Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMETAAN SITUASI METODE POLIGON TERBUKA

Kelompok 2:

Auriel Rahmad Akbar (2223021338)

Gabriella Maria Alicia Mukin (2223021344)

Gerald B. Naispotimo (2223021345)

Natalia Liliocha (2223021354)

Nikson L.A. Nahak (2223021355)

Sari Saefatu (2223021358)

PROGRAM STUDI PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI KUPANG


13, 16, 20, dan 27 JUNI 2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan LAPORAN PRAKTIKUM
POLIGON TERBUKA ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah ILMU UKUR TANAH. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Poligon Tertutup bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami sebagai penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna
karena adanya keterbatasan ilmu dan pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu, semua kritik
dan saran yang bersifat membangun akan kami terima dengan senang hati. Kami berharap,
semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak yang memerlukan.

Kupang, 17 Juli 2023

Tim Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam proses pembangunan, pengukuran tanah merupakan bagian terpenting sebelum
dilakukannya proses pembangunan. Pengukuran tanah dan teknik pemetaan menjadi sesuatu
hal yang tidak dapat ditinggalkan, terutama untuk pembangunan fisik.Maka dari itu praktkum
ilmu ukur tanah sangat penting sebagai bekal para mahasiswa teknik sipil yang kelak masuk
ke dalam lapangan kerja.
Ilmu ukur tanah adalah sebagian dari ilmu yang lebih luas yang dinamakan ilmu
Geodesi.Ilmu ukur tanah juga merupakan ilmu atau teknologi yang menggambarkan tentang
keadaan fisik sebagian permukaan bumi yang menyerupai keadaan sebenarnya permukaan
bumi di lapangan.Selain itu dapat digunakan untuk mebgukur jarak antara dua titik, mengukur
panjang dan lebar atau sisi-sisi sebidang lahan, mengukur lereng dan penggambaran bentuk
sebidang lahan.
Dalam kegiatan Teknik Sipil pada umumnya, pemetaan menggunakan kawasanyang tidak
luas, jadi bumi masih dianggap bidang datar.Dengan menentukan titik-titik koordinat dan
ketinggian yang tersebar merata dalam kawasan terlebih dahulu sehingga memudahkan untuk
penggunaan selanjutnya.
Terdapat pengukuran kerangka dasar horizontal (pengukuran mendatar untuk mendapat
hubungan titik-titik yang diukur di atas permukaan bumi) dan pengukuran vertikal
(Pengukuran tegak/vertikal untuk mendapat hubungan tegak antara titik-titik yang diukur serta
pengukuran titik-titik detail).
Metode poligon adalah salah satu cara penentuan posisi horizontal banyak titik dimana
titik satu dengan yang lainnya dihubungkan satu sama lain dengan pengukuran sudut dan jarak
sehingga membentuk rangkaian titik-titik (poligon). Dalam Ilmu Ukur Tanah banyak alat yang
bisa digunakan dalam proses pengukuran, salah satunya adalah teodolit.
Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk mengukur sudut
mendatar dan sudut tegak. Sudut yang dibaca bisa sampai pada satuan sekon (detik).
Theodolit merupakan alat yang paling canggih diantara peralatan yang digunakan untuk
survey.Pada dasarnya teodolit berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar
berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal,
sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca. Kedua sudut tersebut dapat dibaca
dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi.
Theodolit juga bisa berubah fungsinya menjadi seperti Pesawat Penyipat Datar bila sudut
vertikalnya dibuat 90⁰.Dengan adanya teropong pada teodolit, maka teodolit dapat diarahkan
kesegala arah.Didalam pekerjaan bangunan gedung, teodolit sering digunakan sebagai
pengkur siku-siku.Sedangkan, pada perencanaan atau pekerjaan pondasi, teodolit juga dapat
digunakan untuk mengukur ketinggian suatu bangunan bertingkat.

