Anda di halaman 1dari 24

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II

LAPORAN PRAKTIKUM
MEKANIKA TANAH 2

Dosen Pembimbing :
Bagus Dwi Purwanto, S.T,.M.T
Disusun Oleh :
Kelompok 5
Aditya Maulana Malik (1914211002)
Qurota Ayun (1914211003)
May Tirta Hartoni Putri (1914211005)
Ahmil Fatma Zuhriyah (1914211021)

FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS BHAYANGKARA SURABAYA


Jl. Ahmad Yani no. 14, Ketintang, Kec. Gayungan, Surabaya, Jawa Timur 60231

TAHUN 2021

[1]
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat,
taufiq, dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum
Teknik Sipil “MEKANIKA TANAH 2”
Dalam menyusun laporan praktikum kami menyadari masih banyak
kekurangan baik pada teknis di saat praktikum lapangan maupun materi. Oleh
karena itu, kami berharap adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun dari
semua pihak demi kesempurnaan laporan ini.
Dalam penyusunan laporan praktikum “MEKANIKA TANAH 2” ini kami
tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu,
memberikan dorongan, motivasi, dan semangat, khususnya kepada :
1. Ibu Anis Suryaningrum,ST .,MT. selaku Kepala Program Studi Teknik
Sipil Universitas Bhayangkara Surabaya.
2. Ibu Anik Budiati,ST .,MT. selaku Kepala Laboratorium Teknik Sipil
Universitas Bhayangkara Surabaya.
3. Bapak Agus Dwi Purwanto, ST,.MT selaku Dosen Fakultas Teknik dan
dosen pembimbing pembuatan laporan praktikum.
4. Serta teman-teman yang membantu kami sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan ini.

Akhirnya saya berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang


setimpal kepada pihak-pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaaat, Terimakasih.


Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Surabaya,19 April 2021

Tim Penyusun

[2]
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 2


KELOMPOK 5
LEMBAR ASISTENSI

Dosen Pembimbing : Bagus Dwi Purwanto, ST,.MT


Nama Kelompok : - Aditya Maulana M (1914211002)
- Qurota Ayun (1914211003)
- May Tirta Hartoni Putri
(1914211005)
- Ahmil Fatma Zuhriyah
(1914211021)
No Tanggal Keterangan Paraf

Surabaya, 9 Desember 2021

Dosen Pembimbing

(Bagus Dwi Purwanto, ST,.MT)

[3]
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II

DAFTAR ISI

LEMBAR ASISTENSI..............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................
1.1 Latar Belakang............................................................................................
1.2 Maksud dan Tujuan Praktikum...................................................................
1.3 Rumusan Masalah ......................................................................................
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ................................................................
BAB II PENGUJIAN SONDIR................................................................................
2.1 Dasar Teori..................................................................................................
2.2 Alat-Alat yang digunakan Praktikum .........................................................
2.3 Prosedur Praktikum.....................................................................................
2.4 Cara Kerja Biconus.....................................................................................
2.5 Kelebihan dan Kekurangan ........................................................................
2.6 Dokumentasi Praktikum .............................................................................
BAB III ANALISIS DATA......................................................................................
BAB IV PENUTUP..................................................................................................
4.1 Kesimpulan .................................................................................................
4.1 Saran............................................................................................................

BAB I

[4]
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengujian sondir disebut juga dengan cone penetration test (CPT).


Pengujian Sondir merupakan salah satu pengujian tanah di lapangan untuk
mengetahui angka kekerasan tanah serta posisi tanah keras dari tanah yang
akan dilakukan pembangunan konstruksi. Dari pengujian sondir didapatkan
data berupa besaran gaya perlawanan dari tanah terhadap konus, serta
hambatan pelekat dari tanah yang diuji yang ditunjukkan dengan nilai
bikonus. Perlawanan penetrasi Conus adalah perlawanan tanah terhadap
ujung konus (perlawanan dari bawah tanah) dengan satuan gaya persatuan
luas. Sedangkan, hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap
perlawanan selubung bikonus dalam gaya per satuan panjang.
(Ibrahimtakbir, 2015).

Sondir adalah alat berbentuk silindris dengan ujungnya berupa konus.


Dalam uji sondir, stang alat ini ditekan ke dalam tanah dan kemudian
perlawanan tanah terhadap ujung sondir (tahanan ujung) dan gesekan pada
silimur silinder diukur. Alat ini telah lama di Indonesia dan telah digunakan
hampir pada setiap penyelidikan tanah pada pekerjaan teknik sipil karena
relatif mudah pemakaiannya, cepat dan amat ekonomis.

Sesungguhnya alat uji sondir ini merupakan representase atau model


dari pondasi tiang dalam skala kecil. Teknik pendugan lokasi atau
kedalaman tanah keras dengan suatu batang telah lama dipraktekan sejak
zaman dulu. Versi mula-mula dari teknik pendugaan ini telah dikembangkan
di Swedia pada tahun 1917 oleh Swedish State Railways dan kemudian
oleh Danish Railways tahun 1927. Karena kondisi tanah lembek dan
banyaknya penggunaan pondasi tiang, pada tahun 1934 orang-orang Belanda
memperkenalkan alat sondir sebagaimana yang kita kenal sekarang
(Barentseen, 1936).

1.2 Maksud dan Tujuan Praktikum

[5]
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II

Adapun maksud dan tujuan dari pelaksanaan praktikum mekanika tanah


2 ini adalah:

Maksud :

1. Agar mahasiswa dapat menggunakan alat sondir yang digunakan untuk


mengetahui perlawanan tanah terhadap konus dan hambatan lekatnya.
2. Agar mahasiswa mampu mengetahui letak keberadaan tanah keras dan
dapat memperkirakan kekuatan tanah tersebut dalam menahan beban yang
terjadi.
3. Agar mahasiswa dapat menghitung kebutuhan tiang pancang yang terkait
dengan nilai Conus dan jumlah hambatan lekat.

Tujuan :

1. Untuk mengetahui perlawanan tanah terhadap konus dan hambatan


lekatnya.
2. Untuk mengetahui kekuatan tanah dalam menahan beban yang terjadi.
3. Untuk mengetahui nilai conus dan jumlah hambatan lekat.

1.3 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara menggunakan alat uji sondi?
2. Apa saja bagian-bagian dari alat uji sondir?
3. Bagaimana cara kerja biconus?
4. Bagaimana cara pembacaan manometer?
5. Jabarkan hasil dari praktikum yang sudah dilaksanakan!

1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Hari/Tanggal : Minggu, 31 Oktober 2021


Waktu : 09.00 – 12.00 WIB
Tempat Pelaksanaan : Laboratorium Teknik Sipil
Universitas Bhayangkara Surabaya

