Anda di halaman 1dari 34

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, puji
syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Ilmu Ukur
Tambang.
Adapun makalah ini telah saya usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah
membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu,
kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun
bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan
terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan
kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah biologi ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah Ilmu Ukur Tambang ini kita
dapat mengambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi
terhadap pembaca.

DAFTAR ISI

COVER..i
KATA PENGANTAR...ii
DAFTAR ISI.iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...1
1.2 Maksud dan Tujuan....2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Ilmu Ukur Tambang...4
2.2 Alat-Alat Ukur Tambang..5
2.3 Perhitungan Ilmu Ukur Tambang.22
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan.30
3.2
Saran...30
DAFTAR PUSTAKA....31

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam dunia pertambangan ilmu ukur tambang adalah ilmu yang sangat
penting dipelajari karena berhubungan dengan konstruksi, eksplorasi dan eksploitasi
dalam dunia pertambangan. lmu ukur tambang itu sendiri erat kaitannya dengan awal
bukaan tambang. Alat yang dipakai pertama kali disebut diopter yang sekarang
disebut theodolit yang memuat tentang orientasi pengukuran bawah tanah dengan
menggunakan dua buah tali yang diberi unting-unting.
Ilmu ukur tambang erat kaitannya dengan ilmu ukur tanah. Ilmu ukur tanah
merupakan bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara-cara pengukuran di
permukaan bumi dan di bawah tanah untuk menentukan posisi relatif atau absolut
titik-titik pada permukaan tanah, di atasnya atau di bawahnya, dalam memenuhi
kebutuhan seperti pemetaan dan penentuan posisi relatif suatu daerah.
Pada saat sekarang ilmu ukur tambang sudah mulai banyak dikembangkan
dan sudah mulai menggunakan alat- alat yang modern dan canggih. Melihat pesatnya
ilmu pengetahuan salah satunya adalah ilmu ukur tambang yang sekarang banyak
dipelajari di perguruan tinggi dengan memadukan alat yang canggih serta berbagai
macam software yang menunjang dalam memecahkan masalah yang menyangkut
dalam aktifitas pertambangan.
Survey atau pemetaan topografi dilakukan untuk mendapatkan gambaran
tentang permukaan bumi. Survey topografi dapat menghasilkan peta topografi.
Survey sangat bermanfaat dalam pembuatan peta dasar (peta topografi daerah
tambang) yang dapat digunakan untuk mengetahui sebaran atau cebakan bahan
galian. Survey juga dapat digunakan dalam evaluasi kemajuan tambang sehingga
dapat diketahui berapa volume dari batubara yang telah di tambang dan sisa cadangan
batubara. Dari evaluasi survey tersebut kita dapat melihat arah kemajuan tambang
dan dapat merencanakan kegiatan penambangan berikutnya.

Dalam pertambangan ilmu ini digunakan untuk keperluan eksplorasi batubara


dan nikel untuk menyediakan informasi topografi yang berkaitan dengan kepentingan
eksplorasi seakurat mungkin baik dari detail- detail topografi atau geologi dan
informasi yang disajikan berupa outcrop, bentuk detail alam dan untuk lahan yang
akan digunakan dalam kegiatan pertambangan tersebut.
Pada tahap eksplorasi, salah satu tugas mine survey diantaranya adalah
melaksanakan penempatan titik bor di lapangan (stake out) sesuai dengan rencana
yang diberikan dan pengukuran titik bor pada lokasi dimana telah dilakukan
pemboran. Tugas mine survey yang lain adalah melakukan perhitungan volume hasil
survey. Perhitungan volume tersebut biasanya berupa volume galian dan timbunan.

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1 Maksud
Maksud dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas praktikum Ilmu
Ukur Tambang.
1.2.2 Tujuan
Adapun Tujuan Dari pembuatan makalah ini adalah:
1.

Mahasiswa dapat mengenal berbagai jenis alat-alat ukur tambang yang akan

digunakan pada praktikum ilmu ukur tambang.


2. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari berbagai jenis alat-alat ukur tambang
yang akan digunakan pada praktikum ilmu ukur tambang.
3. Mahasiswa mampu menggunakan alat praktikum ilmu ukur tambang dan mampu
mengaplikasikannya dalam bentuk software yang akan dilakukan untuk rekayasa
pertambangan.
4. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja dan metode pengukuran yang
dilakukan di lapangan.
5. Mahasiswa mampu mempraktekkan apa yang telah dipelajari secara teori
langsung di lapangan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ilmu Ukur Tambang


Ilmu ukur tambang (Underground Surveying) adalah suatu kegiatan kerja
yang harus dilakukan dalam beberapa pekerjaan tambang bawah tanah (undergroung
mining) untuk mengetahui dan memperoleh data tentang :
1. Kedudukan lubang bukaan terhadap peta topography yang ada
2. Gambaran lunbang-lubang tambang (peta tambang)
3. Kemajuan arah penggalian serta besar tonase penggalian didalam stope.
Peta ukur tambang ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan daerah kerja
tambang dengan batas daerah pertambangan, sehingga dapat diperoleh suatu
keterangan untuk menetapkan arah penggalian lebih lanjut, untuk menghitung berapa
besar material (ore) yang telah digali dan kemungkinan berapa banyak ore yang akan
digali, jugauntuk memperoleh data dari daerah kerja tambang menurut grafik yang
mungkin dibuat, apabiladiadakan suatu penambahan kerja yang effisien.
Mengenai peralatan ukur tambang ini pada umumnya tidakjauh berbeda
dengan alat-alat ukur tanah, kecuali apabila alat tersebut tidak dapat digunakan untuk
pengukuran dalam tanah (Underground Traversing)maka digunakan atau diperlukan
alat-alat khusus. Adapun Tujuan Ilmu Ukur Tambang antara lain:
1. Menyajikan secara grafis (rencana/bagian dr rencana) pekerjaan bwh tnh, btk dan
kejadian gambaran penyebaran bhn galian serta struktur yang ada dr kenampakan
perm bumi.
2. Memecahkan berbagai permasalahan mengenai ilmu ukur tambang (eksplorasi,
konstruksi, eksploitasi).
Hal-hal penting dalam ilmu ukur tambang:
1. Penerangan pada underground traversing untuk pembacaan sudut

