Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nazario Rion

NIM :220211010098

1. Ilmu ukur tanah dan pemetaan adalah cabang ilmu geodesi yang berkaitan dengan pengukuran,
pemetaan, dan analisis bumi dan permukaannya. Ilmu ini melibatkan teknologi seperti sistem
informasi geografis (SIG), pemetaan drone, dan perangkat pengukuran lainnya untuk
mengumpulkan, memproses, dan menganalisis data spasial tentang bumi. Dalam praktiknya,
ilmu ini digunakan dalam berbagai bidang, seperti konstruksi bangunan, rekayasa sipil,
pertanian, dan konservasi lingkungan. Tujuannya adalah untuk memahami dan merekam
informasi tentang bumi dan permukaannya, sehingga dapat diinterpretasikan dan digunakan
untuk pengambilan keputusan yang lebih baik dalam berbagai bidang.

2. Pengukuran plane dan geodetic adalah dua jenis pengukuran dalam ilmu ukur tanah dan
pemetaan.

Pengukuran plane mengacu pada pengukuran yang dilakukan pada bidang datar kecil dan
terbatas seperti tanah, bangunan, atau ruang dalam gedung. Pengukuran ini mengabaikan
kelengkungan bumi dan hanya memperhatikan objek di atas bidang datar. Contoh pengukuran
plane adalah pengukuran untuk membuat denah atau peta sebuah bangunan atau lahan.
Misalnya, seorang arsitek melakukan pengukuran untuk merancang denah rumah, atau seorang
surveyor melakukan pengukuran untuk membuat peta sebuah wilayah kota.

Pengukuran geodetic, di sisi lain, adalah pengukuran yang dilakukan pada bidang datar yang
sangat luas atau bahkan pada permukaan melengkung bumi. Pengukuran ini
mempertimbangkan kelengkungan bumi dan harus menggunakan teknik yang lebih kompleks,
seperti pengukuran sudut di atas permukaan bumi dan penggunaan titik kontrol yang terukur
dengan akurasi tinggi. Contoh pengukuran geodetic adalah pembuatan peta negara atau
pembuatan peta benua. Misalnya, pengukuran untuk membuat peta dunia memerlukan teknik
pengukuran yang rumit, seperti penggunaan satelit dan pemetaan udara.

Kedua jenis pengukuran ini memiliki perbedaan dalam skala, teknik pengukuran, dan tujuan.
Namun, keduanya sama-sama penting dalam ilmu ukur tanah dan pemetaan karena masing-
masing digunakan dalam berbagai aplikasi dan memiliki kegunaan yang unik.

3. Koordinat polar dan koordinat kartesian (atau kartesius) adalah dua sistem koordinat yang
digunakan dalam matematika dan ilmu fisika untuk menentukan posisi atau arah suatu objek.

Koordinat polar menggunakan dua nilai yaitu jarak radial (r) dan sudut (θ) untuk menunjukkan
posisi objek pada bidang datar. Jarak radial (r) merupakan jarak antara objek dengan titik pusat
dan sudut (θ) merupakan sudut antara sumbu referensi (umumnya sumbu-x) dan garis lurus
yang menghubungkan titik pusat dengan objek tersebut. Oleh karena itu, posisi objek diwakili
oleh sepasang koordinat (r, θ) dalam sistem koordinat polar. Koordinat polar umumnya
digunakan dalam aplikasi geometris, seperti perhitungan bidang lingkaran, gerak melingkar,
atau koordinat geografis pada permukaan bumi.

Koordinat kartesian (atau kartesius), di sisi lain, menggunakan dua nilai yaitu koordinat x dan
y untuk menunjukkan posisi objek pada bidang datar. Sistem koordinat kartesian terdiri dari
dua sumbu yang saling tegak lurus, yaitu sumbu-x dan sumbu-y. Objek pada bidang datar
diwakili oleh sepasang koordinat (x, y) dalam sistem koordinat kartesian. Sistem koordinat
kartesian umumnya digunakan dalam aplikasi matematika dan fisika, seperti perhitungan
kecepatan, percepatan, dan medan listrik.

Kedua sistem koordinat ini memiliki kelebihan dan kekurangan yang unik dan digunakan dalam
berbagai aplikasi. Penting untuk memahami keduanya untuk dapat mengaplikasikan
perhitungan dan konsep matematika dan fisika secara efektif.

4. Alat-alat ilmu ukur tanah konvensional seperti waterpass, theodolit, dan total station digunakan
untuk pengukuran sudut dan jarak pada permukaan bumi. Berikut adalah penjelasan tentang
cara pengukuran menggunakan masing-masing alat:

Waterpass
Waterpass adalah alat pengukur yang digunakan untuk mengukur elevasi atau ketinggian titik-
titik di atas permukaan bumi. Alat ini bekerja dengan memanfaatkan prinsip bahwa permukaan
air selalu datar dan datar mengikuti garis horizontal. Cara pengukuran dengan waterpass adalah
sebagai berikut:
Letakkan waterpass pada titik yang akan diukur elevasinya dan pasang pada tripod.
Atur posisi alat sehingga miringan gelembung udara dalam tabung waterpass berada pada
tengah-tengah indikator.
Bacalah skala pada pembaca waterpass untuk menentukan ketinggian titik tersebut.

