Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU UKUR WILAYAH


PENGENALAN ALAT UKUR SEDRHANA

DISUSUN OLEH:
EKA DINI ISLAMIYAH
(NIM J1B116017)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu ukur tanah merupakan bagian pendahuluan dari ilmu yang luas yang
dinamakan Ilmu Geodesi (Wongsotjitro, 2013: 11). Ilmu Ukur Tanah terfokus
pada pengukuran-pengukuran bentuk permukaan bumi untuk dipindahkan ke
bidang datar dan mempelajari masalah kulit bumi yang berupa situasi atas
permukaan kulit bumi, perbedaan ketinggian, jarak, dan luas. Ilmu geodesi ini
sangat bagi pekerjaan perencanaan yang membutukan data-data koordinat dan
ketinggian titik di lapangan. Berdasarkan ketelitian pengukurannya, ilmu geodesi
diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu:
a. Geodetic Surveying, yaitu survei yang memperhitungkan kelengkungan
bumi atau kondisi sebenarnya. Biasanya digunakan dalam pengukuran
daerah yang luas dengan menggunakan bidang hitung berupa bidang
lengkung (bola/ellipsoid).
b. Plane Surveying, yaitu survei yang mengabaikan kelengkungan bumi dan
mengasumsikan bumi sebagai bidang datar. Plane Surveying digunakan
untuk pengukuran daerah yang tidak luas dengan menggunakan bidang
hitung berupa bidang datar.
Pengukuran adalah sebuah teknik pengambilan data yang dapat memberikan
nilai panjang, tinggi dan arah relatif dari sebuah objek ke objek lainnya.
Pengukuran terletak di antara ilmu geodesi dan ilmu pemetaan. Hasil penelitian
geodesi dipakai sebagai dasar referensi pengukuran, kemudian hasil pengelolaan
data pengukuran digunakan untuk sebagai dasar pembuatan peta. Suatu bidang
tanah yang diukur wajib dipasang dan ditetapkan tanda-tanda batasnya.
Pengukuran detail memberikan data topografi diatas peta sehingga diperoleh
bayanan atau informasi dari relif bumi. Kelengkungan dan ketelitian data
topografi tersebut sangat tergantung dari kerapian titik detail yang akan diukur.
Untuk mengukur titik detail yang lengkap dan efisien maka harus dipahami
maksud dan tujuan peta yang akan dibuat. Sebelum suatu daerah dilakukan
pengukuran detail harus sudah ada titik ikat. Biasana hal – hal yang perlu diukur
secara detail adalah segala benda ataau bangunan yang terdapat di areal yang
dipetakan dan menambah kelengkapan data peta.
Dalam melakukan pengukuran dalm suatu wilayah terdapat beberapa hal
yang harus diperhatikan yaitu metode engukuran dan alat yang digunakan dalam
melakukan pengukuran. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan praktikum
pengenala alat yang digunakan dalam mengambil data untuk mengetahui
penggunaan alat – aalat tersebut serta metode yang harus dilakukan pada saat
pengambilan data.

1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu:
1. Memperkeenalkan fungsi dan cara kerja alat ukur sederhana
2. Membandingkan hasil dari problem data alat ukur sederhana dengan alat
ukur ruang.

1.3 Manfaat
Manfaat dilakukannya praktikum ini yaitu:
1. Mahasiswa mampu memahami cara penggunaan alatukur sederhana dan
mengaplikasikannya dalam pengukuran.
2. Mahasiswa mengetahui macam – macam alat ukur sederhana, fungsi dan
cara penggunaan alat yang digunakan.
3. Mahasiswa mampu membedakan alat ukur yang digunakan untuk
meakukan pengukuran terhadap suatu benda.
4. Dapat mengetahui tingkat akurasi dan presisi alat ukur.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ilmu Ukur Wilayah


Ilmu ukur wilayah merupakan ilmu, seni, dan teknologi untuk menyajikan
bentuk permukaan bumi baik unsur alam maupun unsur buatan manusia pada
bidang yang dianggap datar dan merupakan bagian dari ilmu geodesi. Ilmu ukur
bertujuan untuk memindahkan keadaan permukaan bumi yang tidak beraturan dan
yang melengkung ke bidang peta yang datar (Putro, 2015).
Menutrut Putro (2015) untuk memindahkan keadaan permukaan bumi perlu
aanya pengukuran – pengukuran permukaan bumi dalam arah mendatar dan tegak
guna mendapatkan huungan mendatar dan tegak dari titik – titik yang diukur.

