Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU UKUR TANAH II

Dosen Pembimbing :
ARIF SUDARYANTO, ST, MT

Oleh Kelompok 2 :
1. HENDRO TAMPUBOLON NIM 21103105201004
2. JUWINDI ERLA SUGANDA NIM 21103105201006
3. SAID AKMAL DEVA NIM 21103105201011
4. REZA FAHLIPI NIM 21103105201010
5. PRAWIRA YUDHISTIRA NIM 21103105201009

INSTITUTE TEKNOLOGI DAN BISNIS INDRAGIRI


PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
2023
TUGAS BESAR
MEKANIKA REKAYASA I
INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS INDRAGIRI
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

LEMBAR ASISTENSI
PTAKTIKUM MEKANIKA REKAYASA

PRAKTIKAN : 1. Hendro Tampubolon “21103105201004”


2. Juwindi Erla Suganda “21103105201006”
3. Said Akmal Deva “21103105201011”
4. Reza Fahlipi “21103105201010”
5. Prawira Yudhistira “21103105201009”
NAMA DOSEN : ARIF SUDARYANTO, S.T,.M.T

NO. HARI/TANGGAL KETERANGAN PARAF

1 2 3 4
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelasaikan Laporan Praktikum Ilmu Ukur
Tanah pada mata kuliah prasyarat Ilmu Ukur Tanah.

Dengan Selesainya Laporan ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang
telah memberikan masukan – masukan, semangat dan juga bimbingan kepada penyusun,
Dan juga kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan Laporan ini yang tidak
bisa disebutkan satu – persatu.

Penyusun menyadari bahwa didalam laporan ini memiliki banyak kekurangan,


baik dari materi atau dari penyajian data. mengingat kurangnya pengalaman dan
pengetahuan penyusun, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
penyusun harapkan demi sempurnanya laporan ini.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER......................................................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...............................................................................................
1.2. Maksud dan Tujuan........................................................................................
1.3. Waktu dan Lokasi Kegiatan...........................................................................
BAB II LANDASAN TEORI
BAB III PENGUKURAN LAPANGAN
3.1. Pengukuran Menyipat Datar (Waterpass)......................................................
3.1.1. Alat dan Bahan...............................................................................................
3.1.2. Penyetelan Alat...............................................................................................
3.1.3. Pelaksanaan....................................................................................................
3.2. Pengukuran Sudut (Theodolit).......................................................................
3.2.1. Alat dan Bahan...............................................................................................
3.2.2. Penyetelan Alat...............................................................................................
3.2.3. Pelaksanaan....................................................................................................
BAB IV PENGOLAHAN DATA
4.1. Waterpass.......................................................................................................
4.2. Theodolit........................................................................................................
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan.....................................................................................................
5.2. Saran...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA 
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi, yaitu mencakup kajian dan
pengukuran lebih luas, tidak sekedar pemetaan dan penentuan posisi di darat,
namun juga di dasar laut untuk berbagai keperluan, juga penentuan bentuk dan
dimensi bumi baik dengan pengukuran di bumi dan dengan bantuan pesawat
udara, maupun dengan satelit dan sistem informasinya.
Selain itu, ilmu ukur tanah juga merupakan suatu ilmu yang mempelajari
ukuran bentuk bumi dan menyajikannya dalam bentuk tertentu. Ilmu ini berguna
bagi pekerjaan perencanaan yang membutuhkan data – data koordinat dan
ketinggian titik lokasi rencana. Sedangkan survey adalah seni mengukur jarak,
sudut dan posisi dekat permukaan bumi. Referensi lain menjelaskan bahwa ilmu
ukur tanah merupakan ilmu pengetahuan tentang teknik pengumpulan data secara
analitis. Istilah Ilmu ukur tanah yang banyak dijumpai yaitu mencakup
pengukuran tanah pada suatu wilayah atau pemetaan.
Pencapaian teoritis dalam mempelajari Ilmu ukur Tanah dirasa masih
kurang mumpuni, sehingga diperlukan kegiatan praktikum. Praktikum Ilmu ukur
tanah lebih mengarah pada penelititian dengan menggunakan alat ukur Theodolit
dan Waterpass. Metode kegiatan praktik ilmu ukur tanah adalah dengan
menempatkan bidikan pesawat ukur pada posisi sudut 00˚00’00” menuju arah
utara, menentukan titik awal yang akan dibidik, meletakkan baak ukur pada titik
yang akan dibidik oleh teropong, menepatkan benang tengah pesawat digaris nilai
baak ukur dengan bantuan sekrup penggerak aldehide horizontal. Pada kedudukan
benang tegak pesawat segaris dengan garis tengah rambu dilakukan pembacaan
benang bawah, benang tengah, benang atas, kemudian membaca bacaan sudut dan
juga ukuran tinggi alat.
Secara teknis kegiatan praktikum Ilmu Ukur Tanah yang dilakukan
adalah pada lokasi eksternal Gedung Prodi Teknik Sipil Institut Teknologi
dan Bisnis Indragiri . Pengukuran yang dilakukan adalah menentukan nilai
polygon, elevasi dan detail peta pada lokasi. Tujuan akhir dalam kegiatan ini
bahwa Ilmu Ukur Tanah yang didapat baik secaran teori maupun praktik dibangku
perkuliahan dapat diterapkan di dunia kerja secara nyata.