Theodolit
Theodolit adalah alat pengukur sudut yang digunakan untuk mengukur sudut horizontal dan
vertikal antara dua titik pada permukaan bumi. Theodolit juga dapat digunakan untuk mengukur
elevasi atau ketinggian titik dengan memanfaatkan pengukuran sudut vertikal. Cara pengukuran
dengan theodolit adalah sebagai berikut:
Letakkan theodolit pada titik pertama dan pasang pada tripod.
Atur posisi alat sehingga level gelembung udara dalam tabung theodolit berada pada tengah-
tengah indikator.
Pasang prisma reflektor pada titik kedua dan arahkan theodolit ke prisma tersebut.
Bacalah skala pada sudut horizontal dan vertikal pada theodolit untuk menentukan sudut antara
dua titik tersebut.
Total Station
Total station adalah alat yang digunakan untuk mengukur jarak dan sudut secara presisi pada
permukaan bumi. Total station memiliki kemampuan untuk mengukur jarak horizontal dan
vertikal, sudut horizontal, dan sudut vertikal secara digital. Cara pengukuran dengan total
station adalah sebagai berikut:
Letakkan total station pada titik pertama dan pasang pada tripod.
Atur posisi alat sehingga level gelembung udara dalam tabung total station berada pada tengah-
tengah indikator.
Pasang prisma reflektor pada titik kedua dan arahkan total station ke prisma tersebut.
Bacalah skala pada display total station untuk menentukan jarak horizontal dan vertikal, sudut
horizontal, dan sudut vertikal antara dua titik tersebut.
Perlu diingat bahwa penggunaan alat-alat ini membutuhkan keahlian khusus dan pengalaman
dalam mengoperasikan alat serta memerlukan teknik yang benar agar hasil pengukuran akurat.

5. Beberapa contoh alat ilmu ukur tanah non-konvensional yang dapat digunakan untuk
melakukan pengukuran tanpa menggunakan teknologi remote sensing, penginderaan jauh, atau
udara adalah sebagai berikut:

a) Soil Moisture Sensor: Alat ini digunakan untuk mengukur kelembaban tanah pada
kedalaman tertentu dengan cara memasukkan sensor kedalam tanah. Kelembaban tanah
dapat membantu dalam pengelolaan irigasi dan pemupukan.

b) GPS Surveying: GPS dapat digunakan untuk memetakan lokasi tanah dan melakukan
survei untuk menentukan ketinggian, posisi dan batas-batas lahan secara akurat.

c) Soil pH Meter: Alat ini digunakan untuk mengukur tingkat keasaman atau kebasaan
tanah. Informasi ini dapat membantu dalam menentukan jenis tanaman yang akan
tumbuh di suatu lahan dan cara pemupukan yang tepat.

d) Conductivity Meter: Alat ini digunakan untuk mengukur konduktivitas listrik tanah,
yang dapat memberikan informasi tentang kadar garam dan nutrisi yang terkandung di
dalam tanah.

e) Laser Land Leveling: Teknologi ini digunakan untuk memindai topografi lahan dan
membuat permukaan tanah datar, sehingga dapat meningkatkan efisiensi irigasi dan
pertanian.

f) Penetrometer: Alat ini digunakan untuk mengukur kekuatan tanah pada kedalaman
tertentu, yang dapat membantu dalam menentukan jenis tanaman yang cocok untuk
ditanam pada suatu lahan.
Dengan menggunakan alat ilmu ukur tanah non-konvensional ini, pengukuran dapat dilakukan
secara akurat dan efisien tanpa menggunakan teknologi remote sensing, penginderaan jauh, atau
udara.

6. Pengukuran atau pemetaan adalah proses untuk mengumpulkan data dan informasi tentang
suatu objek atau area dengan tujuan untuk memahami karakteristik atau memetakan suatu
wilayah. Pada dasarnya, pengukuran dapat dilakukan dengan berbagai metode, termasuk
konversi dari koordinat polar ke koordinat kartesian.

Koordinat polar adalah koordinat dalam sistem koordinat dua dimensi yang menggunakan jarak
dan sudut dari suatu titik tertentu (biasanya pusat lingkaran) sebagai acuan. Sementara itu,
koordinat kartesian adalah koordinat dalam sistem koordinat dua dimensi yang menggunakan
sumbu x dan y sebagai acuan.

Dalam konteks pemetaan, pengukuran koordinat polar dapat dilakukan dengan menggunakan
alat seperti theodolit dan GPS untuk menentukan titik koordinat pada suatu objek atau area.
Setelah itu, data koordinat polar tersebut dapat dikonversi ke koordinat kartesian dengan
menggunakan rumus matematika. Proses konversi ini sering dilakukan dalam sistem informasi
geografis (SIG) untuk menghasilkan peta digital yang akurat dan mudah digunakan.

Dengan melakukan konversi dari koordinat polar ke koordinat kartesian, data pengukuran dapat
diubah ke dalam format yang lebih standar dan mudah dipahami. Selain itu, pengukuran
koordinat polar juga dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan analisis spasial yang lebih
lanjut, seperti analisis jarak dan hubungan antarobjek di dalam peta.

Anda mungkin juga menyukai