan kadar air
bebas (dalam hal ini 185 kg/m3 , menunjukan nilai berat jenis beton yang
direncanakan. Dalam hal ini diperoleh angka 2.225 kg/m3 .
Grafik 3. 4 Kurva Berat Jenis Beton

21. Kadar agregat gabungan = berat jenis beton dikurangi jumlah kadar
semen dan kadar air; 2.225 – 377 – 185 = 1.663 kg/m3
22. Kadar agregat halus = 0,44 x 1663 = 731,72 kg/m3
23. Kadar agregat kasar = 1.663 – 731,72 = 931,28 kg/m3
24. Proporsi campuran
Dari langkah no.1 hingga no.23 kita dapatkan susunan campuran beton
teoritis untuk tiap m3 sebagai berikut:
• Semen Portland = 377 kg
• Air = 185 kg
• Agregat halus = 731,72 kg/m3
• Agregat kasar = 931,28 kg/m3
25. Koreksi proporsi campuran
Untuk mendapatkan susunan campuran yang sebenarnya yaitu yang akan
kita pakai sebagai campuran uji, angka-angka teoritis tersebut perlu
dibetulkan dengan memperhitungkan jumlah air bebas yang terdapat dalam
atau yang masih dibutuhkan oleh masing-masing agregat yang akan dipakai.
Kadar air agregat kasar = 0,412

Kadar air agegat halus = 0,69


Penyerapan air agregat kasar = -0,294
Penyerapan air agregat halus = 0,030

Jumlah air yang terdapat dalam agregat kasar:

Air = jumlah air - (kadar air - penyerapan)/100 × jumlah


agregat
Agregat = jumlah agregat + (kadar air - penyerapan)/100 × jumlah
agregat

Agregat Kasar = 931,28 ( 0,412-(-0,294) /100= 6,57


Agregat Halus = 731,72 (0,69 – 0,030) / 100 = 4,82

Dengan mengurangkan atau menambahkan hasil-hasil perhitungan ini, akan


kita peroleh susunan campuran yaitu yang seharusnya kita timbang, untuk
tiap m3 beton (ketelitian 5 kg) :
• Semen Portland = 377 kg/m3
• Agregat halus = 731,72 – 6,57 = 725,15 kg/m3
• Agregat kasar = 931,28 – 4,82 = 926,46 kg/m3
• Air = 185 + 6,57 = 191,57 kg/m3

Kontrol jumlah campuran dalam berat:


Sebelum Koreksi = Sesudah Koreksi

377+185+731,72+931,28 = 377+725,15+962,46+191,57
2.225 = 2.225 (oke)

Rasio Proposi dalam berat

Semen : Air : Agregat halus : Agregat Kasar


1 : 0,5 : 1,923 : 2,457

3.5 Data Formulir Rencana Campuran

No. Uraian Tabel/Grafik/ Nilai


--- --- Perhitungan ---
1 Kuat tekan yang Ditetapkan 30 MPa pada 28 hari
disayaratkan (benda uji
silinder/kubus)
2 Deviasi Standar Butir 4.3.2.1.1).(2 5,0 MPa
tabel 1)
3 Nilai tambah (margin) Butir 4.2.3.1.2) 1,64 x 5,0 = 8,2 Mpa
4 Kekuatan rata-ata yang Butir 4.2.3.1.3)
ditargetkan
5 Jenis semen Ditetapkan 30 + 8,2 = 38,2 MPa
6 Jenis agregat : - kasar 3,073
- halus 2,740
7 Faktor air semen bebas Tabel 2 0,49
Grafik 1 atu 2 Ambil nilai yang terendah
8 Faktor air semen maksimum Butir 4.2.3.2. 2) 0,55
9 Slump Ditetapkan Butir
4.2.3.3 Ditetapkan 60-180 mm
10 Ukuran agregat maksimum Butir 4.2.3.4
Tabel 3 40 mm
11 Kadar air bebas Butir 4.2.3.4
11 : 8 atau 7 185 kg/m3
12 Julah semen Ditetapkan
13 Jumlah semen maksimum Ditetapkan 377 kg/m3
14 Jumlah semen minimum Butir 4.2.3.2 325kg/m3
Tabel 4,5,6 -- kg/m3 (pakai bila lebih besar
- dari 12, lalu hitung 15)
15 Faktor air semen yang
disesuaikan Grafik 3 s/d 6
16 Susunan besar butir agregat
halus Grafik 7, 8, 9 atau Daerah gradasi susunan butir 1
17 Susunan agregat kasar atau Tabel 7
gabungan Grafik 10, 11, 12
Grafik 13 s/d 15 atau
18 Persen agregat halus perhitungan
Diketahui/dianggap 44 persen
19 Berat jenis relative, agregat
(kering permukaan) Grafik 16
20 Berat isi beton 2422 kg/m3
Kadar agregat gabungan 20-(12+11) 2422 – 377-185 = 1663 kg/m3
21 Kadar agregat halus 18x21 0,44 x 1663 = 731,72 kg/m3
22 Kadar agregat kasar 21-22 1663- 731,72 = 931,28 kg/m3
23 Proporsi campuran: Agregat kondisi jenuh kering
24 - tiap m3 permukaan
- tiap campuran uji m3 Semen Air (kg/lt)
(kg) Halus Kasar
25 Koreksi proporsi campuran 377 191,57 (kg) (kg)
725,15 926,46

