Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN MENGHITUNG KEMIRINGAN LERENG LAHAN

Dosen pengampu:
Dr. Ir Yul Harry Bahar
Titis Pury Purboningtyas, M.Si
Intan Kusuma Wardani, M.Sc

Aditya Shandy N 02.11.21.099 Ishaq Maulana 02.11.21.113

Ayu Reni 02.11.21.101 M. Zaki Berlian 02.11.21.115

Castika Muamar Afif 02.11.21.117


02.11.21.103
Nurul Imania 02.11.21.119
Fatma Aulia P 02.11.21.105
Raziv Khalif Ahmad 02.11.21.121
Firda Sari 02.11.21.107
St. Nazwa Nurul A 02.11.21.123
Galuh Widyadhari 02.11.21.109
Suryadi 02.11.21.125
Gina Muthia P 02.11.21.111
Wendy Saputra 02.11.21.127

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MEKANISASI PERTANIAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR


KATA PENGANTAR

Puji serta syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat
sehat dan kesempatan kepada saya untuk menyelesaikan tugas laporan praktik
pengukuran lahan miring dengan menggunakan 3 alat berbeda di mata kuliah Teknik
Konservasi Tanah dan Air dengan tepat waktu.

Laporan praktikini disusun sebagaimana mestinya dan bedasarkan sumber


yang terpercaya dan relevan dengan materi yang disajikan dalam laporan praktik ini.
Tak lupa penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pak Dr. Ir.Yul
Harry Bahar, ibu Titis Pury Purboningtyas, M.Si, dan ibu Intan Kusuma Wardani, M.
Sc selaku dosen pengampu serta terimakasih kepada semua anggota kelompok yang
telah bekerjasama dengan baik.

Penulis menyadari masih banyaknya kekurangan dalam pembuatan laporan


praktikum ini. Penulis berharap bapak/ibu dosen dapat memberikan saran dan kritik
kepada penulis supaya penulis dapat memperbaiki di tugas selanjutnya.

Akhir kata penulis ucapkan terimakasih, semoga makalah ini dapat


bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.

Bogor, 01 Oktober 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi pada saat ini berkembang begitu cepat.
Perkembangan dapat memberikan kemudahan dalam berbagai aspek bidang
salah satunya dalam bidang pertanahan dan bangunan. Dalam membangun
sebuah bangunan dibutuhkan sebuah alat untuk menentukan ketegak lurusan
bangunan serta membuat sudut sudut bangunan. Dan itu semua dapat
dihasilkan dengan menggunakan alat yang bernama theodolite.
Theodolite merupakan alat survey yang biasa digunakan oleh para
surveyor pada pekerjaan pengukuran. alat tersebut fungsi di lapangan.
theodolite merupakan alat ukur digital yang berfungsi untuk membantu
pengukuran. theodolite mempunyai beberapa kelebihan diantaranya dapat
digunakan untuk memetakan suatu wilayah dengan cepat. produk dari
pengukuran wilayah menggunakan theodolite ini salah satunya adalah peta
situasi dan peta kontur tanah. Pada perkembangan jaman yang semakin
modern ini, theodolite menjadi perangkat yang ampuh untuk membantu
kinerja pengukuran.
Alat tersebut wajib dibawa bagi pekerja dibidang bangunan seperti
kontraktor, pertanahan dan pertanian, namun membawa alat tersebut tentu saja
tidak fleksibel karena bentuk dan ukuran nya yang besar dan berat serta
pensettingan alat yang membutuhkan waktu lama. Selain itu harga nya yang
cukup mahal serta gerakan teropong sipat datar terbatas sehingga kurang
mampu membidik area curam. Saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK), khususnya pada bidang elektronika dan instrumentasi,
telah memungkinkan perancangan dan pembuatan alat-alat ukur elektronik
baik analog maupun digital yang dapat membantu memudahkan pekerjaan.
maka dari itu, tercetus lah sebuah ide untuk membuat sebuah alat pengukur
tinggi bangunan yang berbasis mikrokontroler.