2.2 Waterpass
Waterpass adalah alat yang digunakan untuk mengukur beda tinggi antara
dua titik atau kebih dengan menggunakan metode sifat datar untuk menentukan
ketinggian titik – titik kerangka dasar pemetaan pada pekerjaan rekayasa. Tinggi
objek diatas permukaan bumi diperhitungkan dari suatu bidang referensi, yaitu
bidang yang ketinggiannya dianggap nol atau dikenal bidag geoid (Hidayat,
2012).
Menurut Hidayat (2012), bidng geoid yaitu bidag berimpit edngan
permukaan air laut rata – rata atau disebut juga nivo. Bidang – bidang ini selalu
tegak lurus dengan arah gaya berat dimana saja dipermukaan bumi. Alat ini
memiliki beberapa bagian yang masing – masing menjalankan fungsinya.

Gambar 1. Alat ukur waterpass


2.3 Theodolite
Theodolite merupakan alat ukur tanah yang universal. Selain digunakan
untuk mengukkur sudt horizontal dan sudut vertikal, theodolit juga dapat
digunakan untuk mengukur jarak secara optis. Theodolite merupakan generasi
kedua setelah waterpass (Muhamadi, 2014).
Menurut Muhamadi (2014), dengan adanya teropong pada theodolite, maka
theodolite dapa dibidikkan ke segala arah. Dalam pekerjaan bangunan gedung,
theodolite digunakan untuk enentukan sudut siku – siku dan menukur ketinggian
bangunan. Selain itu, alat ini juga dapat digunakan untuk mengukur polygon
pemetaan situasi, maupun pengamatan matahari. Theodolite juga dapat berubah
fungsi menjadi seperti pesawat penyipat datar bila sudut vertikalnya dibuat 90o.

Gambar 2. Alat ukur Theodolite

2.4 Total Station


Total station adalah peralaan elektronik ukur sudut dan jarak yang menyatu
dalam 1 unit alat. Data dapat disimpan dalam media perekam. Media ini ada yang
berupa on board/internal, eksternal (select firld book) atau berupa card. Alat ini
mampu melakukan beberapa hitungan (misalnya: jarak datar, beda tinggi, dll), alat
ini juga mampu menjalankan program – program survey (Darmawan, 2015).
Data secara elektronis dapat dikirim ke komputer dan dioalah enjadi peta
dengan mapping software. Total statio meruakan theodolite terintegrasi engan
komponen pengukur jarak (electronic distance meter) untuk membaca jarak dan
kemiringan dari instrumen ke titik tertentu. Total station banyak digunakan dalam
pemetaan lahan, seperti pemetaan topografi untuk konstruksi jalan dan bangunan.
Total station juga digunakan di situs arkeologi untuk mengukur kedalaman
penggalian, dan oleh keolisian untuk melakukan investigasi tempat kejadian
perkara. Total station banyak digunakan dalam pemetaan kawasan pertambangan.
Teknologi ini dapat digunakan didalam tambang tertutup untuk mengukur
kedalaman dan jarak tambang dari permukaan dan mulut tambang, juga
kedalaman penggalian pada tambang terbuka. Total station yang digunakan dalam
bidang konstruksi umumnya untuk melakukan pengukuran lokasi pembangunan
sebelum dilakukan perataan tanah dan peletakkan pondasi, juga engukur tingkat
kemiringan dan kerataan lantai yang dikehendaki serta posisi bangunan tertentu
terhadap bangunan lainnya. Selain itu, pemasangan perpipaan dan kabel juga
membutuhkan teknologi ini, terutama perpipaan untuk meningkatkan efisiensi
pemompaan fluida (Arifin, 2015).