1.2 Tujuan Parktikum


1. Untuk dapat mengetahui bagaimana cara mengoprasikan Theodolit.
2. Untuk dapat mengetahui peralatan dan prosedur dalam pengukuran menggunakan
Theodolit.
3. Untuk dapat membaca pembacaan alat Theodolit.
4. Untuk dapat mengetahui cara mengukur poligon terbuka.
5. Untuk mengetahui cara pembagian STA.
6. Untuk dapat membaca benang atas, benang tengah, dan benang bawah pada rambu
ukur.
7. Untuk dapat mengetahui cara menghitung jarak, dan sudut.
8. Untuk dapat menghitung data dari form yang telah didapat dilapangan.
9. Dapat mempraktekan cara pembuatan sket lapangan ke atas kertas.
1.3 Lokasi Pengukuran
Waktu dan lokasi pengukuran yang kami laksanakan untuk praktikum poligon terbuka
ilmu ukur tanah I yaitu pada :

Waktu : hari Selasa 13 Juni 2023 sampai Selasa 27 Juni 2023, pada pukul 13.00-17.30.

Lokasi tempat pengukuran : Jl. Siliwangi (Cabang STIM-Cabang masuk Politeknik Negeri
Kupang).
Gambar 1.1 Sketsa Pengukuran Jl.Siliwangi Tampak Atas

(Sumber: Autocad 2021)

1.4 Tinjauan Pustaka


1.4.1. Pengertian Praktikum
Praktikum adalah kegiatan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih dari satu
orang (kelompok) di lapangan atau di laboratorium untuk meneliti suatu keadaan atau
benda sehingga diperoleh data yang diperlukan atau hasil penemuan baru.
1.4.2. Pengertian Pengukuran
Pengukuran adalah pengamatan terhadap suatu besaran yang dilakukan dengan
menggunakan peralatan dalam satu lokasi dengan beberapa keterbatasan yang
tertentu.Pengukuran-pengukuran yang kita lakukan tidak lepas dari kesalahan-
kesalahan pengamatan. Kealahan dalam pengamatan dalam 3 jenis, yaitu :
1. Kesalahan Kasar
Kesalahan ini terjadi karena kurang hati-hat, kurang pengalaman, atau kurang
perhatian.
2. Kesalahan Sistematik
Umumnya kesalahan sistematik disebabkan oleh alat-alat ukur sendiri seperti
panjang pita ukur yang tidak standar, pembagian skala yang tidak teratur pada pita
ukur dan pembagian lingkaran theodolite yang tidak seragam.Kesalahan ini juga
dapat terjadi karena cara-cara pengukuran yang tidak benar.
3. Kesalahan Random/Tak Terduga
Kesalahan random terjadi karena hal-hal yang tak terduga sebelumnya, seperti
adanya getaran udara atau undulasi, kondisi tanah tempat berdiri alat ukur yang
tidak stabil, pengaruh kecepatan angin atau kondisi atmosfer, dan kondisi pesikis
pengamat.

1.4.3. Pengertian Ilmu Ukur Tanah


Ada beberapa pendapat mengenai pengertian ilmu ukur tanah. Dalam laporan
ini ditinjau ada 3 pengertian ilmu ukur tanah, yaitu sebagai berikut:
1. Illmu ukur tanah adalah suatu ilmu yang mempelajari metode atau cara melakukan
pengukuran unsur atau objek di permukaan bumi baik dalam arah horizontal maupun
arah vertikal dalam rangka untuk menentukan kepastian tempat/posisi relative objek
dan menyajikan informasi tersebut pada suatu bidang proyeksi/bidang datar dengan
menggunakan skala dan ukuran tertentu.
2. Ilmu ukur tanah adalah ilmu yang mempelajari cara-cara pengukuran yang diperlukan
untuk menentukan kedudukan titik-titik di permukaan bumi.
3. Ilmu ukur tanah merupakan bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara-cara
oengukuran dipermukaan bumi dan di bawah tanah untuk berbagai keperluan seperti
pemetaan dan penentuanposisi relative pada daerah yang relative sempit sehingga
unsur kelengkungan permukaan buminya dapat diabaikan.