1
Untuk dapat mengukur suatu besaran fisis, alat ukur elektronik
memerlukan piranti (device) yang dapat mengubah besaran fisis menjadi
besaran elektris. Piranti itu adalah sensor. Berdasarkan studi literatur, salah
satu sensor yang dapat digunakan untuk menentukan orientasi gerak dengan
bertumpu pada roda atau cakram yang berotasi dengan cepat pada sumbu
adalah gyroscope.
Dengan alat ini diharapkan dapat membatu para pekerja dibidang
pembangunan agar mendapatkan hasil pengukuran yang akurat serta lebih
efisien untuk dibawa kemana saja.

B. Adapun tujuan pembuatan laporan praktik ini adalah sebagai berikut:


1. Untuk menuntaskan tugas mata kuliah Teknik Konversi Tanah dan Air
2. Untuk mengetahui bagaimana caara kerja teodholit
3. Untuk mengetahui cara kerja meteran manual dan alat pengukur
kemiringan dengan laser
4. Untuk mengetahui besar kemiringan lahan praktik
5. Untuk mengetahui luas lahan yang harus dibuat terasering

C. Manfaat
1. Sebagai referensi penulis lain
2. Untuk menambah wawasan pembaca dan penulis
3. Sebagai dasar pengambilan keputusan penggunaan alat pengukur
kemiringan yang lebih efisien
4. Dapat menghitung kemiringan lahan dengan benar
5. Dapat menghitung luas lahan terasering yang harus dibuat

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar Teori
Ilmu ukur tanah adalah sebagian dari ilmu yang lebih luas yang
dinamakan Ilmu Geodesi. Dalam Ilm Ukur Tanah banyak alat yang bisa
digunakan dalam proses pengukuran, salah satunya adalah teodolit. Teodolit
adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk mengukur sudut
mendatar dan sudut tegak. Sudut yang dibaca bisa sampai pada satuan sekon
(detik). Teodolit merupakan alat yang paling canggih diantara peralatan yang
digunakan untuk survei. Pada dasarnya teodolit berupa sebuah teleskop yang
ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat
diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut
vertikal untuk dibaca. Kedua sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat
ketelitian yang sangat tinggi

Gambar 1 Theodolite

Dalam bidang survey pemetaan dan pengukuran tanah telah banyak


dibuat peralatanmengukur sudut,baik digunakan untu mengukur sudut atau
didesain untuk keperluan lain.Alat untuk mengukur sudut dalam bidang

3
pengukuran tanah dikenal dengan nama transit atautheodolite. Walaupun
semua theodolit mempunyai mekanisme kerja yang sama, namun
padatingkatan tertentu terdapat perbedaan baik penampilan, bagian dalamnya
dan konstruksinya.Theodolite adalah alat ukur optis untuk mengukur sudut
vertikal dan horizontal,merupakanalat untuk meninjau dan merencanakan
kerja.untuk mengukur tempat yang tak dapatdijangkau dengan berjalan.
Sekarang theodolit juga sudah digunakan dalam bidangmeteorologi dan
teknologi peluncuran roket.

Theodolite modern terdiri atas teleskop yang dapat dipindah-


pindahkan terpasang dalam dua tegak lurus axes the horisontal atau trunnion
poros, dan poros vertikal. Jika teleskop menunjuk ke benda yang diinginkan,
sudut masing-masing poros ini bisa diukur dengan ketepatan yang sangat
teliti, biasanya atas skala “arcseconds”.  “Transit” mulai dikembangkan
menjadi alat dalam bentuk theodolit, dan mulai dikembangkan di awal abad
ke-19. Bacaan pada teleskop memungkinkan kesalahan pembacaan sudut dan
bacaan jarak, dengan mengubah skrup penggerak halus, maka bacaan pada
lensa obyektif akan semakin jelas sehingga dapat mengurangi kesalahan.
Beberapa alat transit dapat membaca sudut secara langsung ke tiga puluh
arcseconds. Di pertengahan abad ke-20, “transit” mulai kembali diubah
dengan acuan pada bentuk sederhana theodolite dengan sedikit ketepatan,
kekurangan roman seperti kerak magnification dan meteran mesin. Pada
zaman sekarang, transit sudah mulai jarang digunakan, karena theodolite
digital mulai dikembangkan dan lebih mudah dalam penggunaannya serta
tingkat akurasi dan ketelitian pembacaan sudutnya lebih akurat dan teliti,
tetapi transit masih digunakan sebagai alat untuk mengukur pada jarak yang
cakupannya tidak begitu luas. Beberapa transit tidak dapat digunakan untuk
mengukur sudut vertikal, alat tersebut dinamakan Pesawat Penyipat
Datar (PPD).

