Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM PERAWATAN DAN ANALISI

KEKUATAN BETON

KELOMPOK 6 (AGREGAT KASAR)


DOSEN PENGAMPU:
M. NOOR ASNAN ST, MT 1129126601
DISUSUN OLEH :
ALBAR 2011102443052
ADI NOOR HIDAYAT 1911102443059
FARIS ARDIANTO 2011102443029
MUHAMMAD MUSTAQIM 2011102443016
MUHAMMAD REZA SAPUTRA 2011102443028
NITA FAJRIAWATI 2011102443095
RYAN ZULFIKAR 2011102443016
SHYFA AURELIA LATIFA 2011102443042

PRODI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN INI DI BUAT SEBAGAI TUGAS MATA KULIAH

PRAKTIKUM TEKNOLOGI BETON

DISUSUN OLEH:

ALBAR 2011102443052
ADI NOOR HIDAYAT 1911102443059
FARIS ARDIANTO 2011102443029
MUHAMMAD MUSTAQIM 2011102443016
MUHAMMAD REZA SAPUTRA 2011102443028
NITA FAJRIAWATI 2011102443095
RYAN ZULFIKAR 2011102443016
SHYFA AURELIA LATIFA 2011102443042

MENGETAHUI,

Asisten Dosen Pengampu, Dosen Pengampu,

ANANG AKBAR ARHA M. NOOR ASNAN ST, MT


NIM. 17111024430004 NIDN. 1129126601

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah
memberikan berkah dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
Laporan Praktikum Teknologi Beton di Laboratorium Teknik Sipil Universitas
Muhammadiyah Kalimantan Timur degan baik. Pada Laporan ini kami buat untuk
menjelaskan tentang kegiatan Praktikum Teknologi Beton yang telah kami
lakukan.

Kami menyadari bahwa pada Laporan Praktikum Teknologi Beton ini masih
banyak kekurangan. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu
yaitu Bapak Noor Asnan, ST., MT. Dan juga kepada asisten laboratorium yang
telah membantu dan membimbing dalam Praktikum Teknologi Beton.

Samarinda, 04 Juni 2022

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................. 1
1.4 Manfaat ........................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 3
2.1 Slump Test ...................................................................................... 3
2.2 Beton ............................................................................................... 3
2.3 Perawatan Beton ............................................................................. 3
2.4 Uji Kuat tekan Beton ...................................................................... 3
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................ 4
3.1 Perawatan Beton ............................................................................. 4
3.2 Pengujian Kuat Tekan Beton .......................................................... 5
3.3 Bentuk Pengujian Kuat Tekan Beton ............................................. 7
3.4 Hasil Pengujian ............................................................................. 10
3.5 Analisis Kekuatan Beton .............................................................. 10
3.6 Evaluasi Kekuatan Beton.............................................................. 11
BAB IV PENUTUP .................................................................................... 13
4.1 Kesimpulan ................................................................................... 13
4.2 Saran ............................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam pekerjaan Teknik sipil dikenal 2 jenis pekerjaan konstruksi yaitu
konstruksi berat dan konstruksi ringan. Pekerjaan-pekerjaan tersebut tidak lepas
dari kebutuhan akan material atau bahan-bahan tertentu, dalam pelaksanaan nya,
sehingga suatu konstruksi bangunan yang kuat dan utuh sesuai dengan yang di
harapkan.
Beton adalah campuran agregat halus dan agregat kasar sebagai bahan
pengisi. Ditambahkan semen dan air yang digunakan sebagai bahan pengikat dan
atau menggunakan bahan tambahan. Sekarang ini penggunaan beton banyak
digunakan untuk sebagai konstruksi, misalnya jalan, jembatan, lapangan terbang,
waduk, bendungan dan lainnya.
Kuat tekan beton merupakan parameter utama yang harus diketahui dan dapat
memberikan gambaran tentang hampir semua sifat-sifat mekanisnya yang lain
dari beton tersebut. Hal ini dikarenakan karakteristik utama beton adalah sangat
kuat dalam menahan gaya tekan, tetapi sangat lemah dalam menerima gaya Tarik.
Kuat Tarik beton hanya berkisar anatara 10 % sampai 15 % dari kuat tekan beton.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana proses perawatan beton
b. Bagaimana proses pengujian kekuatan beton

1.3 Tujuan
a. Agar mengetahui proses perawatan beton
b. Agar mengetahui proses pengujian kekuatan beton

1
2

1.4 Manfaat
a. Agar mengetahui pelaksanaan proses perawatan beton
b. Agar mengetahui proses pelaksanaan pengujian kekuatan beton
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Slump Test


Slump test adalah perlakuan pada campuran / adukan beton dengan tujuan untuk
mencari konsistensi atau kekakuan pada beton segar hasil campuran tersebut
dalam menentukan workability beton dan kelayakan beton. (sudutsipil,2020).

2.2. Beton
Beton adalah campuran antara semen Portland atau semen hidraulika yang lain,
agregat halus agregat kasar dan air atau tanpa bahan tambahan membentuk
masssa padat. (Zuhrotul Muniroh, 2014).

2.3. Perawatan Beton


Perawatan beton atau dapat disebut juga dengan curing adalah sebuah pengujian
pada beton yang sudah mulai mengeras agar beton tidak cepat kehilangan air dan
sebagai tindakan menjaga kelembapan/suhu beton sehingga beton dapat
mencapai mutu beton yang diinginkan. (Hilon, 2016).

2.4. Uji Kuat Tekan Beton


Uji kuat tekan beton adalah upaya mendapatkan nilai estimasi kuat tekan beton
pada struktur eksisting, dengan cara melakukan tekanan pada sampel beton dari
struktur yang sudah dilaksanakan. (Hesa co.id., 2017).

3
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Perawatan Beton


Perawatan beton adalah proses mengatur laju dan tingkat kehilangan
kelembapan dari beton selama hidrasi semen berlangsung. Reaksi kimia yang
terjadi pada pengikatan dan pengerasan beton tergantung pada pengadaan airnya.
Air harus tersedia dalam jumlah yang memadai untuk hidrasi penuh selama
pencampuran, perlu ada jaminan masih ada air yang tertahan atau jenuh untuk
melanjutkan reaksi kimia didalam beton tersebut. Dapat ditambahkan juga,
bahwa penguapan dapat menyebabkan penyusutan kering yang terlalu awal dan
cepat, berakibat timbulnya tegangan tarik yang mungkin menyebabkan retak-
retak pada beton.
Perawatan pada beton dimaksudkan untuk menghindari panas hidrasi yang
tidak diinginkan yang terutama disebabkan oleh suhu, serta perawatan yang baik
terhadap beton akan memperbaiki berbagai segi kualitas beton tersebut.

a. Tujuan perawatan beton


Tujuan dari perawatan beton yaitu menahan kelembapan didalam
beton pada waktu semen berhidrasi, karena hal tersebut akan tercapainya
kekuatan struktur yang diinginkan dan tingkat kedepan (impermeabilitas)
yang diisyaratkan untuk ketahanan, stabilitas volume dan pencairan serta
abrasi terhadap beton. Beton yang telah dibuat menjadi struktur harus dirawat
selama usia strukturnya. Tindakan perawatan ini dimaksudkan untuk
menjamin tercapainya usia ekonomi struktur tersebut, dan salah satu sifat
yang penting dari beton adalah keawetannya, yakni mampu menahan serangan
(pengaruh) kimia dan fisika serta mekanis (ducatility). Keawetan beton yang
baik didapatkan jika perencanaan, pelaksanaan dan terutama pada perawatan
dilakukan dengan baik.
Perawatan pada beton dimaksudkan untuk menghindari panas hidrasi
yang tidak diinginkan yang terutama disebabkan oleh suhu, serta perawatan
yang baik terhadap beton akan memperbaiki berbagai segi kualitas beton
tersebut.

4
5

b. Proses perawatan beton


1. Menaruh beton segar dalam ruangan yang lembab setelah dilepas dari
silinder
2. Setalah 2-3 hari beton direndam dalam genangan air
3. Menaruh beton segar dalam air
4. Memberikan tanda pada beton untuk menentukan hari uji kuat tekan beton
dimana beton tersebut direndam selama 8 hari, 28 hari, dan 35 hari
5. Mengangkat beton yang telah direndam dan di diamkan selama 2-3 hari
6. Melakukan uji kuat tekan beton

3.2. Pengujian Kuat Tekan Beton


a. Pengertian kuat tekan beton
Kuat tekan beton merupakan parameter utama yang harus diketahui
dan dapat memberikan gambaran tentang hampir semua sifat-sifat mekanisnya
yang lain dari beton tersebut. Hal ini dikarenakan karakteristik utama beton
adalah sangat kuat dalam menahan gaya tekan, tetapi sangat lemah dalam
menerima gaya Tarik. Kuat Tarik beton hanya berkisar antara 10% sampai
15% dari kuat tekan beton. Dalam perencanaan struktur beton bertulang,
beton diasumsikan hanya berperan dalam menahan gaya tekan dan sama
sekali tidak memeberikan kontribusi dalam menahan gaya Tarik.
Kuat tekan beton adalah kemampuan beton keras untuk menahan gaya
tekan dalam setiap satuan luas permukaan beton. Secara teoritis, kekuatan
beton dipengaruhi oleh kekuatan komponen-komponennya yaitu:
1. Pasta semen
2. Volume rongga
3. Agregat
4. Interface (hubungan antar muka ) antara pasta semen dengan agregat

b. Faktor yang mempengaruhi kekuatan beton


1. Nilai faktor air semen untuk memperoleh beton yang mudah dikerjakan,
diperlukan faktor air semen minimal 0,35, jika terlalu banyak air yang
digunakan, maka akan berakibat kualitas beton menjadi buruk, jika nilai
faktor air semen lebih dari 0,60, maka akan berakibat kualiatas beton yang
dihasilkan menjadi kurang baik.
2. Rasio agregat-semen. Pasta semen berfungsi sebagai perekat butir-butir
agregat, sehingga semakin besar rasio agregat-semen semakin buruk
6

kualitas beton yang dihasilkan, karena kuantitas pasta semen yang


menyelimuti agregat menjadi berkurng.
3. Derajat kepadatan. Semakin baik cara pemadatan beton segar, semakin
baik pula kualitas yang dihasilkan. Pemadatan dilapangan biasa dilakukan
dengan potongan besi tulangan ø16 yang ditumpulkan, atau dengan alat
bantu vibrator.
4. Umur beton. Semakin bertambah umur beton, semakin meningkat pula
kuat tekan beton. Pada umumnya, pelaksanaan dilapangan, bekisting dapat
dilepas setelah berumur 14 hari, dan dianggap mencapai kuat tekan 100%
pada umur 28 hari.
5. Cara perawatan. Beton dirawat dilaboratorium dengan cara perendaman,
sedangkan dilapangan dilakukan dengan cara perawatan lembab (menutup
beton dengan karung basah) selama 714 hari.
6. Jenis semen. Semen tipe 1 cenderung bereaksi lebih cepat daripada PC.
Semen tipe 1 akan mencapai kekuatan 100% pada umur 28 hari.

c. Tata cara pengujian kuat tekan beton


Kuat tekan beton adalah besarnya beban persatuan luas yang
menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan
tertentu, yang dihasilkan oleh alat uji tekan.
Peralalatan yang digunakan dalam pelaksanaan uji tekan beton
menurut SNI 03-1974-1990, terdiri dari:
1. Cetakan silinder dengan diameter 15-30 mm dan 10-20 mm
2. Tongkat pemadat terbuat dari baja yang bersih dan bebas karat.
3. Mesin pengaduk (mixer)
4. Timbangan
5. Mesin uji tekan (compression testing machine).
6. Sendok cekung

Untuk keperluan uji kuat tekan beton, perlu dipersiapkan adukan beton
dengan volume 10% lebih banyak daripada volume yang dibutuhkan,
pengadukan campuran beton dapat dilakukan dengan mesin (mixer) ataupun
secara manual dengan tangan. Perlu dicatat bahwa pengadukan dengan
tangan akan menyebabkan hasil pekerjaan kurang baik. Menurut SNI 03-
2493-1991, pengadukan secara manual hanya diperbolehkan maksimal 7
liter adukan setiap kali dilakukan pengadukan.
7

Untuk membuat benda uji kuat tekan beton harus diikuti beberapa tahapan
perlakuan beton segar sebagai berikut:

1. Mengisi cetakan dengan adukan beton dalam 3 lapis, yang setiap lapisnya
dipadatkan dengan 25 kali rojokkan secara merata.
2. Meratakan permukaan beton
3. Mendiamkan beton selama 24 jam
4. Membuka cetakan dan keluarkan benda uji
5. Merendam dalam bak perendam berisi air
Pada tahapan persiapan pengujian, benda uji diperlakukan sebagai berikut:
1. Mengambil benda uji dari bak rendaman
2. Membersihkan benda uji dari kotoran yang menempel
3. Mendiamkan benda uji selama 2-3 hari setelah dikeluarkan dari bak
rendaman

Setelah benda uji siap, prosedur pengujian dapat mulai dilaksanakan dengan
Langkah sebagai berikut:

1. Meletakkan benda uji pada mesin tekan secara tegak lurus


2. Menjalankan mesin uji kuat tekan
3. Melakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur
4. Mencatat beban maksimum yang terjadi salaam pemeriksaan benda uji
5. Mengambarkan benda uji dalam bentuk kerusakan yang diakibatkan
tekanan
6. Mencatat keadaan benda uji
7. Menghitung kuat tekan beton, yaitu besarnya beban persatuan luas.

3.3. Bentuk Pengujian Kuat Tekan Beton


a. Slump test
Uji slump adalah suatu uji emperis/metode yang digunakan umtuk
menetukan konsistensi/kekakuan (dapat dikerjakan atau tidak) dari campuran
beton segar (fresh concrete) untuk menentukan tingakta workability nya,
kekakuan dalam suatu campuran beton menunjukkan berapa banyak air yang
digunakan, untuk itu uji slump menunjukkan apakah campuran beton
kekurangan, kelebihan, atau cukup air. Dalam suatu adukan/campuran beton,
kadar air sangat diperhatikan karena menentukan tingkat workability nya atau
tidak, campuran beton yang terlalu cair akan menyebabkan mutu beton
rendah, dan lama mengering sedangkan campuran beton yang terlalu kering
8

menyebabkan adukan tidak merata dan sulit untuk dicetak. Slump dapat
dilakukan di laboratorium maupun dilapangan (biasanya Ketika ready mix
sampai, diuji setiap kedatangan). Hasil dari uji slump betony aitu nilai slump.
Nilai yang tertera dinyatakan dalam satuan internasional (SI) dan mempunyai
standar.

1. Bahan
a. Beton segar (fresh concrete) yang diambil secara acak agar dapat
mewakili beton secara keseluruhan.

Beton segar

2. Peralatan
a. Kerucut terpenggal (kerucut yang bagian runcingnya hilang) sebagai
cetakan slump.
b. Batang logam bulat sebagai alat rojokkan.
c. Plat logam rata dan kedap air sebagai alas.
d. Sendok adukan.
e. Pita ukur/penggaris.

Kerucut Terpenggal Batang Logam Plat Logam


9

Sendok Adukan Penggaris

3. Tahapan uji slump


a. Basahi cetakan kerucut dan plat dengan kain basah.
b. Letakkan cetakan diatas plat.
c. Isi 1/3 cetakan dengan beton segar, padatkan dengan batang logam
sebanyak 25 rojokkan hingga merata. Rojokkan yang dilakukan agar
bagian yang belum terisi beton padat dan dilakukan sebanyak 25 kali
rojokkan setiap pengisian beton segar.
d. Isi 1/3 akhir seperti tahapan diatas.
e. Setelah selesai dipadatkan, ratakan permukaan benda uji, tunggu kira-
kira 1/2 menit. Sambal menunggu bersihkan kelebihan beton diluar
cetakan dan diplat.
f. Cetakan diangkat perlahan tegak lurus ke atas.
g. Ukur nilai slump dengan membalikkan kerucut disebelahnya
menggunakan perbedaan tinggi rata-rata dari benda uji.
h. Toleransi nilai slump dari beton segar ± 2 cm.
i. Jika nilai slump sesuai dengan standar, maka beton dapat digunakan.

Merojok beton segar pada cetakan Memadatkan permukaan benda uji

4. Perhitungan slump
Nilai slump = tinggi cetakan-tinggi rata-rata benda uji
Slump = Silinder 15-30 = 1,2 cm
= Silinder 10-20 = 1,2 cm
= Kubus 15-15 = 1,2 cm
10

3.4 Hasil Pengujian

Tabel 3.1 Data Hasil Pengujian

Kuat Tekan Beton


No Sampel Umur
Berat kN MPa
1 Silinder 15x30 28 Hari 12,735 kg 266,7 15,100
2 Silinder 15x30 28 Hari 12,660 kg 234,4 13,271
3 Silinder 10x20 35 Hari 3,75 kg 141,0 5,640
4 Silinder 10x20 35 Hari 3,75 kg 97,0 3,880
5 Kubus 15x15 8 Hari 8,255 kg 401,7 17,853
6 Kubus 15x15 8 Hari 8,395 kg 422,5 18,778

3.5 Analisis Kekuatan Beton


Dasar analisis dalam tata cara mengevaluasi hasil uji kekuatan beton
berdasarkan SNI 03-6815-2002.

Tabel 3.2 Data Analisis Kekuatan Beton


DATA KUAT TEKAN
No BENDA UJI (MPa) ̅ ̅
xi
(1) (2) (3) (4)
1 15,100 2,680 7,182
2 13,271 0,851 0,724
3 5,640 -6,780 45,968
4 3,880 -8,540 72,932
5 17,853 5,433 29,517
6 18,778 6,358 40,424
n=6
∑ 74,522 196,747

1. Kolom (1) nomor urut benda uji.


2. Kolom (2) data hasil kuat tekan beda uji dan pada baris akhir jumlahkan
seluruh data kuat tekan dengan rumus perhitungan hasil jumlah seluruh kuat
tekan dibagi dengan banyak datanya. ̅ .
11

3. Kolom (3) hitung setiap baris kolom (2) dengan rumus perhitungan data kuat
tekan dikurangi rata-rata kuat tekan.
4. Kolom (4) hitung hasil dari kolom (3) dipangkat 2, kemudian pada baris akhir
jumlahkan seluruh data kuat tekan kolom (4).
̅
5. Hitung standar deviasi dengan rumus s = √ √

3.6 Evaluasi Kekuatan Beton


Dasar analisis tata cara mengevaluasi hasil uji kekuatan beton berdasarkan
SNI 03-2847-2002.

Tabel 3.3 Data Evaluasi Kekuatan Beton


DATA KUAT TEKAN Rata-rata 3
SYARAT
No BENDA UJI (MPa) (tiga) benda uji SYARAT I ≥ f’c
II ≥ f’c – 3,5
Xi berurutan
(1) (2) (3) (4) (5)
1 15,100 -
2 13,271 -
3 5,640 11,337 Tidak memenuhi Tidak memenuhi
4 3,880 7,597 Tidak memenuhi Tidak memenuhi
5 17,853 9,124 Tidak memenuhi Tidak memenuhi
6 18,778 13,504 Tidak memenuhi Tidak memenuhi
∑ f’c f’c - 3,5
n=6 74,522 31,00 27,50