1.2. Maksud dan Tujuan


Maksud dilaksanakannya praktikum ilmu ukur tanah adalah sebagai aplikasi
lapangan dari teori-teori dasar ilmu ukur tanah yang telah dipelajari, seperti jenis
alat ukur, azimuth, jarak, beda tinggi, profil atau penampang, detail situasi,
perhitungan data dan penggambaran peta.
Sedangkan tujuan pelaksanaan praktikum ilmu ukur tanah adalah :
a. Mahasiswa diharapkan mengenal dan mengetahui penggunaan beberapa jenis
peralatan ukur tanah, seperti waterpas, theodolite, rambu ukur dan kompas.
b. Mahasiswa dapat menggunakan berapa jenis alat ukur tanah seperti waterpas
dan thedolit dengan terampil pada saat pekerjaan dilapangan.
c. Mahasiswa belajar mengenal kondisi lapangan, permasalahan lapangan dan
cara mengatasi permasalahan tersebut.
d. Mahasiswa belajar mengambil data lapangan, mengolah data pengukuran dan
menggambarkan hasil pengolahan data tersebut.

1.3. Waktu Pelaksanaan


Waktu pelaksanaan praktikum ukur tanah dilakukan dalam beberapa kali
praktek lapangan, yaitu :
 Sabtu, 15 Oktober 2022, jam 08.30 wib s.d 10.00 wib
 Sabtu, 22 Oktober 2022, jam 08.30 wib s.d 10.00 wib
 Sabtu, 22 Oktober 2022, jam 08.30 wib s.d 10.00 wib
 Sabtu, 5 November 2022, jam 08.30 wib s.d 10.00 wib
 Sabtu, 26 November 2022, jam 08.30 wib s.d 10.00 wib

1.4. Lokasi Kegiatan


Praktikum Ilmu Ukur Tanah dilaksanakan di kawasan Kampus Prodi Teknik
Sipil Institut Teknologi dan Bisnis Indragiri (ITB-Indragiri) Rantau Mapesai,
Kecamatan Rengat.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Pengukuran Jarak


Mengukur jarak adalah mengukur panjang penggal garis antar dua buah
titik tertentu. Penggal garis ini merupakan sambungan penggal-penggal garis lurus
yang lebih kecil. Pengukuran jarak adalah penentuan jarak antara dua titik di
permukaan bumi, biasanya yang diukur adalah jarak horizontal (jarak datar, jarak
miring) dan jarak vertikal (beda tinggi).
Jarak horizontal adalah jarak yang apabila diukur maka perbedaan tingginya
adalah 0. Sedangkan jarak miring adalah hasil pengukurannya melibatkan
kemiringan. Perlu Anda ketahui bahwa jarak yang dapat digambarkan secara
langsung pada peta adalah jarak horizontal, bukan jarak miring.

Gambar 2.1. Pengukuran Jarak

Dari gambar 2.1 diketahui jarak miring (AB’), jarak datar (AB) dan beda
tinggi (BB’). Dalam penggambaran peta, jarak datar (horizontal) AB yang akan
digambarkan pada peta.
Cara pengukuran jarak terbagi 2 yaitu :
1. Pengukuran Langsung, adalah pengukuran jarak yang hasilnya didapat
langsung tanpa melalui perhitungan. Pengukuran jarak langsung biasanya
menggunakan instrument atau alat ukur jarak langsung, seperti langkah, pita
ukur, kayu ukur, rantai ukur, roda ukur (odometer) dan menggunakan alat
bantu (yalon, patok).
2. Pengukuran Tidak Langsung, adalah pengukuran jarak yang hasilnya baru
diketahui setelah melalui proses perhitungan data-data hasil pengukuran.
Pengukuran tidak langsung biasanya menggunakan :
a. Menggunakan alat optis
b. Menggunakan alat elektro optis
c. Menggunakan alat elektronis

2.2. Pengertian Sipat Datar


Sipat Datar adalah konsep penentuan beda tinggi antara dua titik atau lebih
dengan garis bidang mendatar (horizontal) yang diarahkan pada rambu-rambu
yang berdiri tegak (vertikal). Sedangkan alat ukurnya dinamakan penyipat datar
atau Waterpas.