1.4.4. Pengertian Theodolit


Theodolite merupakan alat yang paling canggih diantara peralatan yang
digunakan dalam survei. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang
ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-
putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut horizontal untuk
dibaca. Sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi. Survei
menggunakan theodolite dilakukanbila situs yang akan dipetakan luas dan atau cukup
sulit untuk diukur, dan terutama bila situs tersebut memiliki relief atau perbedaan
ketinggian yang besar. Dengan menggunakan alat ini, keseluruhan kenampakan atau
gejala akan dapat dipetakan dengan cepat dan efisien (Farrington, 1997-1998).
Pada pengukuran terdapat dua jenis unsur pengukuran, yaitu jarak dan sudut.
Selanjutnya unsur jarak dapat dibagi dua pula, yaitu unsur jarak medatar (d) dan beda
tinggi (∆n). Sedangkan unsur sudut dibagi menjadi sudut-sudut horizontal, vertikal dan
sudut jurusan.Sudut ini berperan penting dalam kerangka dasar pemetaan yang datanya
diperoleh dari lapangan dengan alat yang dirancang sedemikian rupa konstruksinya
sesuai dengan ketelitian.Alat ini dikenal sebagai alat ukur ruang (Theodolite).
Sedangkan untuk mengukur beda tinggi antara dua titik atau lebih dipermukaan bumi
digunakan alat ukur penyipat datar (waterpass). Untuk pengukuran jarak dari suatu
titik ke titik lain dapat digunakan pita ukur, waterpass dengan bantuan rambu ukur,atau
dengan metoda Tachymetri (Darfis, Irwan. 1995).
Pengukuran sudut Azimuth dapat diukur dengan bantuan kompas yang ada
pada pesawat theodolite, metode ini dapat dilakukan dengan cara memposisikan
kompas pada arah utara magnetis, kemudian set 0 pada keadaan tersebut. Yang dibaca
pada skala lingkaran mendatar adalah suatu sudut yang dinamakan azimuth, dan
karena menggunakan ujung utara jarum magnet, dinamakan pula azimuth magnetis.
Azimuth adalah suatu sudut yang dimulai dari arah utara, searah putaran jarum jam,
dan diakhiri pada ujung obyektif garis bidik atau garis yang dimaksud, dan yang
besarnya sama dengan angka pembacaan (Wongsotjitro, Soetomo. 1967).
1.4.5. Pengertian Poligon
Poligon berasal dari kata poli yang artinya banyak dan gonos artinya sudut, jadi
poligon artinya banyak sudut.Dalam ilmu ukur tanah poligon dipahami sebagai
rangkaian titik-titik berurutan yang terhbung oleh garis lurus, guna menentukan posisi
horizontal dari sejumlah titik dilapangan, sehingga membentuk suatu kerangka dasar
pemetaan.Poligon bertujuan untuk penentuan posisi dan sudut dari titik-titik koordinat
yang diukur dilapangan. Tujuan pengukuran poligon adalah :
• Memperbanyak koordinat titik-titik dilapangan yang diperlukan untuk
ketetapan pembuatan peta.
• Sebagai kerangka pemetaan untuk pembuatan sebuah peta.
• Penetapan letak posisi koordinat tetap pada suatu daerah pengukuran.
• Penetapan teknik dan bentuk pengukuran yang disesuaikan dengan medan yang
diukur.
Berdasarkan bentuk kerangka poligon, pada prinsipnya poligon dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a. Poligon Terbuka
Poligon terbuka adalah poligon yang titik awal pengukuran tidak menjadi titik
akhir atau merupakan dua titik yang berbeda. Teknik pengukuran poligon terbuka
dapat dibedakan dengan:
• Pengukuran poligon terbuka yang tidak terikat tidak tetap.
• Pengukuran poligon terbuka yang terikat tidak tetap.
• Pengukuran poligon terbuka yang terikat titik tetap sempurna.
Pengukuran poligon terbuka biasa digunakan untuk mengukur jalan, sungai,
maupun irigasi.tapi kenyataannya bisa digunakan untuk mengukur luas lahan terbuka.
namun tetap disarankan untuk menggunakan poligon tertutup apabila mengukur luas
lahan. Yang dimaksud terbuka disini adalah poligon tersebut tidak mempunyai sudut
dalam seperti pada tertutup.jadi pengukuran di mulai dari titik awal tapi tidak kembali
ke titik awal seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 1.2 Poligon Terbuka