BAB II

[6]
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II

PENGUJIAN SONDIR

2.1 Dasar Teori


Desain pondasi, bendungan tanah, atau dinding penahan tidak
dapat dibuat dengan cara yang rasional dan memuaskan tanpa desainer paling
tidak memiliki konsepsi akurat yang dapat diterima dari sifat-sifat fisis tanah
yang dihadapinya penyelidikan lapangan dan laboatorium yang diperlukan
untuk memperoleh informasi ini dinamakan eksplorasi tanah.
Sampai beberapa decade yang lalu, kegiatan eksplorasi tanah masih
tetap belum memadai karena metode-metode pengujian tanah yang rasional
belum dikembangkan. Sementara itu, pada saat ini jumlah pengujian tanah dan
perbaikan-perbaikan teknik pengujian tersebut sering kali diluar proposi yang
berkaitan dengan nilai praktis yang dihasilkan untuk menghindari keadaan
ekstrim tersebut, perlulah disesuaikan program eksplorasi dengan kondisi-
kondisi tanah dan besarnya pekerjaan.
Jika pondasi dan suatu bangunan yang penting akan didirikan
diatas lapisan lempung yang agak homogeny, maka mungkin perlu
dipertimbangkan pengadaan sejumlah besar pengujian tanah yang dilakukan
oleh teknisi-teknisi laboratorium yang ahli, karena hasil-hasil pengujian
tersebut memungkinkan kita menduga dengan cepat (secara relatif) besar dan
laju waktu penurunan berdasarkan dengan ini, kita dapat menghilangkan
bencana akibat perbedaan penurunan (differential settlement) dengan cara
yang cukup murah, yakni dengan mendistribusikan beban secukupnya, atau
dengan memperkirakan kedalaman yang cocok bagi pondasi yang terletak
diberbagai tempat disebelah bawah bangunan. Di lain hal, jika bangunan yang
sama akan dibuat diatas endapan yang tersususn atas kantong-kantong dan
lensa-lensa pasir, lempung dan lanau, jumlah pengujian yang serupa akan
menambah informasi yang sangat sedikit yang dapat diperoleh hanya dengan
menentukan sifat-sifat indeks dari beberapa lusin contoh representative yang
diambil dari lubang-lubang bor. Data – data tambahan yang jauh lebih penting
dari data-data yang dapat melaluai pengujian ekstensif tersebut bisa diperoleh
dalam waktu yang lebih singkat dan dengan biaya yang lebih murah dengan
melakukan sounding semacam itu dapat mengungkapkan tempat-tempat rawan
yang (sekalipun) daerah-daerah semacam itu lebih penting dari pada
pengetahuan yang akurat mengenaii sifat-sifat contoh-contoh tanah yang acak.
Alinea diatas menerangkan bahwa, jika profil tanah kompleks,
maka program pengujian tanah yang terperinci nampaknya tidaklah tepat.
Dengan demikian, metode eksplorasi tanah harus dipilih sesuai dengan tipe
profil tanah yang dilapangan tempat bangunan akan didirikan. Alinea-alinea
berikut akan menguraikan karakteristik-karakteristik penting dari tipe-tipe
utama profil tanah yang bisa dijumpai di lapangan.

Profil tanah (soil profile) adalah penampang vertical melaluai


lapisan-lapisan tanah dibawah permukaan yang menunjukkan ketebalan dan

[7]
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II

deretan lapisan-lapisan tanah yang berbeda. Istilah lapisan tanah (stratum)


diartikan sebagai lapisan tanah yang relative tertentu yang berbatasan dengan
lapisan-lapisan tanah lainnya sejajar, maka profil tanah dikatakan sederhana
(simple) dan teratur (regular). Jika batas-batas tertentu, nampaknya
menunjukkan pola yang kurang lebih tidak teratur, maka profil tanah tersebut
disebut tak menentu/ eratik.
Sampai kedalaman kira-kira 6 kaki dari permukaan tanah, dan
kadang-kadang lebih dalam lagi, sifat-sifat fisis tanah dipengaruhi oleh
perubahan-perubahan musiman dan kelembaban dan temperature serta oleh
unsur-unsur biologis seperti akar, cacing, dan bakteri. Bagian sebelah atas dari
daerah ini disebut hosison-A. daerah ini terutama dipengaruhi oleh efek-efek
mekanik akibat pelapukan dan hilangnya beberapa unsur penyusun tanah
akibat proses pelapukan (leaching), bagian sebelah bawah dinamakan horizon-
B, tempat di endapkan dan diakumulasikan bahan-bahan yang di hanyutkan
dari horizon-A.
Sifat-sifat tanah dalam horizon-A dan B terutama merupakan
perhatian para agronomis dan pembuat jalan. Engineer pondasi dan bangunan
tanah terutama tertarik pada lapisan tanah di bawahnya. Di bawah horizon-B
karakter tanah hanya ditentukan oleh bahan-bahan kasar pembentuknya,
metode pengendapannya, dan oleh peristiwa-peristiwa geologiselanjutnya.
Lapisan tanah yang membentuk profil tanah dibawah horizon-B mungkin agak
homogen atau mungkin terdiri atas elemen-elemen yang lebih kecil yang
sifatnya agak merata.
Pengujian sondir disebut juga dengan cone penetration test (CPT).
Pengujian sondir merupakan salah satu pengujian tanah untuk mengetahui
tingkat kekerasan tanah serta angka kekuatan dari tanah yang akan dilakukan
pembangunan konstruksi. Dari pengujian sondir didapatkan data berupa
besaran gaya perlawanan dari tanah terhadap conus, serta hambatan pelekat
tanah yang diuji. Perlawanan penetrasi conus adalah perlawanan tanah
terhadap ujung conus (perlawanan dari bawah tanah) dengan satuan gaya
persatuan luas. Sedangkan, hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah
terhadap perlawanan selubung biconus dalam gaya per satuan panjang.
Uji penetrasi kerucut statis atau uji sondir termasuk jenis alat
penetrometer statis. Alat pengujian berupa kerucut dengan diameter 3,57 cm
luas tampang 1000 mm². kerucut dihubungkan dengan batang besi didalam
pipa besi penekan. Pipa dan mata sondir ditekan secara terpisah dengan
penekan hidrolis atau gerakan gerigi dari hasil putaran dengan tangan.
Kecepatan penekanan mata conus 10mm/detik. Pembacaan tahanan conus
dilakukan dengan melihat arloji pengukurannya. Beban dibagi dengan luas
tampang conus merupakan tahanan kerucut statis atau sering juga disebut
tahanan conus (qc). Dari data diagram tahanan conus yang dihasilkan dari uji
factor kapasitas dukung yang diusulkan oleh Peck, Hason dan Thornburn
(1953).

[8]
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II

Ada dua macam alat sondir yang digunakan untuk pengujian


sondir, yakni sondir ringan dengan kapsitas 0-250 kg/cm² dan sondir berat
dengan kapasitas 0-600 kg/cm². komponen utama sondir adalah conus yang
dimasukkan kedalam tanah dengan cara ditekan. Tekanan pada ujung conus
saat bergerak kebawah karena ditekan, dilakukan pembacaan pada manometer
setiap kedalaman 20 cm. tekanan dari atas conus disalurkan melalui pipa
batang baja yang berada didalam pipa sondir (yang bergerak bebas, tidak
tertahan pipa sondir). Demikian juga perlawanan yang diterima oleh conus
saat ditekan kedalam tanah.
Sondir merupakan salah satu pengujian tanah untuk mengetahui
karakteristik tanah yang dilakukan di lapangan atau pada lokasi yang akan
dilakukan pembangunan konstruksi. Jenis tanah yang cocok disondir dengan
alat ini adalah tanah yang tidak banyak mengandung batu.

A. Hambatan Friction (HP)

H=H–C

Keterangan :
HP : Hambatan Friction (kg.cm2)
H : Nilai Biconus (km/cm2)
C : Nilai Conus (kg/cm2)

B. Hambatan Lekat (HL)

HL = x

Keterangan :
HL : Hambatan Lekat (kg.cm2)
H : Nilai Biconus (km/cm2)
C : Nilai Conus (kg/cm2)
D : Selisih kedalaman (20 cm)
A : Luas conus / luas torak (10)

C. Jumlah Hambatan Lekat (JHL)

JHL = ∑ HL

Keterangan :
JHL : Jumlah Hambatan Lekat (kg/cm2)
HL : Hambatan Lekat (km/cm2)

2.2 Alat-Alat yang digunakan Praktikum


1. Alat Sondir
2. Cangkul

[9]
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II

3. Manometer 2 buah dengan kepastian 0-50 kg/ dan 0-250 kg/cm³


4. Batang Sondir
5. Penggaris
6. Oli
7. Conus & Bikunus
8. Kunci Inggris
9. Satu Set Angkur

2.3 Prosedur Praktikum


1. Siapkann peralatan yang akan digunakan.
2. Tentukan titik yang akan disondir.
3. Cangkul terlebih dahulu permukaan tanah, lalu pasang kemudian putar
angkur hingga kedalaman yang ditentukan, dan buatlah titik kedua untuk
angkur kedua jaraknya tidak jauh dari angkur pertama.
4. Pasang jangkar sesuai dengan kaki sondir.
5. jepit kaki sondir pada jangkar lalu atur posisi sondir agak tegak lurus
menggunakan waterpass.
6. Kamar destilasi diisi dengan oli sampai penuh dan harus bebas dari
gelembung udara.
7. Pasang patent conus/bikonus pada drat stang berikut stang didalamnya.
Tempatkan srang sondir tersebut pada lubang pemusat pada kaki sondir
tepat dibawah ruang oli. Pasang kop penekan lalu putarlah engkol sampai
menyentuh ujung atas stang sondir.
8. Tiang sondir diberi tanda tiap 20 cm dengan menggunakan spidol.
9. Engkol pemutar kembali diputar sehingga patent conus/bikonus masuk ke
dalam tanah. Setelah kealaman 20 cm ,engkol pemutar diputar sedikit
dengan arah berlawanan. Traker ditarik ke depan dalam posisi lubang
bulat.
10. Buka kran yang menuju manometer.
11. Engkol pemutar diputar kembali sehingga stang dalam tertekan ke dalam
tanah dengan kecepatan 2 cm/dt. Stang dalam akan menekan piston lalu
akan menekan didalam olinya. Tekanan yang terjadi akan menekan
manometer Patent conus akan mengukur tahanan ujung conus (qc).
12. Tekan stang catat angka yang ditunjukkan manometer, teruskan penekanan
sampai jarum manometer bergerak untuk kedua kalinya.
13. Putar kembali engkol pemutar berlawanan arah. Lakukan penekanan
kembali sejarak 20 cm berikutnya.
14. Setelah mencapai kedalaman 1 meter, stang sondir disambung. Naikan
piston penekan supaya sondir berikutnya bias disambungkan, gunakan
kunci pipa untuk mengencangkan.
15. Setelah mencapai kedalaman tanah keras, (tekanan conus lebih dari 150kg/
percobaan dihentikan.

[10]
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II

Gambar 2.1 Gambar 2.2 Biconus

2.4 Cara Kerja Biconus


1. Penetrasi pertama-tama akan menggerakkan ujung conus ke bawah
sedalam 4 cm.
2. Baca manometer yang menunjukkan perlawanan ujung (perlawanan
conus).
3. Penekanan selanjutnya pada batang dalam akan menggerakkan conus
beserta selubung sedalam 8 cm.
4. Baca manometer yang menunjukkan jumlah perlawanan hambatan yaitu
Perlawanan Conus (HK) dan Hambatan Pelekat (HP).
5. Setelah tegangan mencapai 150 kg/cm , maka percobaan selesai dan
batang-batang sondir dicabut kembali dengan hati-hati dan tiap batang
dikeluarkan, sedang batang yang masih tertanam didalam tanah harus
dipegang dengan kunci agar tidak terlepas.
6. Setelah batang-batang seluruhnya diangkat, maka alat sondir dapat
dipindahkan dan angker dapat dicabul kembali.

2.5 Kelebihan dan Kekurangan


2.5.1 Kelebihan :
1. Cukup ekonomis.
2. Apabila contoh tanah pada boring tidak bisa diambil (tanah lunak /
pasir).
3. Dapat digunakan menentukan daya dukung tanah dengan baik.
4. Adanya kolerasi empirik semakin handal.
5. Dapat membantu menentukan posisi atau kedalaman pada pemboran.
6. Dalam prakteknya uji sondir sangat dianjurkan didampingi dengan uji
lainnya baik uji lapangan maupun uji laboratorium, sehingga hasil uji
sondir bisa diverifikasi atau dibandingkan dengan uji lainnya.
7. Dapat dengan cepat menentukan lekat lapisan tanah keras.
8. Dapat diperkirakan perbedaan lapisan.
9. Dapat digunakan pada lapisan berbutir halus.
10. Baik digunakan untuk menentukan letak muka air tanah.

[11]
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II

2.5.2 Kekurangan :
1. Jika terdapat bantuan lepas biasa memberikan indikasi lapisan keras
yang salah.
2. Jika alat tidak lurus dan tidak bekerja dengan baik maka hasil yang
diperoleh bisa merugikan.
3. Tidak dapat diketahui tanah secara langsung.

2.6 Dokumentasi Praktikum


(Gambar diambil dari sumber-sumber dari internet, dikarenakan terkendala
alat di Laboratorium Sipil Ubhara, maka untuk praktikum Mekanika Tanah 2
hanya dilakukan dengan cara melihat video bersama dari youtube tentang
praktikum tersebut di laboratorium ubhara).

[12]
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II

BAB III
ANALISIS DATA

Dari hasil pengujian sondir ,data yang diperoleh adalah bacaan conus (C1)
pada setiap kedalaman tanah ,berikut data hasil pengujian sondir yaitu table 3.1
sebagai berikut :

Kedalaman Pembacaan manometer


(kg/cm²)
(m) I II
0 0 5
0,20 2 5
0,40 3 4
0,60 2 3
0,80 3 3
1,00 3 4
1,20 3 5
1,40 4 4
1,60 5 5
1,80 5 6
2,00 5 6
2,20 6 7
2,40 6 5
2,60 6 7
2,80 5 8
3,00 4 6
3,20 4 6
3,40 6 6
3,60 3 8
3,80 6 11
4,00 7 12

[13]
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II

4,20 10 7
4,40 11 4
4,60 5 11
4,80 6 8
5,00 4 9
5,20 5 7
5,40 6 9
5,60 5 11
5,80 3 9
6,00 4 7

Tabel 3.1 data praktikum

Sondir merupakan salah satu pengujian tanah untuk mengetahui


karakteristik tanah yang dilakukan di lapangan atau pada lokasi yang akan
dilakukan pembangunan konstruksi . Sondir ada dua macam , yang pertama
adalah sondir ringan dengan kapasitas 0-250 kg /cm² dan yang kedua adalah
sondir berat dengan kapasitas 0- 600 kg /cm ².Jenis tanah yang cocok disondir
dengan alat ini adalah tanah yang tidak banyak mengandung batu .
1. Hambatan friction (HP)
HP = H-C
Keterangan :
HP : Hambatan friction ( kgcm ²)
2. Hambatan lekat (HL)

HL = (H-C ) x

Keterangan :
HL : Hambatan lekat ( kgcm²)
H : Nilai biconus (km/cm²)
C : Nilai conus (kg/cm²)
D : Selisih kedalaman (20cm)

[14]
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II

A : Luas conus /luas torak (10)


3. Menghitung jumlah hambatan lekat ( JHP)

JHP =

Keterangan :
JHP : Jumlah hambatan lekat (kg/cm²)
HL : Hambatan lekat (km/cm²)

Dan cotoh perhitungan pengujian sondir diatas ,pada kedalaman


yang lain dilakukan perhitungan dengan langkah yang sama ,maka
diperoleh table 3.2 yaitu sebagai berikut :

Kedalaman (cm) Manometer (Kg/cm2) Qc / Penetrasi Qf / Biconus Friction (kg/cm2) HL= (H-C)*D Fs = HL/A JHP= ∑ HL
(Z1) Bacaan 1 Bacaan 2 Conus (kg/cm2) (kg/cm2) (Qf-Qc) (kg/cm2) Kg/m2 (kg/cm2)
0 0 5 0 5 5 10 1 10
20 2 5 2 5 3 6 0,6 16
40 3 4 3 4 1 2 0,2 18
60 2 3 2 3 1 2 0,2 20
80 3 3 3 3 0 0 0 20
100 3 4 3 4 1 2 0,2 22
120 3 5 3 5 2 4 0,4 26
140 4 4 4 4 0 0 0 26
160 5 5 5 5 0 0 0 26
180 5 6 5 6 1 2 0,2 28
200 5 6 5 6 1 2 0,2 30
220 6 7 6 7 1 2 0,2 32
240 6 5 6 5 -1 -2 -0,2 30
260 6 7 6 7 1 2 0,2 32
280 5 8 5 8 3 6 0,6 38
300 4 6 4 6 2 4 0,4 42
320 4 6 4 6 2 4 0,4 46
340 6 6 6 6 0 0 0 46
360 3 8 3 8 5 10 1 56
380 6 11 6 11 5 10 1 66
400 7 12 7 12 5 10 1 76
420 10 7 10 7 -3 -6 -0,6 70
440 11 4 11 4 -7 -14 -1,4 56
460 5 11 5 11 6 12 1,2 68
480 6 8 6 8 2 4 0,4 72
500 4 9 4 9 5 10 1 82
520 5 7 5 7 2 4 0,4 86
540 6 9 6 9 3 6 0,6 92
560 5 11 5 11 6 12 1,2 104
580 3 9 3 9 6 12 1,2 116
600 4 7 4 7 3 6 0,6 122

Tabel 3.2

[15]
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II

Keterangan :
 HL : Hambatan lekat ( kgcm²)
H : Nilai biconus (km/cm²)
C : Nilai conus (kg/cm²)
D : Selisih kedalaman (20cm)
A : Luas conus /luas torak (10)
 Qc : Conus (kg/cm²)
 Qf : Biconus (kg/cm²)

Dari hasil perhitungan seperti pada table 3.2 hasil


perhitungan dari data pengujian sondir, maka dapat digambarkan
grafik hasil uji sondir. Grafik pertama dengan memasukkan data
kedalaman tanah pada (sumbu X ) dan data nilai perlawanan conus
padaa (sumbu Y ) .Sedangkan grafik kedua adalah hubungan antara

[16]
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II

Manometer (Kg/cm2) Friction HL= (H- JHP= ∑


Kedalaman Qc / Penetrasi Qf / Biconus Fs = HL/A
(kg/cm2) (Qf- C)*D HL
(cm) (Z1) Bacaan 1 Bacaan 2 Conus (kg/cm2) (kg/cm2) Kg/m2
Qc) (kg/cm2) (kg/cm2)
0 0 5 0 5 5 10 1 10
20 2 5 2 5 3 6 0,6 16
40 3 4 3 4 1 2 0,2 18
60 2 3 2 3 1 2 0,2 20
80 3 3 3 3 0 0 0 20
100 3 4 3 4 1 2 0,2 22
120 3 5 3 5 2 4 0,4 26
140 4 4 4 4 0 0 0 26
160 5 5 5 5 0 0 0 26
180 5 6 5 6 1 2 0,2 28
200 5 6 5 6 1 2 0,2 30
220 6 7 6 7 1 2 0,2 32
240 6 5 6 5 -1 -2 -0,2 30
260 6 7 6 7 1 2 0,2 32
280 5 8 5 8 3 6 0,6 38
300 4 6 4 6 2 4 0,4 42

Tabel 3.3

[17]
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II

Manometer (Kg/cm2) Friction HL= (H- JHP= ∑


Kedalaman Qc / Penetrasi Qf / Biconus Fs = HL/A
(kg/cm2) (Qf- C)*D HL
(cm) (Z1) Bacaan 1 Bacaan 2 Conus (kg/cm2) (kg/cm2) Kg/m2
Qc) (kg/cm2) (kg/cm2)

[18]
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II

320 4 6 4 6 2 4 0,4 4
340 6 6 6 6 0 0 0 4
360 3 8 3 8 5 10 1 14
380 6 11 6 11 5 10 1 24
400 7 12 7 12 5 10 1 34
420 10 7 10 7 -3 -6 -0,6 28
440 11 4 11 4 -7 -14 -1,4 14
460 5 11 5 11 6 12 1,2 26
480 6 8 6 8 2 4 0,4 30
500 4 9 4 9 5 10 1 40
520 5 7 5 7 2 4 0,4 44
540 6 9 6 9 3 6 0,6 50
560 5 11 5 11 6 12 1,2 62
580 3 9 3 9 6 12 1,2 74
600 4 7 4 7 3 6 0,6 80

Tabel 3.4

[19]
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II

kedalaman tanah ( sumbu X ) dan friction (sumbu Y ).Sehingga diperoleh grafik 3.1 dan 3.2
yaitu sebagai berikut :
GRAFIK

[20]
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II

[21]
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II

Lapisan tanah dapat diklasifikasikan berdasarkan dari nilai – nilai rata- rata conusnya :
Hasil sondir Klasifikasi
Qc fs
6,0 0,15-0,40 Humus ,lempung sangat lunak
6,0-10,0 0,20 Pasir kelanauan lepas, pasir sangat lepas
0,20-0,60 Lempung lembek, lempung kelanauan lembek
0,10 Kerikil lepas
10,0-30,0 0,10-0,40 Pasir lepas
0,40-0,80 Lempung atau lempung kelanauan
0,80-2,00 Lempung agak kenyal
30-60 1,50 Pasir kelanauan , pasir agak padat
1,0-3,0 Lempung atau lempung kelanauan kenyal
1,0 Kerikil kepasiran lepas
60-150 1,0-3,0 Pasir padat ,pasir kelanauan atau lempung padat dan
lempung kelanauan
3,0 Lempung kekerikilan kenyal
150-300 1,0-2,0 Pasir padat,pasir kekerikilan,pasir kasar pasir,pasir
kelanauan sangat padat

Tabel 3.5

Berdasarkan hasil pengujian sondir di lapangan dapat disajikan data karakteristik tanah
pada table berikut :

kedalaman Nilai conus tertinggi Nilai fs pada conus Jenis tanah


tertinggi

Cm (kg/cm²) (kg/cm²)
600 11 1,2 Lempung Agak
Kenyal

Tabel 3.6

[22]
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Praktikum sondir dilakukan mencapai kedalaman 6 m. Percobaan ini digunakan untuk


memberikan gambaran mengenai keadaan tanah dan menghasilkan data-data daya dukung
tanah.

Berdasarkan data diatas didapatkan jenis tanah pada masing-masing kedalaman, yaitu :
 Jenis lapisan tanah pada kedalaman 0 - 1 m adalah pasir kelanauan lepas, pasir sangat
lepas.
 Jenis lapisan tanah pada kedalaman 1 - 2 m adalah pasir kelanauan lepas, pasir sangat
lepas.
 Jenis lapisan tanah pada kedalaman 2 - 3 m adalah humus, lempung sangat
lunak.
 Jenis lapisan tanah pada kedalaman 3 - 4 m adalah pasir lepas.
 Jenis lapisan tanah pada kedalaman 4 - 5 m adalah pasir kelanauan, pasir agak padat.
 Jenis lapisan tanah pada kedalaman 5 – 6 m adalah pasir kelanauan, pasir agak padat.

Selain itu, berdasarkan pada data di atas juga di dapatkan data hambatan lekat tanah
yaitu:

 Kedalaman : 6.00 m
 Nilai Conus : 60 kg/cm²
 Hambatan Lekat Tanah (HL) : 30 kg/cm²
 Perlawanan Geser (Fs) : 0,3 kg/cm²
 Jumlah Hambatan Lekat Tanah (Tf) : 336 kg/cm²
 Friction : 5 kg/cm²

Jadi pada kedalaman 6 m masih belum di dapatkan tanah keras, karena standart tanah
keras dengan praktikum sondir ringan adalah nilai conus 250 kg/cm², sedangkan pada
praktikum ini nilai conus yang didapatkan sebesar 60 kg/cm², maka karakteristiknya
tanahnya : Pasir kelanauan, pasir agak padat.

4.2 Saran

 Sebelum melaksanakan praktikum sebaiknya memahami panduan pelaksanaan praktikum


terlebih dahulu, agar hasil praktikum lebih akurat dan lancar dalam pelaksanaannya.
 Lakukan dengan serius, sehingga praktikum dapat dilaksanakan dengan baik.

[23]
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II

 Perlu adanya update modul praktikum, karena kurang lengkapnya isi dari modul serta
berbeda antara isi dan pelaksanaan praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

(Modul Mekanika Tanah II, Universitas Bhayangkara Surabaya).


(Braja M. Das, Mekanika Tanah, 1993)

[24]

Anda mungkin juga menyukai