vertikal/horizontal, benang silang, pita ukur dll sangat dibutuhkan.


2. Daerah pengukuran tdk luas/terbatas sehingga sulit dlm pemasangan instrument
maupun pengukurannya.
3. Menggunakan plumbobs Dengan tali penggantungnya pada titik station sehingga
untuk penetapannya lebih sulit drpada pengukuran permukaan.
4. Rambu tdk digunakan krn tinggi mine haulage tunnel biasanya lebih pendek dr
rambu sebagian gantinya Dengan menggunakan plumbobs.

2.2 Alat-Alat Ilmu Ukur Tambang


A. Waterpass
1. Definisi Waterpass
Waterpass adalah alat yang digunakan untuk mengukur atau menentukan sebuah
benda atau garis dalam posisi rata baik pengukuran secara vertikal maupun
horizontal. Ada banyak jenis alat waterpass yang digunakan dalam pertukangan, tapi
jenis yang paling sering dipergunakan adalah waterpass panjang 120 cm yang terbuat
dari bahan kayu dengan tepi kuningan, dimana alat ini terdapat dua buah alat
pengecek kedataran baik untuk vertikal maupun horizontal yang terbuat dari kaca
dimana didalamnya terdapat gelembung cairan, dan pada posisi pinggir alat terdapat
garisan pembagi yang dapat dipergunakan sebagai alat ukur panjang.
2. Fungsi bagian-bagian waterpass
Penjelas bayangan

berfungsi untuk memfokuskan bayangan dan memperjelas obyek yang dibidik.


Sekrup pengungkit

berfungsi untuk menggerakkan teropong secara vertikal dengan terbatas

Klem horizontal

berfungsi untuk mengunci perputaran alat arah horisontal


Penggerak halus horizontal:
berfungsi untuk menggerakkan waterpass pada arah horisontal secara halus setalah
klem aldehide horisontal dikunci agar kedudukan benang pada alat tepat pada obyek
yang dibidik.
Penutup nivo

berfungsi untuk melindungi nivo tabung


Lensa Okuler

berfungsi untuk mengamati objek yang dibidik


Lensa obyektif

berfungsi untuk menerima obyek yang dibidik.


Plat dasar

berfungsi sebagai tempat landasan alat di atas statif


Sekrup ABC

berfungsi untuk mengatur kedataran pesawat (sumbu I vertikal).


3.

Perbedaan waterpass dengan teodolit

Theodolit
Berfungsi untuk mengukur jarak dan
sudut

Waterpass
Berfungsi untuk mengukur beda tinggi
Tidak ada sekrup aldhidade horizontal

Terdapat sekrup alhidade horisontal untuk dan hanya terdapat sekrup alhidade
memutar alat arah atas dan bawah

vertikal. Pergerakan alat terbatas pada

Untuk proses centering perlu mengatur

arah kanan-kiri.
Untuk proses centering hanya perlu

nivo kotak dan nivo tabung


Terdapat sumbu horizontal
Terdapat pembacaan lingkaran vertikal

mengatur nivo kotak


Tidak terdapat sumbu horizontal
Hanya terdapat pembacaan lingkaran

dan horizontal
Tidak terdapat prisma pendulum

vertical
Terdapat prisma pendulum
6

4.

Kelemahan dan kelebihan waterpass

Kelebihan Waterpass

1)

Memiliki ketelitian yang cukup tinggi

2)

Mampu melakukan pengukuran beda tinggi secara lebih cepat

3)

Centering lebih cepat karena hanya centering untuk nivo kotak

Kelemahan Waterpass

1)

Gerakan teropong sipat datar terbatsr sehingga kurang mampu membidik area

curam.
5.

Syarat pengaturan waterpass

Mengatur Garis Mendatar Diafragma Tegak Lurus Sumbu I

Pada umumnya garis mendatar diafragma (benang silang mendatar) telah dibuat tegak
lurus sumbu I oleh pabrik yang memproduksi alat ukur.

Mengatur Garis Arah Nivo Tegak Lurus Sumbu I

Pada alat ukur waterpass tipe semua tetap tanpa skrup ungkit, syarat ini penting
sekali. Namun pada alat dengan skrup ungkir, syarat ini agak sedikit longgar karena
apabila ada sedikit pergeseran nivo dalam pengukuran, dapat diseimbangkan dengan
skrup ungkir ini.
Adapun maksud dari persyaratan ini adalah apabila sumbu I telah dibuat vertikal,
kemana pun teropong diputar, gelembung nivo akan tetap seimbang. Ini berarti garis
bidik selalu mendatar karena garis bidik telah dibuat sejajar dengan garis arah nivo.