Gambar 3. Alat ukur total station

2.5 Tripod
Tripod/statif merupakan tempat dudukan alat untuk menstabilkan alat
seperti waterpass dan theodolite. Alat ini mempunyai 3 kaki yang sama panjang
dan bisa dirubah ukuran ketinggiannya. Tripod terdiri dari bidang level/kepala
statif, sekrup pengunci, tali pembawa, sekrup penyetel, dan kaki statif (Arifin,
2015).

Gambar 4. tripod

2.6 Bak Ukur


Bak ukur merupakan alat yang digunakan dalam pengukuran sipat datar
memakai pesawat waterpass yang bertujuan untuk mencari beda tinggi antar titik.
Bak ukur dapat terbuat dari kayu, campuran alumuniaum yang diberi skala
pembacaan. Ukuran lebarnya 4 cm, panjang antara 30 cm – 50 cm, pembacaan
dilengkapi angka dai satuan meter, desimeter, centimeter, dan milimeter.
Umumnya dicat dengan warna merah, putih, hitam, kuning (Nujiten, 2012).

Gambar 5. Bak ukur


2.7 GPS (Global Position System)
GPS adalah suatu sistem navigasi atau penentu posisi berbasis satelit yang
dikembagkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Srikat. Sistem ini didesain
untuk memberikan posisi dan informasi mengenai waktu secara kontinu diseluruh
dunia tanpa tergantung waktu dan cuaca. Penentuan posisi GPS digambarkan
dengan menggunakan nilai koordinat X dan Y atau garis bujur dan garis lintang
(Putro,2015).
GPS dapat digunakan oleh siapa saja baik perorangan maupupn kelompok
untuk berbagai bidang seperti penerbangan, kelautan , pekebunan, transportasi
darat, pemetaan. GPS tracker atau serig disebut dengan GPS tracking adalah
teknologi AVL (Automated Vehicle Locater) yang memumngkinkan pengguna
untk melacak posisi kendaraan, armada ataupun mobil dalam keadaan real-time
(Nujiten, 2012).

Gambar 6. Alat ukur GPS

2.8 Meteran
Meteran juga dikenal sebagai pita ukur atau tape atau bisa disebut juga
sebagai roll meter ialah alat ukur panjang yang bisa digulung, dengan panjang 25
– 50 meter. Meteran ini sering digunakan oleh tukang bangunan atau pengukur
lebar jalan. Ketelitian pengukuran dengan rollmeter hingga 0,5 mm. Roll Meter
ini pada umumnya dibuat dari bahan plastik atau plat besi tipis. Satuan yang
dipakai dalam Roll Meter yaitu mm atau cm, feet tau inch. Pita ukur atau Roll
Meter tersedia dalam ukuran panjang 10 meter, 15 meter, 30 meter sampai 50
meter. Pita ukur umumnya dibagi pada interval 5 mm atau 10 mm.
Meteran berfungsi untuk mengukur jarak atau panjang. Meteran juga
berguna untuk mengukur sudut, membuat sudut siku-siku, dan juga dapat dipakai
untuk membuat lingkaran. Pada ujung pita dilengkapi dengan pengait dan diberi
magnet agar lebih mudah ketika sedang melakukan pengukuran, dan pita tidak
lepas ketika mengukur.

Gambar 7. Alat uur meteran


2.9 Kompas
Kompas adalah sebuah alat dengan komponen utamanya jarum dan
lingkaran berskala. Salah satu ujung jarumnya dibuat dari besi berani atau magnet
yang ditengahnya terpasang pada suatu sumbu, sehingga dalam keadaan mendatar
jarum magnet dapat bergerak bebas ke arah horizontal atau mendatar menuju arah
utara atau selatan. Kompas yang baik dilengkapi dengan nivo, cairan untuk
menstabilkan gerakan jarum dan alat pembidik atau visir. Kompas ini bergam
jenis dan bentuknya.

Gambar 8. Alat ukur kompas


2.10 Jangka Sorong
Jangka sorong (vernier caliper) adalah alat ukur teknik yang bisa digunakan
untuk mengukur tiga jenis pengukuran sekaligus dalam satu alat menggunakan
metode geser. Alat ini memiliki fungsi yang sama dengan mikrometer namun
mikrometer menggunakan prinsip ulir sementara jangka sorong menggunakan
metode geser. Oleh sebab itu banyak yang menyebutnya mistar geser. Jangka
sorong memiliki ketelitian cukup tinggi, umumnya jangka sorong yang banyak
dipakai memiliki ketelitian 0,05 mm dan 0,02 mm.