4
B. Fungsi-Fungsi Bagian Theodolite

a. Pembantu Visir : Berfungsi untuk membantu pembidikan yaitu


membantu mengarahkan teropong ke target , untuk membantu
pembidikan secara kasar.
b. Lensa Obyektif : Berfungsi untuk menangkap bayangan obyek /
target .Lensa positif yang memberikan bayangan nyata terbalik dan
diperkecil
c. Klem Sumbu II : berfungsi untuk pengunci sumbu II
d. Sumbu II : Berfungsi sebagai poros perputaran teropong terhadap
sumpu putar horizontal
e. Nivo Teropong : Digunakan untuk membentuk garis bidik mendatar.
Pada kebanyakan theodolite yang baru, nivo teropong sudah tidak
ada lagi.
f. Ronsel Lensa Tengah : berfungsi menggerakkan limbus dengan
perlahan pada saat klem limbus dikunci (membantu menepatkan
bidikan ke target).

5
g. Reflektor Sinar : berfungsi untuk menangkap cahaya dan
memantulkannya ke mikroskop pembacaan lingkaran horisontal,
sehinga bisa terbaca
h. Microskop Bacaan Lingkaran Horisontal A : berfungsi sebagai
tempat pembacaan arah horizontal
i. Klem Horisontal : berfungsi sebagai klem pembuka atau pengunci
lingkaran horizontal
j. Skrup Penggerak Halus Alhidade Horisontal : berfungsi
menggerakkan teropong arah horisontal dengan perlahan pada saat
klem horisontal dikunci
k. Penggerak Halus Limbus : berfungsi menggerakkan limbus dengan
perlahan pada saat klem limbus dikunci (membantu menepatkan
bidikan ke target).
l. Skrup Penyetel ABC : berfungsi untuk menyeimbangkan nivo kota
guna pembuatan sumbu I vertikal.
m. Plat Dasaran / Tatakan : sebagai plat penyangga seluruh bagian alat
n. Kepala Statif : merupakan bagian dari statif. Tempat dudukan
pesawat Theodolite.
o. Kaki Statif : bagian dari statif. Alat yang digunakan untuk berdirinya
pesawat Theodolite.Bagian bawahnya berbentuk lancip,berfungsi
supaya kaki statif menancap ke tanah dengan kuat agar pesawat tidak
jatuh.
p. Penggantung Unting – unting : Digunakan untuk memasang tali
untingunting.
q. Baut Instrumen : Pengencang antara pesawat theodolite dan statif
r. Nivo Alhidade Horisontal : digunakan untuk membuat sumbu I
vertical secara halus, setelah dilakukan pendekatan dengan nivo
kotak.
s. Skrup Koreksi Nivo Alhidade Horisontal : berfungsi
menyeimbangkan nivo Alhidade horizontal.

6
t. Mikroskop pemb. Lingkaran Horisontal B : Mikroskop yang
digunakan untuk membaca sudut lingkaran horizontal
u. Skrup Penggerak Halus Vertikal berfungsi menggerakkan teropong
arah vertikal secara perlahan pada saat klem teropong dikunci.
v. Lensa Okuler : Lensa negatif sebagai lensa mata.
w. Ring Pelindung Diafragma : berfungsi sebagai pelindung diafragma
x. Mikroskop pembacaan Lingkaran Vertikal : tempat pembacaan
Iingkaran vertikal.
y. Tabung Sinar : membantu menyinari Iingkaran vertical
z. Piringan Lingkaran Vertikal : Adalah piringan dari metal atau kaca
tempat skala lingkaran. Lingkaran ini berputar bersama teropong dan
dilindungi oleh alhidade vertikal

C. Persyaratan Pengoperasian Theodolite


Syarat-syarat utama yang harus dipenuhi alat theodolite sehingga
siap dipergunakan untuk pengukuran yang benar adalah sebagai berikut:
a. Sumbu ke I harus tegak lurus dengan sumbu II / vertical ( dengan
menyetel nivo tabung dan nivo kotaknya )
b. Sumbu II harus tegak lurus Sumbu I
c. Garis bidik harus tegak lurus dengan sumbu II (Sumbu II harus
mendatar).
d. Tidak adanya salah indeks pada lingkaran kesatu (kesalahan indek
vertical sama dengan nol)
e. Apabila ada nivo teropong, garis bidik harus sejajar dengan nivo
teropong.
f. Garis jurusan nivo skala tegak, harus sejajar dengan garis indeks
skala tegak
g. Garis jurusan nivo skala mendatar, harus tegak lurus dengan sumbu
II ( Garis bidik tegak lurus sumbu kedua / mendatar). Syarat pertama
harus dipenuhi setiap kali berdiri alat (bersifat dinamis), sedangkan

7
untuk syarat kedua sampai dengan syarat kelima bersifat statis dan
pada alat-alat baru dapat dihilangkan dengan merata-rata bacaan
biasa dan luar biasa.

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pembahasan
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, tepatnya pada pukul
09.00 WIB sampai dengan sekitar pukul 10.00 WIB. Kami dibagi menjadi dua
kelompok dengan absen ganjil dan genap. Kami melaksanakan praktikum
berupa penggunaan Theodolite untuk mengukur lahan serta kemiringannya.
Telah didapatkan hasil dari pengukuran serta perhitungan yang telah kami
laksanakan di dalam kegiatan praktikum tersebut. Dalam kegiatan praktikum
tersebut kami di bagi tugas agar dapat mengetahui, dan memahami cara
penggunaan Theodolite serta mendapatkan hasil yang akurat dari perhitungan
lahan kemiringan.
Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk
menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda
dengan waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam
theodolit sudut yang dapat di baca bisa sampai pada satuan sekon (Detik).
Dengan adanya teropong pada theodolit, maka theodolit dapat dibidikkan
kesegala arah. Di dalam pekerjaan bangunan gedung, theodolit sering
digunakan untuk menentukan sudut siku-siku pada perencanaan atau
pekerjaan pondasi, theodolit juga dapat digunakan untuk mengukur ketinggian
suatu bangunan bertingkat.
Theodolite atau theodolit adalah instrument / alat yang dirancang
untuk menentukan tinggi tanah pengukuran sudut yaitu sudut mendatar yang
dinamakan dengan sudut horizontal dan sudut tegak yang dinamakan dengan

8
sudut vertikal. Dimana sudut-sudut tersebut berperan dalam penentuan jarak
mendatar dan jarak tegak diantara dua buah titik lapangan. Sudut yang dibaca
bisa sampai pada satuan sekon ( detik ). Dalam pekerjaan-pekerjaan ukur
tanah, teodolit sering digunakan dalam pengukuran polygon, pemetaan situasi
maupun pengamatan matahari. Teodolit juga bisa berubah fungsinya menjadi
seperti PPD bila sudut vertikalnya dibuat 90°. Dengan adanya teropong yang
terdapat pada teodolit, maka teodolit bisa dibidikkan ke segala arah. Untuk
pekerjaan- pekerjaan bangunan gedung, teodolit sering digunakan untuk
menentukan sudut siku-siku pada perencanaan / pekerjaan pondasi, juga dapat
digunakan untuk mengukur ketinggian suatu bangunan bertingkat.Theodolite
merupakan alat yang paling canggih di antara peralatan yang digunakan dalam
survei. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada
suatu dasar  berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-putar
mengelilingi sumbu vertikal,sehingga memungkinkan sudut horizontal untuk
dibaca. Teleskop tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan dapat
diputar-putar mengelilingi sumbu horisontal, sehingga memungkinkan sudut
vertikal untuk dibaca. Kedua sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat
ketelitian sangat tinggi.Teleskop pada theodolite dilengkapi dengan garis
vertikal, stadia tengah, stadia atas dan bawah, sehingga efektif untuk
digunakan dalam tacheometri, sehingga jarak dan tinggi relatif dapat dihitung.
Dengan pengukuran sudut yang demikian bagus, maka ketepatan
pengukuranyang diperoleh dapat mencapai 1 cm dalam 10 km. Pada saat ini
alat seperti alat theodolit sudah diperbaiki dengan menambahkan suatu
komponen elektronik. Komponen ini akan menembakkan beam ke objek yang
direfleksikan kembali ke mesin melalui cermin.
Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk
menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Pada
praktikum theodolit yang telah dilakukan, pertamakali asisten mengajarkan
cara memasang alat theodolit pada statip. Kemudian asisten menjelaskan
bagian-bagian dari theodolit, yaitu ; Plat dinding pelindung lingkaran vertikal

9
di dalamnya, Ring pengatur lensa tengah, Pengatur fokus benang silang, Alat
baca lingkaran vertikal/horisontal, Lensa obyektif, Klem vertikal teropong,
Penggerak halus teropong,Theodolit Selanjutnya praktikum dilanjutkan
dengan pembelajaran mengenai cara menyentring theodolit. Dalam
melakukan centering ada 3 tahap, yang pertama menyentring lensa pada
theodolit ke patok yang ada dibawahnya. Maka saat meletakan alat theodolit
pada statip, usahakan statip tegak lurus pada patok dibawahnya. Yang kedua
mengatur apakah alas theodolit sudah horizontal.

B. Hasil
 Perhitungan Hasil Data Theodholite
 Nilai desimal
dapat diperoleh dari rumus: DERAJAT+MENIT/60+DETIK/(3600)
 Nilai pi
dapat diperoleh dengan rumus: DESIMAL*2*3.14159/360
 Selisih BA-BB
dapat diperoleh dengan rumus: NILAI BA-NILAI BB
 Jarak
dapat diperoleh dengan rumus: (BA-BB)*SPESIFIKASI THEODOLITE
Spesifikasi theodolite =10
 T Simple
dapat diperoleh dengan rumus: (TINGGI THEODOLITE-BT)/10
Tinggi Theodolite =15
 Tinggi
dapat diperoleh dengan rumus: (TINGGI THEODOLITE-(BT*(1+V%)))/10
Tinggi Theodolite =15

 Hasil Pengamatan menggunakan theodholite

10
T BA BB BT H DER MENIT DETIK DESIMAL pi V% BA-BB JARAK T-SIMPLE TINGGI
T1 23.9 21.6 22.8 256°40'38" 256 40 38 256.6772 447986 1.79 2.3 23 -0.78 -4.8612
T2 23 20.6 21.8 276°12'01" 276 12 1 276.2003 482060 1.79 2.4 24 -0.68 -4.5822
T3 22.4 20 21.2 235°45'51" 235 45 51 235.7642 411486 1.79 2.4 24 -0.62 -4.4148

 Perhitungan Hasil Data Meteran

Panjang (X) X=22,76

Lebar (Y) Y=17,4

Miring (Z) Z=√ ( X ¿¿ 2+ Y ²) ¿

Dengan rumus Z=√ (22,76 ¿¿ 2+17 , 4²)¿

Miring=√ ( Panjang¿ ¿2+ Lebar ²) ¿ Z=√ (820,8)

Sehingga, Z=28,65

11
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

12
DAFTAR PUSTAKA

13

Anda mungkin juga menyukai