Membuat Garis Bidik Sejajar Garis Arah Nivo

Pada alat ukur waterpass, yang diperlukan adalah garis bidik mendatar. Untuk
mengetahui apakah garis bidik sudah betul-betul mendatar atau belum, digunakan
nivo tabung. Jika gelembung nivo seimbang, garis arah nivo pasti mendatar. Dengan
demikian, jika kita bisa membuat garis bidik sejajar dengan garis arah nivo, garis arah
nivo pasti mendatar.

6.

Terdapat bagian untuk sentering pada waterpass, yaitu dengan menyeimbangkan

nivo kotak dengan menggunakan sekrup A,B,C agar instrumen terletak tepat pada
titik pengukuran.
7. Sesuai dengan fungsinya, yaitu untuk mengukur beda tinggi, maka pada alat ukur
waterpass hanya terdapat bacaan vertikal. Namun seiring berjalannya waktu,
waterpass terbaru telah dilengkapi bacaan horizontal pada kiapnya sehingga juga bisa
untuk mengukur jarak dan sudut.

B Total Station
Total Station adalah alat pengukur sudut yang sudah dilengkapi dengan alat pengukur
jarak yang bekerja dengan sistem elektrolis aau dengan kata lain total station adalah
theodolit yang sudah dilengkapi dengan EDM (electric distance meter). kalau
sebelumnya alat sudut terpisah dengan alat pengukur jarak, untuk total station kedua
fungsi ini sudah terintegrasi menjadi satu kesatuan.
operasionalisasi total starion prinsipnya sama dengan theodolit pada umumnya,
bedanya hanya pada tayangan angka bacaan lngkaran horizontal dan penggerak
halusnya, tidak mempunyai limbus.
karena bacaan lingkaran secara digital, maka tidak ada bacaan yang diestimasi
sebagimana pada skala garis. pada theodolit tipe ini juga dilengkapi tombol

penegenolkan, sudut horizontal dapat diukur kearah kanan maupun kiri, bacaat sudut
dapat dilihat pada layer display monitor, layer ini ada yang dua muka sehingga
memudahkan pembacaan, namun adapula yang hanya satu saja. bacaan lingkaran
vertical bias berupa helling/sudut vertical adapula sudut zenith, adapula yang dapat
diatur sesui selera operator.satuan sudut ada yang system sexagesimal (dalam derajat)
adapula yang sentisimal (grade/gon)
sumber tenaga menggunakan batere, serta dilengkapi tombol monitoring kondisi
baterenya. adapun tingkat ketelitian bacaan bervariasi.
Total station adalah instrumen optis/elektronik yang digunakan dalam pemetaan dan
konstruksi bangunan. Total station merupakan teodolit terintegrasi dengan komponen
pengukur jarak elektronik (electronic distance meter (EDM)) untuk membaca jarak
dan kemiringan dari instrumen ke titik tertentu.Total station banyak digunakan dalam
pemetaan lahan, seperti pemetaan topografi untuk konstruksi jalan dan bangunan.
Total station juga digunakan di situs arkeologi untuk mengukur kedalaman
penggalian, dan oleh kepolisian untuk melakukan investigasi tempat kejadian
perkara.Total station banyak digunakan dalam pemetaan kawasan pertambangan.
Teknologi ini dapat digunakan di dalam tambang tertutup untuk mengukur kedalaman
dan jarak tambang dari permukaan dan mulut tambang, juga kedalaman penggalian
pada tambang terbuka.Total station yang digunakan dalam bidang konstruksi
umumnya untuk melakukan pengukuran lokasi pembangunan sebelum dilakukan
perataan tanah dan peletakan pondasi, juga mengukur tingkat kemiringan dan
kerataan lantai yang dikehendaki serta posisi bangunan tertentu terhadap bangunan
lainnya. Selain itu, pemasangan perpipaan dan kabel juga membutuhkan teknologi
ini; terutama perpipaan untuk meningkatkan efisiensi pemompaan fluida.

C. GPS
GPS (Global Positioning System) kini telah banyak dikenal masyarakat sebagai salah
satu panduan lokasi terakurat untuk saat ini. Tak heran jika kini banyak vendor
handphone yang berlomba-lomba memasangkan GPS pada seri terbarunya. Hal
disebabkan oleh salah satu sifat GPS yang dinilai oleh banyak kalangan lebih akurat
dan fleksibel terhadap perubahan yang terjadi.
Secara umum kini masyarakat banyak mengenal GPS melalui handphone yang
dimiliki. Namun sebenarnya peralatan GPS sendiri telah dikembangkan secara khusus
jauh sebelum teknologi GPS ditanamkan pada handphone. Pengembangan peralatan
GPS sendiri awalnya lebih bersifat sebagai alat pembantu pemetaan yang
dipergunakan untuk berbagai macam keperluan riset dan teknologi, baik itu di
tambang, perkebunan, hutan, geofisika maupun pertahanan keamanan negara. Namun
pada perkembangannya, ternyata utilitas dari teknologi GPS ini banyak diminati
secara umum, sehingga pada akhirnya teknologi ini dipakai secara luas.