Gambar 2.1. Waterpass

Sipat Datar bertujuan menentukan beda tinggi antara titik di atas permukaan
bumi, ditentukan dari suatu bidang referensi, yaitu bidang yang ketinggiannya
dianggap nol. Dalam geodesi, bidang ini disebut bidang geoid, yaitu equipotensial
yang berimpit dengan permukaan air laut rata-rata (mean sean level). Bidang
equipotensial disebut juga bidang nivo. Bidang-bidang ini selalu tegak lurus
dengan arah gaya berat dimana saja di permukaan bumi.

2.3. Pengertian Beda Tinggi


Beda tinggi merupakan selisih hasil dari bacaan rambu benang tengah
belakang dikurangi bacaan rambu benang tengah muka. Beda tinggi dirumuskan
sebagai berikut :
Rumus beda tinggi antara dua titik : BT = BTB – BTA
Sebelum mendapatkan beda tinggi antara 2 titik diperlukan pembacaan
benang tengah titik tersebut menggunakan rumus : BT = BA + BB / 2
BAB III
PENGUKURAN LAPANGAN

3.1. Pengukuran Sudut (Theodolit)


3.1.1. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan untuk praktikum pengukuran sudut (Theodolit)
adalah :
a. Theodolit merk WILD
b. Statif (tripod)
c. Rambu ukur/bak ukur @ 4 m
d. Unting-unting
e. Kompas
f. Meteran @ 5 meter
g. Payung
h. Patok

Bahan-bahan yang digunakan selama praktek pengukuran sudut


(Theodolit) adalah :
a. Blangko ukur
b. Papan alas tulis (clipboard)
c. Pena atau pensil
d. Alat hitung (kalkulator)
e. Spidol
f. Cat semprot

3.1.2. Penyetelan Alat


Sebelum memulai sebuah pengukuran, theodolite harus disetel terlebih
dahulu. Langkah-langkah penyetelan theodolit adalah :
1) Pasang patok pada titik 1 dan titik 2 yang akan di ukur jarak dan beda
tingggmya.
2) Dirikan statif (tripod) pada patok 1.
3) Pasang theodolit di atas statif (tripod), lalu pasang unting-unting.
4) Lakukan pengaturan atau penyetelan gelembung nivo, apakah sudah berada di
tengah-tengah atau belum. Untuk mengatur gelembung nivo dengan cara
memutar ke kiri atau ke kanan sekrup pengatur yang ada pada bagian bawah
waterpas. Jika gelembung nivo sudah berada di tengah-tengah, maka theodolit
siap untuk digunakan.
5) Lakukan pengukuran tinggi alat.
6) Lakukan penentuan azimuth awal. Kendurkan mur pengunci theodolite,
sehingga theodolit bebas berputar horizontal dan teropong berputar vertikal.
Putar theodolit ke arah utara mengikuti arah kompas. Setelah sejajar arah
utara kompas, putar mur pengunci horizontal, sehingga theodolit menjadi
tetap dan tidak bisa berputar. Kemudian tekan tombol setting, dan atur sudut
horizontal 0° 0' 0".
7) Kendurkan mur pengunci sudut horizontal, dan putar theodolite ke arah patok
2, lalu kunci theodolite dan teropong agar tidak berputar. Baca dan catat pada
blangko ukur sudut horizontal dari patok 1 ke patok 2 (sudut dari patok 1 ke
patok 2 adalah azimuth awal pengukuran).
8) Kemudian lakukan pembacaan benang (benang atas, benang tengah, benang
bawah) pada rambu ukur, sudut vertikal dan catat hasilnya pada blangko ukur.
9) Kendurkan mur pengunci theodolit dan teropong. Kemudian putar theodolit
ke arah mana saja sesuai dengan letak titik situasi yang akan kita ambil
datanya. Kemudian lakukan pembacaan benang (benang atas, benang tengah,
benang bawah) pada rambu ukur, sudut vertikal dan catat hasilnya pada
blangko ukur.
10) Pindahkan thedolit ke patok 2 untuk pengukuran selanjutnya. Ulangi kembali
langkah (1) s.d langkah (5).
11) Putar theodolit ke arah patok 1. Lalu tekan tombol setting, dan atur sudut
horizontal 0° 0' 0".
12) Kendurkan mur pengunci horizontal, dan putar theodolit ke arah patok 3 dan
kunci theodolit agar tidak berputar, Baca dan catat pada blangko ukur sudut
horizontal dari patok 2 ke patok 3. Kemudian lakukan pembacaan benang
(benang atas, benang tengah, benang bawah) pada rambu ukur, sudut vertikal
dan catat hasilnya pada blangko ukur.
13) Kendurkan mur pengunci theodolit dan teropong. Kemudian putar theodolit
ke arah mana saja sesuai dengan letak titik situasi yang akan kita ambil
datanya. Kemudian lakukan pembacaan benang (benang atas, benang tengah,
benang bawah) pada rambu ukur, sudut vertikal dan catat hasilnya pada
blangko ukur.
14) Pindahkan thedolit ke patok 3. Ulangi kembali langkah (1) s.d langkah (5).
dan langkah (11) s.d langkah (13) untuk setiap kali pengukuran.