Poligon terbuka sendiri terbagi menjadi 2 yaitu terikat sempurna dan tidak terikat
sempurna. Dikatakan terikat sempurna apabila kita mempunyai data-data koordinat
pada titik awal dan titik akhir berupa data koordinat dan elevasi (x,y,z). Sedangkan
terikat tidak sempurna adalah hanya mempunyai data koordinat dan elevasi pada titik
awal saja.
Poligon terbuka tidak terikat sempurna ini tidak bisa dikoreksi sehingga hanya
surveyor-surveyor handal dan berpengalaman banyak lah yang bisa menggunakan ini
karena yakin ketelitian dan kesalahan sudut hanya kecil.Tingkat kesalahan pada
pengukuran sangat tergantung dari pengukurnya sendiri seberapa akurat bisa
melakukannya.
b. Poligon Tertutup
Poligon tertutup adalah rangkaian titik-titik dimana pengukuran titik awal dan
akhirnya sama, artinya rangkaian pengukuran yang dilakukan kembali ke titik mula-
mula. Poligon tertutup merupakan model yang paling banyak digunakan dilapangan
disamping hasil pengukurannya juga cukup terkontrol.
BAB II

ALAT DAN BAHAN

2.1 Alat dan Bahan

No. Alat Jumblah


1. Theodolite Digital TOPCON DT-205L 1
2. Tripod Statif / kaki Tiga Sokkia 1
3. GPS Garmin ETREX 10 1
4. Kompas Geologi / Kompas mm professional 1
Fluorescent
5. Payung 1
6. Meter Tangan 1
7. RambuUkurJauh 1
8. RambuUkurDekat 1
9. Palu 1
10. Kalkulator Casio fx-991EX 1
11. Laptop 1

2.1.BahanPraktikum
No. Bahan Jumblah
1. Pilox 1
2. Paku Seng / pakupayung 5
3. Buku 1
4. Bulpen 1
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Langkah Praktikum


1. Menyiapkan alat-alat yang digunakan untuk praktek sesuai situasi di lapangan
2. Membuat sketsa gambar lokasi yang akan dilakukan pengukuran

Gambar 3.1 Sketsa Lokasi Pengukuran


(Sumber: Screenshoot PDF)
3. Menentuka STA 0+000
4. Mengukur jarak dari STA 0 samapi 25 meter sampai 500 METER
5. Membuat titik patok (P1-P6) di daerah yang igin diukur dengan menggunakanpaku
atau piloks dan titik patok di tempat yang mudah melihat detail saat pengukuran

Gambar 3.2 Titik berdiri alat


(Sumber: Dokumentasi Kelompok)
6. Melakukan penyetelan dan langkah pengukuran
a. Pemasangan dan penyetelan statif di titik peninjau atau titik pesawat
(P1;P2;P3;P4;P5;P6). Statif dipasang sedatar mungkin dan membentuk piramida
sama sisi. Skrup pada kepala kaki tiga statif pada lubang harus cukup kuat dan
kencang agar tidak mudah bergeser maupun terlepas, tetapi jangan memaksakan
skrup.

Gambar 3.3 Berdiri Statif


(Sumber: Dokumentasi Kelompok)
b. Pemasangan theodolit pada statif
Pemeriksaan kedudukan statif, dasar statif harus berdiri dititik patok lalu letakan
theodolit diatas statif dengan membuka pengunci magnet dan kaitkan pada skrup
dibawah statif dan kunci kepala statif sehingga tidak terjadi kesalahan saat
pengukuran.

Gambar 3.4 Pemasangan Theodolite


(Sumber: Dokumentasi Kelompok)

c. Mengatur nivo tabung dan nivo kotak


Nivo tabung dan nivo kotak diatur berada ditengah dengan menggunakan atau
menggerakan skrup pengatur nivo tabung.

Gambar 3.4 Pengaturan Nivo


(Sumber: Dokumentasi Kelompok)
d. Penyetelan arah lensa theodolit kearah sudut 0˚ atau utara dengan membuka visir
pada theodolit dengan menggunakan kompas.

