Disusun Oleh:
Kelompok 5 (Beton Bertulang)
Nama Anggota:
Ayu Hesti Pratiwi (2011102443108)
Desyana Nur Fitriani (2011102443044)
Muhammad Danu S (2011102443092)
Muhammad Said Noor P (2011102443080)
Muhammad Yusuf Ihza S (2011102443047)
Muhammad Zulfikar M (2011102443046)
Putri Pratiwi Aulia K (2011102443124)
Rusli (2011102443017)
Disusun Oleh:
Kelompok 5 (Beton Bertulang)
Nama Anggota:
Ayu Hesti Pratiwi (2011102443108)
Desyana Nur Fitriani (2011102443044)
Muhammad Danu S (2011102443092)
Muhammad Said Noor P (2011102443080)
Muhammad Yusuf Ihza S (2011102443047)
Muhammad Zulfikar M (2011102443046)
Putri Pratiwi Aulia K (2011102443124)
Rusli (2011102443017)
MENGETAHUI,
NIDN. 1129126601
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan berkah dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
Laporan Pratikum Teknologi Beton di Laboratorium Teknik Sipil Universitas
Muhammadiyah Kalimantan Timur dengan baik. Pada laporan ini kami buat
untuk menjelaskan tentang kegiatan Praktikum Teknologi Beton yang telah kami
lakukan.
Kami menyadari bahwa bahwa pada Laporan Perawatan dan Analisis Beton
Praktikum Teknologi Beton ini masih banyak kekurangan. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yaitu Bapak M. Noor Asnan,
ST., MT. dan juga kepada asisten laboratorium yang telah membantu dan
membimbing dalam Praktikum Teknologi Beton.
Muhammad Zulfikar M.
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Hasil Pengujian Berdasarkan Beban Yang Mampu Dipikul Benda Uji
Pada Umur 7 Hari .............................................................................................. 15
Tabel 1.2 Hasil Pengujian Bedasarkan Beban Yang Mampu Dipikul Benda Uji
Pada Umur 28 Hari ............................................................................................ 15
Tabel 1.3 Hasil Pengujian Berdasarkan Beban Yang Mampu Dipikul Benda Uji
Pada Umur 35 Hari ............................................................................................ 16
Tabel 2.1. Data Analisis Kekuatan Beton ........................................................... 17
Tabel 2.2. Data Evaluasi Kekuatan Beton .......................................................... 18
v
BAB I
PENDAHULUAN
Jika adukan beton setelah dituang dan dipadatkan, dan tidak dilakukan proses
perawatan yang memadai dan hanya dibiarkan terekspos diruang terbuka, maka
mutu dan kekuatan beton yang dihasilkan akan berkurang, bahkan bisa
mengurangi kekuatan hingga 50% dari nilai rancangan mutu beton. (Peraturan
Beton Indonesia 1971).
Perawatan beton yang baik harus dilakukan terutama di umur awal, minggu
pertama, sebab bila terjadi penguapan air yang signifikan diumur awal, beton akan
mengalami penyusutan, dan hal ini akan menimbulkan tegangan tarik yang dapat
menyebabkan retak, Oleh karena itu diperlukan atau direncanakan suatu
perawatan untuk mempertahankan beton supaya terus menerus berada dalam
keadaan basah, selama periode beberapa hari atau bahkan beberapa minggu.
(Solikin, 2016).
6
1.2 Tujuan
Adapun tujuan praktikum sebagai berikut.
1. Menjelaskan langkah-langkah dalam perawatan beton.
2. Menjelaskan langkah-langkah dalam pengujian uji kuat tekan beton.
3. Menganalisis hasil uji kuat tekan beton.
1.3 Manfaat
1. Dapat mengetahui langkah-langkah dalam perawatan beton.
2. Dapat mengetahui langkah-langkah dalam pengujian uji kuat tekan beton.
3. Dapat mengetahui cara menganalisis hasil uji kuat tekan beton.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Slump Test
Slump test adalah pengujian kekentalan beton segar agar beton yang
diproduksi dapat mencaoai kekuatan mutu beton dan mendapatkan nilai slump
beton yang baik.
2.2 Beton
Beton adalah campuran antara semen Portland atau semen hidraulika yang
lain, agregat halus agregat kasar dan air atau tanpa bahan tambahan membentuk
masssa padat. (Zuhrotul Muniroh, 2014).
