Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktikum Geomatika II
di Laboratorium Ukur Tanah
Mata Kuliah:
Praktikum Geomatika II
Dosen Pengampu:
Nuzurul Alifin Nur, M.Pd.
Disusun Oleh:
Lia Khusnul Khotimah
(17510134013)
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Rahmat
dan Hidayah-Nya penulis telah mampu menyelesaikan laporan Praktikum
Konstruksi Jalan dengan praktikum mengenai “Pengukuran Poligon Tertutup
sebagai Kerangka Peta di Gedung Percetakan UNY”. Penulis ucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini sehingga
dapat selesai dengan baik dan tepat waktu, terutama kepada pembimbing dalam
pembuatan laporan ini, yaitu :
1. Nuzurul Alifin Nur, M.Pd. sebagai dosen mata kuliah Praktikum Geomatika
II, yang telah membimbing dan mendampingi dari awal hingga akhir praktik.
2. Teman-teman kelas K 2017 yang telah mengiringi perjalanan saya hingga
dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan laporan
ini, namun jika masih ada kekurangan diharapkan kritik dan saran yang
membangun. Semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan memberikan
inspirasi bagi pembacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul...........................................................................................................i
Kata Pengantar...........................................................................................................ii
Daftar Isi....................................................................................................................iii
Daftar Tabel...............................................................................................................iv
Daftar Gambar...........................................................................................................v
A. Jenis Praktikum...............................................................................1
B. Kajian Teori.....................................................................................1
C. Alat dan Bahan................................................................................5
D. Keselamatan Kerja..........................................................................8
E. Langkah Kerja.................................................................................9
F. Penyajian Data.................................................................................10
G. Pembahasan.....................................................................................12
H. Kesimpulan......................................................................................13
Daftar Pustaka.........................................................................................14
DAFTAR TABEL
B. Kajian Teori
Survei dengan menggunakan theodolite dilakukan bila situs yang akan
dipetakan luas dan atau cukup sulit untuk diukur, dan terutama bila situs
tersebut memiliki relief atau perbedaan ketinggian yang besar. Dengan
menggunakan alat ini, keseluruhan kenampakan atau gejala akan dapat
dipetakan dengan cepat dan efisien (Farrington 1997) Instrumen pertama lebih
seperti alat survey theodolit benar adalah kemungkinan yang dibangun oleh
Joshua Habermel (de: Erasmus Habermehl) di Jerman pada 1576, lengkap
dengan kompas dan tripod.
Theodolite adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk
menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda
dengan waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam
theodolite sudut yang dapat di baca bisa sampai pada satuan sekon (detik).
Theodolite merupakan alat yang paling canggih di antara peralatan yang
digunakan dalam survei. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang
ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat
diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan
sudut horisontal untuk dibaca. Teleskop tersebut juga dipasang pada piringan
kedua dan dapat diputarputar mengelilingi sumbu horisontal, sehingga
memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca. Kedua sudut tersebut dapat dibaca
dengan tingkat ketelitian sangat tinggi (Farrington 1997).
Awal altazimuth instrumen yang terdiri dari dasar lulus dengan penuh
lingkaran di sayap vertikal dan sudut pengukuran perangkat yang paling sering
setengah lingkaran. Alidade pada sebuah dasar yang digunakan untuk melihat
obyek untuk pengukuran sudut horisontal, dan yang kedua alidade telah
terpasang pada vertikal setengah lingkaran. Nanti satu instrumen telah alidade
pada vertikal setengah lingkaran dan setengah lingkaran keseluruhan telah
terpasang sehingga dapat digunakan untuk menunjukkan sudut horisontal
secara langsung. Pada akhirnya, sederhana, buka-mata alidade diganti dengan
pengamatan teleskop. Ini pertama kali dilakukan oleh Jonathan Sisson pada
1725. Alat survey theodolite yang menjadi modern, akurat dalam instrumen
1787 dengan diperkenalkannya Jesse Ramsden alat survey theodolite besar
yang terkenal, yang dia buat menggunakan mesin pemisah sangat akurat dari
desain sendiri. Di dalam pekerjaan – pekerjaan yang berhubungan dengan
ukur tanah, theodolite sering digunakan dalam bentuk pengukuran polygon,
pemetaan situasi, maupun pengamatan matahari.
Bagian-Bagian Utama Theodolit
1. Teropong bidik.
Teropong bidik adalah bagian dari theodolit yang berfungsi untuk
membidik bak ukur pada jarak/kejauhan tertentu. Sebagai suatu sifat datar
ungkit, maka teropong tidak digabungkan dengan fribracch secara kaku
tetapi teropong tersebut disangga oleh suatu pancang putar ditengah-
tengahnya.
2. Lingkaran-lingkaran horizontal dan vertikal.
Lingkaran horizontal dan verikal berfungsi untuk menentukan
pembacaan-pembacaan sudut.
3. Tabung-tabung (nivo).
Nivo tabung utama ditempatkan diatas atau pada sisi dari teropong
yang berfungsi untuk memungkinkan tirpod ditegakkan skrup-skrup
penegak dipasangkan antara tripod dengan landasan theodolit, gerakan-
gerakan skrup kaki membuat gelembung nivo ke tengah atau bisa juga
menyetel dengan menggunakan skrup-skrup pada permukaan nivo.
Kepekaan tabung nivo tersebut sekitar 2 mm 40 detik sudut.
4. Landasan theodolite.
Landasan theodolite adalah dasar alat ukur yang datar disekrupkan
pada tripod untuk menunjang kaki-kaki sekrup penegak.
5. Tripod/Statif/Kaki tiga.
Kegunaaan tripod adalah untuk menunjang theodolit. Tripod bersifat
teleskopik (mampunyai kaki yang dapat diubah panjangnya sesuai dengan
kondisi lapangan yang diinginkan) atau juga tripod dengan kaki yang tatap
panjangnya.
6. Sifat Datar Otomatis.
Dalam alat ukur sifat datar otomatis, garis bidik didatarkan secara
otomatis (dalam batasan tertentu) dengan memakai suatu alat kompensator
optis yang tergantung seperti suatu bandul yang dislipkan ke dalam berkas
dari sinar melalui teropong.
7. Prinsip Dasar Dari Kompensator
Penempatan instrumen dilapangan dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
Instrument diletakkan diatas suatu titik yang kan diukur beda
tingginya.
Instrumen diletakkan diantara dua titik yang dicari beda tingginya
dengan membidiknya ke dua titik yang diimpitnya.
Instrumen diletakkan diluar titik yang dihitung beda tingginya .
2. Poligon Tertutup
Pada pengukuran ini diperlukan suatu titik tertentu saja atau beberapa titik
tertentu dari sudut jurusan yang tentu pula pada awal pengukuran,
pengukuran akhir harus kembali (menutup) ke titik awal.
Gambar 3. Theodolite
(Sumber : Dokumentasi Kelompok, 2019)
2. Statif
Statif ini merupakan alat yang digunakan sebagai penyangga theodolit
dengan dilengkapi 3 kaki. Juga bisa diatur ketinggiannya hingga
membantu posisi theodolit tetap dalam posisi datar.
Gambar 4. Statif
(Sumber : Dokumentasi Kelompok, 2019)
3. Rambu Ukur
Rambu ukur digunakan sebagai acuan ukuran batas atas dan batas
bawah yang dibaca melalui theodolit. Alat ini didirikan beberapa meter
dari theodolit dengan bantuan pegangan manusia.
5. Payung
Payung digunakan untuk menutupi theodolit agar bisa membaca
dengan akurat.
Gambar 7. Payung
(Sumber : Dokumentasi Kelompok, 2019)
6. Helm Proyek
Helm proyek digunakan sebagai pelindung keselamatan kerja saat
praktikum juga membantu melindungi kepala dari sinar mentari.