Gambar 3.4 Pencarian Arah Utara


(Sumber: Dokumentasi Kelompok)
e. Mengatur lensa objektif teropong dan bacaan sudut horizontal menjadi 90/90 dan
micrometer pada menit 0.
f. Menyiapkan rambu ukur jauh dan dekat di titik yang ditinjau.
Gambar 3.5 Pembacaan Rambu
(Sumber: Dokumentasi Kelompok)
g. Pembacaan BA (batas atas), BT (batas tengah), BB (batas bawah)
h. Mengukur tinggi alat
i. Melakukan pengukuran dengan menggunakan GPS

Gambar 3.6 Pembacaan GPS


(Sumber: Dokumentasi Kelompok)
j. Hasil pengukuran di catat sehingga dapat melakukan perhitunga di exel
k. Melakukan perhitungan da ploting
l. Membuat laporan

3.2 Langka Perhitungan Poligon Terbuka

1. Masukan data pengukuran saat praktikum ke microsoft exel


Gambar 3.7 Data Pengukuran
(Sumber: Screenshoot Pehitungan Kelompok)
2. Ubah format DMS pada sudut horizontal biasa, horizontal luar biasa dan sudut
vertikal menjadi DD (nilai DD tidak boleh negative) jika nilai DD negative maka
tambahkan (-) diawal sebelum masukan rumus. Hitung DD dengan rumus:
𝑀 𝑆
D+ 60 + 3600

Gambar 3.8 Perhitungam DD


(Sumber: Screenshoot Perhitungan Kelompok)
3. Hitung β pada sudut horizontal biasa dan sudut horizontal luar biasa. Nilai β tidak
boleh negative,jika negative maka ditambah dengan 360. Hitung nilai β dengan
rumus: DD sudut horizontal depan – DD sudut horizontal belakang
Gambar 3.9 Perhitungam β
(Sumber: Screenshoot Perhitungan Kelompok)
𝛽𝐻𝐵+𝛽𝐻𝐿𝐵
4. Selanjutnya hitung β rata-rata, hitung dengan rumus: 2

Gambar 3.10 Perhitungam β rata-rata


(Sumber: Screenshoot Perhitungan Kelompok)
5. Selanjutnya hitung azimuth. Pada pengukuran yang dilakukan di titik P1 sudah
diketahui azimuth nya. Untuk pengukuran di titik P2,P3 dan seterusnya perlu di
hitung azimuth, dengan catatan nilainya tidak boleh negative dan >360. Jika > dari
360 dikurangi dengan 360, dan jika nilainya negative dikurangi dengan 360.
Hitung menggunakan rumus: an + bn ± 180
Gambar 3.11 Perhitungan α
(Sumber: Screenshoot Perhitungan Kelompok)
6. Selanjutnya hitung helling. Hitung dengan menggunakan rumus: 90 – DD (DD
pada sudut vertikal)

Gambar 3.12 Perhitungan Healing


(Sumber: Screenshoot Perhitungan Kelompok)
7. Kemudian hitung jarak. Nilai jarak tidak boleh negative, jika negative maka ada
salah perhitungan atau salah memasukan rumus di tabel-tabel sebelumnya. Hitung
dengan rumus: 100 * (ba + bb) * cos(h)²

Gambar 3.13 Perhitungan Jarak


(Sumber: Screenshoot Perhitungan Kelompok)
8. Langkah selanjutnya hitung ΔX. Hitung menggunakan rumus: Jarak * sin(α)

Gambar 3.14 Perhitungan ΔX


(Sumber: Screenshoot Perhitungan Kelompok)
9. Selanjutnya hitung Δy dan ƩΔy. Hitung menggunakan rumus: Jarak * cos(α)

Gambar 3.15 Perhitungan ΔY


(Sumber: Screenshoot Perhitungan Kelompok)
10. Langkah selanjutnya hitung Δh, dengan menggunakan rumus:
Jarak * tan(h) + tinggi pesawat – bt

Gambar 3.16 Perhitungan ΔH


(Sumber: Screenshoot Perhitungan Kelompok)
11. Langkah terakhir yaitu menghitung koordinat x, y, dan z. Untuk nilai x gunakan tahun
lahir, untuk nilai y gunakan bulan lahir dan untuk nilai z gunakan tanggal lahir.
Gambar 3.17 Perhitungan Koordinat X,Y, dan Z
(Sumber: Screenshoot Perhitungan Kelompok)
3.3. Langkah Penggambaran
1. Langkah awal yaitu copy file exel menjadi file notepad

Gambar 3.18 File Notepad


(Sumber: Screenshoot Kelompok)
2. Buka apk C3D, klik insert kemudian klik point from file, klik tanda (+)
kemudian pilih file notepad yang tadi sudah dibuat
Gambar 3.19 Plot File Perhitungan
(Sumber: Screenshoot Kelompok)
3. Kemudian ketik ZE lalu enter