10

Secara garis besar, peralatan dari GPS sendiri dibedakan menjadi beberapa macam
menurut kebutuhan pemakainya, yaitu GPS Tracking System, GPS Geodetik, GPS
Pemetaan (GIS) serta GPS Bluetooth.
Diantara berbagai macam tipe GPS tersebut, yang banyak dikenal masyarakat adalah
GPS Tracking System atau yang lebih dikenal dengan Vehicle Tracking (Fleet
Management System). GPS jenis ini biasa dipasangkan pada kendaraan-kendaraan,
terutama kendaraan untuk keperluan bisnis-niaga, guna memantau sejauh mana
keberadaan kendaraan tersebut. Namun kini peralatan ini juga dapat dipasangkan
pada mobil-mobil pribadi.
Sedangkan untuk GPS Geodetik, banyak dipergunakan untuk keperluan geologi,
geodesi, geofisika, geomatika, maupun deformasi. Bahkan beberapa bidang seperti
pertambangan, sangat bergantung pada alat ini untuk memetakan lokasi-lokasi
penambangan dan titik-titik potensial penambangan. Alat ini juga sangat berperan
dalam memetakan dan mengetahui pergeseran koordinat suatu lokasi, baik itu oleh
tangan manusia, seperti pergeseran perbatasan, maupun pergeseran yang sebenarnya
oleh bencana alam, gempa bumi.
Teknologi GPS ini terus dikembangkan, sehingga banyak peralatan baru lainnya yang
terus bermunculan. Penggunaan GPS tidak selalu dengan mempergunakan
handphone, karena saat ini telah banyak dijual peralatan ini secara bebas. Harga dan
fasilitas yang ditawarkan pun semakin bermacam pula, mulai dari yang dilengkapi
dengan kompas, automatic routing, sampai yang dijanjikan tahan air dan segala
kondisi cuaca pun tersedia.

11

D Rambu Ukur
Seperti dijelaskan sebelumnya, rambu ukur berfungsi sebagai alat bantu dalam
menentukan beda tinggi dengan menggunakan pesawat sipat datar , rambu ukur
biasanya terdiri dari beberapa jenis, antara lain seperti gambar 24 di bawah ini.
Rambu Interval 5 mm

Rambu Interval 10 mm

Gambar 24
Untuk mendapatkan ketinggian suatu titik, diperlukan data dari suatu rambu bacaan
ukur tersebut, lihat contoh hasil bacaan rambu ukurr di bawah ini:

12

Gambar 25
Ditanya:
t (beda tinggi)a. Berapa
b. Berapa d (jarak optik)
Untuk menyelesaikan hal di atas, juru ukur/surveyor harus dapat melaksanakan
pembacaan rambu dengan pesawat. Cara mendapatkan BA (benang atas), BT (benang
tengah), BB (benang bawah) adalah sebagai berikut :

13

Dari contoh diatas, maka dapat disimpulkan bahwa untuk mendapatkan angka
didepan koma, (0,000) harus berpatokan pada keberadaan benang atas (ba), benang
tengah (bt), benang bawah (bb), pada tiap-tiap kolom 10 cm. Melihat contoh diatas,
bila ba = 0,875, berarti nilai yang menjadi patokan adalah satu angka didepan koma
dan belakang koma, 0,8. Pembacaan rambu kebenarannya sangat diperlukan dalam
menghasikan hasil yang tepat supaya beda tinggi dan jaraknya mendekati kebenaran
sesuai data di lapangan.
Pengukuran beda tinggi ada tiga cara.
1. Pengkuran beda tinggi bila pesawat di atas titik
2. Pengkuran beda tinggi bila pesawat di antara 2 titik
3. Pengkuran beda tinggi bila pesawat di luar 2 titik
E Theodolit

14

Gambar 1.0 By Mata Elang


Dalam bidang survey pemetaan dan pengukuran tanah telah banyak dibuat peralatan
mengukur sudut,baik digunakan untu mengukur sudut atau didesain untuk keperluan
lain. Alat untuk mengukur sudut dalam bidang pengukuran tanah dikenal dengan
nama transit atau theodolite. Walaupun semua theodolit mempunyai mekanisme kerja
yang sama, namun pada tingkatan tertentu terdapat perbedaan baik penampilan,
bagian dalamnya dan konstruksinya. Theodolite adalah alat ukur optis untuk
mengukur sudut vertikal dan horizontal,merupakan alat untuk meninjau dan
merencanakan kerja.untuk mengukur tempat yang tak dapat dijangkau dengan
berjalan. Sekarang theodolit juga sudah digunakan dalam bidang meteorologi dan
teknologi peluncuran roket.
Theodolite modern terdiri atas teleskop yang dapat dipindah-pindahkan terpasang
dalam dua tegaklurus axes the horisontal atau trunnion poros, dan poros vertikal. Jika
teleskop menunjuk ke benda yang diinginkan, sudut masing-masing poros ini bisa
diukur dengan ketepatan yang sangat teliti, biasanya atas skala arcseconds.
"Transit" mulai dikembangkan menjadi alat dalam bentuk theodolit, dan mulai
diperkembangkan di awal abad ke-19. Bacaan pada teleskop memungkinkan
kesalahan pembacaan sudut dan bacaan jarak, dengan mengubah skrup penggerak
halus, maka bacaan pada lensa obyektif akan semakin jelas sehingga dapat
mengurangi kesalahan. Beberapa alat transit dapat membaca sudut secara langsung ke

15

tiga puluh arcseconds. Di pertengahan abad ke20, "transit" mulai kembali diubah
dengan acuan pada bentuk sederhana theodolite dengan sedikit ketepatan, kekurangan
roman seperti kerak magnification dan meteran mesin. Pada zaman sekarang, transit
sudah mulai jarang digunakan, karena theodolite digital mulai dikembangkan dan
lebih mudah dalam penggunaannya serta tingkat akurasi dan ketelitian pembacaan
sudutnya lebih akurat dan teliti, tetapi transit masih digunakan sebagai alat untuk
mengukur pada jarak yang cakupannya tidak begitu luas. Beberapa transit tidak dapat
digunakan untuk mengukur sudut vertikal, alat tersebut dinamakan Pesawat Penyipat
Datar (PPD).
Theodolite atau theodolit adalah instrument / alat yang dirancang untuk menentukan
tinggi tanah pengukuran sudut yaitu sudut mendatar yang dinamakan dengan sudut
horizontal dan sudut tegak yang dinamakan dengan sudut vertical. Dimana sudut
sudut tersebut berperan dalam penentuan jarak mendatar dan jarak tegak diantara dua
buah titik lapangan. Teodolit merupakan salah satu alat ukur tanah yang digunakan
untuk menentukan sudut mendatar dan sudut tegak. Sudut yang dibaca bisa sampai
pada satuan sekon ( detik ).
Dalam pekerjaan pekerjaan ukur tanah, teodolit sering digunakan dalam
pengukuran polygon, pemetaan situasi maupun pengamatan matahari. Teodolit juga
bisa berubah fungsinya menjadi seperti PPD bila sudut vertikalnya dibuat 90.
Dengan adanya teropong yang terdapat pada teodolit, maka teodolit bisa dibidikkan
ke segala arah. Untuk pekerjaan-pekerjaan bangunan gedung, teodolit sering
digunakan untuk menentukan sudut siku-siku pada perencanaan / pekerjaan pondasi,
juga dapat digunakan untuk mengukur ketinggian suatu bangunan bertingkat.
Theodolitemerupakan alat yang paling canggih di antara peralatan yang digunakan
dalam survei. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada
suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi
sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut horisontal untuk dibaca. Teleskop
tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan dapat diputar-putar mengelilingi
sumbu horisontal, sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca. Kedua sudut
tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi.

16

Teleskop pada theodolite dilengkapi dengan garis vertikal, stadia tengah, stadia atas
dan bawah, sehingga efektif untuk digunakan dalam tacheometri, sehingga jarak dan
tinggi relatif dapat dihitung. Dengan pengukuran sudut yang demikian bagus, maka
ketepatan pengukuran yang diperoleh dapat mencapai 1 cm dalam 10 km. Pada saat
ini alat seperti alat theodolit sudah diperbaiki dengan menambahkan suatu komponen
elektronik. Komponen ini akan menembakkan beam ke objek yang direfleksikan
kembali ke mesin melalui cermin. Dengan menggunakan komponen alat survey
seperti alat theodolit tersebut pengukuran jarak dan tinggi relatif hanya berlangsung
beberapa detik saja. Bila komponen tersebut ditempatkan pada bagian atas alat
theodolite, maka disebut electronic distance measurers (edm), namun bila merupakan
satu unit tersendiri maka disebut automatic level atau theodolite total station.
Syarat syarat utama yang harus dipenuhi alat theodolite sehingga siap dipergunakan
untuk pengukuran yang benar adalah sbb :
1.Sumbu ke I harus tegak lurus dengan sumbu II / vertical ( dengan menyetel nivo
tabung dan nivo kotaknya ).
2.Sumbu II harus tegak lurus Sumbu I
3.Garis bidik harus tegak lurus dengan sumbu II (Sumbu II harus mendatar).
4.Tidak adanya salah indeks pada lingkaran kesatu (kesalahan indek vertical sama
dengan nol.)
5.Apabila ada nivo teropong, garis bidik harus sejajar dengan nivo teropong.
6.Garis jurusan nivo skala tegak, harus sejajar dengan garis indeks skala tegak
7.Garis jurusan nivo skala mendatar, harus tegak lurus dengan sumbu II ( Garis bidik
tegak lurus sumbu kedua / mendatar).
Syarat pertama harus dipenuhi setiap kali berdiri alat (bersifat dinamis), sedangkan
untuk syarat kedua sampai dengan syarat kelima bersifat statis dan pada alat-alat baru
dapat dihilangkan dengan merata-rata bacaan biasa dan luar biasa.
Macam teodolit berdasarkan konstruksinya, dikenal dua macam yaitu :
1. Teodolit Reiterasi ( Teodolit Sumbu Tunggal )
Dalam teodolit ini, lingkaran skala mendatar menjadi satu dengan

17

kiap, sehingga bacaan skala mendatarnya tidak bisa diatur.Teodolit yang termasuk ke
dalam jenis ini adalah teodolit type To ( Wild ) dan type DKM-2A( Kern ).
2. Teodolit Repetisi
Konstruksinya kebalikan dengan teodolit reiterasi, yaitu bahwa lingkaran
mendatarnya dapat diatur dan dapat mengelilingi sumbu tegak ( sumbu I ).Akibat dari
konstruksi ini, maka bacaan lingkaran skala mendatar 0?, dapat ditentukan ke arah
bidikkan / target yang dikehendaki. Teodolit yang termasuk ke dalam jenis ini adalah
teodolit type TM 6 dan TL 60-DP ( Sokkisha ), TL 6-DE (Topcon), Th-51 ( Zeiss ).
Macam teodolit menurut sistem pembacaannya :
1.Teodolit sistem bacaan dengan Index Garis
2.Teodolit sistem bacaan dengan Nonius
3.Teodolit sistem bacaan dengan Micrometer
4.Teodolit sistem bacaan dengan Koinsidensi
5.Teodolit sistem bacaan dengan Digital
Macam teodolit menurut skala ketelitian :
1.Teodolit Presisi ( Type T3 / Wild )
2.Teodolit Satu Sekon ( Type T2 / Wild )
3.Teodolit Sepuluh Sekon ( Type TM-10C / Sokkisha )
4.Teodolit Satu Menit ( Type To / Wild )
5.Teodolit Sepuluh Menit ( Type DK-1 / Kern )
Secara umum, konstruksi teodolit terbagi atas tiga bagian :
1. Bagian Atas, terdiri dari :
a)Teropong / teleskope
b)Lingkaran skala tegak
c)Nivo tabung
d)Nivo kotak
e)Sekrup okuler dan obyektif
f)Sumbu mendatar ( sb. II )

