Anda di halaman 1dari 2

NAMA : BAGUS RACHMAT RAYANTO

NIM : 041570385
TUGAS 2 HKUM4406.27

1. Putusan Pengadilan Tinggi (PT) menyatakan tidak dapat diterima (NO) terhadap permohonan
banding yang diajukan oleh Terdakwa karena Terdakwa mengajukan banding melebihi jangka
waktu pengajuan banding. Terdakwa mengajukan kasasi terhadap putusan PT tersebut. Menurut
saudara apakah dibenarkan Terdakwa dapat mengajukan kasasi? Kalau dapat diajukan kasasi
apa argumentasi saudara? Kalau tidak dapat dilakukan upaya kasasi apa upaya Terdakwa yang
bisa dilakukan? (poin25)

2. dalam Pasal 237 KUHAP mengatur: Selama pengadilan tinggi belum mulai memeriksa suatu
perkara dalam tingkat banding, baik terdakwa atau kuasanya maupun penuntut umum dapat
menyerahkan memori banding atau kontra memori banding kepada pengadilan tinggi. Menurut
Saudara bagaimana akibat hukumnya jika Terdakwa atau kuasanya maupun penuntut umum tidak
mengajukan memori banding atau kontra memori banding? (poin25)

3. Dengan adanya Putusan MK No. 34/PUU-XI/2013, untuk upaya hukum luar biasa yaitu peninjauan
kembali dapat dilakukan lebih dari satu kali, namun Mahkamah Agung berdasarkan SEMA
Nomor 7 Tahun 2014, menyatakan “tidak ada Peninjauan Kembali kedua atau lebih, kecuali
dengan alasan terdapat berbagai putusan dalam satu obyek perkara”, bagaimana pendapat
saudara mengenai hal tersebut? (poin50)

JAWABAN

1. Menurut saya terdakwa tidak dibenarkan mengajukan kasasi terhadap putusan PT tersebut
karena Terdakwa mengajukan banding melebihi jangka waktu pengajuan banding.
Permohonan banding dapat diajukan di kepaniteraan pengadilan negeri dalam waktu 14
(empat belas) hari kalender terhitung keesokan harinya setelah putusan diucapkan atau
setelah diberitahukan kepada pihak yang tidak hadir dalam pembacaan putusan. Apabila hari
ke 14 (empat belas) jatuh pada hari Sabtu, Minggu atau Hari Libur, maka penentuan hari ke 14
(empat belas) jatuh pada hari kerja berikutnya. Apabila jangka waktu pernyatan permohonan
banding telah lewat maka terhadap permohonan banding yang diajukan akan ditolak oleh
Pengadilan Tinggi karena terhadap putusan Pengadilan Negeri yang bersangkutan dianggap
telah mempunyai kekuatan hukum tetap dan dapat dieksekusi. Upaya terdakwa yang bisa
dilakukan yaitu terhadap permohonan banding yang diajukan melampaui tenggang waktu
tersebut di atas tetap dapat diterima dan dicatat dengan membuat surat keterangan panitera
bahwa permohonan banding telah lampau.

2. Memori banding yaitu uraian atau risalah yang disusun oleh pemohon banding yang memuat
tanggapan terhadap sebagian maupun seluruh pemeriksaan dan putusan yang dijatuhkan
pengadilan tingkat pertama. Di dalam tanggapan tersebut pemohon mengemukakan
kelemahan dan ketidaktepatan kewenangan mengadili, penerapan, dan penafsiran hukum
yang terdapat dalam putusan. Memori banding juga dapat mengemukakan hal-hal baru atau
fakta dan pembuktian baru, dan meminta supaya hal-hal atau fakta baru itu diperiksa dalam
suatu pemeriksaan tambahan. Apabila terdakwa atau kuasanya maupun penuntut umum tidak
mengajukan memori banding atau kontra memori banding sesuai tenggang waktunya yaitu
batas jangka waktu menyerahkan atau menyampaikan memori dan kontra memori banding,
terhitung “sejak tanggal permohonan” banding diajukan, dan selambat-lambatnya “sebelum
perkara mulai diperiksa”, maka pengajuan banding tidak bisa diterima oleh Pengadilan Tinggi
dan putusan Pengadilan Negeri yang bersangkutan dianggap telah mempunyai kekuatan
hukum tetap dan dapat dieksekusi.

3. SEMA ini diterbitkan MA untuk terwujudnya kepastian hukum terkait permohonan peninjauan
kembali setelah terbitnya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor : 34/PUU-XI/2013 tanggal 6
Maret 2014. Seperti diketahui, MK dalam putusan tersebut menyatakan bahwa pasal 268 ayat
(3) KUHAP tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat. Dalam angka 3 (tiga) SEMA 7 Tahun
2014 yang ditujukan kepada para ketua pengadilan tingkat pertama dan banding di seluruh
Indonesia tersebut, MA dengan tegas menyatakan bahwa peninjauan kembali dalam perkara
pidana dibatasi hanya 1 (satu) kali. Menurut pendapat saya, keputusan MA dalam SEMA
tersebut sudah final dan wajib diikuti oleh seluruh pihak dalam hukum perdata karena apabila
dilakukan peninjauan lebih dari satu kali, tentunya dapat memberikan celah kecurangan dalam
hukum.

Anda mungkin juga menyukai