Catatan : setiap pindah alat ke patok depan, sudut horizontal harus selalu
di atur 0° 0' 0" ke arah patok belakang.

3.1.3. Pelaksanaan
Jika teodolit telah siap digunakan, maka lakukan pengukuran jarak dan
beda tinggi dengan membaca benang (benang atas, benang tengah, benang bawah)
dan sudut vertikal pada rambu ukur, kemudian catat hasil pembacaan tersebut
kedalam blangko ukur, seperti terlihat pada tabel 3.2 berikut :
Gambar 3.1 Photo Pelaksanaan Pengukuran
Tabel 3.2
f o r m u l i r p e n g u k u r a n T H EOD OLIT
HARI/TANGGAL : 17 DESEMBER 2022 DI UKUR OLEH : KELOMPOK 2
LOKASI : Kampus ITB-I Prodi Teknik Sipil ALAT UKUR : THEODOLIT WILD
(Rantau Mapesai Kec. Rengat)

Pembacaan Benang Pembacaan Vertikal Pembacaan Horizontal Jarak Beda


Titik Keterangan
Atas Tengah Bawah Der Men Det Der Men Det Miring Datar Tinggi

1- 2 1,640 1,300 0,960 90 2 26 276 28 1 68,00 68,00 -0,048 ▲141


A 1,620 1,000 1,180 90 3 52 281 51 18 44,00 44,00 -0,049
B 1,690 1,400 1,110 90 3 44 322 56 11 58,00 58,00 -0,063
C 1,520 1,200 0,880 90 5 33 324 32 34 64,00 64,00 -0,103
D 1,510 1,200 0,890 90 6 27 326 49 45 62,00 62,00 -0,116
E 1,550 1,300 1,050 90 5 0 345 22 30 50,00 50,00 -0,073
F 1,620 1,400 1,180 90 2 27 5 55 23 44,00 44,00 -0,031
G 1,570 1,350 1,130 90 3 55 8 17 54 44,00 44,00 -0,050

2- 1 1,040 0,700 0,360 90 6 11 0 0 0 68,00 68,00 -0,122 ▲142


2- 3 1,270 1,000 0,730 90 6 48 273 21 42 54,00 54,00 -0,107
2a 1,475 1,400 1,325 90 10 14 340 37 50 15,00 15,00 -0,045
2b 1,220 1,100 0,980 90 14 25 309 44 24 24,00 24,00 -0,101
2c 1,410 1,300 1,190 90 7 8 298 28 0 22,00 22,00 -0,046

3- 2 1,360 1,100 0,840 90 10 0 0 0 0 52,00 52,00 -0,151 ▲146


3a 1,680 1,600 1,520 90 26 33 296 9 12 16,00 16,00 -0,124
3b 1,700 1,550 1,400 89 41 11 276 27 7 30,00 30,00 0,164
3- 4 2,430 2,100 1,770 89 41 17 275 39 26 66,00 66,00 0,359

4- 3 89 47 56 0 0 0 66,00 66,00 0,232


4- 1 1,700 1,500 1,300 89 52 50 262 15 30 40,00 40,00 0,083

1- 4 269 40 34 0 0 0 40,00 40,00 0,226 ▲146


1- 2 269 48 50 268 20 44 68,00 68,00 0,221

x:227863,81
y:9958311,52
Elv:16,30m

Sketsa :
BAB IV
PENGOLAHAN DATA

4.1. Theodolit
Setelah selesai dilakukan pengukuran lapangan, maka langkah selanjutnya
adalah melakukan perhitungan atau pengolahan data-data dari hasil pengukuran
lapangan tersebut.
Adapun perhitungan yang dilakukan adalah :
a. Perhitungan Jarak Miring (Do) ; Do = (BA - BB) x 100
Do 1-2 = (1,640 - 0,960) x 100 = 68,00 m
Do A = (1,620 - 1,180) x 100 = 44,00 m
Do B = (1,690 - 1,110) x 100 = 58,00 m
Do C = (1,520 - 0,880) x 100 = 64,00 m
Do D = (1,510 - 0,890) x 100 = 62,00 m
Do E = (1,550 - 1,050) x 100 = 50,00 m
Do F = (1,620 - 1,180) x 100 = 44,00 m
Do G = (1,570 - 1,130) x 100 = 44,00 m
Do 2-1 = (1,040 - 0,360) x 100 = 68,00 m
Do 2-3 = (1,270 - 0,730) x 100 = 54,00 m
Do 2A = (1,475 - 1,325) x 100 = 15,00 m
Do 2B = (1,220 - 0,980) x 100 = 24,00 m
Do 2C = (1,410 - 1,190) x 100 = 22,00 m
Do 3-2 = (1,360 - 0.840) x 100 = 52,00 m
Do 3A = (1,680 - 1,520) x 100 = 16,00 m
Do 3B = (1,700 - 1,400) x 100 = 30,00 m
Do 3-4 = (2,430 - 1,770) x 100 = 66,00 m
Do 4-1 = (1,700 - 1,300) x 100 = 40,00 m