2.3 Perawatan Beton
Perawatan beton atau dapat disebut juga dengan curing adalah sebuah
pengujian pada beton yang sudah mulai mengeras agar beton tidak cepat
kehilangan air dan sebagai tindakan menjaga kelembapan/suhu beton sehingga
beton dapat mencapai mutu beton yang diinginkan. (Hilon, 2016).
2.4 Uji Kuat Tekan Beton
Uji kuat tekan adalah upaya mendapatkan nilai estimasi kuat ekan beton
pada struktur eksisting, dengan cara melakukan tekanan pada sampel beton dari
struktur yang sudah dilaksanakan.
8
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Perawatan Beton
Proses perawatan beton dilakukan dengan cara merendam beton didalam air
selama waktu tertentu. Dalam penelitian ini benda uji silinder akan di tes pada
umur 7 dan 28 hari. Oleh karena itu, proses perawatan atau perendaman beton
dilakukan selama 7 dan 28 hari.
9
Meletakkan beton segar dalam air.
Memberikan tanda pada beton untuk menentukan hari uji kuat tekan beton
yang direndam selama, 7, 28 dan 35 hari.
Mengangkkat beton yang telah direndam dan didiamkan selama 2-3 hari.
Melakukan uji kuat tekan beton.
Pengujian kuat tekan beton dalam penelitian ini menggunakan alat yang
bernama Compression Testing Machine yang ada di Laboratorium Bahan dan
Konstruksi Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur dengan kapasitas
pengujian 2000 KN. Berikut adalah cara pengoprasian mesin uji compression
testing machine.
1. Letakkan material atau object yang akan diuji pada mesin uji, material
biasanya berupa batu, beton, bata dan baja ataupun sample.
2. Setting mesin compression testing machine dan memilih kartegori object
akan diuji pada mesin uji, masukan besaran object yang akan diuji.
3. Sebelum pengujian dilakukan, atur kembali meja pengujian tempat
object diletakkan, lalu tekan start pada alat uji.
4. Setelah pengujian dimulai, penekan pada objecr akan dilakukan oelh
mesin, lalu hasil dari beban yang ditekan akan muncul pada layar
pengujian, apabila object sudah mengalami kerusakan/retakan pengujian
dapat dihentikan.
10
5. Setelah pengujian telah dilakukan hasil dari seluruh analisa yang
dilakukan oleh mesin uji ditampilkan pada layar dianataranya batas
maksimal batas maksimal berat yang dapat ditahan dan beban stess pada
material dapat diketahui.
Kuat tekan beton dapat dihitung dengan cara yang sederhana yaitu dengan
cara membagi berat beban maksimum yang dapat dipikul oleh benda uji yang
dikeluarkan oleh mesin uji kuat tekan dibagi dengan luas penampang dari masing-
masing benda uji tersebut baik kubus ataupun silinder.
a. Tata cara pengujian kuat tekan beton
Kuat tekan beton adalah besarnya beban persatuan luas yang
menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan
tertentu, yang dihasilkan oleh alat uji tekan.
Peralalatan yang digunakan dalam pelaksanaan uji tekan beton
menurut SNI 03-1974-1990, terdiri dari:
1. Cetakan silinder dengan diameter 15-30 mm dan 10-20 mm
2. Tongkat pemadat terbuat dari baja yang bersih dan bebas karat.
3. Mesin pengaduk (mixer)
11
4. Timbangan
5. Mesin uji tekan (compression testing machine).
6. Sendok cekung
Untuk keperluan uji kuat tekan beton, perlu dipersiapkan adukan beton
dengan volume 10% lebih banyak daripada volume yang dibutuhkan,
pengadukan campuran beton dapat dilakukan dengan mesin (mixer)
ataupun secara manual dengan tangan. Perlu dicatat bahwa pengadukan
dengan tangan akan menyebabkan hasil pekerjaan kurang baik. Menurut
SNI 03-2493-1991, pengadukan secara manual hanya diperbolehkan
maksimal 7 liter adukan setiap kali dilakukan pengadukan.
Untuk membuat benda uji kuat tekan beton harus diikuti beberapa
tahapan perlakuan beton segar sebagai berikut:
1. Mengisi cetakan dengan adukan beton dalam 3 lapis, yang setiap
lapisnya dipadatkan dengan 25 kali rojokkan secara merata.
