Hari/Tanggal :
Lokasi : Lab. Fakultas Teknik Sipil
Pelaksaaan : Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Telah dilaksanakan Praktikum Ilmu Ukur Tanah sebagai salah satu
Persyaratan Kurikulum pada Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas
Malikussaleh.
Tanda
NO Nama Nim Nilai
Tangan
1 Astri Minasari Siregar 170110066
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberi
kekuatan dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah ini. Dan tak lupa pula salawat berangkaikan
salam kami panjatkan kepangkuan Nabi besar Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari alam kebodohan menuju alam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan seperti sekarang ini.
Penyelesaian Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah ini selesai atas bantuan,
bimbingan, dan masukan–masukan dari berbagai pihak, untuk itu kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Lis Ayu Widari, ST., MT selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil
Universitas Malikussaleh.
2. Bapak Yulius Rief Alkaly, ST., M.Eng selaku Kepala Laboratorium
Teknik Sipil Universitas Malikussaleh.
3. Bapak Hamzani, ST., MT selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing penyusunan laporan ini dari awal sampai selesai.
4. Serta Asisten Laboratorium yang telah banyak membantu kami dari
awal praktikum hingga selesainya praktikum.
Karena terbatasnya ilmu dan pengetahuan yang kami miliki, kami sangat
menyadari atas kekurangan dalam penyusunan laporan ini dan kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca untuk
menjadikan laporan ini jauh lebih sempurna di masa yang akan datang.
Kelompok IV
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Theodolit
Theodolit adalah suatu alat yang di gunakan untuk mengukur jarak dan
sudut vertikal maupun horizontal. Yang dimaksud dengan sudut vertikal adalah
sudut yang di ukur pada skala tegak lurus, sedangkan yang di maksud dengan
sudut horizontal adalah sudut yang di bentuk oleh dua titik pada polygon, dimana
sudut yang didapatkan diukur dari arah horizontal atau dengan skala mendatar.
Bila ditinjau dari prinsip kerjanya, theodolit dibedakan atas 3 prinsip kerja,
yaitu :
2.3 Waterpass
Waterpass adalah suatu alat untuk mengukur beda tinggi dimana selisih-
selisih tinggi titik yang berdekatan ditentukan dengan garis-garis visir horizontal
ke arah bak meter. Adapun cara pengukuran benda tinggi ada tiga yaitu:
1. Secara waterpassing
2. Secara trigonometri
3. Secara barometris
Bila mengunakan cara 2 dan 3 hasil yang didapat tidak seteliti bila
menggunakan cara waterpass. Cara waterpass memerlukan lebih banyak waktu
dan pekerja. Ketelitian waterpass sangat penting bagi ilmu pengetahuan yaitu
untuk mempelajari pergerakan-pergerakan vertikal dari kulit bumi dan untuk
membandingkan permukaan air laut rata-rata. Waterpass mempunyai prinsip yang
hampir sama dengan theodolit, hanya saja alat ini terdiri dari dua bagian yaitu
bagian atas dan bagian bawah.
2.3.1 Bagian-bagian Waterpass dan Fungsinya
Adapun bagian bagian watwerpass dan fungsinya diantaranya yaitu sebagai
berikut:
1. Bagian bawah
a. Plat dasar
Fungsiya sebagai landasan instrument yang sifatnya selalu datar,
merupakan bidang perlengkapan di atas statif, tempat mengikatnya baut
pengunci dan penguat statif.
b. Sekrup penyetel A, B, dan C
Fungsinya membuat bidang horizontal atau sumbu horizontal.
2. Bagian atas
a. Plat skala sumbu horizontal
Fungsinya tempat terdapatnya sumbu horizontal dan skalanya, merupakan
pembacaan sudut horizontal dan titik bidikan.
b. Plem sumbu horizontal beserta penggerak halusnya
Fungsinya mengunci dan membebaskan sumbu horizontal dari bagian atas
sehingga dapat menyetel besar sudut horizontal titik bidikan.
c. Nivo kotak
Fungsinya sebagai pedoman pembuat bidang horizontal.
d. Sekrup konsidensi
Fungsinya untuk mengimbangkan nivo tabung.
e. Teropong sudut
Fungsinya untuk melihat bacaan sudut pada bidang horizontal.
f. Pengatur focus
Fungsinya untuk menempatkan banyangan agar jatuh pada diafragma
sehingga banyangan terlihat jelas.
g. Pengatur lensa okuler
Fungsinya untuk memperjelas benang diafragma didalam teropong
pada saat pembacaan bak meter.
h. Teropong
Fungsinya untuk melihat dan menetapkan benda/titik sasaran bidikan.
i. Nivo tabung konsidensi
Fugsinya untuk menyeimbangkan teropong sehingga teropong berada
sejajar dengan permukaan bumi.
j. Cermin pemantul cahaya
Fungsinya sebagai alat pemberi penerangan, sehingga tabung konsidensi
mudah terlihat melalui teropong nivo.
k. Pembidik kasar
Fungsinya untuk memperoleh titik bidikan secara kasar.