Gambar 9. Alat ukur jangka sorong

2.11 Abney Level


Abney level adalah sebuah alat yang dipakau untuk mengukur ketinggian
yang terdiri dari skala busur derajat. Beberapa kelebihan abney level adalah
mudah untuk digunakan, relative murah dan akurat. Abney level digunakan untuk
mengukur derajat dan elevasi topografi. Alat ini berupa teropong yang dilengkapi
dengan busur setengah lingkaran.

Gambar 10. Alat ukur abney level


BAB III. METODA PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum pengenaan alat ukur sederhana dilaksanakan pada hari Sabtu,
07 Maret 2019 pukul 10.00 WIB di Jurusn Teknik Pertanian Universitas Jambi.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yag digunakan dalam praktikum pengenalan alat
ukr sederhana yaitu meteran kompas, jangka sorong, abney level, theodolite,
waterpass, statif, dan total station.

3.2 Prosedur Kerja


3.2.1 Theodolite
Cara penggunaan theodolite yaitu, pertama siapkan theodolite yang akan
digunakan, lalu menyalakan theodolite dengan menekan tombl power, kemudian
mengkalibrasi thedolite degan cara memtar sekrkup penyeimbang hingga cairan
didalam nivo berada ditengah atau seimbang.

3.2.2 Waterpass
Cara penggunaan waterpass yaitu, pertama siapkan waterpass yang akan
digunakan, lalu menyalakan waterpass dengan menekan tombl power, kemudian
mengkalibrasi waterpass degan cara memtar sekrkup penyeimbang hingga cairan
didalam nivo berada ditengah atau seimbang.

3.2.3 Total Station


Cara penggunaan total station yaitu, pertama siapkan total station yang
akan digunakan, lalu menyalakan total station dengan menekan tombl power,
kemudian mengkalibrasi total station degan cara memtar sekrkup penyeimbang
hingga cairan didalam nivo berada ditengah atau seimbang.
3.2.4 Meteran
Cara menggunakan meteran dimulai dari penentuan skala meteran yang
dipakai, selanjutnya tentukan titik acuan sebagai titik awal. Setelah itu tarik
meteran ke titik yang akan dituju. Usahakan meteran dalam keadaan tegang
agar hasil yang terbaca lebih akurat.

3.2.5 Kompas
Cara menggunakan kompas yaitu posisikan kompas dalam keadaan
datar, setelah itu bidik sasaran yang dituju, baca skala yang sejajar dengan
garis bidik.

3.2.6 Jangka Sorong


Cara menggunakan jangka sorong yaitu buka kunci jangka lalu geser
rahang atasnya lalu masukkan objek yang akan diukur dan kunci lagi. Lihat
skala utama yang terbaca sebelum angka 0. Perhatikan skala nonius yang
sejajar antar garis. Bila dibutuhkan dikali dengan tingkat ketelitian.
3.2.7 Abney Level
Cara menggunakan abney level yaitu ambil posisi memegang abney
level dalam keadaan tegak lurus. Gagang abney level jangan sampai goyang
karena akan berpengaruh terhadap pembacaan alat.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, zainal 2015. Teori Sipat Datar.pdf


Darmawan, Mikho henri. 2015. Studi Keandalan Alat ETS Gowing TKS 202
Dalam Pengukuran Situasi
Hidayat, nursyamsu. 2012. Sifat Datar Levelling Waterpassing. Civil Engineering
Diploma Program Vocational School Gajah Mada University: Yogyakarta
Muhamidi, mansur. 2014. Pendidikan dan Pelatihan Teknis Pengukuran dan
pemetaan kota. Fakultas Teknik Sipil dan Perancangan Institut Teknologi
Sepululh Nopember. Surabaya
Nujiten. 2012. Measuring and Projecting. Surabaya
Putro, Haryono. 2015. Ilmu Ukur Tanah.pdf

Anda mungkin juga menyukai