2. Meratakan permukaan beton
3. Mendiamkan beton selama 24 jam
4. Membuka cetakan dan keluarkan benda uji
5. Merendam dalam bak perendam berisi air
Pada tahapan persiapan pengujian, benda uji diperlakukan sebagai
berikut:
1. Mengambil benda uji dari bak rendaman
2. Membersihkan benda uji dari kotoran yang menempel
3. Mendiamkan benda uji selama 2-3 hari setelah dikeluarkan dari bak
rendaman
Setelah benda uji siap, prosedur pengujian dapat mulai dilaksanakan
dengan langkah sebagai berikut:
1. Meletakkan benda uji pada mesin tekan secara tegak lurus
2. Menjalankan mesin uji kuat tekan
3. Melakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur
4. Mencatat beban maksimum yang terjadi salaam pemeriksaan benda uji
5. Mengambarkan benda uji dalam bentuk kerusakan yang diakibatkan
tekanan
12
6. Mencatat keadaan benda uji
7. Menghitung kuat tekan beton, yaitu besarnya beban persatuan luas.
3.3 Bentuk Pengujian Kuat Tekan Beton
a. Slump test
Uji slump adalah suatu uji emperis/metode yang digunakan umtuk
menetukan konsistensi/kekakuan (dapat dikerjakan atau tidak) dari
campuran beton segar (fresh concrete) untuk menentukan tingakta
workability nya, kekakuan dalam suatu campuran beton menunjukkan
berapa banyak air yang digunakan, untuk itu uji slump menunjukkan apakah
campuran beton kekurangan, kelebihan, atau cukup air. Dalam suatu
adukan/campuran beton, kadar air sangat diperhatikan karena menentukan
tingkat workability nya atau tidak, campuran beton yang terlalu cair akan
menyebabkan mutu beton rendah, dan lama mengering sedangkan campuran
beton yang terlalu kering menyebabkan adukan tidak merata dan sulit untuk
dicetak. Slump dapat dilakukan di laboratorium maupun dilapangan
(biasanya Ketika ready mix sampai, diuji setiap kedatangan). Hasil dari uji
slump betony aitu nilai slump. Nilai yang tertera dinyatakan dalam satuan
internasional (SI) dan mempunyai standar.
1. Bahan
Beton segar (fresh concrete) yang diambil secara acak agar dapat
mewakili beton secara keseluruhan.
2. Peralatan
a. Kerucut terpenggal (kerucut yang bagian runcingnya hilang)
sebagai cetakan slump.
b. Batang logam bulat sebagai alat rojokkan.
c. Plat logam rata dan kedap air sebagai alas.
d. Sendok adukan.
e. Pita ukur/penggaris.
3. Tahapan uji slump
a. Basahi cetakan kerucut dan plat dengan kain basah.
b. Letakkan cetakan diatas plat.
c. Isi 1/3 cetakan dengan beton segar, padatkan dengan batang logam
sebanyak 25 rojokkan hingga merata. Rojokkan yang dilakukan
13
agar bagian yang belum terisi beton padat dan dilakukan sebanyak
25 kali rojokkan setiap pengisian beton segar.
d. Isi 1/3 akhir seperti tahapan diatas.
e. Setelah selesai dipadatkan, ratakan permukaan benda uji, tunggu
kira-kira 1/2 menit. Sambal menunggu bersihkan kelebihan beton
diluar cetakan dan diplat.
f. Cetakan diangkat perlahan tegak lurus ke atas.
g. Ukur nilai slump dengan membalikkan kerucut disebelahnya
menggunakan perbedaan tinggi rata-rata dari benda uji.
h. Toleransi nilai slump dari beton segar ± 2 cm.
i. Jika nilai slump sesuai dengan standar, maka beton dapat
digunakan.
14
BAB IV
DATA DAN PERHITUNGAN
4.1 Data Pengujian Kuat Tekan Beton
Berikut adalah data hasil pengujian kuat tekan beton dalam penelitian ini
berdasarkan beban yang dapat dipikul oleh masing masing benda uji pada umur 7
hari.
Tabel 1.1. Hasil Pengujian Berdasarkan Beban Yang Mampu Dipikul Benda Uji
Pada Umur 7 Hari
Berat
Luas f’ck
Benda Tanggal Tanggal Umur Benda Beban
No. Slump Bidang (N/mm²)
Uji Cor Pengujian (hari) Uji (N)
(mm²) (Mpa)
(Kg)
19 Mei 27 Mei 354,3
1 2:2:3 7 7,810 22,500 15,746
2022 2022 00
Berat
Luas f’ck
Benda Tanggal Tanggal Umur Benda Beban
No. Slump Bidang (N/mm²)
Uji Cor Pengujian (hari) Uji (N)
(mm²) (Mpa)
(Kg)
20
18 Mei 17662,
1 2:2:3 April 28 12,155 219,2 12,410
2022 5
2022
15
Sedangkan data hasil dari pengujian kuat tekan beton berdasarkan beban
yang dapat dipikul oleh masing-masing benda uji pada umur 35 hari dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Tabel 1.3 Hasil Pengujian Berdasarkan Beban Yang Mampu Dipikul Benda Uji
Pada Umur 35 Hari
Berat
Luas f’ck
Benda Tanggal Tanggal Umur Benda Beban
No. Slump Bidang (N/mm²)
Uji Cor Pengujian (hari) Uji (N)
(mm²) (Mpa)
(Kg)
20
25 Mei
1 2:2:3 April 35 3,710 22,500 114,3 5,080
2022
2022
19 Mei 25 Mei
2 2:2:3 35 3,680 22,500 100,7 4,475
2022 2022
16
Berdasarkan hasil pengujian pada masing-masing benda uji pada umur 28
hari dapat di hitung sebagai berikut:
1. Perhitungan kuat tekan pada umur 28 hari dengan campuran 2:2:3 adalah
2. Perhitungan kuat tekan pada umur 28 hari dengan campuran 2:2:3 adalah
1. Perhitungan kuat tekan pada umur 35 hari dengan campuran 2:2:3 adalah
2. Perhitungan kuat tekan pada umur 35 hari dengan campuran 2:2:3 adalah
17
1. Kolom (1) nomor urut benda uji.
2. Kolom (2) data hasil kuat tekan benda uji dan pada baris akhir jumlahkan
seluruh data kuat tekan beton dengan rumus perhitungan hasil jumlah
143,885
̅=
seluruh kuat tekan dibagi dengan banyak datanya 𝒙 = 23,980.
6
3. Kolom (3) hitung setiap baris kolom (2) dengan rumus perhitungan data
kuat tekan dikurangi rata-rata kuat tekan.
4. Kolom (4) hitung hasil dari kolom (3) dipangkat 3, kemudian pada baris
akhir jumlahkan seluruh data kauat tekan kolom (4).
∑(𝑥𝑖−𝒙
̅) 67,440
5. Hitung standar deviasai dengan rumus s= √ =√ = 11,240.
𝑛−1 6
1 15,746 -
2 15,853 -
∑ f’c f’c
18
1. Kolom (1) nomor urut benda uji
2. Kolom (2) data hasil kuat tekan benda uji
3. Kolom (3) hitung rata-rata kuat tekan dari 3 benda uji yang berurutan.
4. Kolom (4) hasil membanfingkan dari kolom (3) kuat tekan dengan syarat I ≥
f’c, maka memenuhi syarat dan sebaliknya syarat I≤ f’c, maka tidak memenuhi
5. Kolom (5) hasil membandingkan dari kolom (2) kuat tekan dengan syarat II ≥
f’c - 3,5 maka memenuhi syarat dari sebaliknya syarat II < f’c - 3,5, maka
tidak memenuhi.
6. Diperoleh syarat betok struktural lebih besar dari 33,5 Mpa.
7. Pada pengujian uji tekan benda uji kami tidak memenuhi syarat dalam
pemenuhan kuat uji tekan karena kuat ikat agregat/ bahan tidak sesuai dengan
standar pemenuhan benda uji yang kami buat.
8. Faktor air semen juag amenjadi penyebab benda uji tidak memenuhi syarat
kuat uji tekan pada benda uji yang kami buat dan perawatan yang kami
lakukan juga menjadi faktor yang menentukan kuat tidaknya suatu benda uji.
19
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang bisa diambil dari analisa dan pembahasan sebelumnya adalah:
a. Dalam pembuatan beton harus ada perencanaan terlebih dahulu baik itu
menentukan kekuatan yang ingin dicapai dan kriteria bahan yang akan
digunakan, dan pada pencampuran harus sesuai dengan prosedur sehingga
didapat hasil yang sesuai dengan yang direncanakan.
b. Perlu diketahui data-data bahan yang dipakai sehingga memudahkan
dalam perencanaan campuran beton.
c. Perancangan campuran beton dapat digunakan sebagai pedoman untuk
pencampuran beton agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan rencana.
d. Pada pengujian uji tekan benda uji kami tidak memenuhi syarat dalam
pemenuhan kuat uji tekan karena kuat ikat agregat/ bahan tidak sesuai
dengan standar pemenuhan benda uji yang kami buat.
20
DAFTAR PUSTAKA
21
LAMPIRAN
22