3.6 Perhitungan jumlah pengecoran pada benda uji


Volume Silinder 15 cm×30 cm , untuk silinder dalam 1 𝑚 = 0,005301
Semen = 377 kg x 0,005301 = 2,00 + 5% = 2,05 kg
Pasir = 731,72 kg x 0,005301 = 3,88 + 5% = 3,93 Kg
Kerikil = 931,28 kg x 0,005301 = 4,93 + 5% = 4,98 Kg
Air = 185 kg x 0,005301 = 0,98 + 5% = 1,03 Kg

Volume silinder 10cm × 20cm ,untuk silinder dalam 1 𝑚 = 0,001571


Semen = 377 kg x 0,001571 = 0,59 + 5% = 0,64 kg
Pasir = 731,72 kg x 0,001571 = 1,14 + 5% = 1,19 Kg
Kerikil = 931,28 kg x 0,001571 = 1,46 + 5% = 1,451Kg
Air = 185 kg x 0,001571 = 0,29 + 5% = 0,34 Kg

Volume kubus 15cm × 15cm × 15cm,untuk Silinder dalam 1 𝑚 = 0,00338


Semen = 377 kg x 0,00338 = 1,27 + 5% = 1,32 kg
Pasir = 731,72 kg x 0,00338 = 2,47 + 5% = 2,52 Kg
Kerikil = 931,28 kg x 0,00338 = 3,14 + 5% = 3,19 Kg
Air = 185 kg x 0,00338 = 0,62 + 5% = 0,67 Kg

3.7 Perhitungan jumlah pengecoran pada benda uji untuk uji Kuat tekan
dan belah

1. Silinder 15 cm×30 cm, Untuk Satu Silinder 1 mᵌ = 0,005301 mᵌ


0,005301 x 6 = 0,031806 (Untuk benda uji toal 6 silinder)
Semen = 377 × 0,031806 + 5%= 12,04 kg
Pasir = 731,72 × 0,031806 + 5%= 23,32 kg
Kerikil = 931,28 × 0,031806 + 5%= 29,67 kg
Air = 185 × 0,031806 + 5%= 5,93 kg

2. Silinder 10cm × 20cm, Untuk Satu Silinder 1 mᵌ = 0,001571 mᵌ 0,001571

x 2 = 0,003142 (Untuk benda uji toal 2 silinder)


Semen = 377 × 0,003142 + 5% = 1,23 kg
Pasir = 731,72 × 0,003142 + 5% = 2,34 kg
Kerikil = 931,28 × 0,003142 + 5% = 2,97 kg
Air = 185 × 0,003142 + 5% = 0,63 kg
3. Kubus 15cm × 15cm × 15cm, Untuk Satu Kubus 1 mᵌ = 0,00338 mᵌ

0,00338 x 2 = 0,00676 (Untuk benda uji toal 2 Kubus)


Semen = 377 × 0,00676 + 5% + 5% = 2,59 kg
Pasir = 731,72 × 0,00676+ 5% + 5%= 4,99kg
Kerikil = 931,28 × 0,00676 + 5% + 5%= 6,34kg
Air = 185 x 0,00676 + 5% + 5%= 1,30kg

3.8 Proses Pengecoran Beton


a. Alat dan Bahan

1. Cetakan silinder 4 buah dan 2 kubus

2. Bahan material yang akan dicampur: semen, air, agregat


kasar dan agregat halus
3. Alat slump test

4. Besi rojokan

5. Ember

6. Sekop

7. Molen untuk mengaduk beton


b. Prosedur Pelaksanaan

1. Ayak material pengisi beton yaitu pasir dan kerikil


untuk memastikan tidak tercampur.
2. Timbang pasir, kerikil, semen, air sesuai dengan perhitungan.