2.3.2 Penyetelan Instrument
Sebelum digunakan dilapangan terlebih dahulu penyetelan intrusment
dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut:
1. Garis arah nivo tegak lurus sumbu horizontal
a. Dirikan statif dan tempatkan intrusment diatasnya.
b. Tentukan sekrup penyetel A, B, dan C.
c. Seimbangkan nivo kotak dengan memutar sekrup penyetel A, B, dan C.
d. Putar teropong 1800 dari kedudukan senula lihat keadaan nivo kotak.
2. Penyetelan garis mendatar diafragma tegak lurus sumbu horizontal
a. Dirikan statif dan tempatkan intrusment di atasnya, pada jarak beberapa
meter dari tembok yang tegak lurus.
b. Tandai suatu titik pada dinding tersebut sejajar benang mendatar
diafragma.
c. Gerakan teropong dengan sekrup sejajar benang mendatar diafragma.
d. Gerakan teropong dengan sekrup penggerak halus horizontal dari arah kiri
kekanan dan sebaliknya, amati keadaan titik benang diafragma, dan keadaan
harus tetap berhimpit.
e. Bila tidak berhimpit, perbaiki keadaan tersebut dengan sekrup koreksi
diafragma.
2.3.3 Pembacaan Data
1. Pembacaan bak meter
Pembacaan benang skala pada waterpass hanya sama halnya dengan
pembacaan theodolit. Hal yang ditentukan adalah sebelum pembacaan
gelembung nivo tabung dan nivo kotak harus sudah benar-benar seimbang.
2. Pembacaan skala
2BT = (Ba + Bb) dan d = (Ba - Bb) x 100
Perbedaan tinggi antara dua titik dinyatakan sebagai :
h1= Bt1 - Bt2
jika : Bt1 < Bt2, berarti h1,2 negatif
Bt1 > Bt2, berarti h1,2 positif
3. Pembacaan sudut
Pembacaan sudut pada waterpass dilakukan dengan dua cara : yaitu system
grade (400g) dan system derajat (3600).
313 375
314 376
315 377
316 378
317 379
4
5
50 4 60
0
50 60
88 89 90
90 89 88
Sudut P0 = sudut β0
Sudut P1 = sudut β1
Sudut P2 = sudut β2
= 172° 8´ 46"
Sudut P3 = sudut β3
Sudut P4 = sudut β4
Sudut P5 = sudut β5
Jumlah sudut = β1 + β2 + β3 + β4 + β5
Faktor koreksi = 720° 00´ 00" - 720° 2´ 40" = -00° 02´ 40"
Jadi, Faktor koreksi untuk setiap titik = -00° 02´ 40" / 6 = -00° 00´ 32.8"
4.2 Sudut Azimut (φ)
Sudut azimut (φ) yang didapat berdasarkan hasil koreksi dari sudut poligon
adalah φ P1, φ P2, φ P3, φ P4, dan φ P5. Masing-masing sudut tersebut
didapat berdasarkan perhitungan, φ Pa-b = φ Pa + β ± koreksi – 180°. maka:
φ P0 = 81° 12´ 00"
= 108° 40´ 18"- 97° 30´51 " - 00° 00´ 32.8"+180° 00´ 00"
φ P1 P2 = φ P0 P1 – β2 ± koreksi + 180°
= 358° 42´ 18.2" - 172° 8´ 46" - 00° 00´ 32.8"+180° 00´ 00"
φ P2 P3 = φ P1 P2 + β3 ± koreksi +180°