18

g)Sekrup gerak vertikal


h)Sekrup gerak horizontal
i)Teropong bacaan sudut vertical dan horizontal
j)Sekrup pengunci teropong
k)Sekrup pengunci sudut vertical
l)Sekrup pengatur menit dan detik
m)Sekrup pengatur sudut horizontal dan vertikal
Bagian atas, terdiri dari sumbu kedua yang diletakkan diatas kaki penyanggah sumbu
kedua. Pada sumbu kedua diletakkan suatu teropong yang mempunyai diafragma dan
dengan demikian mempunyai garis bidik. Pada sumbu ini pula diletakkan plat yang
berbentuk lingkaran tegak sama seperti plat lingkaran mendatar.
2. Bagian Tengah, terdiri dari :
a)Penyangga bagian atas
b)Sekrup mikrometer
c)Sumbu tegak ( sb. I )
d)Nivo kotak / Nivo tabung
e)Sekrup gerak horisontal
Bagian tengah, terdiri dari suatu sumbu yang dimasukkan ke dalam tabung dan
diletakkan pada bagian bawah. Sumbu ini adalah sumbu tegak lurus kesatu. Diatas
sumbu kesatu diletakkan lagi suatu plat yang berbentuk lingkaran yang berbentuk
lingkaran yang mempunyai jari jari plat pada bagian bawah. Pada dua tempat di tepi
lingkaran dibuat alat pembaca nonius. Di atas plat nonius ini ditempatkan 2 kaki yang
menjadi penyanggah sumbu mendatar atau sumbu kedua dan sutu nivo tabung
diletakkan untuk membuat sumbu kesatu tegak lurus. Lingkaran dibuat dari kaca
dengan garis garis pembagian skala dan angka digoreskan di permukaannya. Garis
garis tersebut sangat tipis dan lebih jelas tajam bila dibandingkan hasil goresan
pada logam. Lingkaran dibagi dalam derajat sexagesimal yaitu suatu lingkaran penuh
dibagi dalam 360 atau dalam grades senticimal yaitu satu lingkaran penuh dibagi
dalam 400 g.

19

3. Bagian Bawah, terdiri atas :


a)Lingkaran skalamendatar
b)Sekrup repetisi
c)Tiga sekrup penyetel nivo kotak
d)Tribrach
e)Kiap
f)Unting unting
g)Statif / Trifoot
h)Sekrup pengunci pesawat dengan statif
Bagian bawah, terdiri dari pelat dasar dengan tiga sekrup penyetel yang menyanggah
suatu tabung sumbu dan pelat mendatar berbentuk lingkaran. Pada tepi lingkaran ini
dibuat pengunci limbus.
F Pita Ukur
Pita ukur, sering disebut meteran atau tape karena umumnya tersaji dalam bentuk pita
dengan panjang tertentu. Sering juga disebut rol meter karena umumnya pita ukur ini
pada keadaan tidak dipakai atau disimpan dalam bentuk gulungan atau
rol,Panjangnya bervariasi dari 20m, 30m, 50m,dan 100m.
Kegunaan utama atau yang umum dari meteran ini adalah untuk mengukur jarak atau
panjang. Kegunaan lain yang juga pada dasarnya adalah melakukan pengukuran
jarak, antara lain
(1) mengukur sudut baik sudut horizontal maupun sudut vertikal atau lereng,
(2) membuat sudut siku-siku, dan
(3) membuat lingkaran.
Meteran mempunyai spesifikasi antara lain :
(1) Satuan ukuran yang digunakan
Ada 2 satuan ukuran yang biasa digunakan, yaitu satuan Inggris ( inch, feet, yard) dan
satuan metrik ( mm, cm, m)

20

(2) Satuan terkecil yang digunakan mm atau cm , inch atau feet


(3) Daya muai, yaitu tingkat pemuaian akibat perubahan suhu udara
(4) Daya regang, yaitu perubahan panjang akibat tegangan atau tarikan
(5) Penyajian angka nol. Angka atau bacaan nol pada meteran ada yang dinyatakan
tepat di ujung awal meteran dan ada pula yang dinyatakan pada jarak tertentu dari
ujung awal meteran. Daya muai dan daya regang meteran dipengaruhi oleh jenis
meteran, yang dibedakan berdasar-kan bahan yang digunakan dalam pembuatannya
(1). Pita ukur dari kain (Metalic cloth)
Meteran ini terbuat dari kain linen dan ayaman kawat halus dari tembaga atau
kuningan.
Sifat alat ini adalah :
- Fleksibel
- Mudah rusak
- Pemuaian besar, sehingga ketelitiannya rendah
(2). Pita Ukur Baja (Steel tape), terbuat dari bahan baja
Sifat alat ini adalah :
- Agak kaku
- Tahan lama
- Tahan air
- Pemuaian lebih kecil , sehingga ketelitiannya tergolong agak teliti
(3). Pita Ukur Baja Aloy (Steel alloy), terbuat dari campuran baja dan nikel
Sifat meteran ini adalah :
- Hampir tidak dipengaruhi suhu, pemuaianya hanya 1/3 dari meteran baja, jadi alat
ini lebih teliti
- Tahan lama dan tahan air
Cara menggunakan alat ini relatif sederhana, cukup dengan merentangkan
meteran ini dari ujung satu ke ujung lain dari objek yang diukur. Namun demikian
untuk hasil yang lebih akurat cara menggunkan alat ini sebaiknya dilakukan sebagai
berikut:

21

a. Lakukan oleh 2 orang


b. Seorang memegang ujung awal dan meletakan angka nol meteran di titik yang
pertama
c. Seorang lagi memegang rol meter menuju ke titik pengukuran lainnya, tarik
meteran selurus mungkin dan letakan meteran di titik yang dituju dan baca angka
meteran yang tepat di titik tersebut.

2.3 Perhitungan Ilmu Ukur Tambang


1. PENGUKURAN JARAK DAN BEDA TINGGI SECARA OPTIS
a. Dalam pengukuran jarak dilapangan dibutuhkan alat alat sbb :

meteran

pen ukur / jallon

pesawat waterpass dengan dibantu rambu ukur / baak ukur

Cara melakukan pengukuran jarak


Pertama tama dua orang dalam satu kelompok menentukan titik A dan B sejauh
yang diinginkan, kemudian diberi tanda yang tidak mudah hilang / terhapus oleh

22

apapun, misal : jallon, pen ukur, dsb. Setelah itu titik nolk dari meteran itu
diletakkan / diimpitkan di titik A, meteran ditarik dan di rentangkan
( usahakan meteran tidak terhalang apapun dan datar ) sampai ke titik B. Sehingga
dapat diketahui berapa jarak titik A ketitik B tersebut.
Atau dapat juga di tuliskan dengan rumus :
d = (BA BB ) x 100
Dimana :
d

= jarak ( m )

BA = Benang atas
BB = Benang bawah
Cara mengukur beda tinggi
cara untuk mengukur beda tinggi antara titik BM ke A. Bila pesawat waterpass telah
memenuhi syarat, maka pesawat diletakkan di tengah tengah titik BM dan A.
Setelah itu pesawat dihadapkan ke titik BM dan kita tembak / baca BA, BT, & Bbnya,
kemudian dinamakan bacaan belakang. Selanjutnya pesawat diputar searah jarum jam
di arahkan ke titik A, sehingga didapatkan bacaan Ba, BT, & BB dan dinamakan
bacaan muka. Kemudian dilakukan ke titik selanjutnya dengan cara yang sama.
Atau secara umum dikatakan bahwa untuk mencari beda tinggi antara 2 titik adalah
pembacaan benang tengah belakang dikurangi dengan dengan pembacaan benang
tengah muka. Atau dapat ditulis dengan rumus :
H = BTblk BTmk
Dimana :
23

= Beda tinggi ( m )

BTblk = Benang tengah belakang


BTmk = Benang tengah muka
Pengukuran Watepass Berantai ( Differential Levelling )
Misalkan jarak yang akan kita ukur terlalu jauh jaraknya, maka dilakukan pengukuran
berantai, yang artinya sendiri adalh berkelanjutan. Dengan cara membagi menjadi
beberapa titik seperti A,B,C,D,E,F,dsb. Selanjutnya dengan jarak antara dua titik
tersebut tidak terlalu dekat dan juga jangan terlalu jauh. Seperti gambar dibawah ini.
Pengukuran diatas dilakukan satu kali saja atau disebut dengan pengukuran pergi.
Sedangkan untuk mendapatkan ketelitian harus dilakukan pengukuran dari titik
terakhir kembali ketitik semula atau disebut pengukuran pulang. Dapat pula
dilakukan berkali kali untuk mendapatkan ketelitian yang maksimal.
Pengukuran Waterpass Profil.
Pengukuran ini adalah irisan arah melintang dari pengukuran memanjang dan
biasanya digunakan dalam pengukuran jalan raya, saluran, irigasi, atau jalan kereta
api, dll.
Untuk pengukuran profil alat diletakkan di satu titik untuk mengukur beberapa titik
titik pada satu tampang profil yang menunjukkan tinggi rendah permukaan.
Sehingga untuk menentukan beda tinggi untuk pengukuran profil melintang,
dituliskan dengan rumus :
H = TP BT
Dimana :

24

H = Beda tinggi ( m )
TP = Tinggi pesawat
BT =

Benang tengah

Ketelitian / Kesalahan Dalam Pengukuran Waterpass


Dalam pengukuran sering kali terjadi kesalahan yang mungkin terjadi pada saat
pengukuran. Kesalahan ada 3 macam, yaitu : kesalahan akibat fakror alat, kesalahan
akibat faktor manusia, dan kesalahan akibat faktor alam.
Kesalahan akibat faktor alat :

Kaki statif rusak

Nivo untuk mendatarkan permukaan rusak, dll

Kesalahan akibat faktor manusia :

Kesalahan dalam pembacaan rambu

Kesalahan dalam menegakkan rambu

Kesalahan dalam mencatat / menghitung

Kesalahan dalam mengatur nivo, dll

Kesalahan akibat faktor alam :