3. Siapkan cetakan silinder,olesi dengan oli dan kencangkan baut.

4. Masukkan pasir dan semen kedalam molen dan aduk


sebentar agar menjadi homogen.
5. Setelah itu masukkan kerikil dan air lalu diaduk
sampai tercampur rata.
6. Ambil campuran beton sebagian untuk dilakukan uji slump test.

7. Masukkan campuran beton kedalam cetakan silinder


yang sudah disiapkan.
8. Beton di uji pada hari ke-8, ke-28 dan hari ke-35
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Rencana campuran beton telah dirancang dengan mempertimbangkan
beberapa faktor penting. Pertama, uran beton dihitung dengan memperhatikan
faktor air semen bebas dan berat jenis agregat yang digunakan. Koreksi proporsi
campuran dilakukan dengan memperhitungkan kadar air dan penyerapan air dari
agregat halus dan kasar. Setelah koreksi, proporsi campuran beton yang
dihasilkan adalah sebagai berikut: Semen : Air = 1 : 0,49, Semen : Pasir = 1 :
1,923, dan Semen : Kerikil = 1 : 2,457. Perhitungan jumlah pengecoran dilakukan
untuk berbagai jenis silinder dan kubus dengan asumsi satu meter kubik beton.
Rencana ini memperhitungkan karakteristik material, kuat tekan yang
disyaratkan, faktor air semen bebas, dan ukuran agregat maksimum. Selain itu,
jumlah pengecoran untuk tiap jenis silinder telah dihitung berdasarkan volume
silinder dan karakteristik materialnya. Secara keseluruhan, rencana campuran
beton telah mempertimbangkan berbagai faktor yang memengaruhi kualitas dan
kuantitas beton yang akan diproduksi. Berdasarkan hasil rencana campuran beton
dan perhitungan jumlah campuran, untuk silinder dengan ukuran 15 cm x 30 cm
dalam 1 m³ beton, bobot semen adalah 2,02 kg, bobot pasir adalah 3,9 kg, bobot
kerikil adalah 4,95 kg, dan bobot air adalah 1 kg. Sedangkan untuk silinder
dengan ukuran 10 cm x 20 cm, dalam 1 m³ beton, bobot semen adalah 0,61 kg,
bobot pasir adalah 1,16 kg, bobot kerikil adalah 1,48 kg, dan bobot air adalah
0,31 kg. Untuk kubus dengan ukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm, dalam 1 m³ beton,
bobot semen adalah 1,29 kg, bobot pasir adalah 2,49 kg, bobot kerikil adalah 3,16
kg, dan bobot air adalah 0,64 kg. Dengan demikian, hasil rencana campuran beton
telah dihitung dengan memperhatikan proporsi yang sesuai dengan karakteristik
material dan volume benda uji yang akan digunakan.
4.2 Saran
Rekomendasi berdasarkan hasil analisis terhadap rencana campuran beton
dan perhitungan jumlah campuran, serta menegaskan pentingnya perencanaan
yang cermat dalam menghasilkan campuran beton yang berkualitas sesuai dengan
standar yang ditetapkan. Dengan demikian, pembaca akan mendapatkan
pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya faktor-faktor yang
dipertimbangkan dalam proses perencanaan beton untuk memastikan hasil
konstruksi yang kokoh dan berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA

BSN. Badan Standarisasi Nasional. 2000. SNI-03-2834-2000. Tata Cara


Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal. Badan Standarisasi
Nasional: Jakarta.
MSK. Mix Desain Dalam Beton. November 21, 2024. https://readymix.co.id/mix-
design-dalam-beton/.
PT. Teknometal. Beton: Pengertian, Jenis dan Fungsinya Pada Konstruksi. 2023.
https://teknoscaff.com/articles/beton-pengertian-jenis-dan-fungsinya-
pada-konstruksi/.
Standar Nasional Indonesia. "SNI 03-1968-1990." Metode Pengujian Analisis
Saringan Agregat Halus dan Kasar, 1990.
Tjokrodimuljo, K. Pengenalan Teknologi Beton. Yogyakarta: Biro, 2007.
Zuhrotul Muniroh, M. Q. (2014). Laporan Praktikum dan Perhitungan Mix
DesignBeton. Retrieved April 15, 2022, from
https://www.academia.edu/9984773/Laporan_Praktikum_dan_Perhitunga
n_M ix_Design_Betonv
LEMBAR ASISTENSI

NO HARI/TANGGAL KETERANGAN PARAF

1. Minggu/ 17 Mar 2024 1. Perbaikan grafik analisa saringan

2. Rabu/20 Mar 2024 1. Menambah factor keamanan


5%

Kamis/21 Mar 2024 1. Menjumlahkan hasil campuran


3.
dengan benda uji yang di gunakan

Anda mungkin juga menyukai