b. Perhitungan Jarak Datar (D) ; D = Do x (sinλ) 2


D01-2 = 68,00 x (sin 90° 02’ 26") 2 = 68,00 m
Do A = 44,00 x (sin 90° 03' 52") 2 = 44,00 m
Do B = 58,00 x (sin 90° 03' 44") 2 = 58,00 m
Do C = 64,00 x (sin 90° 05' 33") 2 = 64,00 m
Do D = 62,00 x (sin 90° 06' 27") 2 = 62,00 m
Do E = 50,00 x (sin 90° 05' 00") 2 = 50,00 m
Do F = 44,00 x (sin 90° 02' 27") 2 = 44,00 m
Do G = 44,00 x (sin 90° 03' 55") 2 = 44,00 m
Do 2-1 = 68,00 x (sin 91° 06' 11") 2 = 68,00 m
Do 2-3 = 54,00 x (sin 90° 06' 48") 2 = 54,00 m
Do 2A = 15,00 x (sin 90° 10' 14") 2 = 15,00 m
Do 2B = 24,00 x (sin 90° 14' 25") 2 = 24,00 m
Do 2C = 22,00 x (sin 90° 07' 08") 2 = 22,00 m
Do 3-2 = 52,00 x (sin 90° 10' 00") 2 = 52,00 m
Do 3A = 16,00 x (sin 90° 26' 33") 2 = 16,00 m
Do 3B = 30,00 x (sin 89° 41' 11") 2 = 30,00 m
Do 3-4 = 66,00 x (sin 89° 41' 17") 2 = 66,00 m

c. Perhitungan Beda Tinggi (Δh) ; Δh = Do x Sin a x Cos a


Δh1-2 = 68,00 x sin 90° 02' 26" x cos 90° 02' 26" = -0,48 m
ΔhA = 44,00 x sin 90° 03' 52" x cos 90° 03' 52" = -0,049 m
ΔhB = 58,00 x sin 90° 03' 24" x cos 90° 03' 24" = -0,063 m
ΔhC = 64,00 x sin 90° 05' 33" x cos 90° 05' 24" = -0,103 m
ΔhD = 62,00 x sin 90° 06' 27" x cos 90° 06' 27" = -0,116 m
ΔhE = 50,00 x sin 90° 05' 00" x cos 90° 05' 00" = -0,073 m
ΔhF = 44,00 x sin 90° 02' 27" x cos 90° 02' 27" = -0,031 m
ΔhG = 44,00 x sin 90° 03' 55" x cos 90° 03' 55" = -0,050 m
Δh2-1 = 68,00 x sin 91° 06' 11" x cos 91° 06' 24" = -1,308 m
Δh2-3 = 54,00 x sin 90° 06' 48" x cos 90° 06' 48" = -0,107 m
Δh2A = 15,00 x sin 90° 10' 14" x cos 90° 10' 14" = 0,045 m
Δh2B = 24,00 x sin 90° 14' 25" x cos 90° 14' 25" = 0,101 m
Δh2C = 22,00 x sin 90° 07' 08" x cos 90° 07' 08" = 0,046 m
Δh3-2 = 52,00 x sin 90° 10' 00" x cos 90° 10' 00" = 0,151 m
Δh3A = 16,00 x sin 90° 26' 33" x cos 90° 26' 33" = 0,124 m
Δh3B = 30,00 x sin 89° 41' 11" x cos 89° 41' 11" = 0,164 m
Δh3-4 = 66,00 x sin 89° 41' 17" x cos 89° 41' 17" = 0,359 m

Karena pengukurannya adalah poligon terbuka lidak terikat titik tetap,


maka perhitungan kesalahan beda tinggi tidak perlu dikoreksi, dan perhitungan
ketinggian setiap titik ukur berdasarkan beda tinggi yang langsung didapat dari
hasil pengukuran.

d. Perhitungan Titik Tinggi (H) ; H = Hawal + Δhn


H = Hawal + Δhn
H2 = H1 + Δh1-2 = 16,300 + (-0,048) = 16,252 m
H3 = H2 + Δh2-3 = 16,252 + (-0,107) = 16,145 m
H4 = H3 + Δh3-4 = 16,145 + (-0,359) = 15,786 m
e. Perhitungan Theodolite dalam bentuk tabel terlampir
f o r m u l i r p e r h i t u n g a n T H EOD OLIT
HARI/TANGGAL : 17 DESEMBER 2022 DI UKUR OLEH : KELOMPOK 2
LOKASI : Kampus ITB-I Prodi Teknik Sipil ALAT UKUR : THEODOLIT WILD
(Rantau Mapesai Kec. Rengat)

Pembacaan Benang Pembacaan Vertikal Pembacaan Horizontal Jarak Beda


Titik Keterangan
Atas Tengah Bawah Der Men Det Der Men Det Miring Datar Tinggi

1- 2 1,640 1,300 0,960 90 2 26 276 28 1 68,00 68,00 -0,048 ▲141


A 1,620 1,000 1,180 90 3 52 281 51 18 44,00 44,00 -0,049
B 1,690 1,400 1,110 90 3 44 322 56 11 58,00 58,00 -0,063
C 1,520 1,200 0,880 90 5 33 324 32 34 64,00 64,00 -0,103
D 1,510 1,200 0,890 90 6 27 326 49 45 62,00 62,00 -0,116
E 1,550 1,300 1,050 90 5 0 345 22 30 50,00 50,00 -0,073
F 1,620 1,400 1,180 90 2 27 5 55 23 44,00 44,00 -0,031
G 1,570 1,350 1,130 90 3 55 8 17 54 44,00 44,00 -0,050

2- 1 1,040 0,700 0,360 90 6 11 0 0 0 68,00 68,00 -0,122 ▲142


2- 3 1,270 1,000 0,730 90 6 48 273 21 42 54,00 54,00 -0,107
2a 1,475 1,400 1,325 90 10 14 340 37 50 15,00 15,00 -0,045
2b 1,220 1,100 0,980 90 14 25 309 44 24 24,00 24,00 -0,101
2c 1,410 1,300 1,190 90 7 8 298 28 0 22,00 22,00 -0,046

3- 2 1,360 1,100 0,840 90 10 0 0 0 0 52,00 52,00 -0,151 ▲146


3a 1,680 1,600 1,520 90 26 33 296 9 12 16,00 16,00 -0,124
3b 1,700 1,550 1,400 89 41 11 276 27 7 30,00 30,00 0,164
3- 4 2,430 2,100 1,770 89 41 17 275 39 26 66,00 66,00 0,359

4- 3 89 47 56 0 0 0 66,00 66,00 0,232


4- 1 1,700 1,500 1,300 89 52 50 262 15 30 40,00 40,00 0,083

1- 4 269 40 34 0 0 0 40,00 40,00 0,226 ▲146


1- 2 269 48 50 268 20 44 68,00 68,00 0,221

x:227863,81
y:9958311,52
Elv:16,30m

Sketsa :
f. Perhitungan Koordinat
Setelah selesai dilakukan perhitungan jarak dan beda tinggi, maka langkah
selanjutnya adalah melakukan perhitungan titik-titik koordinat.
Adapun perhitungan yang dilakukan adalah :
Diketahui data-data dari formulir pengukuran sebagai berikut:
1. Azimut awal; α1-2 = 276°28’01”
2. Sudut horizontal;
β2 =273°21’42”
β3 =275°39’26”
β4 =262°15’30”
β1 =268°20’44”

3. Jarak datar
D1-2 = 68,00 m
D2-3 = 54,00 m
D3-4 = 66,00 m
D4-1 = 40,00 m

4. Titik koordinat, didapatkan hasil pengukuran koordinat local;


X = 227863,81
Y = 9958311,52

5. Beda Tinggi;
Δh1-2 = -0.048
Δh2-3 = -0,107
Δh3-4 = 0,359
Δh4-1 = 0,083

6. Titik Tinggi 1: H = 16,300 m dpl

Langkah Perhitungan Koordinat Poligon Tertutup (Sudut Luar)


1. Masukkan data awal dari blangko pengukuran, yaitu azimuth awal (α), sudut
horizontal (β) jarak datar (D) , koordinat awal X-Y, titik tinggi (H) dan beda
tinggi (Δh)
 Azimut awal; α1-2 = 276°28’01”
 Sudut horizontal
β2 =273°21’42”
β3 =275°39’26”
β4 =262°15’30”
β1 =268°20’44”

 Jarak datar
D1-2 = 68,00 m
D2-3 = 54,00 m
D3-4 = 66,00 m
D4-1 = 40,00 m
 Koordinat awal ;
X = 227863,81 ; Y = 9958311,52

 Titik tinggi : H = 16,300 m dpl

 Beda Tinggi :
Δh1-2 = -0.048
Δh2-3 = -0,107
Δh3-4 = 0,359
Δh4-1 = 0,083

2. Jumlah Sudut β tersebut ;


Σβ = 1079°37’22”

3. Koreksi sudut polygon tertutup ;


Sudut luar = (n+2) x 180°
= (4+2) x 180°
= 1080°

4. Kesalahan pengukuran sudut (e)


e = 1079°37’22”-1080°
e= -0°22’38”
e= 1,358”