Kesalahan akibat pengaruh cuaca

Kesalahan akibat gempa bumi, dll

25

Untuk menetapkan apakah hasil pengukuran ini dapat dipakai atau tidak, maka diberi
suatu nilai toleransi kesalahan dalam pengukuran.
Toleransi adalah suatu kesalahan maksimum yang masih dapat dijinkan, sehingga
dari hasil pengukuran dapat ditetapkan dua alternatif :
1. Kesalahan > toleransi, maka hasil pengukuran ditolak
2. Kesalahan < toleransi, maka hasil pengukuran diterima
Kesalahan yang diijinkan dirumuskan sebagai :
S = C L mm
Dimana :
S = Kesalahan dalam mm
C = Konstanta yang terganggu dari tingkat ( orde ) pengukuran
L = Jarak pengukuran dalam Kilometer

ORDE

BELANDA

AMERIKA

S < 3 L mm

S < 4 L mm

II

S < 6 L mm

S < 8.4 L mm

III

S < 12 L mm

S < 12 L mm

2. PENENTUAN TITIK IKAT DAN TITIK DETAIL


Cara menentukan titik ikat

26

Pertama tama dua orang dalam satu tim mencari titik titik untuk pengukuran yang
akan diukur dengan jarak tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat antara 2 titik
tersebut, kemudian kita ukur jaraknya sampai batas terakhir pengukuran.
Cara menentukan titik detail
Titik detail tersebut adalah potongan melintang dari pengukuran memanjang. Cara
mencari titik detail yaitu kita tentukan beda tinggi rendah dari potongan melintang
tersebut., misalkan : potongan jalan raya, sungai, taman, dll. Hal ini harus dilakukan
secara hati hati supaya mendapatkan ketelitian yang maksimal.
3. PELAKSANAAN PENGUKURAN.
Cara pelaksanaan pengukuran di lapangan :
a. Pertama tama melakukan pengecekan alat alat, seperti :
Pesawat waterpass dan kaki statif
Rambu ukur / baak ukur
Patok / paku paying
Alat mencatat dan dash board
Payung
b. Penyetelan alat
Sebelum dipakai, pesawat harus di stel terlebih dahulu, seperti :
Pasang kaki statif terlrbih dahulu dan usahakan posisi dari kaki tersebut

datar.

27

Pesawat di letakkan diatas statif dengan memutar sekrup pengunci yang ada di kaki
statif tersebut
Setel nivonya dan usahakan pas di tengah tengah supaya mendapatkan hasil
ketelitian yang maksimal. Untuk menyetel nivo dapat menggerakkan sekrup yang ada
pada pesawat atau dengan cara lain yaitu dengan menggerakkan kaki statif naik
turun.
Usahakan teropong menghadap titik pertama yang akan kita tembak / baca dengan
sudut 0 dan setelah menembak titik tersebut, maka pesawat diputar searah jarum jam
sehingga membentuk sudut 180 .
c. Cara Pengukuran :
Kita tempatkan dua rambu ukur pada titik yang telah ditentukan sebelumnya,
kemudian taruh baak ukur ketitik mula mula, misalkan titik BM ke titik A. Ukur
kedua jarak tersebut.
Kita tempatkan pesawat di tengah tengah antara titik BM dan titik A.
Pesawat kita arahkan ke titik BM kemudian kita baca BA, BT ,dan BB dan bacaan
tersebut diberi nama bacaan belakang. Selanjutnya pesawat diputar searah jarum jam
ke titik A kemudian dibaca BA, BT, dan BB dan dinamakan bacaan muka.
Untuk pengukuran melintang, pesawat kita letakkan pada titik A. Kemudian kita
letakkan beberapa rambu pada beberapa tempat dengan arah yang sama dan
mengikuti arah melintang dari titik titik arah memanjang.
Setelah itu pesawat kita pindahkan ke tengah tengah antara titik A dan titik B.
Kemudian pesawat kita arahkan ke titik A kemudian kita baca BA, BT, dan BB dan
dinamakan bacaan belakang. Seterusnya pesawat kita putar dengan searah jarum jam
ke titik B kemudian di baca BA, BT, dan BB dan dinamakan bacaan muka.

28

Pesawat kita pindahkan ke titik B untuk pengukuran melintang dengan cara yang
sam seprti diatas.

Selanjutnya pesawat di pindahkan lagi ketitik selanjutnya untuk pengukuran

memanjang dengan cara yang sama seperti diatas. Setelah itu dilanjutkan dengan
pengukuran melintang. Begitu seterusnya sampai titik terakhir dan dilanjutkan
dengan pengukuran memanjang pulang.

Diadakan perhitungan, sehingga beda tinggi dan jarak serta elevasi dapat

ditentukan dengan rumus yang ada.

29

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan diatas,dapat disimpulkan bahwa:
1. Ilmu ukur tambang (Underground Surveying) adalah suatu kegiatan kerja yang
harus dilakukan

dalam beberapa pekerjaan tambang bawah tanah (undergroung

mining) untuk mengetahui dan memperoleh data tentang :


1. Kedudukan lubang bukaan terhadap peta topography yang ada
2. Gambaran lunbang-lubang tambang (peta tambang)
3. Kemajuan arah penggalian serta besar tonase penggalian didalam stope.
2. Alat-alat dalam ilmu ukur tambang meliputi waterpass,total station,teodolit,GPS,
Pita ukur,dan lain sebagainya.
3. Sebelum melakukan suatu kegiatan pengukuran,kita diharuskan menguasai alat dan
menguasai metode perhitungannya.
3.2 Saran

30

Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila
ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami.
Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat mema'afkan dan memakluminya, karena
kami adalah hamba Allah yang tak luput dari salah khilaf, Alfa dan lupa.

31

DAFTAR PUSTAKA

32

Anda mungkin juga menyukai