= 350° 50´ 31.4"- 108° 40´ 18"+ 00° 00´ 32.8"+180° 00´ 00"
φ P3 P4 = φ P2 P3 + β4 ± koreksi + 180°
= 279° 30´ 16.6"- 98° 12´ 14"+ 00° 00´ 32.8"+180° 00´ 00"
= 197 ° 41´ 57,8"- 162° 17´ 5"+ 00° 00´ 32.8"+ 180° 00´ 00"
φ P5 P0 = φ P4 P5 – β0 ± koreksi + 180°
= 183° 35´ 21.49" - 160° 18´ 48" + 00° 00´ 20.83" + 180° 00´ 00"
3. ΔH = Rata-rata = ΔHI+HII
2
= -0.220 + (-0.217)
2
= -0.219
4. ΔH = Rata-rata = ΔHI+HII
2
= -0.755 + (-0.754)
2
= -0.755
5. ΔH = Rata-rata = ΔHI+HII
2
= 0.386 + 0.363
2
= 0.374
6. ΔH = Rata-rata = ΔHI+HII
2
= 0.467 + 0.468
2
= 0.468
7. ΔH = Rata-rata = ΔHI+HII
2
= 0,529 + 0.539
2
= 0.534
= 10,00 m – 0,48 m
= 10,491 m
= 10,491 m + 0,277 m
= 10,768 m
b. Tembak ke patok P5
ΔH P5 =0
= 10,831 m – 0,34 m
= 10,491 m
= 0,256 m
= 10,491 m + (0,256 m)
= 10,747 m
Titik AC1
Tinggi Titik Atas Tanah patok P0 pada waterpass :
= 10,491 m
= 10,491 m + (-0,210 m)
= 10,281 m
Titik AC2
Tinggi Titik Atas Tanah patok P0 pada waterpass :
= 10,831 m – 0,34 m
= 10,491 m
= 10,491 m + 0,176 m
= 10,667 m
Untuk perhitungan tinggi titik (peil) potongan melintang P 0 – P5 dari titik C 1.3
sampai titik C 1.8, dapat dilihat pada lampiran data mentah.
4.4.2 Pengukuran Dari Titik Patok P1
a. Nol set ke patok P0
ΔH P0 = 0
= 11,108 m – 0,34 m
= 10,768 m
=(0 – 0) + 1,03
= 1,03 m
= 10,767 m+ (1,03 m)
= 11,797 m
b. Tembak ke patok P2
ΔH P1 =0
= 11,108 m – 0,34 m
= 10,768 m
= 0,481 m
= 10,768 m + (0,481) m
= 11,249 m
c. Potongan melintang P1 – P2
Titik BC1
Tinggi Titik Atas Tanah patok P1 pada waterpass :
= 11,108 m – 0,34 m
= 10,768 m
= 10,768 m + ( -0,171 m)
= 10,596 m
Titik BC2
Tinggi Titik Atas Tanah patok P1 pada waterpass :
= 10,768 m
= 0,054 m
= 10,768 m +(0,054 m)
= 10,821 m
Untuk perhitungan tinggi titik (peil) potongan melintang P 1 – P2 dari titik C 2.3
sampai titik C 2.6, dapat dilihat pada lampiran data mentah.
ΔH P1 = 0
= 11,579 m – 0,33 m
= 11,249 m
= 0 - 0 + 1,11
= 1,11 m
= 11,249 m + (1,11 m)
= 12,359 m
b. Tembak ke patok P3
ΔH P3 = 0
= 11,579 m – 0,33 m
= 11,249 m
= -0,101 m
= 11,239 m + (-0,101 m)
= 11,147 m
c. Potongan melintang P2 – P3
Titik CC1
Tinggi Titik Atas Tanah patok P2 pada waterpass :
= 11,249 m
= 11,249 m + (-0,173 m)
= 11,076 m
Titik CC2
Tinggi Titik Atas Tanah patok P2 pada waterpass :
= 11,579 m – 0,33 m
= 11,249 m
= -1,606 m
= 11,249 + (-1,606)
= 9,643 m
Untuk perhitungan tinggi titik (peil) potongan melintang P 2 – P3 dari titik C 3.3
sampai titik C 3.5, dapat dilihat pada lampiran data mentah.