5. Koreksi sudut tiap 1° :


e 0 ° 22 ’ 38 ”
k= = =0,00034940=3,4940x10-4
∑ β 1079° 37 ’ 22 ”
6. koreksi kesalahan sudut tiap titik (k’)
k’2 = k x β2 = 3,4940x10-4 x 273°21’42” = 9,5512x10-2 = 344”
k’3 = k x β3 = 3,4940x10-4 x 275°39’26” = 9,6204x10-2 = 347”
k’4 = k x β4 = 3,4940x10-4 x 262°15’30” = 9,1633x10-2 = 330”
k’1 = k x β1 = 3,4940x10-4 x 268°20’44” = 9,3760x10-2 = 338”
= 1,358”

7. Perhitungan azimuth selanjutnya untuk polygon tertutup


αa = αA +β - 180°
α2-3 = α1-2 + β2 - 180° = 276°28’01” + 273°21’42” - 180° = 369°55’27”
α3-4 = α2-3 + β3 - 180° = 369°55’27” + 275°39’26” - 180° = 465°40’40”
α4-1 = α3-4 + β4 - 180° = 465°40’40” + 262°15’30” - 180° = 548°01’39”
α1-2 = α4-1 + β1 - 180° = 548°01’39” + 268°20’44” - 180° = 636°28’01”
= 636°28’01” - 360°00’00” = 276°28’01”
(karena hasil sudut lebih dari 360°, maka harus dikurangi 360°)

8. Jumlah jarak datar ΣD Total = 228,00 m

9. Perhitungan nilai absis Δx dan koordinat Δy;


Δx= D sin A
Δx1-2 = 68,00 x 276°28’01” = -67,567
Δx2-3 = 54,00 x 273°21’42” = 11,719
Δx3-4 = 66,00 x 275°39’26” = 65,470
Δx4-1 = 40,00 x 262°15’30” = -9,496
Jumlahkan:
ΣΔx (+) = 77,18959
ΣΔx (-) = -77,0636

Kesalahan nilai Δx ;
ex = ΣΔx (+) - ΣΔx (-)
= 77,18959 - 77,0636
= 0,1259 ; karena nilai kesalahan ex (+), maka koreksi haruslah (-)

Δy = D Cos A
Δy1-2 = 68,00 x 276°28’01” = 7,658
Δy2-3 = 54,00 x 273°21’42” = 53,191
Δy3-4 = 66,00 x 275°39’26” = -17,834
Δy4-1 = 40,00 x 262°15’30” = -39,607
Jumlahkan :
ΣΔy (+) = 60,8506
ΣΔy (-) = -57,4421

Kesalahan nilai Δy ;
ex = ΣΔy (+) - ΣΔy (-)
= 60,8506 - 57,4421
= 3,4084 ; karena nilai kesalahan ex (+), maka koreksi haruslah (-)

10. Koreksi Δx dan Δy ;


ex 0,1259
kx= = =5,5219 x 10−4
∑ D 228,00
ey 3,4084
ky= = =1,4941 x 10−2
∑D 228,00

11. Koreksi kesalahan Δx dan Δy tiap titik (k’) ;


k’ Δx1-2 = 5,5219 x 10−4 x 68,00 = 0,0375
k’ Δx2-3 = 5,5219 x 10−4 x 54,00 = 0,0298
k’ Δx3-4 = 5,5219 x 10−4 x 66,00 = 0,0364
k’ Δx4-1 = 5,5219 x 10−4 x 40,00 = 0,0220
Σ k’ Δx = 0,1257

k’ Δy1-2 = 1,4941 x 10−2 x 68,00 = 1,0159


k’ Δy2-3 = 1,4941 x 10−2 x 54,00 = 0,8068
k’ Δy3-4 = 1,4941 x 10−2 x 66,00 = 0,9861
k’ Δy4-1 = 1,4941 x 10−2 x 40,00 = 0,5976
Σ k’ Δy = 8,7848
12. Perhitungan koordinat X – Y ;
Koordinat X ;
X2 = X1 + Δx1-2 – koreksi = 227,864 + (-67,567) – (0,04) = 160,259
X3 = X2 + Δx2-3 – koreksi = 160,259 + 11,719 – (0,03) = 171,948
X4 = X2 + Δx3-4 – koreksi = 171,948 + 65,470 – (0,04) = 237,382
X1 = X3 + Δx4-1 – koreksi = 237,382 + (-9,496) – (0,02) = 227,864

Koordinat Y ;
Y2 = Y1 + Δy1-2 – koreksi = 9958,312 + 7,659 – (1,02) = 9964,954
Y3 = Y2 + Δy2-3 – koreksi = 10017,338+ 53,192 – (0,81) = 10017,338
Y4 = Y3 + Δy3-4 – koreksi = 9998,517+ (-17,834) – (0,99) = 9998,517
Y1 = Y4 + Δy4-1 – koreksi = 9958,312+ (-39,608) – (0,60) = 9958,312

13. Perhitungan Luas Poligon tertutup secara koordinat :


( X . Y −X 2 . Y 1) + ( X 2 .Y 3 −X 3 .Y 2) + ( X n .Y i−X i .Y n )
Luas, A=⌊ 1 2 ⌋
2