Gambar 8. Helm Proyek
(Sumber : Dokumentasi Kelompok, 2019)
7. Alat Tulis
Alat tulis juga merupakan bagian terpenting saat praktikum, yaitu
berfungsi untuk mencatat hasil bacaan ukuran yang terbaca dari theodolit.
D. Keselamatan Kerja
Berikut beberapa keselamatan kerja yang harus diperhatikan saat
praktikum, yaitu:
1. Pelaksanaan praktek dilakukan sesuai petunjuk pada job sheet dan arahan
pembimbing
2. Pada saat peminjaman alat, periksa jumlah dan keadaan alat yang dipinjam
3. Pada waktu penyetelan alat pedomani petunjuk yang telah diberikan
secaara tertulis, bila kurang jelas konsultasikan dengan instruktur
dilapangan.
4. Bila tempat penyetelan alat pada tempat terbuka dan udara panas,
tempatkan kotak alat pada tempat yang teduh.
5. Untuk keselamatan mata pada saat penggunakan lensa okuler dan lensa
objektif jangan sekali-kali mengarahkan kearah matahari, karena dapat
menyebabkan kebutaan mata.
6. Pita ukur jangan sampai terinjak atau terlindas kendaraan.
7. Baut pada pita ukur jangan sampai lepas.
8. Penggunaan peralatan harus sesuai dengan fungsi dan prosedur kerja
operasional.
E. Langkah Kerja
1. Penetuan titik-titik poligon tertutup yang akan diukur, terlebih dahulu
dilakukan peninjauan kelapangan dimana letak / posisi titik polygon
disertai dengan sket lapangan tanpa skala.
2. Berikan tanda pada tiap titik poligon berdasarkan sket lapangan, pada
daerah datar jarak antara titik + 50 meter, daerah bukit jarak antara
titik + 25 meter dan pada daerah pergunungan jarak antara titik < 25 meter
atau sesuaikan dengan keadaan permukaan tanah pada daerah bukit dan
pergunungan.
3. Berdirikan alat tripot pada titik 1, tinggi tripot + alat theodolit dari tanah
disesuaikan dengan tinggi orang yang akan mengukur sehingga tidak
menjongkok atau jingkrak waktu mengukur. Landasan / permukaan dari
tripot diatur rata sebelum di pasang theodolit.
4. Dengan menggunakan kompas tentukan arah utara megenetis bumi, stel
sudut horizontal pada 00o 00’ 00”, putar lensa okuler Theodolit arahkan
ketitik polygon 2
5. Stel alat theodolit dengan cara :
a. Arahkan lensa objektip arah kedepan stel kedudukan air nivo dan nivo
tabung berada ditengah
b. Putar lensa objektif searah jarum jam + 90o dan stel kembali
kedudukan air nivo
c. Putar lensa objektif searah jarum jam + 180o dan stel kembali
kedudukan air nivo
d. Putar lensa objektif searah jarum jam + 270o dan stel kembali
kedudukan air nivo
e. Putar lensa objektif searah jarum jam + 360o dan stel kembali
kedudukan air nivo
f. Putar lensa ojektif searah jarum jam beberapa kali, bila air nivo kotak
dan nivo tabung , air masih terletak ditengah , alat theodolit sudah
dapat dipergunakan .
6. Ukur tinggi alat theodolit diatas tanah dan tinggi tanda diatas tanah .
7. Letak kompas diatas teodolit, bila kompas sudah menuju arah utara ,
arahkan lensa ojektif searah utara kompas , buat titik bantu (misalnya
dengan jalon), kunci sudut horizontal dan baca/catat besar sudut horizontal
tersebut.
8. Putar lensa objektif searah jarum jam ke titik 2 poligon, bak ukur diletak
diatas patok baca dan catat BA;BT;BB; sudut horizontall (H) dan sudut
vertical (V)
9. Putar lensa ojektif searah jarum jam ke titik 7 poligon, bak ukur diletak
diatas patok baca dan catat BA;BT;BB; sudut horizontall (H) dan sudut
vertical (V)
10. Pindahkan alat theodolit ke titik 2 dan stel alat seperti pada titik 1 di poin
2 dan3
11. Ukur dan catat tinggi alat dan tinggi patok pada titik.
12. Arahkan lensa objektif ke titik 3 baca dan catat BA;BT;BB; sudut
horizontall (H) dan sudut vertical (V)
13. Putar lensa objektif searah jarum jam ke titik 1 poligon, bak ukur diletak
diatas tanda baca dan catat BA;BT;BB; sudut horizontal (H) dan sudut
vertical (V)
14. Pindahkan alat theodolit ke titik 3 dan stel alat seperti pada titik 2
15. Lakukan pengukuran poligon sampai titik terakhir.
F. Penyajian Data
Praktikum, Senin 25 Maret 2019
Tempat : Gedung Percetakan FT UNY
Berdasarkan pengukuran yang dihasilkan menggunakan theodolit untuk
pengukuran poligon tertutup, diperoleh data berikut :
Sketsa di Lapangan
Dari data diatas, diperoleh koordinat poligon dari bacaan yang tertera pada
theodolit. Maka, dari data koordinat yang diperoleh tersebut dapat
digambarkan bentuk poligon dari gedung tersebut.
G. Pembahasan
Berdasarkan data hasil praktikum, diperoleh bentuk gambar poligon
berikut :
Gambar 11. Poligon Hasil AUTOCAD
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019)
H. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan
berikut :
a. Dalam Praktikum Poligon, jenis poligon yang diukur yaitu poligon
tertutup. Poligon tertutup adalah pengukuran yang diperlukan suatu titik
tertentu saja atau beberapa titik tertentu dari sudut jurusan yang tentu pula
pada awal pengukuran, pengukuran akhir harus kembali (menutup) ke titik
awal.
b. Pembidikan ini menghasilkan data berupa sudut, benang atas, benang
tengah suatu wilayah. Sudut yang nantinya akan digunakan sebagai acuan
untuk menggambar bentuk poligon bangunan tersebut.
c. Benang atas dan bawah dibutuhkan untuk membuktikan nilai dari
besarnya ketinggian titik tersebut presisi atau mendekati benar yakni
dengan merata-ratakan kedua nilai tersebut kemudian menyamakannya
dengan nilai benang tengah
Daftar Pustaka
https://www.academia.edu/24222441/
Laporan_Praktikum_Poligon_Tertutup_menggunakan_Theodolit (diakses pada
12 April 2019 pukul 19.28 WIB)
https://www.academia.edu/22303048/Laporan_Praktikum_Pengukuran_Poligon
(diakses pada 12 April 2019 pukul 19.28 WIB)
https://www.academia.edu/38246826/
LAPORAN_PENGUKURAN_POLIGON_TERTUTUP (diakses pada 12 April
2019 pukul 19.28 WIB)
https://kupdf.net/download/laporan-ilmu-ukur-tanah-poligon-
tertutup_5a0cfe08e2b6f5555334e934_pdf (diakses pada 12 April 2019 pukul
19.28 WIB)
https://www.scribd.com/document/251832916/laporan-poligon-tertutup (diakses
pada 12 April 2019 pukul 19.28 WIB)
http://sitihudaiyah.web.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/4746/2017/01/Mata-
Kuliah-Survei-dan-Pemetaan-6_7-.pdf (diakses pada 12 April 2019 pukul 19.28
WIB)
https://lisabowo73.blogspot.com/2012/05/laporan-praktikum-ilmu-ukur-tanah-
i.html (diakses pada 12 April 2019 pukul 19.28 WIB)
http://tugasperkuliahannih.blogspot.com/2012/03/laporan-ilmu-ukur-tanah.html
(diakses pada 12 April 2019 pukul 19.28 WIB)