1. Kolom (1) nomor urut benda uji.


2. Kolom (2) data hasil kuat tekan benda uji.
3. Kolom (3) hitung rata-rata kuat tekan dari 3 benda uji yang berurutan.
4. Kolom (4) hasil membandingkan dari kolom (3) kuat tekan dengan syarat I ≥
f’c, maka memenuhi syarat dan sebaliknya syarat I < f’c, maka tidak
memenuhi.
5. Kolom (5) hasil membandingkan dari kolom (2) kuat tekan dengan syarat II ≥
f’c – 3,5 maka memenuhi syarat dan sebaliknya syarat II < f’c – 3,5 maka tidak
memenuhi.
6. Diperoleh syarat beton struktural lebih besar dari 27,5 MPa.
12

7. Pada pengujian uji tekan benda uji kami tidak memenuhi syarat dalam
pemenuhan kuat uji tekan karena kuat ikat agregat/bahan tidak sesuai dengan
standar pemenuhan benda uji yang kami buat.
8. Faktor air semen juga menjadi penyebab benda uji tidak memenuhi syarat kuat
uji tekan pada benda uji yang kami buat dan perawatan yang kami lakukan
juga menjadi faktor yang menentukan kuat tidaknya suatu benda uji.

Benda uji setelah dilakukan uji kuat tekan


BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari tiga variasi benda uji masing-masing benda uji 10 X 20, 15 x 30, dan
kubus memiliki nilai uji tekan yang bervariasi dimana pada benda uji 10 X 20
dilakukan perawatan selama 35 hari dengan dua sampel benda uji dimana nilai
yang didapat adalah 5,640 MPa dan sampel kedua 3,880 MPa (berat benda uji
3,75 dan 3,75). Untuk benda uji 15 X 30 dimana perawatan yang dilakukan
selama 28 hari dengan dua sampel benda uji dimana nilai yang didapat adalah
15,100 MPa dan sampel kedua 13,271 MPa. Dan untuk benda uji kubus dilakukan
perawatan selama 8 hari dengan dua sampel benda uji 17,853 MPa dan sampel
kedua 18,778 MPa. Jadi yang mempengaruhi kuat suatu benda uji adalah Faktor
air semen, keausan, kuat ikat air semen, analisis saringan agregat dan perawatan
beton juga menjadi salah satu faktor penentu suatu benda uji apakah layak atau
tidaknya benda uji tersebut untuk digunakan pada beton. Pelaksanaan uji sampel
beton yang kami lakukan betul-betul sesuai dengan prosedur perawatan beton
yang dilakukan dengan perendaman sampel.

4.2 Saran
Variasi dimensi (ukuran) pada setiap benda uji dalam penelitian ini terbatas
sehingga tidak dapat menyimpulkan bentuk relasi antara peningkatan dimensi
pada setiap benda uji dan kuat tekan rata-rata.
Oleh karena itu, disarankan untuk dapat dilakukan penelitian yang sama
dengan variasi dimensi benda uji yang lebih banyak sehingga dapat diperoleh
informasi relasi yang dimaksud. Pada perawatan yang kami lakukan sangat
menentukan kuat tekan beton bend uji kami. Mungkin itu saja yang kami dapat
simpulkan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Hesa co.id. (2017). Uji Kuat Tekan Beton Di Laboratorium. Retrieved Juni 2, 2022,
from https://hesa.co.id/uji-kuat-tekan-beton-di-laboratorium/
Hilon Geotextile. (2016). Pentingnya Curing Untuk Menjaga Kualitas Beton.
Retrieved Juni 2, 2022, from https://www.hilongeotextile.com/tujuan-dan-
metode-perawatan-beton-curing/
Ilao, R. (2014). Laporan Praktikum Beton. Retrieved Juni 2, 2022, from
Academia.edu:
https://www.academia.edu/26433879/Laporan_praktikum_beton_beton
Prayoga, N. (2017). LAPORAN Praktikum pengujian kuat tekan beton, 40.
Sudutsipil. (2020). Apa Itu Slump Test ? Dasar Pemahaman Bagi Pelaksana
Lapangan Proyek. Retrieved Juni 2, 2022, from
https://www.sudutsipil.site/2020/02/apa-itu-slump-test-dasar-pemahaman-
bagi.html

14

Anda mungkin juga menyukai