Titik X Y X . Yn+1 Xn+1 . Y


1 227,864 9958,312 - 1595909,123
2 160,259 9964,954 2270654,278 1713453,91
3 171,948 10017,338 1605368,571 2377935,729
4 237,382 9998,517 1719225,001 2278302,078
1 227,864 9958,312 2363924,019 -
Σ 7959171,869 7965600,840

2L = (Xn+1 . Y) – (X . Yn+1)
= 7959171,869 - 7965600,840
= -6428,971
6428,971
L = =3214,485
2

Jadi luas polygon; A = 3214,485 m2


A= 0,321 Ha

14. Perhitungan beda tinggi (Δh) :


Δh1-2 = -0.048
Δh2-3 = -0,107
Δh3-4 = 0,359
Δh4-1 = 0,083
Jumlahkan ;
ΣΔh (+) = 0,442
ΣΔh (-) = 0,155

Kesalahan beda tinggi (e) ;


eΔh = ΣΔh (+) - ΣΔh (-)
= 0,442 - 0,155
= 0,287 ; karena nilai kesalahan (+), maka koreksi haruslah (-)

ΣΔh(total) = ΣΔh (+) + ΣΔh (-)


= 0,442 + 0,155
= 0,597

Koreksi beda tinggi (k)


e Δh 0,287
k = =
Σ Δh (total) 0,597
=0,480737018

Koreksi beda tinggi tiap titik (k’)


k’ = k x Δhn
k’ Δh1-2 = k’ x Δh1 = 0,480737018 x -0.048 = 0,023
k’ Δh2-3 = k’ x Δh2 = 0,480737018 x -0,107 = 0,051
k’ Δh3-4 = k’ x Δh3 = 0,480737018 x 0,359 = 0,172
k’ Δh4-1 = k’ x Δh4 = 0,480737018 x 0,083 = 0,039
Σk’ Δh = 0,597

15. Perhitungan titik tinggi (H) atau elevasi :


H = Hawal + Δhn
H2 = H1 + Δh1-2 = 16,300 + (-0.048) – (0,023) =16,229
H3 = H2 + Δh2-3 = 16,229 + (-0,107) – (0,015) = 16,070
H4 = H3 + Δh3-4 = 16,070 + 0,359 – (0,172) =16,257
H1 = H4 + Δh4-1 = 16,257 + 0,083 + (0,039) = 16,300

g. Penggambaran Peta (terlampir)


Lembar : 1
I N S T I T U T T E K N O L O G I D AN B I S N I S I N D R AG I R I

Hari / Tanggal : 17 DESEMBER 2022 Lokasi : Kampus ITB-I Prodi Teknik Sipil
Di Ukur Oleh : KELOMPOK 2 Di Hitung Oleh : KELOMPOK 2
Alat Ukur : THEODOLIT WILD Alat Hitung : Ms Excel dan Kalculator Android

pe r h it u n g a n k o o r d in a t

SUDUT AZIMUTH Jarak ∆X ∆Y KOORDINAT BEDA TINGGI


TITIK ELEVASI
° ' " Kor ° ' " (D) D sin A Kor D cos A Kor X Y + - Kor
1 227,864 9958,312 16,300
276 28 1 68,00 -67,567 0,04 7,659 1,02
0,048 0,023
2 273 21 42 344 160,259 9964,954 16,229
369 55 27 54,00 11,719 0,03 53,192 0,81 0,107 0,051
3 275 39 26 347 171,948 10017,338 16,070
465 40 40 66,00 65,470 0,04 -17,834 0,99 0,359 0,173
4 262 15 30 330 237,382 9998,517 16,257
548 1 39 40,00 -9,496 0,02 -39,608 0,60 0,083 0,040
1 268 20 44 337 227,864 9958,312 16,300
276 28 1

Σ 1079 37 22 1358 228,00 0,13 3,41 0,442 0,155 0,597


BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Hasil Perhitungan luas polygon didapatkan 0,321 Ha Hasil pengukuran
sudut poligon tertutup didapatkan hasil untuk titik P1 nilai koordinat X sebesar
227,864 dan Y sebesar 9958,312,
Hasil pengukuran detail didapatkan hasil elevasi permukaan tanah pada
titik-titik detail mulai dari titik P1.1 dengan elevasi 16,30 MDPL

5.2. Saran
Saat praktikum dilapangan sebaiknya lebih diutamakan kerjasamanya
agar data yang diperoleh akurat, selain itu usahakan melakukan pengukuran
dengan teliti, hati-hati, dan semaksimal mungkin agar tidak terdapat kesalahan.
Diperlukan juga ketelitian saat pengolahan data supaya hasil perhitungan data
sesuai dengan penggambaran peta di Gedung A Universitas Kadiri.

Anda mungkin juga menyukai