ΔH P2 = 0
= 11,577 m – 0,43 m
= 11,147 m
Beda Tinggi (ΔH) patok P2 pada situasi :
= (0 – 0) + 0.96
= 0,96 m
Tinggi Titik (Peil) patok P2 pada situasi :
= 11,147 m + (0,96) m
= 12,107 m
b. Tembak ke patok P4
ΔH P4= 0
= 11,577 m – 0,43 m
= 11,147 m
Beda Tinggi (ΔH) patok P4 pada situasi :
= H Tabel (V) – Bt + Alat Di Atas Patok
= 11,147 m + (-0,060 m)
= 11,207 m
c. Potongan melintang P3 – P4
Titik DC1
Tinggi Titik Atas Tanah patok P3 pada waterpass :
= 11,577 m – 0,43 m
= 11,147 m
Beda Tinggi (ΔH) titik DC1 pada situasi :
= 11,138 m
Titik DC2
Tinggi Titik Atas Tanah patok P3 pada waterpass :
= 11,577 m – 0,43 m
= 11,147 m
Beda Tinggi (ΔH) titik DC2 pada situasi :
= H Tabel (V) – Bt + Alat Di Atas Patok
= -0,404 m
= 11,147 m + (-0,404 m)
= 10,743 m
Untuk perhitungan tinggi titik (peil) potongan melintang P 4 – P5 dari titik C 4.3
sampai titik C 4.4, dapat dilihat pada lampiran data mentah.
ΔH P3 = 0
= 11,577 m – 0,37 m
= 11,207 m
Beda Tinggi (ΔH) patok P3 pada situasi :
= (0 – 0) + 1,03
= 1,03 m
Tinggi Titik (Peil) patok P3 pada situasi :
= 12,2387 m
b. Tembak ke patok P5
ΔH P5 = 0
= 11,577 m – 0,37 m
= 11,207 m
= -0,400 m
= 11,207 m + (-0,400 m
= 10,807 m
c. Potongan melintang P4 – P5
Titik EC1
Tinggi Titik Atas Tanah patok P4 pada waterpass :
= 11,577 m – 0,37 m
= 11,207 m
Beda Tinggi (ΔH) titik EC1pada situasi :
= H Tabel (V) – Bt + Alat Di Atas Patok
= 11,207 m + (-0,031 m)
= 11,176 m
Titik EC2
Tinggi Titik Atas Tanah patok P4 pada waterpass :
= 11,577 m – 0,37 m
= 11,207 m
Beda Tinggi (ΔH) titik EC2 pada situasi :
= -0,251 m
= 11,207 m + (-0,251 m)
= 10,956 m
Untuk perhitungan tinggi titik (peil) potongan melintang P 4 – P5 dari titik C 5.3,
dapat dilihat pada lampiran data mentah.
= 11,117 m – 0,37 m
= 10,747 m
= (0 – 0 ) + 1,03
Tinggi Titik (Peil) patok P4 pada situasi :
= 11,117 m + 1,03 m
= 12,147m
b. Tembak ke patok P0
ΔH P0 = 0
= 11,117 m – 0,37 m
= 10,747 m
= 10,665 m
c. Potongan memanjang P5 – P0
Titik FC1
Tinggi Titik Atas Tanah patok P5 pada waterpass :
= 11,117 m – 0,37 m
= 10,747 m
Beda Tinggi (ΔH) titik FC1 pada situasi :
= -0,094 m
= 10,747 m + (-0,094 m)
= 10,653 m
Titik FC2
Tinggi Titik Atas Tanah patok P5 pada waterpass :
= 11,117 m – 0,37 m
= 10,747 m
Beda Tinggi (ΔH) titik FC2 pada situasi :
=10,747 m +(1,104 m)
= 10,851 m
= 10,831 m – 0,34 m
= 10,491 m
Beda Tinggi (ΔH) (PA) pada situasi :
= 10,491 m + (-0,944 m)
= 11,435 m
b. Titik sebar sudut bangunan (SB) pada patok P0
= 10,831 m – 0,34 m
= 10,491 m
Beda Tinggi (ΔH) (SB1) pada situasi :
= 10,491 m + 0,077 m
= 10,437 m
Untuk perhitungan tinggi titik (peil) sudut bangunan 2 (SB2) sampai sudut
bangunan lainnya (SB), dapat dilihat pada lampiran data mentah.
= 10,831 m – 0,34 m
= 10,491 m
Beda Tinggi (ΔH) (PS1) pada situasi :
= 10,491 m + (-0,390 m)
= 10,309 m
Untuk perhitungan tinggi titik (peil) pohon sawit2 (PS 2), Smpai PS selanjutnya
ada pada data mentah, dapat dilihat pada lampiran data mentah.
= 10,831 m – 0,34 m
= 10,491 m
Beda Tinggi (ΔH) (TL1) pada situasi :
= 10,491 m + - (0,087m)
= 9,938 m
Untuk perhitungan tinggi titik (peil) tiang listrik 2 (TL 2) sampai tiang listrik
lainnya (TL), dapat dilihat pada lampiran data mentah.