Gambar 3.20 Titik-Titik Detail dan Poligon


(Sumber: Screenshoot Kelompok)
4. Tampilkan nama titik dengan blok / cntrl a, lalu klik point group propertis,
pada pilihan point label style klik di description only lalu ok
Gambar 3.21 Pemunculan Nama Titik
(Sumber: Screenshoot Kelompok)
5. Langkah selanjutnya save kemudian convert file menjadi file PDF

Gambar 3.22 Convert PDF


(Sumber: Screenshoot Kelompok)
3.4 Kendala/Masalah

Beberapa kendala atau masalah sistematis yang kami alami saat proses pengukuran yaitu:

1. Kesalahan si pengukur
Pengukur mempunyai penglihatan (mata) yang tidak sempurna.
2. Kesalahan Alat
Kesalahan alat seperti titik centering dan waterpass tidak tepat, dan lain sebagainya.
3. Faktor Alam
Disaat sedang dalam pengukuran rambu yang dipegang kadang-kadang tertiup angin,
cuaca mendung dan hujan sehingga kami harus membongkar alat dan memasang
kembali jika cuaca kembali cerah.
4. Faktor Lingkungan Sekitar
Beberapa kendaraan yang menghalangi rambu ukur saat proses pengukuran.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
4.1.1 Pengukuran yang digunakan adalah pengukuran poligon terbuka, dimana titik
awal dan titik akhirnya tidak terletak pada titik yang sama.
4.1.2 Dari data praktikum poligon dapat diambil beberapa hal, yaitu : sudut, jarak
dan azimuth dari suatu ruas jalan.
4.1.3 4.1.3 Dari azimuth yang didapatkan dapat diketahui koordinat titik-titik
poligon yang akan diplotkan ke kertas gambar.
4.1.4 4.1.4 Kesalahan perhitungan poligon dapat disebabkan oleh 4 faktor yaitu :
faktor manusia, faktor alat, faktor alam, dan faktor lingkungan sekitar.
4.2 Saran
4.2.1 Mengupayakan ketelitian dalam pembacaan alat, pengutaraan dan kalibrasi.
4.2.2 Menguasahakan pemilihan waktu pelaksanaan, keadaan cuaca yang cerah.
4.2.3 Upayakan keselamatan.
Daftar Pustaka

https://www.academia.edu/34836383/PEMANFAATAN_GLOBAL_POSITIONI
NG_SYSTEM_GPS_UNTUK_MENGHITUNG_LUAS_TANAH

http://eprints.undip.ac.id/61048/2/BAB_1

https://mahasiswa.yai.ac.id/v5/data_mhs/tugas/1844290033/01Tugas%20ABAU%
20joseph.docx

https://www.academia.edu/24832047/BAB_II_TINJAUAN_PUSTAKA_II_1_Pen
gertian_Pemetaan

https://ft.unj.ac.id/ptb/wp-content/uploads/2021/11/JOBSHEET-
THEODOLITE.pdf

https://www.scribd.com/doc/306877170/laporan-theodolit

https://www.academia.edu/38246826/LAPORAN_PENGUKURAN_POLIGON_T
ERTUTUP

https://www.scribd.com/document/251832916/laporan-poligon-tertutup

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://ft.unj.ac.id/pt
b/wp-content/uploads/2021/11/JOBSHEET-
THEODOLITE.pdf&ved=2ahUKEwjszKnAmZf_AhUi8DgGHUrYA_kQFnoEC
AgQAQ&usg=AOvVaw3bGDRhaE3YerM2shNI63HH

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.academi
a.edu/15561064/Laporan_Praktikum_Ilmu_Ukur_Tanah_I&ved=2ahUKEwjeotn
a-
5X_AhU3nGMGHWbDDWEQFnoECBMQAQ&usg=AOvVaw1ZtNnzzu3XfQv
Krox_Wqp5

https://www.academia.edu/9948437/Laporan_Praktikum_Ilmu_Ukur_Tanah_I

http://blog-thiwix.blogspot.com/2010/12/laporan-ilmu-ukur-tanah.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai